Anda di halaman 1dari 55

PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT

Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jakarta, 2016

Tim Penyusun: Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH; Catur Septiawan, SKM, M.Kes,
Sobar Darmaja, S.Psi, MKM; Rindu, SKM, M.Kes; Nina, SKM, M.Kes; Abdullah Syafei,
SKM. M.Kes
KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) memuat panduan baku yang berlaku umum dalam
penulisan skripsi. Adapun penulisan buku pedoman TA/Skripsi ini dimaksudkan untuk
memberikan arahan bagi mahasiswa dan juga para pembimbing dalam membuat proposal
dan laporan tugas dengan benar dan seragam. Buku ini juga diharapkan dapat memberikan
petunjuk secara umum, sehingga pola pikir dalam melaksanakan rangkaian kegiatan
TA/Skripsi dapat lebih terarah sehingga dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan jadwal
akademik yang telah ditetapkan.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak, terutama Tim
Penyusun, yang telah bekerja keras sehingga buku pedoman ini terwujud. Mudah-mudahan
buku ini bermanfaat bagi kita semua dalam usaha meningkatkan mutu skripsi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara akademik. Saran dan kritik yang konstruktif sangat kami
harapkan demi kesempurnaan buku ini.

Jakarta, 25 Agustus 2016


Ketua STIKIM

Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I KETENTUAN UMUM PENYUSUNAN SKRIPSI .................................................... 1
1.1 Pendahuluan .................................................................................................... 1
1.2 Ketentuan Umum Penyusunan Skripsi ............................................................ 1
1.3 Bobot Skripsi .................................................................................................... 1
1.4 Tahapan Penyusunan Skripsi ........................................................................... 1
1.5 Pembimbing dan Penguji Skripsi ...................................................................... 2
1.6 Tugas dan Tanggung Jawab Pembimbing Skripsi ............................................ 2
1.7 Pergantian Pembimbing .................................................................................. 2
1.8 Mekanisme Bimbingan .................................................................................... 3
1.9 Sidang Skrips .................................................................................................... 3
1.10 Yudisium .......................................................................................................... 5
BAB II SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI ................................................................. 7
2.1 Kertas dan Pengetikan ...................................................................................... 7
2.2 Sistematika Skripsi ............................................................................................ 8
BAB III LITERATUR, SERTA CARA MENGACU DAN MENULIS DAFTAR PUSTAKA ......... 16
3.1 Prinsip dan Tujuan Literatur ............................................................................. 16
3.2 Cara-cara Pencarian Literatur ........................................................................... 16
3.3 Penulisan Tinjauan Pustaka .............................................................................. 17
3.4 Kutipan dan Bibliografi ...................................................................................... 19
3.5 Kaidah Penulisan Daftar Pustaka ...................................................................... 23
BAB IV PLAGIARISME .............................................................................................. 24
4.1 Definisi Plagiarisme ........................................................................................... 24
4.2 Klasifikasi Plagiarisme ....................................................................................... 24
4.3 Bentuk-bentuk Plagiarisme ............................................................................... 25
4.4 Cara Menghindari Plagiarisme .......................................................................... 26
4.5 Sanksi Pelaku Plagiarisme ................................................................................. 27

ii
BAB V JURNAL ILMIAH ............................................................................................ 28
5.1 Pendahuluan ..................................................................................................... 28
5.2 Ketentuan Umum .............................................................................................. 28
5.3 Ketentuan Khusus ............................................................................................. 29
LAMPIRAN

iii
BAB I
KETENTUAN UMUM PENYUSUNAN SKRIPSI

1.1. PENDAHULUAN
Skripsi adalah Karya Ilmiah yang ditulis mahasiswa program pada akhir masa studinya
pada Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju (STIKIM) dan merupakan salah satu syarat guna mencapai gelar
Sarjana. Karya ilmiah tersebut menunjukkan kemampuan peserta dalam segi
metodologi maupun substansi kesehatan masyarakat pada berbagai peminatan/
kekhususuan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif dalam memahami
fenomena kesehatan atau dalam upaya mengatasi suatu masalah kesehatan. Naskah
Skripsi merupakan karya tulis mahasiswa yang ditulis berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan. Naskah Skripsi ditulis berdasarkan acuan dalam Buku
Pedoman Penulisan Skripsi.

1.2. KETENTUAN UMUM PENYUSUNAN SKRIPSI


1. Skripsi merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa Program Studi S-1
Kesehatan Masyarakat dalam menyelesaikan pendidikan S1 untuk meraih gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat;
2. Mahasiswa yang akan menyusun skripsi harus terdaftar sebagai mahasiswa
semester akhir Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju;
3. Mahasiswa yang akan menulis skripsi melakukan pengajuan judul yang telah
disetujui oleh Pembimbing Akademik (PA) untuk kemudian diajukan kepada
Program Studi untuk mendapatkan persetujuan.
4. Syarat mutlak bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti ujian Skripsi adalah
mahasiswa yang tidak mempunyai permasalahan akademik (nilai Mata kuliah)
sampai dengan semester 7 (Tujuh)
5. Penyusunan skripsi adalah kegiatan akademik yang dimulai dari penentuan
topik, penyusunan proposal, pengumpulan data dan penulisan skripsi yang
dilakukan mahasiswa di bawah bimbingan Dosen pembimbing paling lama 2
semester yang dihitung sejak tanggal pengisian KRS mata ajaran skripsi. Jika
dalam waktu 1 semester tersebut penyusunan skripsi tidak selesai, maka
mahasiswa wajib melakukan kembali seluruh proses yang berkaitan dengan
persyaratan administrasi dan keuangan.

1.3. BOBOT SKRIPSI


Bobot skripsi dihitung berdasarkan nilai kredit semester sebesar 4 SKS yaitu setara
bekerja selama 4 bulan selama 3-4 jam setiap hari baik di lapangan, di laboratorium
atau diperpustakaan.

1.4. TAHAPAN PENYUSUNAN SKRIPSI


1. Pengajuan Topik Penelitian
2. Penyusunan proposal
3. Pelaksanaan penelitian
4. Ujian/sidang skripsi

1
1.5. PEMBIMBING DAN PENGUJI SKRIPSI
1. Penetapan pembimbing skripsi dilakukan di akhir semester VI dan proses
pembimbingan pembuatan proposal skripsi dapat dimulai di awal semester VII.
2. Pembimbing skripsi adalah dosen tetap Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju yang berjumlah 1
orang.
3. Penunjukkan pembimbing dilakukan oleh Ketua Program Studi; disesuaikan
dengan keahlian dan bidang peminatan mahasiswa.
4. Pembimbing yang sudah ditunjuk, kemudian diusulkan kepada Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju untuk ditetapkan sebagai pembimbing
skripsi dalam bentuk Surat Keputusan Ketua STIKIM.
5. Penguji sidang skripsi terdiri dari dua orang, satu orang penguji adalah
pembimbing skripsi mahasiswa yang bersangkutan dan satu orang penguji
lainnya merupakan dosen pada Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju yang ditentukan oleh Kaprodi.

1.6. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEMBIMBING SKRIPSI


Secara umum tugas pembimbing dalam penulisan karya ilmiah adalah
mengarahkan peserta dalam mempersiapkan proposal, menentukan waktu untuk
melakukan seminar proposal, dan ujian akhir. Secara rinci tugas pembimbing meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1. Membantu peserta program dalam memilih topik dan membuat proposal sesuai
dengan minat peserta sejak penunjukkan pembimbing ditetapkan. Jangkauan
topik hendaknya disesuaikan dengan kemampuan peserta, sumber daya dan
jangka waktu yang tersedia.
2. Membantu peserta dalam melihat alternatif-alternatif pendekatan masalah
sehingga dapat menentukan kerangka konsep dan atau mengembangkan model
teoritis sebelum ia memulai penulisan/penelitian.
3. Membantu peserta dalam melihat alternatif-alternatif metoda pengupasan
analitik untuk menguji kerangka konsep, pemecahan masalah, dan atau model
teoritis yang dikembangkan.
4. Memberi petunjuk kepada peserta dalam mencari bahan pustaka dan/atau
pengumpulan data sekunder
5. Membantu peserta dalam kelancaran pelaksanaan penelitian/penulisan. Bila
dianggap perlu pembimbing dapat meminta bantuan ahli lain sebagai nara
sumber. Dalam memonitor tugas dan bimbingan digunakan Buku Bimbingan
SKRIPSI. Buku ini selalu dibawa mahasiswa pada saat berkonsultasi dengan
pembimbing dan pembimbing harus menandatangani dan menulis catatan yang
penting didalam buku tersebut.

1.7. PERGANTIAN PEMBIMBING


Pergantian pembimbing skripsi dapat dilakukan Kaprodi jika telah memenuhi
salah satu syarat di bawah ini:
1. Terdapat surat pengajuan pengunduran diri dari Pembimbing Skripsi;
2. Pembimbing Skripsi berhalangan membimbing selama 1 semester.
3. Mahasiswa mengajukan permohonan pergantian pembimbing kepada Kaprodi
dengan alasan jika selama tiga bulan berturut-turut, dosen pembimbing tidak

2
memberikan bimbingan. Namun ketetapan pergantian Pembimbing diputuskan
oleh Kaprodi.

