R
DI BPM BIDAN N DESA BOLANG
KECAMATAN TIRTAJAYA
KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2018
Oleh
Sri Nurfadilla Oktaviani
1610630100056
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif Praktik Klinik Kebidanan II A
dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.R di BPM Bidan N
Kecamatan TirtajayaKabupaten Karawang Tahun 2018.”
Dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan komprehensif ini penulis
menyadari dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada, sehingga penulis
mendapat masukan, pengarahan, bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Oleh
karena pada kesempatan penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Kedua orang tua dan keluarga dirumah yang telah memerikan dukungan
materil, motivasi dans semangat hingga dapat menyelesaikan laporan
komprehensif ini.
2. Prof. Dr. H. Moh. Wahyudin Zakarsyi, SE.,MS,AK.,CPA selaku Rektor
Universitas Singaperbangsa Karawang.
3. Ibu Sri Rahayu, S.SiT.,MARS selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Singaperbangsa Karawang.
4. Ibu Nelly Apriningrum, S.ST., MKM., M.Keb selaku Koor.Program Studi D
III Kebidanan Universitas Singaperbangsa Karawang.
5. Ibu Rina Marlina, S. SiT., MKM selaku Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan memberikan pengarahan selama penulis menyusun laporan.
6. Ibu Neneng Sumiartini, SST selaku Pembimbing Lahan yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan asuhan kebidanan
komprehensif, dan telah membimbing penulis dalam menyusun laporan.
7. Ny.R dan keluarga yang dapat kooperatif bersedia menjadi pasien Praktik
Klinik kebidanan II A.
8. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Program Studi D III Kebidanan UNSIKA
yang membantu dalam proses penyusunan laporan komprehensif ini.
9. Rekan-rekan mahasiswi Program Studi D III Kebidanan UNSIKA Angkatan
ke-XII yang memberikan dukungan selama penyusunan laporan
komprehensif ini.
Penulis menyadari dalam pennyusunan laporan komprehensif ini masih
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhir kata semoga dapat
bermanfaat bagi mahasiswi ataupun para pembaca atas partisipasinya penulis
ucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seorang anak, tak ada perumpamaan seindah apapun yang ibu berikan yaitu
kasih sayang yang tulus kepada kita. Oleh sebab itu peningkatan kesehatan
ibu dan anak mendapat perhatian khusus, kinerja upaya kesehatan ibu
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka dalam
2016 total AKI (Angka Kematia Ibu) yaitu sebanyak 305/100.000 kelahiran
1
2
2016).
Kematian Ibu menurun 780 menjadi 663 dari 100.000 kelahiran hidup,
sebanyak 3.254 dari 1.000 kelahiran hidup, disebabkan antara lain BBLR
2017. Hal ini sama dengan BPM bidan N di desa Bolang kecamatan
care sesuai dengan standar untuk melakukan deteksi dini komplikasi pada
ibu nifas dengan 3 kali ketentuan waktu serta pelayanan neonatal care
dengan organisasi nirlaba USA ID, yaitu pada tahun 2012 Kementrian
dan Angka Kematia Bayi (AKB) sebesar 25% dengan cara meningkatkan
kualitas pelayanan emergensi obsetri dan bayi baru lahir minimal di 150
dan efektif antara puskesmas dan rumah sakit. (Kemenkes RI, 2012)
Survival (EMAS) atau sijari emas untuk melakukan sistem rujukan bila
(PMT) untuk ibu hamil dan balita, pengembangan desa siaga (promkes,
audit maternal perinatal (medic), kelas ibu hamil, pembinaan dukun paraji,
ini dapat dimulai pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan Bayi baru
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Karawang.
2. Tujuan khusus
C. Manfaat Penulisan
3. Bagi Pasien
D. Gambaran Kasus
1. Kehamilan
data dokumentasi dari buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ANC
II dua kali, dan Trimester III dua kali, Kunjungan pertama ANC pada
2. Persalinan
pukul 06.00 WIB, belum keluar lendi bercampur darah dan air-air. VT
kepala, tidak ada penyusupan, hodge III. Pukul 15.00 WIB bayi Lahir
selaput palcenta 20 cm, panjang tali pusat 45 cm, tidak ada rupture
3. Nifas
pada 6 jam dan 7 hari. Tidak ada tanda-tanda infeksi, ASI cukup
Asuhan bayi baru lahir sebanyak 3 kali yaitu pada 1 jam, 6 jam dan
anus (+) dan tidak ada cacat bawaan. Sudah diberikan salep mata, Vit
K, dan setelah 2 jam diberikan imunisasi Hb-0, tali pusat sudah puput,
Tabel 1.1
Waktu Dan Tempat
PNC
3. 27 April 2018/13.00 WIB BPM Bd. N
(6 jam postpartum)
PNC
4. 3 Mei 2018/14.00 WIB BPM Bd. N
(7 hari postpartum)
BBL
7. 27 April 2018/16.35 WIB BPM Bd. N
(1 jam)
BBL
8. 27 April 2018/ 21.00 WIB BPM Bd. N
(6 jam)
BBL
9. 3 Mei 2018/14.00 WIB BPM Bd. N
(7 hari)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
2015).
terdiri dari Ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan Ovum (sel telur) dan
dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari haid pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan
kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh
9
10
2. Tanda-tanda kehamilan
Tabel 2.1
Tanda-Tanda Kehamilan
Gerakan janin
Amenorea Pembesaran perut
dalam rahim
(Marjati, 2011)
11
susah sampai sesak saat bernafas karena tekanan bayi yang berada
12
3) Sering buang air kecil, karena pembesaran rahim dan penurunan bayi
kemih.
4) Kontraksi perut, yaitu kontraksi palsu berupa rasa sakit yang ringan,
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (280 hari
(Hutahaean, 2013).
5. Antenatal Care
Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil
2013).
13
trimester kedua. Berat badan diukur setiap ibu melakukan pemeriksaan rata-
rata normal kenaikan berat badan ibu yaitu 6,5 sampai 16 kg sedangkan
tinggi badan dikatakan adanya resiko apabila < 145 cm. (saryono, 2010)
dengan meletakan angka nol pada tepi atas sympisis direntangkan sampai
fundus uteri.
14
Tabel 2.2
Tinggi Fundus
Usia
No Dalam Menggunakan Penunjuk-
Kehamilan
Cm Penunjuk Badan
Tabel 2.3
(Sofian, A. 2012)
hamil dengan status T5 (TT Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT
Vaksinasi kedua sebaiknya diberikan kurang dari 1 bulan sebelum anak lahir
Tabel 2.4
16
Pemberian Imunisasi TT
Lama
Imunisasi Interval % Per-Lindungan
Perlindungan
Pada
ANC pertama
4 minggu
TT 2 80 % 3 tahun
setelah TT 1
6 bulan setelah
TT 3 95 % 5 tahun
TT 2
1 tahun setelah
TT 4 99 % 10 tahun
TT 3
mencegah kerusakan otak pada bayi. Pemberian tablet besi adalah sebesar
60 mg dan asam folat 500 mg pada Setiap ibu hamil dengan minimal 90
dengan dosis 1 kali per hari. Tablet sebaiknya tidak diminum bersama teh
17
dan minggu ke 28. Untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil, dengan hasil
normal 11 gr% yang dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu pada
saat trimester I dan III . Bila kadar Hb < 11 gr% maka harus diberi
g. Protein urine
Untuk mendeteksi adanya protein dalam urine ibu hamil, dan mendeteksi
riwayat penyakit keturunan pada keluarga ibu dan suami. Dengan cara
cc. apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan.
j.Senam hamil
Obat ini diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria dan juga
kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai
Kapsul ini diberikan kepada ibu hamil pada kasus gangguan akibat
a. Trimester I
berkurang.
morning sickness belum diketahui dengan jelas, akan tetapi mual dan
b. Trimester II
Nyeri perut bagian bawah biasa dikeluhan 10%-30% ibu hamil pada
akhir trimester I atau ketika memasuki trimester II. Keluhan ini biasa
terasa seperti tusukan yang akan lebih terasa akibat gerakan tiba-tiba.