1.8. MEKANISME BIMBINGAN


Buku bimbingan SKRIPSI adalah alat komunikasi antara Mahasiswa dan
Pembimbing, disamping sebagai alat monitoring bagi Kepala Program Studi dalam
memantau kemajuan proses penulisan skripsi mahasiswa program. Diharapkan
minimal pada akhir semester 2 setiap peserta program telah bertemu dan
melaksanakan bimbingan dengan Pembimbing minimal Enam kali,

1.9. SIDANG SKRIPSI


1. Pendaftaran Sidang Skripsi
a. Sebelum mahasiswa melaksanakan ujian Skripsi, mahasiswa wajib mengisi
form pendaftaran ujian Skripsi, serta harus sudah mendapatkan
ACC/tanda tangan dari pembimbing akademik, kemudian form tersebut
diserahkan kepada sekretariat selambat-lambatnya pada periode
pendaftaran sidang yang sudah ditentukan dalam kalender akademik
b. Pada saat melakukan pendaftaran sidang skripsi, selain membawa form
daftar ujian, mahasiswa diwajibkan untuk membawa check list isi/materi
Skripsi yang sudah ditandatangani oleh pembimbing
c. Sesudah mengajukan surat permohonan sidang, berkas Skripsi harus
diserahkan kepada sekretariat prodi S1 Kesehatan Masyarakat untuk
dikoreksi penulisan ilmiahnya, apabila masih terdapat kesalahan, maka
harus dilakukan revisi terlebih dahulu, baru akan dijadwalkan sidang
Skripsi
d. Setelah mengisi form pendaftaran sidang (Skripsi) mahasiswa wajib
menyerahkan berkas Skripsi ke akademik untuk dilakukan verifikasi
penulisan ilmiah
e. Setiap keterlambatan pendaftaran sidang (Skripsi), akan ada konsekuensi
keterlambatan berupa pemunduran dan daftar tunggu (waiting list)
jadwal plg lambat 1 minggu dari jadwal yang ditentukan

2. Pelaksanaan Sidang Skripsi


a. Seluruh Penguji dan Pembimbing harus hadir pada Sidang Skripsi;
b. Penguji dan pembimbing mendapatkan skripsi dan jadwal sidang skripsi
paling lambat 1 minggu sebelumnya.
c. Penguji dan Pembimbing yang berhalangan hadir harus memberi
konfirmasi kepada prodi paling lambat 3 hari sebelum sidang;
d. Sidang skripsi dapat dilaksanakan minimal dengan kehadiran 2 orang
pembimbing dan 2 orang penguji.
e. Penguji yang tidak hadir,tidak berhak menandatangani Berita Acara Sidang
Skripsi
f. Sidang Skripsi dipimpin oleh Pimpinan Sidang. Dalam hal ini Penguji I
bertindak sebagai Pimpinan Sidang
g. Penguji II bertugas mengisi/melengkapi berkas administrasi Sidang Skripsi
(Berita Acara, Lembar Penilaian, dll).

3
h. Sebelum sidang berlangsung, ketua sidang wajib menginformasikan
kondisi mahasiswa kepada penguji dalam kaitannya dengan prestasi
akademik dan proses bimbingan.
i. Apabila terdapat minimal 1 orang penguji menyatakan "SKRIPSI Tidak
Layak Uji" maka kepada mahasiswa diberikan waktu paling lambat 2
minggu melakukan revisi pada skripsi untuk dilakukan ujian kembali
j. Apabila pembatalan ujian disebabkan oleh kelalaian mahasiswa
(misalnya hadir lebih dari 30 menit dari waktu yang telah ditentukan)
maka ujian dapat saja dibatalkan dengan risiko dana penyelenggaraan ujian
selanjutnya akan dibebankan kepada mahasiswa
k. Pimpinan Sidang menjelaskan pokok-pokok yang perlu dinilai dan
menjelaskan kekuatan dan kelemahan skripsi serta hambatan-hambatan
yang dialami dalam penelitian dan pendidikan peserta bimbingan secara
umum. Ujian berlangsung antara 60 sampai 90 menit dengan pembagian
sebagai berikut :
1) Pembukaan oleh pemimpin sidang ujian : ± 5 menit
2) Penyajian oleh peserta : ± 15 menit
3) Tanya jawab : ± 35-90 menit
4) Penutup : ± 5 menit
l. Penentuan nilai dilaksanakan setelah pelaksanaan sidang skripsi. Pada
saat penentuan nilai kelulusan, Tim penguji diperkenankan
bermusyawarah untuk menentukan kelulusan.
m. Segera setelah pemimpin sidang menyatakan ujian selesai, peserta ujian
dipersilahkan untuk keluar ruang sidang sejenak. Hal ini dimaksudkan
untuk memberi waktu kepada para penguji untuk menentukan apakah
peserta lulus atau tidak.
n. Nilai lulus adalah gabungan dari nilai yang diberikan oleh para
penguji dengan batas untuk lulus adalah 2,75. Pemimpin sidang akan
membacakan nilai-nilai yang masuk tanpa menyebut nama penguji. Jika
terdapat perbedaan nilai yang sangat besar kira-kira 0,5 atau lebih maka
tim penguji akan membahas nilai-nilai tersebut, sampai didapatkan nilai
yang wajar dan disepakati bersama.
o. Hasil ujian akan diberitahukan kepada peserta setelah penguji
selesai sidang dengan cara memanggil kembali peserta ke ruang
sidang. Pemimpin sidang akan memberitahukan hasil ujian tersebut dan
selanjutnya langsung menutup sidang ujian.
p. Sidang ujian SKRIPSI didokumentasikan dalam bentuk berita acara yang
ditandatangani oleh pemimpin sidang yang berisikan antara lain hal apa
saja yang harus diperbaiki pada SKRIPSI tersebut sebagai bahan untuk
SKRIPSI akhir. Berita acara ini akan di fotocopy oleh departemen dan
diberikan kepada mahasiswa yang bersangkutan.
q. Terdapat dua kategori hasil ujian SKRIPSI yaitu, lulus dan tidak lulus :
1) Lulus
a) Lulus tanpa syarat , peserta dengan hasil ujian SKRIPSI lulus
dapat secara langsung mencetak dan menjilid SKRIPSI untuk
diserahkan kepada para penguji dan perpustakaan.

4
b) Lulus dengan syarat memperbaiki SKRIPSI
Apabila hasil ujian meminta peserta memperbaiki SKRIPSInya,
maka peserta wajib memperbaiki SKRIPSInya sesuai dengan
usul-usul dan kritik yang diberikan pada saat ujian. Pemimpin
sidang (pembimbing) akan memberikan catatan perbaikan SKRIPSI,
yang sebelumnya sudah disepakati oleh tim penguji. Waktu untuk
memperbaiki, mencetak, menjilid SKRIPSI hingga menyerahkannya
ke perpustakaan tidak lebih dari 1 (satu) bulan sejak selesai ujian.
2) Tidak lulus
Bila peserta dinyatakan tidak lulus, maka kepadanya akan diberikan
kesempatan sekali lagi untuk mengulang ujian SKRIPSI, yang
selambat-lambatnya dilaksanakan 3 (tiga) bulan setelah ujian
pertama.
r. Bila peserta dinyatakan lulus, peserta akan segera diberitahu hasil
ujiannya
s. Bagi peserta yang dinyatakan tidak lulus ujian skripsi, maka wajib
melakukan proses pembimbingan skripsi dan melakukan ujian ulang
skripsi paling cepat pada tahun berikutnya.
t. Pimpinan Sidang menyerahkan semua berkas administrasi Sidang (Berita
Acara Sidang, Lembar Penilaian Sidang, dll) kepada Prodi segera setelah
Sidang dilaksanakan

3. Penilaian Ujian/Sidang Skripsi


Nilai ujian skripsi diperoleh dengan mempertimbangkan beberapa hal dan
diberikan nilai antara A - D yang diterjemahkan dalam nilai 1 s/d 4. Mutu
merupakan perkalian antara nilai dan bobot. Adapun ketentuan nilai yang
berlaku adalah sebagai berikut :
A = 4,00 C+ = 2,30
A- = 3,70 C = 2,00
B+ = 3,30 C- = 1,70
B = 3,00 D = 1,00
B- = 2,70

1.10. YUDISIUM
Untuk dapat dinyatakan telah menyelesaikan studinya seorang peserta program
diharuskan menyerahkan beberapa bahan yang merupakan persyaratan ke sekretariat
akademik untuk dapat diikutsertakan dalam yudisium, yaitu :
a. FORM BEBAS AKADEMIK
1. Sudah menyelesaikan seluruh perkuliahan
2. Tidak ada nilai bermasalah (E/D)
3. Minimal nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) = 2,75
4. Menyerahkan 1 buah cd berisi softcopy Skripsi, Jurnal dan PowerPoint
Sidang (Isi CD sesuai dengan yang telah diserahkan ke Perpustakaan)
5. Menyerahkan 2 (Dua) buku sumbangan untuk Program Studi (judul
ditentukan oleh Program Studi)

5
b. FORM BEBAS KEUANGAN
Sudah menyelesaikan seluruh pembiayaan perkuliahan serta menyelesaikan
pembayaran sidang skripsi dan wisuda
c. FORM BEBAS JURNAL
1. Mahasiswa menyerahkan 2 (dua) bundel Jurnal dan 2 (dua) buah CD berisi
softcopy jurnal dan skripsi (sesuai dengan yg dikumpulkan di perpustakaan)
kepada Bagian LPPM Prodi
2. Form diambil di BAAK, diisi oleh mahasiswa untuk disetujui oleh Kepala
Program Studi.
d. FORM BEBAS PERPUSTAKAAN
1. Menyerahkan 1 bundel skripsi & 1 bundel jurnal
2. Menyerahkan 1 buah CD berisi softcopy Skripsi, Jurnal dan PowerPoint
Sidang
3. 2 buah buku sumbangan untuk perpustakaan (judul ditentukan prodi)

6
BAB II
SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

2.1. KERTAS DAN PENGETIKAN


1. Kertas
Skripsi diketik menggunakan kertas HVS putih, tanpa garis, Jenis kertas A4 (21
x 29,7 cm), dengan berat 80 gr.

2. Pengetikan
a. Naskah diketik menggunakan komputer dengan program pengolah kata,
seperti Microsoft Word, dengan pilihan huruf "Times New Roman",
ukuran font/huruf :
1) Naskah : 12
2) Judul bab : 14
3) Judul karya ilmiah/Skripsi : 16
b. Judul karya ilmiah dan bab diketik dengan huruf besar dan tebal (bold).
Judul subbab dan sub-sub bab tetap diketik dengan font 12. Semua
judul diketik dengan huruf tebal, jumlah kata untuk judul maksimal 14
kata.
c. Pengetikan naskah dilakukan pada dua sisi halaman. Jarak pengetikan
adalah 2 spasi, kecuali abstrak jarak pengetikannya adalah 1 spasi.
d. Batas Tepi/margin. Batas pengetikan ditinjau dari tepi kertas sebagai
berikut :
1) Tepi atas : 4 cm
2) Tepi bawah : 3 cm
3) Tepi Kiri : 4 cm
4) Tepi Kanan : 3 cm
e. Untuk istilah dalam bahasa asing ditulis dalam bentuk huruf cetak
miring;
f. Setiap bab dimulai dari halaman baru. Judul bab diketik pada batas atas
bidang pengetikan, disusun simetris menggunakan huruf besar, tanpa
penggaris bawahan atau pembubuhan titik di akhir kalimat;
g. Awal alinea diketik 5 ketukan dari batas kiri bidang pengetikan. Pada
sub judul atau anak sub-judul, awal alinea diketik 5 ketukan dari batas
huruf pertama sub-judul ataupun anak sub-judul;
h. Setiap judul, sub judul dan sub-sub judul tidak digarisbawahi dan tidak
diakhiri tanda titik;
i. Setiap paragraf diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik.