2) Nyeri punggung
Rasa nyeri pada bagian punggung atau low back pain dialami oleh
20%-25% ibu hamil, rasa nyeri sering dirasakan ibu pada waktu malam
hari. Hal ini diakibatkan oleh pengaruh alirah darah vena kearah lumbal
c. Trimester III
1) Sering BAK
2) Oedema
3) Sesak Nafas
21
dibawah paru.
B. Persalinan
1. Definisi Persalinan
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. (Ilmu Kebidanan, 2012).
his yang dirasakan ibu makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
serviks.
minimal 2 kali dalam 10 menit), Cairan lender bercampur darah (show) melalui
vagina. Tanda dan Gejala Kala II Persalinan yaitu dorongan ingin meneran,
22
3. Tahapan Persalinan
persalinan dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif (Chandranita
1) Fase Laten
cm, pada umumnya fase laten berlangsung hingga 6-8 jam dan kontraksi
2) Fase aktif
b) Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4
cm menjadi 9 cm.
Kala dua persalinan Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai
bayi lahir. Kala II pada primi : 1½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar,
2002). Gejala dan tanda kala II adalah adanya dorongan untuk meneran,
Tanda pasti kala II adalah terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus
2010).
Kala tiga persalinan dimulai setelah bayi lahir dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban, yang berlangsung tidak lebih dari 30
dan adanya perubahan uterus yang meninggi dengan fundus uterus setinggi
Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina akan
lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri.
24
(Mochtar, 2002).
Manajemen aktif kala III terdiri dari 3 langkah utama, yaitu pemberian
2008).
d. Kala IV ( Pemantauan)
jam setelah itu. Batasannya adalah 2 jam setelah plasenta lahir. Masa
postpartum merupakan saat yang paling kritis untuk mencegah kematian ibu
Selama kala IV petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam
pertama setelah kelahiran plasenta dan setiap 30 menit pada jam kedua
setelah persalinan. Observasi yang harus dilakukan pada kala IV, yaitu
dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.
Penting untuk berada disamping ibu dan bayi selama dua jam post partum
darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama dan 30 menit
menit pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua kala empat
c. Pantau temperatur tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pasca
persalinan
satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua pada kala empat
dan jumlah darah yang keluar dan bagaimana cara melakukan masase
Tabel 2.5
Primigravida Multigravida
Jumlah (tanpa
memasukkan kala
10-22 Jam 8-10 Jam
IV yang bersifat
observasi)
(Wiknjosastro, 2007)
h. Partograf
kondisi ibu (frekuensi dan lamanya kontraksi 30 menit, Nadi 30, Tekanan
Darah setiap 30), Dilatasi serviks (pembukaan dan penurunan kepala setiap
4 jam), produksi urine atau protein urine setiap 2-4jam dan kondisi janin
(Detak Jantung Janin setiap 30 menit), Membuat keputusan klinik, dan Data
Tabel 2.
Parameter Partograf
Parameter Frekuensi fase aktif
Tabel 2.6
Penurunan Kepala Janin menurut Sistem Perlimaan
= 1/5
H III – H IV Kepala didasar panggul
28
= 0/5
H IV Di perineum
1) Melihat tanda dan gejala persalinan kala II, yaitu ibu merasa ada dorongan
kuat meneran, ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum
dan vagina, perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani membuka
menempatkan pada tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan
5) Memakai satu satung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan
dalam
sarung tangan DTT atau steril) dan meletakan kembali di partus set.
dibasahi dengan air DTT. Jika mulut vagina, perineum, atau anus
masih memakai sarung tangan yang kotor ke dalam larutan klorin 0,5%
10) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah konraksi untuk memastikan
11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
keinginanya.