3. Penomoran halaman
Bagian pendahuluan/persiapan skripsi diberi nomor halaman dengan angka
Romawi kecil (I,ii,ii,iv,dst….), sedangkan bagian naskah/isi dan bagian akhir
skripsi dengan angka arab (1,2,3, dst….). Nomor halaman diletakan di sebelah
kanan atas, kecuali untuk halaman bab baru dibagian bawah naskah (di
tengah-tengah).

7
4. Penomoran Bagian Skripsi
Penomoran untuk pada sub bab maupun anak sub bab tidak boleh
menggunakan bullet. Penomoron atau pemberian tanda pada sub-bab atau
anak sub-bab haruslah tetap konsisten. Bila menggunakan angka Arab harus
tetap demikian sampai akhir naskah. Bila menggunakan gabungan dari angka
Arab dan angka Romawi dan abjad. Dalam panduan ini digunakan format
sebagai berikut:

BAB I ………………….
Sub Bab 1.2 …………………..
1.2.1 …………………….
1.2.1.1 …………………., dst

2.2. SISTEMATIKA SKRIPSI


Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :
1. BAGIAN AWAL
a. Sampul Skripsi
Dalam halaman sampul semua huruf dicetak dengan huruf besar. Logo STIKIM. dicetak
dibagian paling atas. Di bawah logo, dicantumkan jenis karya ilmiah (Skripsi), kemudian
cetak judul. Di bawah cetakan judul diketik. Nama penyusun dan NPM (diberi jarak
beberapa centimeter). Kata oleh serta nama penyusun dilengkapi dengan nomor pokok
mahasiswa. Di bagian bawahnya dicetak nama Program Studi Sarjana (S-1) Kesehatan
Masyarakat, Peminatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju, tempat dan
tahun pembuatan.
Judul menggambarkan:
1) Desain penelitian
2) Apa yang diteliti
3) Waktu
4) Tempat
5) Siapa
6) Jumlah kata maksimal 20

b. Abstrak
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Masing-masing abstrak ditulis
tidak boleh lebih 200-250 kata/1 halaman (tanpa menghitung kata sambung) atau
dapat dicari melalui menu Format kemudian pilih Word Count (Tools Word
Count : dalam Microsoft Word). Abstrak merupakan uraian singkat dari isi skripsi,
yangmencakup;(a) masalah utama yang diteliti dan ruang lingkupnya; (b) metode
yang digunakan;(c) hasil yang diperoleh; (d) simpulan utama dan saran yang
diajukan. Tentang tujuan, cara dan hasil penelitian. Tujuan penelitian disarikan
dari tujuan penelitian, cara disarikan dari halaman/metode penelitian, dan hasil
penelitian disarikan dari simpulan. Penulisan abstrak disertai 3-5 kata kunci (Key
Word). Abstrak ditempatkan pada halaman setelah halaman judul. Menggunakan
kalimat aktif. Abstrak diketik satu spasi, termasuk judul dan mempunyai batas
yang sama seperti isi tulisan.
Abstrak ditempatkan setelah halaman judul. Cara pengetikan abstrak untuk
skripsi dan Skripsi adalah sebagai berikut:

8
1) Di sebelah kiri atas disebutkan :
a) Nama Program Studi (huruf besar)
b) Peminatan / Kekhususan (huruf besar)
c) Jenis karya tulis (Skripsi)
d) Tanggal ujian : setelah keterangan jenis karya tulis
e) Nama penulis
f) Judul karya tulis
g) Jumlah halaman (dari halaman persiapan, halaman naskah)
h) Jumlah tabel, grafik, lampiran (sebaris dengan jumlah halaman)
2) Kata "Abstrak" diketik di tengah sebelum ringkasan dimulai
3) Naskah dalam abstrak diketik dengan jarak 1 spasi.
4) Pada akhir naskah dicantumkan data acuan atau jumlah daftar pustaka
yang digunakan dalam menulis karya tulis serta kisaran tahun acuan
tersebut beserta kata kunci yang terdiri dari 3-5 kata.

c. Halaman Persetujuan
1) Halaman persetujuan pembimbing : tulisan "Pernyataan Persetujuan" diketik
dengan huruf besar ditempatkan ditengah-tengah, diikuti keterangan: Skripsi
ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Program Studi Sarjana (S-1) Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju
2) Halaman Persetujuan Penguji : pada halaman ini dituliskan:
a) Panitia Sidang Ujian Skripsi Program Studi Sarjana (S-1) Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM)
b) Tempat dan tanggal ujian
c) Nama Ketua dan anggota serta tempat untuk tanda tangan
3) Untuk kedua halaman diatas (point A dan B), tanda tangan dilakukan setelah
Skripsi diperbaiki, diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan penguji dan
hanya berisikan nama dan tanda tangan pembimbing/penguji yang hadir
dalam ujian.

d. Surat Pernyataan
Seluruh bentuk karya ilmiah terutama karya ilmiah resmi akademis, seperti
skripsi, thesis, disertasi wajib melampirkan SURAT PERNYATAAN.

e. Riwayat hidup penulis


Mencakup nama, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan dan pekerjaan
penulis. Hindari data yang bersifat pribadi, karena karya ini merupakan karya
tulis ilmiah (Disimpan dihalaman belakang, sesudah daftar pustaka dan sebelum
lampiran)

f. Halaman khusus
Bila ada halaman khusus, ditujukan yang ingin memperuntukkan karyanya
kepada orang tertentu atau dapat diisi dengan semboyan, kata-kata mutiara,
cuplikan doa atau motto yang ingin disampaikan

9
g. Halaman kata pengantar atau ucapan terima kasih
Pada umumnya halaman ini memuat ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
tertentu yang telah membantu penulisan ataupun pendidikan penulis. Judul
"Kata Pengantar" diketik simetris tanpa garis bawah dan titik di akhir kalimat.
Pada akhir naskah di sebelah kanan bawah diketik tempat, tanggal penulisan dan
kata "Penulis".

h. Halaman daftar isi


Semua judul bab, sub bab disusun dalam suatu daftar. Judul bab diketik dengan
huruf besar, sedangkan sub bab, sub sub bab dan rinciannya hanya huruf awal
yang diketik dengan huruf besar. Dalam daftar isi dimasukkan nomor halaman
KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR
ISTILAH/SINGKATAN, dengan angka Romawi kecil, diikuti dengan susunan bab
bagian utama dengan angka Arab. Susunan daftar isi diakhiri dengan DAFTAR
PUSTAKA dan LAMPIRAN yang diketik tanpa nomor halaman. Abstrak dicantumkan
dalam daftar isi sebelum kata pengantar juga tanpa nomor halaman.

i. Halaman daftar tabel, daftar gambar, daftar istilah/singkatan, dan daftar


lampiran
Memberikan petunjuk kepada pembaca untuk dapat dengan cepat mencari
tabel, gambar, singkatan dan lampiran yang terdapat dalam karya ilmiah tersebut
berikut letak halamannya. Penomoran tabel dan gambar, maupun grafik
disesuaikan dengan letaknya di dalam bab. Misalkan tabel ke 2 dari bab 3
dituliskan tabel 3.2. dilanjutkan dengan judul tabel atau gambar. Bila dikutip dari
sumber lain harus dicantumkan sumber asli secara lengkap di bawah tabel atau
gambar yang bersangkutan.

2. BAGIAN UTAMA
a. Bab I Pendahuluan
Dalam bab Pendahuluan dikemukakan antara lain dengan singkat dan jelas :
1) Jumlah halaman manimal 10 halaman
2) Setiap paragraf dilengkapi dengan kepustakaan
3) Latar belakang terdapat beberapa penelitian orang lain
4) Latar belakang masalah : harus berisi data terkait dengan masalah penelitian,
akar masalah, ramifikasi masalah, teori pendukung tentang hubungan antar
variabel yang diangkat, dan berbentuk piramida terbalik
5) Alasan mengapa penelitian perlu dilakukan dan rumusan masalah
6) Masalah penelitian dan pertanyaan penelitian
7) Tujuan penelitian yang terdiri dari tujuan umum dan khusus yang bersifat
dapat diukur
8) Manfaat yang diharapkan diperoleh setelah analisis dilakukan
9) Ruang lingkup bahasan yang mencakup tingkat pembahasan (makro/mikro)
dari tema dan variable yang dilibatkan dalam penelitian
10) Isi dari pendahuluan minimal 10 halaman