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran
14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakkan satu tangan yang
15) Meletakkan kain yang bersih yang dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu
18) Saat kepala byai membuka vulva dengan diameter 5=6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi oleh kain, letakkan tangan yang
lain di kepala bayi dan memberiarkan kepala bayi keluar secara perlahan
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal
21) Menunggu hingga kepala melakukan putaran paksi luar secara sontan
22) Setelah kepaa melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
melahirkan bahu bawah dan kearah atas untuk melahirkan bahu bawah.
23) Setelah kedua bahu dilahirkan, melakukan sanggahan pada tubuh bayi saat
dilahirkan.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusur tangan yang diatas (anterior)
25) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), menilai sigtuna bayi
26) Segera membungkus kepala bayi dan tubuh bayi dengan topi dan handuk
oksitosin 10 IU
31
melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting
30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk bayinya
31) Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen
33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin
secara IM di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu di bagian luar, setelah
35) Meletakkan sarung tangan diatas kain perut ibu, tepat diatas tulang pubis,
menstabilkan uterus. MEmegang tali pusat dengan klem pada tangan yang
lain.
JIka plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali
pusat dan menggu hingga kontraksi berikut mulai. JIka uterus tidak
putting susu
37) Setelah plasenta lahir, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali
tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta serah jarum jam hingga
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus.
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke larutan klorin
air DTT dan mengeringkan dengan kain yang bersih dan kering
33
44) Menempatkan klem tali pusat desinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
45) Meningkatkan satu lagi simpul mati dibagian pusat yang bersebrangan
46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5%
52) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15
dekontaminasi
yang sesuai
34
diinginkan
klorin
dengan tujuan agar ibu bersalin dapat ditangani secara baik, terlindungi, Aman
pelayanan atau keselamatan ibu dan bayi baru lahir terutama mencegah
(Prawiroharjo, 2014).
6. Amniontomi
dengan membuat robekan kecil yang kemudian akan melebar secara spontan
35
akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan didalam pembukaan lengkap atau
untuk memastikan apakah kepala sudah masuk panggul dan memasukan alat
memfiksasi kepala agar tetap berada di dalam PAP dengan baik dan terkunci
itu memastikan tidak ada bagian lain terbawa keluar. (Damayanti,ika putri, dkk
2012)
Inisiasi Menyusu Dini (early initation) atau permulaan dini setelah bayi
mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Cara bayi melakukan IMD
putting susu kemudia menyusu sendiri. (Roseli, utami 2008). Manfaat IMD
yaitu menyukseskan untuk ASI ekslusif, meningkatkan Rasa kasih saying saat
kontak langsung ibu dan bayi. Langkah- langkah melakukan inisiasi menyusu
dini :
a. begitu lahir bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering
d. vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak
e. tanpa dibedong bayi langsung ditengkurapkan didada atau perut ibu dengan
kontak kulit bayi dan kulit ibu (skin to skin). ibu dan bayi diseliuti bersama-
sama, jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari
kepalanya.
f. biarkan sekiranya 1 jam sampai bayi dapat menemukan putting susu dan
menyusu sendiri.
komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan
ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru
a. Melakukan Dekontaminasi
Yaitu tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh
pencucian dilakukan.
C. Nifas
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu atau masa pemulihan kembali
sampai alat kandungan kembali seperti pra hamil. (Rini, Susilo 2016)
3. Fisiologis Nifas
a. Uterus
ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos
Tabel 2.4
simfisis-pusat
(fitramaya, 2010)
Perubahan ini terjadi pada saat melahirkan oleh karena peregangan ini
c. Lochea
1) Lochea Rubra
Berwarna merah, berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning, berisi darah dan lendir. Lochea ini terdapat
3) Lochea serosa
39
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi. Lochea ini terdapat pada
4) Lochea alba
5) Lochea purulenta
Bila terjadi infeksi dan keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk.
a. Puerperium dini
b. Puerperium intermediate
c. Remote Puerperium
bengkak, keras dan terasa panas sampai suhu badan meningkat. gangguan
ini dapat diatasi dengan menyusui tetap dilanjutkan, beri kompres panas,
c. Subinvolusi uteri
meliputi nutrisi yang buruk, defisiensi zat besi, episiotomi dan seksio
sesaria.