10
b. Bab II Tinjauan pustaka
a. Dalam Tinjauan Pustaka yang merupakan bab II, diulas berbagai publikasi
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti
b. Unsur dalam tinjauan pustaka mencakup definisi dari variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian. Berisi semua aspek yang berkaitan dengan
penelitian, mulai dari pendahuluan sampai dengan kesimpulan (sehingga
materi ini dapat bertambah atau berkurang sesuai dengan kebutuhan).
c. Disusun secara berurutan untuk setiap variabel dari variabel ujung
(dependen) berurut ke variabel independen, artinya variabel dapat dijadikan
subheading dan keterkaitannya dengan variabel lainnya
d. Tinjauan Pustaka harus dapat menyampaikan teori tentang permasalahan,
cara mengukur, indikator dan cara penanggulangannya. Penulis harus dapat
mendeskripsikan batasan teori/apa yang dilakukan sekitar masalah tersebut.
e. Untuk tinjauan pustaka, yang terbaik adalah memilih bahan pustaka
mutakhir dan asli, sedapat mungkin sumber informasi berupa abstrak
dihindari. Minimal 30 buku teks (bahan pustaka primer) dan 10 artikel dari
jurnal ilmiah terkemuka yang relevan dengan topik karya ilmiah Sehingga
dapat digunakan untuk mengulas yang dapat memberi arahan kepada
analisis seperti tersebut di atas Tidak diperkenankan menggunakan koran
f. Untuk setiap variable, literature nya minimal 10 halaman. Paparan yang
harus ada dalam setiap variabel adalah definisi, cara pengukuran, factor
yang mempengaruhi dan dipengaruhi, dan indikatornya.
g. Dalam bab Tinjuauan Pustaka ini, penulis harus membuat sintesis Skripsi dari
setiap variabel yang akan dilibatkan dalam penelitiannyaa. SinSkripsi ini
merupakan gabungan dari definisi-definisi yang diambil dari beberapa
sumber bacaan (terkait setiap variable), yang dibuat ringkasan
menyeluruhnya oleh peneliti.
h. Penulis tidak hanya menyampaikan kutipan-kutipan dari rujukan yang
dibacanya, tetapi juga mengulasnya. Pada umumnya kurun waktu masing--
masing publikasi yang digunakan tidak lebih dari 5 tahun terakhir, kecuali
teori-teori dasar/klasik.
i. Setelah menjelaskan pendekatan desain penelitian dengan kelebihan
masing-masing, tinjauan pustaka diakhiri dengan landasan teori untuk
penelitian ini, dilengkapi dengan sintesis untuk selanjutnya kerangka teoritis.
Kerangka teori yang diadopsi menjadi sebuah kerangka konsep penelitian
yang harus disertai dengan alasannya dan dituangkan dalam landasan
berfikir menuju konsep. Sintesa merupakan intisari dari beberapa teori
tanpa dibubuhi sebuah kesimpulan, dicantumkan diakhir dari setiap paparan
variabel

c. Bab III Kerangka Teori, Kerangka Konsep, Definisi Konsep dan Definisi
Operasional
Dalam Kerangka Konsep dijelaskan secara rinci pendekatan pemecahan masalah
dan atau model yang digunakan dalam karya ilmiah ini. Dari analisis yang
diperoleh dari tinjauan pustaka, maka minat penulis kemudian dapat
terbentuk. Penulis diminta untuk melakukan pengkerucutan hasil dari induksi
hingga sampai pada topik penelitian yang sesuai dengan minat dan kelayakan

11
untuk dilakukan. Bab ini terdiri dari :
1) Visualisasi hubungan berbagai konsep dan atau model matematis dengan
penjelasannya.
2) Kerangka Teori merupakan skema dari teori yang akan digunakan sebagai dasar
atas kerangka konsep dalam penelitian
3) Penjelasan secara rinci konsep dan atau variabel serta definisi operasional
setiap konsep/variabel
4) Kerangka konsep: Kerangka konseptual penelitian adalah suatu
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya
dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep memberikan gambaran dan
mengarahkan asumsi mengenai variabel-variabel yang akan diteliti.
5) Kerangka Analisis: Kerangka Analisis merupakan skema/kerangka penjelasan
dari proses/tahapan pengolahan dan pengujian kerangka konsep dan variabel
yang akan diteliti
6) Definisi Konsep adalah pendefinisian konseptual oleh pakar (arti) dari setiap
variabel yang ditulis pada kerangka konsep. Dapat lebih dari 1 arti –
disampaikan sesuai dengan sinSkripsi yang telah dibuat pada tinjauan pustaka.
7) Untuk Definisi Operasional ditulis dalam format Matriks dan Dilengkapi dengan
rencana pengukurannya dan skala pengukuran tersebut (NOIR)
8) Hubungan antara berbagai konsep dan atau variabel dalam model pemecahan
masalah yang dijelaskan secara rinci
9) Setiap variabel diberikan indikator, dimana indikator tersebut akan dijadikan
acuan untuk pembuatan kuesioner
10) Adanya penjelasan hubungan antar variabel yang menyebabkan terjadinya
fenomena topik penelitian
11) Adanya hipotesis Skripsi penelitian : Berisi kalimat dekratif atas jawaban
sementara dari tujuan penelitian
12) Dapat lebih dari satu hipoSkripsi – karena mengikuti jawaban tujuan khusus
13) Penelitian-penelitian diskriptif (yang meminta diskripsi dari suatu populasi
dalam hal variabel-variabel tertentu) tidak memerlukan hipoSkripsi.
14) Penelitian Kualitatif menggunakan definisi istilah dengan komponen metode
pengumpulan data dan sumber informasi

d. Bab IV Metode Penelitian


1) Untuk karya ilmiah yang berdasarkan penelitian kuantitatif dalam bab
METODE PENELITIAN, dijelaskan beberapa hal pokok, yaitu terdiri dari :
a) Desain penelitian yang digunakan
b) Lokasi penelitian atau latar penelitian
c) Populasi, sampel dan unit analisis serta cara pengambilan dan perlakuan
sampel, serta jumlahnya disertai dengan cara rumus perhitungannya.
d) Penentuan Kriteria inklusi dan ekslusi (jika ada)
e) Validitas dan reliabilitas instrumen
f) Langkah-langkah dalam pengumpulan dan manajemen penelitian di
lapangan
g) Teknik dan analisis data yang digunakan
h) Penyajian Data
Semua hal tersebut di atas dijelaskan dengan cermat dan jelas, agar bila

12
diulang dalam kondisi yang sama akan memberikan hasil yang sama pula.
2) Untuk karya ilmiah yang berdasarkan penelitian kualitatif dalam bab
METODE PENELITIAN, dijelaskan beberapa hal pokok, yaitu terdiri dari (Kresno,
2000) :
a) Desain Penelitian
b) Lokasi penelitian atau latar penelitian,
c) Sampling dan cara pemilihan sampling
d) Pengumpulan data yang mendeskripsikan teknik pengumpulan data, data
yang dikumpulkan, tahap-tahap pengumpulan data, peneliti sebagai alat
pengumpul data, proses pencatatan, pengolahan dan analisis data.
e) Validasi data dan informasi melalui triangulasi data/triangulasi
sumber/triangulasi metode. Dalam hal ini jelaskan triangulasi yang
digunakan dalam penelitian

e. Bab V Area Penelitian


Menjelaskan gambaran umum mengenai tempat penelitian yang diuraikan secara
ringkas dan lengkap, namun disesuaikan dengan informasi yang terkait atau
relevan dengan substansi penelitian.

f. Bab VI Hasil Penelitian


1) Bab ini dapat diawali dengan menjelaskan mengenai keterbatasan penelitian
yang ditemui peneliti di lapangan
2) Kemudian dilakukan penyajian hasil penelitian dalam bentuk Tabel/Grafik dan
narasi.
3) Analisis data kuantitatif dilakukan secara bertahap dari distribusi frekuensi,
kemudian analisis bivariat, bila diperlukan dilakukan analisis multivariate.. Pada
tahap ini, analisis dilakukan dengan membaca dan menerjemahkan hasil
penelitian secara obyektif dan belum menampilkan pendapat penulis.
4) Untuk analisis data kualitatif, analisis dilakukan dengan menyajikan hasil
penemuan lapangan secara sistimatis, topik demi topik. Pembuktian bahwa
hasil lapangan tersebut diperoleh baik dari wawancara, telaah dokumen
dan observasi penelitian lapangan perlu ditekankan
5) Untuk penelitian Kualitatif, deskripsikan hasil dan intepretasi data. Dukung
hasil analisis dengan kutipan dari jawaban informan yang diambil dari transkrip.
Dalam penulisan perlu disebutkan sumber informasi dan triangulasi informasi
yang diperoleh dari beberapa sumber informasi

g. Bab VII Pembahasan


Bagian ini merupakan bab VI yang membahas hasil penelitian secara
menyeluruh. Dalam bab ini dilakukan perbandingan hasil penelitian dengan
teori dan hasil penelitian terdahulu seperti yang dituliskan dalam tinjauan
pustaka, kemudian membuat pertimbangan teoritisnya. Juga dikemukakan
tentang kelemahan dan keterbatasan penelitian yang dilakukan. Pada saat
penulis mengumpulkan data, mengolah serta menyusun dalam tabel, penulis
telah mempunyai sejumlah gagasan yang dapat dikembangkan dalam bagian
ini. Pengembangan gagasan yang disebut argumen yang harus dipertahankan
kesahihannya menurut pengetahuan yang diperoleh dari bidang yang diteliti.

13
Pembahasan adalah tempat penulis menyampaikan pendapat dan argumen
secara bebas, singkat dan logis. Namun demikian, bila argument tersebut
adalah argument yang telah disampaikan oleh orang lain, maka materi
tersebut perlu ditambahkan di tinjauan pustaka, bila hal ini belum ditulis
pada tinjauan pustaka.

h. Bab VIII Kesimpulan dan saran


Bagian ini merupakan bagian terakhir dari suatu karya ilmiah yang berisi
kesimpulan karya ilmiah. Kesimpulan terdiri dari dua hal, pertama adalah
berupa temuan penelitian terkait dengan hasil penelitian yang disampaikan
secara sistimatis dan cermat terkait dengan upaya menjawab hipo tesis
Skripsi dan atau tujuan penulisan/penelitian. Dalam menulis temuan, penulis
harus kritis dengan menjaga agar tidak ditafsirkan secara lain oleh pembaca.
Penulis juga harus dapat mengemukakan kesimpulan secara luas berdasarkan
kesimpulan dari hasil dan teori yang ada. Kedua, buatlah kesimpulan dari
temuan penelitian tersebut kemudian kemukakan pula hasil kesimpulan yang
merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian, penemuan-penemuan
penting (implikasi dari penemuan tersebut dan rekomendasi untuk penelitian
lebih lanjut). Saran yang dikemukakan harus berasal dari hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan penelitian maupun model/prototipe yang
dihasilkan. Saran-saran tersebut dapat berupa bentuk kebijakan serta upaya
praktis pemecahan masalah yang dihadapi, dan bahan atau aspek yang dapat
diteliti lebih lanjut. Saran harus dibuat seoperasional mungkin untuk dapat
dimanfaatkan dan digunakan oleh pihak penerima saran tersebut. Saran
harus pula menjawab manfaat yang diungkapkan dalam bab pendahuluan
suatu karya ilmiah.

3. BAGIAN AKHIR
Bagian ini merupakan bagian akhir karya ilmiah yang tidak termasuk dalam
penomoran bab. Penomoran halaman dengan angka Arab berakhir sampai
dengan Daftar Pustaka. Bagian ini terdiri dari :
1. Daftar pustaka
Penyusunan Daftar Pustaka dapat dilihat pada bab khusus mengenai hal
tersebut dalam Pedoman ini. Minimal kepustakaan yaitu 30 buah dengan
penggunaan pustaka 10 tahun terakhir. Penulisan Daftar Pustaka
menggunakan metode Harvard. Cantuman dalam Daftar Pustaka Umumnya
adalah sebagai berikut:
a. Nama penulis (Nama belakang mendahului nama depan): Universal
b. Judul :
 Buku, artikel dan karya tulis lainnya
 Jurnal/ surat kabar
c. Keterangan edisi dan atau editor
d. Data penerbit (kota, nama penerbit)
e. Tahu terbit/ volume & nomor (issue)
f. Nomor halaman yang digunakan (artikel jurnal)

14
2. Lampiran
Bagian ini dimulai dengan halaman dengan tulisan LAMPIRAN di tengah bidang
pengetikan. Penomoran halaman ini terpisah dari naskah, tergantung urutan
lampiran yang akan disajikan. Dalam LAMPIRAN disajikan informasi yang
dianggap penting, tetapi akan mengganggu alur naskah bila dicantumkan
dalam naskah utama (bagian isi materi). Lampiran dapat berisi data berkaitan
dengan penelitian yang terlalu panjang untuk dimuat dibagian utama seperti :
izin penelitian, kuesioner, transkrip, wawancara mendalam dan lain-lain

15
BAB III
LITERATUR, SERTA CARA MENGACU DAN MENULIS DAFTAR PUSTAKA

3.1 PRINSIP DAN TUJUAN LITERATUR


Pencarian literatur dilakukan pada studi pendahuluan sebelum peneliti membuat
proposal penelitian. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi atau pengetahuan
yang berhubungan dengan penelitian yang akan ditelitinya guna menyokong secara
ilmiah penelitian tersebut.

3.2 CARA-CARA PENCARIAN LITERATUR


Dalam menyusunan sebuah penelitian, peneliti bertanggung jawab terhadap
semua yang ditulis dengan referensi/ literatur secara ilmiah, sehingga hal yang perlu
dilakukan oleh peneliti (Punch, 2006) adalah:
a. Mengidentifikasi dan memahami literatur atau referensi yang relevan dengan
proposal penelitian terkait.
b. Mengetahui posisi penelitian yang dilakukan terkait dengan literature yang telah ada.

1. Referensi yang Relevan


Cara yang baik dalam menentukan literatur atau sumber-sumber referensi
yang relevan dengan penelitian kita tulis adalah harus mengacu pada area
penelitian, pernyataan masalah dan pertanyaan umum penelitian. Sumber Referensi
dapat berasal dari jurnal-jurnal penelitian, proceedings seminar, dan skripsi/thesis.
Untuk itu akses terhadap perpustakaan (baik offline maupun online) adalah sangat
penting.
Punch, 2006 dalam bukunya Developing effective research proposals
menuliskan ada beberapa hal yang penting yang harus diingat ketika mengidentifikasi
referensi yang relevan:
a. Area dan topik penelitian yang berbeda akan memiliki jumlah literatur relevan
yang berbeda. Dalam area tertentu jumlah literature relevan akan banyak, di area
lainnya sedikit
b. Lebih dari satu domain literatur dapat dibutuhkan jika penelitian Anda melintasi
lebih dari satu area ilmu.
c. Jangan pernah menyatakan “tidak ada literatur yang relevan untuk topik
penelitian saya”. Pernyataan ini mungkin benar pada level tertentu, tapi tidak
benar pada level yang lebih abstrak.
d. Gunakan sumber daya Internet secara efektif dalam mencari literatur yang
relavan. Sebagai contoh Anda bisa gunakan Google Scholar, ssrn.com. Atau
website official resmi seperti WHO, Depkes dan sebagainya.

2. Posisi antara penelitian dan Referensi


Kajian pustaka (literature review) yang dilakukan dapat menentukan dimana
posisi proposal penelitian. Apa hubungan antara proposal penelitian kita dengan
literatur atau penelitian yang sebelumnya yang ada? Bagaimana proposal penelitian
kita mencakup hal-hal yang belum diteliti oleh peneliti sebelumnya?

16
Beberapa hal kemungkinan jawabannya sepertinya yang dikemukakan oleh
Lock, dkk pada tahun 2010 dalam bukunya Proposals that work: A guide for planning
dissertations and grant proposals adalah:
a. Penelitian kita adalah salah satu mengisi celah (fill a gap) dalam penelitian
sebelumnya.
b. Penelitian kita seiring dengan kecenderungan utama penelitian-penelitian
sbelumnya
c. Penelitian kita buat untuk memperluas kecenderungan literature yang ada,
d. Penelitian kita justru berbeda atau sangat berbeda dengan penelitian yang ada,
e. Penelitian kita ingin mengkonfirmasi penelitian yang sudah ada,
f. Penelitian kita mempertanyakan atau membantah hasil penelitian sebelumnya,
g. Penelitian kita menguji atau memperluas suatu teori dari literature.

3.3 PENULISAN TINJAUAN PUSTAKA


Tinjauan Pustaka itu bukan meringkas kajian, memang meringkas itu penting,
namun tinjauan pustaka harus lebih dari sekadar meringkas. Dua hal yang harus
diperhatikan:Pertama, tinjauan pustaka mensyaratkan pengembangan suatu argumen.
Hal ini membutuhkan sintesa (gabungan) dari literature, tidak sekedar ringkasan dari
literature. Kedua, kajian pustaka Anda diharapkan untuk kritis (critical) terutama terkait
dengan literature penelitian. Hal ini berarti menganalisa dan mengkritik metode
penelitian yang ada dengan mengacu pada kemampuan untuk diterima secara umum
(generalisability) dari temuan yang ada.
Tinjauan pustaka yang baik sangat berharga, mengikat suatu bidang dan
menunjukkan keadaan pengetahuan dalam suatu area, trend dan celah (gaps) yang ada.
Kajian tersebut menunjukkan ‘kemana trend mengarah’, apa yang telah diketahui, apa
yang menjadi isu yang belum diterima dengan baik, dan apa yang belum diketahui.
Terakhir menurut Punch, 2006 ada beberapa hal yang harus dihindari dalam
melakukan tinjauan pustaka:
- berlebihan dalam melakukan kutipan (quotes)
- menggunakan terlalu banyak sumber kedua.
- mengabaikan literature dari sumber praktisi.
- mencantumkan semua yang Anda baca dan ketahui.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2005), sumber informasi dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Sumber Informasi Dokumenter
Yang dimaksud dengan sumber informasi dokumenter adalah semua informasi yang
berhubungan dengan dokumen, baik dokumen resmi atau tidakresmi. Selanjutnya
sumber informasi ini juga dapat digolongkan menjadi dua,yaitu : sumber primer dan
sumber skunder.
Sumber primer disebut juga first hand information atau sumber pertamaadalah
sumber informasi yang langsung berasal dari yang mempunyaiwewenang dan
bertanggung jawab terhadap data tersebut. Misalnya datapolusi udara di Jakarta dari
data ISPU (Index Standar Pencemar Udara), maka sumber pertamanya adalah BPLH
(Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup) Jakarta.
Sumber skunder adalah sumber informasi bukan dari tangan pertamadan yang bukan
mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap data informasi tersebut.

17
Misalnya data pelayanan kesehatan diperolehdari bukan Dirjen Yankes, tetapi dari
sumber kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.

2. Sumber Informasi Kepustakaan (Bibliografi)


Sumber informasi kepustakaan adalah sumber informasi yang diperoleh dari
perpustakaan. Bahan-bahan kepustakaan yang dapat diperoleh dari perpustakaan
dapat berupa:
a. Buku yang diterbitkan;
b. Berbagai jenis penerbitan berkala seperti majalah, jurnal, bulletin,brosur dan
sebagainya;
c. Berbagai harian surat kabar;
d. Karangan atau makalah ilmiah yang tidak diterbitkan sepertimakalah, skripsi,
tesis, dan disertasi;
e. Laporan-laporan penelitian;
f. Laporan-laporan dari instansi penelitian;
Dalam mencatat sumber pustaka, hendaknya berdasarkan aturan-aturan, seperti:
a. Pencatatan tentang Keterangan Sumber
1) Nama pengarang;
2) Judul sumber;
3) Jika diambil dari koran/majalah, maka judu/majalah,nama koran/majalah,
volume, edisi, atau nomor penerbitan,tanggal, bulan dan tahun;
4) Nama penerbit;
5) Tempat penerbitan;
6) Tahun penerbitan;
7) Seri atau jilid buku;
8) Nomor halaman yang dikutip;
b. Menuliskan kutipan sesuai dengan hasilnya, atau meringkas informasiyang
dianggap penting;
c. Menyusun informasi-informasi dari suatu buku sesuai denganurutan nomor
halaman kecil ke halaman besar;
d. Bila semua sudah dicatat, urutkan catatan tersebut sesuai dengan
namapengarang secara alfabetis;
e. Segala macam catatan itu sebaiknya ditulis pada kertas lepas, barukemudian
dapat digabungkan dengan rapih, sehingga sewaktu-waktumudah untuk mencari
kembali informasi tersebut.

3. Sumber Informasi Lapangan


Sumber informasi lapangan antara lain meliputi:
a. Sumber pribadi, baik orang yang ahli dengan bidang yang akanditeliti, maupun
orang yang tidak ahli tetapi berkecimpung dalambidang yang akan diteliti;
b. Lembaga atau organisasi, sebagai ahli kesehatan maka lembaga yang dapat
menjadi sumber informasi adalah Kementerian Kesehatan RI beserta struktur
organisasi/aparat di bawahnya;
c. Kantor-kantor atau lembaga, baik pemerintah maupun swasta;
d. Kejadian, gejala, atau kasus yang terjadi di dalam masyarakat.