5. Depresi
a. Proses Laktasi
b. ASI Ekslusif
ASI adalah suatu emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Air susu ibu menurut stadium
air susu transisi/peralihan (hari ke 4 sampai ke 10) dan air susu matur
a. Nutrisi
minum lagi kapsul vitamin A pada hari kedua jarak kapsul pertama dan
b. Ambulasi
c. Senam nifas
posisi tidur dari terlentang, miring kanan, miring kiri, atau dengan
posisi lain.
perdarahan berlanjut
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi dan Jika
ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau
ada bau.
abnormal.
istirahat.
tanda penyulit.
bayi sehari-hari.
alami
2013)
lain yang bisa digunakan sebagai dasar wawancara dan pemeriksaan serta
tertentu.
sebagai berikut:
tertentu.
Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam yang lahir pada usia
kehamilan 37- 42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram (Dewi, 2010)
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0 – 28 hari (Kementerian
Bayi cukup bulan (term infant) adalah bayi dengan usia gestasi kurang
dari 37 minggu. Bayi baru lahir adalah bayi baru dengan presentasi belakang
kepala, melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 31
sampai 42 minggu dengan berat badan 2500 – 4000 gram dengan nilai Afgar
Pemeriksaa fisik bayi dengan normal Berat badan berkisar antara 2500-
4000 gram, Panjang badan 48-53 cm, Lingkar dada 30-38 cm., Lingkar kepala
33-35 cm. Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 x/menit. Frekuensi denyut
jantung berkisar antara 100-160 x/menit, tetapi masih di anggap normal jika di
atas 160x/menit dalam jangka pendek. Warna kulit kemeraham dan terdapat
vernik kaseosa atau bersih. Rambut lanugo dan rambut kepala tumbuh dengan
jam pertama. Fungsi urinaria normal, dalam 24 jam pertama bayi dapat BAK
dengan volume 20-30 ml/hari. Genetalia : labia mayor menutupi labia minora,
testis sudah turun dalam skrotum. (Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, 2010).
47
Pada bayi usia 3-7 hari, biasanya terjadi penurunan berat badan 10%
b. Warna kulit, kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru, pucat atau
memar.
banyak muntah
e. Tali pusat berwarna merah tetapi bengkak, keluar cairan, bau busuk dan
berdarah.
minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-
28 hari sesuai standar di satu wilayah kerja padasatu tahun (Kemenkes, 2014).
perawatan bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali
bayi baru lahir (umur6-48 jam). Pada kunjungan neonatal pertama (KN1), bayi
baru lahir mendapatkan vitamin K1 injeksi dan imunisasi hepatitis B (Hb0) bila
a. Moro reflex, reflex ini menunjukkan status neurologist, ini juga sering
menggenggam benda tersebut, reflex ini dapat terlihat sampai umur satu
tahun.
c. Tonicneck reflex, reflex ini dapat di observasi pada neonatus dalam posisi
terlentang. Reflex ini tidak dapat dilihat pada bayi berusia 1 hari
meskipun reflex ini dapat diamati sampai usia bayi 3-4 bulan.
d. Rooting reflek ditandai dengan penghisapan secara kuat jari atau putting
masukkan kedalam mulut, reflex ini sangat mudah di observasi pada saat
menyusui.
f. Babinski reflex atau reflek hiperektensi jari kaki terjadi ketika bagian
lateral dari telapak kaki bayi di gores dari tumit ke atas dan menyilang
garakan menari. Reflek ini kadang kadang sulit di peroleh sebab tidak
hangat, usahakan kepala bayi tertutup. Pemeriksaan fisik bayi secara head to
Menjaga tali pusat tetap bersih dan kering. Pemeriksaan tanda bahaya
pemberian ASI. Pemberian ASI minimal 10-15 kali dalam 24 jam. Menjaga
keamanan bayi. Menjaga suhu tubuh bayi. Konseling kepada ibu tentang
berat badan, suhu, denyut jantung, aktifitas, kulit dan mata. (Buku