18
3.4 KUTIPAN DAN BIBLIOGRAFI
1. Kutipan
Ada berbagai macam cara dalam menuliskan kutipan dalam penulisan hasilpenelitian.
Berikut adalah aturan-aturan menuliskan sumberkutipan dalam naskah hasil
penelitian/skripsi:
a. Jika kutipan itu kurang atau sama dengan tiga baris, maka bagian awal dan bagian
akhir kutipan diberi tanda kutip dan spasi tetap dua spasi. Contoh:
“A risk is defined as the probability that an even will occur, e.g. that anindividual
will become ill or die within a stated period of time or before agiven age; the
probability of a unfavourable outcome” (Last, 1995)
b. Kutipan yang lebih panjang dari tiga baris tidak perlu diberi tanda kutip, tetapi
diketik dengan jarak satu spasi dengan indent yang lebih dalam 7 ketuk pada
bagian kiri. Contoh:
Prilaku kesehatan menurut Gochman (1988) adalah: Those attributes such as
beliefs, expectations, motives, values,perception, and other cognitive
elements, personally characteristics, including effective and emotional states
and traits; and overtbehavioral patterns, actions, and habits that relate to
health maintenance, to health restoration and to health improvement.
c. Bila kutipan berasal dari satu sumber tulisan dengan satu penulis: (Baequni, 2013)
atau (Utami , 2013:204-205) jika disertai nomor halaman;
d. Bila kutipan berasal dari satu sumber tulisan dengan dua penulis: (Badriah dan
Hagihara, 2013);
e. Satu sumber tulisan dengan lebih dari dua penulis: (Aryanti dkk, 2012) atau
(Badriah et al, 2013);
f. Dua sumber tulisan dengan penulis yang berbeda: (Hagihara dkk,2013; Nisa dkk,
2013);
g. Dua tulisan dengan penulis yang sama: (Nisa dkk, 2010;2011). Jika tahun
terbitnya sama, maka (Badriah dkk, 2013a, 2013b);
h. Sumber dari instansi: (BPS, 2014), atau organisasi (WHO, 2014)
Peraturan lainnya yang biasa digunakan adalah pembagian kutipan dalam
suatu tulisan yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung, aturan penulisannya
sebagai berikut:
a. Jenis Kutipan/Keterangan Kutipan
1) Kutipan Langsung Pendek
Kutipan langsung tidak melebihi tiga baris dan digabung padateks; penulis
memisahkannya dalam dua kutipan. Jarak antarbaris tetap sama dengan teks
penulis (2 spasi)
2) Kutipan Langsung Panjang
Kutipan langsung yang panjangnya melebihi tiga baris. Kutipandipisahkan dari
teks penulis dan membentuk alinea baru. Jarak antar baris kutipan satu spasi.
Kalimat yang mendahului kutipan diakhiri tanda baca titik, titik koma atau titik
dua, hal initergantung susunan kalimatnya.
3) Kutipan tidak Langsung; Kutipan tidak Langsung Pendek
(a) Tidak melebihi satu alinea; (b) Dinyatakan dalam karya penulis pada alinea
bersangkutan.

19
4) Kutipan tidak Langsung Panjang
(a) Panjang kalimat melebihi satu alinea; (b) Kutipan dicantumkan dalam
alinea tersendiri; (c) Jarak antar baris 2 spasi.
5) Kutipan Langsung
Kutipan yang dituliskan denganmenggunakan kalimat penulis,disesuaikan
dengan gaya bahasa dan cara penyampaian serta penyajian penulis sendiri.
Kutipan tersebut merupakan ringkasan dari persepsi penulis atas tulisan yang
akan dikutipnya.
Contoh kutipan langsung:
Dalam memahami maqam-maqam Islam kita mengenal bermacam-
macamklasifikasi yang telah diutarakan beberapa ulama diantaranya menurut
Hawwa (1995), Ada dua maqam (jenjang spiritual), di antaramaqam-maqam
kesempurnaan dalam Islam yang telah mengalami kelemahan yang sangat
parah dikalangan kaum Muslimin, yaitu maqamrabbaniyah dan maqam
shiddiqiyah, …" (p. 1). Apabila kita jelaskan lebih dalam lagi topik mengenai
kedua maqam ini kita akan menemukan kesulitan yang sangat dalam, hal ini
juga diungkapkan oleh Hawwa sebagai berikut:
"Topik ini amat rumit, sebab pihak-pihak yang menjadi fokus
sayadalam mengangkat masalah ini, dan tingkatan-tingkatan serta
kedudukan-kedudukannya yang saya bahas pada umumnya adalah kaum sufi.
Sementara perkataan-perkataan mereka itu bercampur baur, sehingga
menjadi obyek penelitian, sanggahan serta kritik.Siapa pun yang ingin
membahasanya, ia harus merujuk pembicaraan mereka, dan hal ini akan
menimbulkan berbagai hal yang sensitif…" (Hawwa, 1995)
Contoh kutipan tidak langsung:
Hasil penelitian yang dilakukan terus-menerus menunjukkan bahwa hampir
98.000 pasien meninggal setiap tahun karena kesalahan medis yang
sebenarnya dapat dicegah. Meskipun secara hukum, mayoritas dokter gagal
untuk mengungkapkan kesalahan atau mengungkapkannya dengan cara yang
tidak kompeten. Hal ini menyebabkan kerugian pada pasien (Hannawa, 2009)

2. Bibliografi (Daftar Pustaka)


Daftar pustaka merupakan sebuah daftar dari semua pustaka yang digunakan
sebagai rujukan. Setiap artikel atau buku yang dikutip dalam menyusun skripsi, harus
dicantumkan dalam daftar pustaka. Sebaliknya, setiap rujukan yang dicantumkan
dalam daftar pustaka harus benar-benar digunakan dalam skripsi atau penelitian
tersebut. Daftar pustaka merupakan daftar dari buku, artikelyang sudah dipublikasi
dalam jurnal ilmiah maupun jurnal elektronik, makalahyang disajikan pada suatu
seminar ilmiah, tesis, atau CD-ROM, laporan resmi buah instansi, dan jurnal
elektronik.
Pustaka yang belum dipublikasi atau merupakan hubungan pribadi baik lisan,
tertulis ataupun elektronik (personal communication) tidak dapat dimasukkan dalam
daftar pustaka. Tetapi apabila keterangan daftar pustaka itu memang dibutuhkan
maka cara penulisannya adalah “ .........(Burhan, personal communication).

20
Suatu susunan daftar pustaka yang lengkap harus terdiri dari:
a. Nama belakang/keluarga diikuti nama depan dan tengah penulis
b. Judul artikel lengkap termasuk subjudul
c. Singkatan nama jurnal
d. Tahun penerbitan,
e. Volume
f. Nomor penerbitan atau nomor suplemen
g. Nomor halaman
Namun demikian perlu diketahui juga bahwa ada beberapa cara atau
sistempenulisan daftar pustaka, yaitu: Sistem nomor; Sistem nama dan tahun (sistem
Harvard); Sistem kombinasi abjad dan nomor; Sistem Vancouver
a. Sistem Nomor
Setiap rujukan diberi nomor di belakang nama penulis, akhirpernyataan atau
akhir kalimat. Untuk rujukan lebih dari satu, dipisahkan dengan tanda koma. Pada
daftar pustaka, rujukan ditulisberdasarkan urut penampilannya dalam naskah.
Misalnya:
“Berbagai penelitian di negara berkembang menunjukkan bahwa 3-23 % episode
diare akut pada balita akan berlanjut menjadi persisten” (3,4).
Pada daftar pustaka:
III. Bhan, M.K., et al. Descriptive Epidemiology Of Persistent Diarrhea
Among Young Children In Rural NorthernIndia. Bull. WHO.
1989;67: 281-288.
IV. Streiner, D.L., Norman, G.R. Health Measurement Scales.A
Practical Guide to Their Development and Use.New York. Oxford
University Press; 1994.

b. Sistem Nama Dan Tahun (Sistem Harvard)


Pada sistem ini urutan daftar pustaka disusun menurut abjad nama penulis dan
tidak tergantung pada urutan penampilannyadi dalam makalah. Contoh
“..........(Badriah, 2013)” atau“Hagihaar (2012) menyatakan......”Jika kutipan lebih
dari satu sumber pustaka maka ditulis“........(Badraiah 2013, Haihara 2012).
Untuk buku yang dituliskan lebih dari empat orang, cukup ditulis nama penulis
pertama, selanjutnya ditambah “dkk”. Seandainya nama penulis tidak diketahui,
maka cukup mencantumkan judul buku, misalnya “......(WHO, 2014).
Berikut ini beberapa aturan penulisan daftar pustaka menurut system Harvard:
1) Buku
Informasi hendaknya mencakup :a) nama penulis (nama keluarga atau nama
belakang diikuti inisial nama depan dannama tengah), b) tahun terbit
(publikasi),c) judul tulisan dan sub judulnya (bila ada),d) editor,e) judul buku
(ditulis denganitalic atau garis bawah), f) edisi, g) kota tempat diterbitkan,
h)nama penerbit, i) halaman.
Coffin, J.M. 1999. Molecular Biology of HIV. In: K.A. Crandell(ed). The
Evolution of HIV. Baltimore; John Hopkins Press, 3-4.
Farmer J.J., III., and Kelly, M.T. 1991. Enterobactericeae. In:Balows, A.,
Hausler, W.J., Jr., Herman. K.L., Isenberg. eds. Manualof Clinical Microbiology.
Fifth edition. Washington DC: AmericanSociety for Microbiology, 370-373.

21
2) Makalah dalam Konferensi
Tuliskan : a) nama penulis (nama keluarga atau nama belakangdiikuti inisial
nama depan dan tengah), b) judul makalah, c) nomor abstrak, d)In: editor dari
buku prosiding konferensi (bila ada),e)judul konferensi, f) tanggal konferensi,
g) tempat konferensi, h)kota tempat penerbitan, i) nama penerbit, j) nomor
halaman.
3) Artikel dalam Jurnal
Tuliskan : a) nama penulis (nama keluarga atau nama belakangdiikuti inisial
nama depan dan nama tengah), b) tahun penerbitan,c) judul artikel d) nama
jurnal e) volume, dan f) nomor halaman

H. Nisa, dkk. 2010. Cigarette smoking, genetic polymorphisms and colorectal


cancer risk: the Fukuoka Colorectal Cancer Study. BMC Cancer 2010, 10:274

H. Nisa, dkk. 2013. Microsomal epoxide hydrolase polymorphisms, cigarette


smoking,and risk of colorectal cancer: The Fukuoka Colorectal Cancer Study.
Molecular Carcinogenesis Journal Volume 52, pages 619–626

F Badriah dkk. 2013. Predicting the length of hospital stay of psychiatry


patients using signal detection analysis. Psychiatry Research Journal. Volume
210, Pages 1211–1218

F Badriah. Dkk, 2013. Interaction effects between rehabilitation and


discharge destination on inpatients' functional abilities. Journal of
Rehabilitation Reaserch & Develompment (JRRD). Volume 50 Number 6,
2013. Pages 821-834
4) Artikel dalam Jurnal Elektronik
Cara menulis : a) nama penulis, b) tahun, c) judul artikel, d)nama jurnal
(online), e) volume (nomor terbitan), g) tanggal diperoleh, h) nomor halaman,
i) alamat situs web
Royall, C.P., Thiel, B.L. and Donald, A.M. 2001. Radiation damageof water in
environmental scanning electronic microscopy. Journalof Microscopy.
[Online]. 204 (3), [Accesed 9th May 2002], p.185.Available from World Wide
Web: http://www.blackwellsynergy.com/
5) Artikel dalam CD-Rom
Cara menulis: a) judul dalam huruf miring, b) tahun, c) [CDROM],d) kota
penerbit, dan e) penerbit
Who’s Who 1997-1998 electronic resources (1998) [CD-ROM] London: A & C
Black Oxford, OXFORD University Press
6) Skripsi/Tesis/Disertasi
Cara menulis : a) nama penulis, b) tahun, c) judul tesis/disertasidalam huruf
miring, d) tipe kualifikasi, e) nama institusi.
Hamidi, 2002. Pajanan Debu dengan Kejadian Gangguan Pernafasan (Studi
terhadap bayi dan balita pada permukiman dijalur transportasi batubara di
Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan). Tesis.
Program Pasca Sarjana IlmuKesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.

22
c. Sistem Kombinasi
Rujukan ditulis secara abjad berdasarkan nama penulis dan diberinomor
berurutan. Penulisannya di dalam naskah dengan mencantumkan nomor
(diantara tanda kurung atau superscript) seperti yang terdapat dalam daftar
pustaka.

3.5 KAIDAH PENULISAN DAFTAR PUSTAKA


1. Sistem penulisan kutipan dan bibliografi di Program Studi Ilmu Kesehatan Indonesia
Maju merujuk pada sistem Harvard. Catatan kaki tidak digunakan untuk acuan.
2. Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri) tapi antara satu pustaka
dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi
3. Bila terdapat 4 pengarang, cukup ditulis nama pengarang pertama saja, selanjutnya
tambahkan ’dkk’
4. Gelar tidak perlu disebutkan
5. Nama pengarang ditulis dengan nama keluarga, nama depan

23
BAB IV
PLAGIARISME

4.1 DEFINISI PLAGIARISME


Menurut Webster’s World University Dictionary, penjiplakan (plagiarism)
adalahmengambil atau menjadikan (ide-ide atau kata-kata orang lain) menjadi milik
sendiri;menggunakan (sesuatu yang sudah jadi) tanpa menyebutkan sumbernya;
melakukanpencurian literal; menghadirkan ide atau produk baru dan asli yang diambil
dari sumbersebelumnya yang telah ada.Sedangkan menurut Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah FKM-UI, plagiarsme adalah tindakan mengakui pokok pikiran atau tulisan orang
lain sebagai karya sendiri.
Plagiat ini dapat diartikan: (1) pengambilan secara langsung tulisan-tulisan,
gambar, tabel dan pendapatorang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Setiap frasa,
klausa, maupun kalimat yang diambil dari satu atau beberapa sumber harus diikuti
dengan penyebutan sumber-sumber tersebut, baik dalam catatan kaki atau dalam teks
itu sendiri; (2) tindakan plagiarisme juga termasuk meminjam ide atau logika pikiran
orang lain dalam menerangkan sebuah gagasan atau pandangan tanpa menyebutkan
sumber-sumbernya, menganggap bahwa ide atau logika itu sebagai ide atau jalan
pikirannya sendiri; (3)plagiarisme adalah mengklaim pekerjaan yang dilakukan bersama-
sama sebagai karya sendiri. Sebagai misal adalah penelitian bersama yang kemudian
diklaim sebagai penelitian pribadi.
Untuk mengatasi kegiatan pelagiarisme, ada beberapa cara pengajuan yaitu:
1. Bila menggunakan hasil pemikiran orang lain, cantumkan sumber asli;
2. Bila cara mengutip karya orang lain tidak jelas, harus diperjelas dengan
mencantumkansumber aslinya;
3. Bila anda memperoleh bantuan dari tulisan orang lain secara khusus dalam
penulisankarya ilmiah, sebutkan sumbernya.
Jika tidak melakukan hal diatas, maka hasil tulisan tersebut dapat dinilai
sebagaihasil plagiarisme. Ketelitian dan kehati-hatian dalam menulis pokok pikiran
dalamsebuah karya ilmiah adalah kunci untuk menghindari plagiarisme.

4.2 KLASIFIKASI PLAGIARISME


Sastroasmoro (2005) yang dikutip dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah FKM-
UItahun 2007 menyatakan bahwa jenis-jenis plagiarisme yang dapat ditemukan adalah:
1. Klasifikasi berdasarkan aspek yang dicuri:
a. Plagiarisme ide
b. Plagiarisem isi (data penelitian)
c. Plagiarisme kata, kalimat, paragraf
d. Plagiarisme total
2. Klasifikasi berdasarkan sengaja atau tidaknya plagiarisme:
a. Plagiarisme yang disengaja
b. Plagiarisme yang tidak disengaja
3. Klasifikasi berdasarkan proporsi atau persentasi kata, kalimat, paragraf yangdibajak:
a. Plagiarisme ringan : <30%
b. Plagiarisme sedang : 30-70%
c. Plagiarisme berat : >70%
4. Klasifikasiberdasarkan pada pola plagiarisme:

24
a. Plagiarisme kata demi kata
b. Plagiarisme mosaik

4.3 BENTUK-BENTUK PLAGIARISME


Sastroasmoro (2005) yang dikutip dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah FKM-UI
tahun 2007 menyatakan bahwa jenis-jenis plagiarisme yang dapat ditemukan adalah:
1. Plagiarisme ide
Sering dihubungkan dengan laporan hasil penelitian replikatif yang secara garis besar
mengulang penelitian orang lain, dengan maksud untukmenambah data atau
menguji hipotesis, bahkan tidak jarang desain penelitian serta analisis yang
digunakan sama dan sebangun dengan penelitian sebelumnya.
Hal ini dibolehkan, yang tidak dibenarkan adalah bila peneliti tidak menyebutkan
secara eksplisit bahwa penelitian yang dilakukan diilhami atau bahkan mengulang
penelitian terdahulu. Pernyataan bahwa penelitian yang dilaporkan merupakan
replikasi dari penelitian sebelumnya harus disebut secara eksplisit dengan rujukan
yang akurat. Bila ini tidak dilakukan maka peneliti dianggap melakukan plagiarisme
ide, karena seolah-olah ide berasal darinya sendiri.

2. Plagiarisme Isi
Plagiarisme isi atau plagirisme data juga merupakan fabrikasi dan/atau falsifikasi
data, karena peneliti tidak mempunyai data atau datanya tidak sepertiyang
dikehendaki dan peneliti mengambil data orang lain dengan menimbulkan kesan
sebagai datanya sendiri. Ini merupakan plagiarisme berat yang tidak dapat
ditoleransi. Yang sering terjadi adalah falsifikasi data dimana peneliti memiliki data
sendiri, namun data tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan lalu diubah,
dipatutpatutdengan maksud agar hasil penelitian sesuai dengan yang direncanakan.
Secara epistemologis sikap ini sebenarnya merugikan. Suatu data empiris
yangmemverifikasi hipotesisa dalah bagus, meskipun dapat dikatakan “tidak
menambah ilmu baru”. Tetapi bila hipotesis telah dibangun dengan benar
berdasarkan teori yang kuat namun data empiris tidak memverifikasi hipotesis
tersebut maka ini akan menimbulkan pertanyaan penelitian yang dapat berkembang
menjadi ilmu baru.

3. Plagiarisme Kata Demi Kata


Merupakan plagiarisme yang paling mudah ditentukan yang dapat terdiridari
sebagian kecil kalimat, dapat satu paragraf, atau bahkan seluruh makalah (meskipun
ditulis dalam bahasa lain).

4. Plagiarisme Mosaik
Plagiarisme yang dilakukan dengan menyambung, menggabung atau menyisipkan
kata, frasa, atau kalimat yang diambil dari orang lain dengan penulis lainnya tanpa
memberikan rujukan sehingga memberi kesan hal tersebut adalah kalimat asli
penulis.

25
5. Plagiarisme yang Disengaja atau Tidak Disengaja
Kedua jenis plagiarisme ini harus mendapat sangsi yang sama karena plagiarisme ini
merupakan sesuatu yang universal, jadi ada atau tidaknya peraturan disuatu lembaga
pendidikan tentang plagiarisme tidak membuat orang boleh melakukan plagiarisme.

6. Common Knowledge
Adalah pengetahuan atau informasi yang lazim diketahui secara umum dalam suatu
bidang ilmu. Pencantuman common knowledge tanpa menyebutkan sumbernya
bukan merupakan plagiarisme, tetapi dalam menentukan commonknowledge ini
harus berhati-hati. Pada umumnya sesuatu disebut sebagai common knowledge bila
informasi serupa diperoleh dari banyak sumber minimal 5 sumber atau lebih.
Informasi yang ada dalam buku ajar biasanya merupakan sesuatu yang
sudahdianggap common knowledge dalam bidang ilmu yang bersangkutan, namun
bila terdapat informasi baru maka harus disebut sumber aslinya. Demikian
pulasusunan yang lazim dalam buku ajar seperti: Judul, Epidemiologi, Penyebab,
Gambaran Klinis, Diagnosis, Terapi, Prognosis dan lain-lain sudah merupakan baku,
sehingga bila kita menulis buku ajar dengan susunan seperti tersebut kita tidak dapat
dikatakan “mencuri ide”.

4.4. CARA MENGHINDARI PLAGIARISME


Beberapa cara untuk menghindari Plagiarisme:
1. Tandai setiap bagian yang akan dikutip dengan tanda khusus seperti garis
bawah atau stabilo.
2. Tandai dan catat main idea yang diambil dari sumber kutipan dan mana yang
menjadi pendapat atau kesimpulan pribadi.
3. Baca bagian yang akan dikutip secara cermat, lalu lakukan parafrase tanpa
melihat teks asli dengan bersandar pada apa yang kita ingat dari teks itu.
4. Setelah selesai, periksa kembali untuk membandingkan antara parafase yang
dibuat dengan teks asli agar tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan
pemahaman.
5. Cantumkan sumber yang dikutip sejelas-jelasnya dalam dokumentasi
6. Pilih bagian yang akan dikutip langsung secara proposional dengan
menggunakan tanda baca khusus.
7. Pengutipan langsung sebaiknya tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang.
8. Cantumkan sumber yang dikutip sejelas-jelasnya dalam dokumentasi.
9. Cermati bagian yang akan dikutip tidak langsung, lalu lakukan parafrase dengan
menggunakan kata dan kalimat lain tetapi menggunakan struktur penulisan
kalimat yang berbeda dengan kutipan tersebut.
10. Baca dan cek kembali sumber yang digunakan agar setiap bagian-bagian yang
dikutip baik yang langsung maupun tidak langsung jelas dicantumkan baik
dalam isi tulisan (body text atau in text citation, catatan kaki dan daftar pustaka)
dengan mengikuti sistem penulisan dan pengutipan tulisan yang berlaku
dilingkungan STIKIM.
11. KETIKA PENELITIAN, PENGUTIPAN, DAN WAWANCARA, mulai kalimat parafase
sebagai bentuk pemahaman kita atas teks dengan ungkapan seperti: menurut
Max Weber,…......... atau sebagaimana yang dinyatakan oleh Nucholish madjid…

26
12. KETIKA PARAFASE DAN PENGAMBILAN KESIMPULAN, baca dan cek kembali
sumber yang digunakan agar setiap bagian-bagian yang dikutip langsung jelas
dicantumkan baik dalam isi tulisan (body text atau in text citation, catatan kaki
dan daftar pustaka) dengan mengikuti sistem penulisan dan pengutipan tulisan
yang berlaku di lingkungan STIKIM.
13. KETIKA MENGUTIP LANGSUNG, baca dan cek kembali sumber yang digunakan
agar setiap bagian-bagian yang dikutip langsung jelas dicantumkan baik dalam
isi tulisan (body text atau in text citation, catatan kaki dan daftar pustaka)
dengan mengikuti sistem penulisan dan pengutipan tulisan yang berlaku di
lingkungan STIKIM.
14. KETIKA MENGUTIP TIDAK LANGSUNG, baca dan cek kembali sumber yang
digunakan agar setiap bagian-bagian yang dikutip tidak langsung jelas
dicantumkan baik dalam isi tulisan (body text atau in text citation, catatan kaki
dan daftar pustaka) dengan mengikuti sistem penulisan dan pengutipan tulisan
yang berlaku di lingkungan STIKIM.

4.5. SANKSI TERHADAP PELAKU PLAGIARISME


1. Pelaku plagiarisme minor: Teguran dan sangsi untuk merevisi semua yang
diduga dari plagiarisme.
2. Pelaku plagiarisme mayor
a. Sebelum lulus kuliah : mengulang skrispi
b. Sesudah lulus: pencabutan gelar SKM

27
BAB V
JURNAL ILMIAH

5.1 PENDAHULUAN

Setelah mahasiswa menyelesaikan proses penulisan skripsi, maka selanjutnya


diwajibkan membuat jurnal dari hasil skripsi. Oleh sebab itu diperlukan suatu pedoman
agar setiap jurnal yang dibuat mengikuti ketentuan sebuah jurnal ilmiah. Pada pedoman
penulisan jurnal ilmiah ini, setiap mahasiswa harus mengikuti ketentuan yang telah
ditetapkan. Pedoman ini terdiri dari 2 (dua) bagian, ketentuan umum dan ketentuan
khusus. Ketentuan umum memuat tata tulis baku keseluruhan naskah. Sedangkan
ketentuan khusus memuat tata tulis setiap bagian yang terdapat dalam naskah.

5.2 KETENTUAN UMUM

1. Jenis dan Ukuran : HVS A4 (210x297mm)


Kertas
2. Margin/batas tepi : Atas 20 mm, Bawah 20 mm
Kiri 30 mm, Kanan 20 mm
3. Format file : rtf, doc., docx (tidak diperkenankan dalam bentuk
.pdf)
4. Penggunaan : Penulisan jurnal ilmiah harus dipilih salah satu, tidak
Bahasa bisa keduanya (Inggris dan Indonesia), kecuali pada
abstrak harus dalam dua bahasa (Inggris dan
Indonesia). Apabila penulis menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa utama, maka jurnal yang dibuat
harus menggunakan bahasa Inggris.
5. Struktur Penulisan : Terdiri dari;
a. Judul
b. Abstrak (Inggris dan Indonesia) beserta kata kunci
c. Pendahuluan
d. Metode
e. Hasil
f. Pembahasan
g. Kesimpulan
h. Saran
i. Daftar Pustaka
6. Huruf : Times New Roman, ukuran 11pt dengan spasi single (1
spasi)
7. Panjang Halaman : 11-13 halaman atau disesuaikan isi skripsi
8. Paragraf : a. Rata kanan-kiri
b. Awal paragraph diberikan indent 7mm
c. Jarak antar paragraph 6pt (spacing after)
d. Gutter (jarak antar kolom) dibiarkan secara default
9. Kolom : 2 kolom
10. Nomor Halaman : Nomor halaman dimulai dari halaman pendahuluan
dan diletakkan di pojok kanan atas

28
5.3 KETENTUAN KHUSUS
A. Judul
1. Jurnal ilmiah bukan merupakan judul skripsi (running text), tidak terlalu panjang,
padat makna, khas, dan mampu menggambarkan keseluruhan isi naskah. Ditulis
dengan huruf Times New Roman, huruf besar pada setiap awal kata (Capitalize each
word), cetak tebal (Bold), 14pt, rata tengah. (Lihat lampiran)
2. Terdiri dari 5-14 kata untuk Bahasa Indonesia dan 5-12 kata untuk Bahasa Inggris.
3. Tidak menggunakan kata klise seperti “Studi tentang….”, ”Kajian tentang….”,
”Pengaruh…” dan lainnya.
4. Nama penulis dan pembimbing ditulis lengkap tanpa gelar, korespondensi diisi
dengan asal program studi dan alamat email pada bagian baris kepemilikan/kredit.
Jika sudah bekerja maka dituliskan asal institusi tempat bekerja.
5. Nama penulis menggunakan font Times New Roman 12pt dengan spasi single cetak
tebal (bold) sedangkan korespondensi menggunakan font yang sama ukuran huruf
10pt regular.
B. Abstrak
1. Terdiri dari 1 paragraf untuk masing-masing Bahasa (Indonesia dan Inggris)
2. Memuat maksimal 200 kata (Indonesia dan Inggris)
3. Terdiri dari Pendahuluan, Metode (desain, populasi dan sampel), dan Hasil (apabila
terdapat diskusi dan saran, tulis secara singkat)
4. Kata kunci terdiri dari 3-5 kata atau frase (Bahasa Indonesia dan Inggris) dan disusun
secara alfabetis.
5. Awal paragraph rata kanan-kiri
6. Menggunakan font ukuran 10pt.
C. Pendahuluan
1. Mengantar pembaca secara langsung pada inti pokok tulisan dengan membuat
pernyataan masalah yang dihadapi secara jelas.
2. Memuat 1,5-2,5 halaman dari total panjang artikel
3. Tidak ada kata yang disingkat, kecuali akronim
4. Penulisan akronim harus disesuaikan dengan tata cara penulisan yang benar (EYD)
5. Pada paragraf terakhir dari pendahuluan, menuliskan tujuan penelitian secara umum.
6. Memakai spasi before dan after 6pt
7. Jumlah referensi 6-8 sumber.
D. Metode
1. Bagi penelitian kuantitatif mencakup desain penelitian, populasi, sampel, sumber
data, instrument dan prosedur analisa data.
2. Bagi penelitian kualitatif mencakup desain dan jenis penelitian, instrumen penelitian,
metode pengumpulan data dan analisis data.
3. Memuat 0,5-1 halaman dari total panjang artikel
4. Tidak ada kata yang disingkat, kecuali akronim
5. Penulisan akronim harus disesuaikan dengan tata cara penulisan yang benar (EYD).
6. Memakai spasi before dan after 6pt.
7. Jumlah referensi 1-2 sumber.
E. Hasil
1. Merupakan temuan penelitian yang disajikan tanpa pendapat.
2. Untuk penelitian yang bersifat kualitatif, maka hasil dan pembahasan digabungkan.

29
3. Untuk penelitian kuantitatif dan kuantitatif-kualitatif (mix method), maka hasil dan
pembahasan dipisah.
4. Memakai spasi before dan after 6pt
5. Data disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan gambar dengan jumlah maksimal 5.
6. Untuk penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika, maksimal gambar yang
diperbolehkan tidak lebih dari 10 gambar.
7. Memuat urutan tabel atau gambar sebelum judul, misalnya “Tabel 1. xxx”, “Tabel 2.
xxx”, dst..
8. Apabila terdapat sumber (bukan merupakan hasil karya penulis), cantumkan
sumbernya.
9. Judul tabel atau gambar ditulis menggunakan huruf Times New Roman, 11pt
10. Isi tabel ditulis menggunakan huruf Times New Roman, 10pt, spasi 1
11. Judul tabel ditulis di atas tabel sedangkan gambar ditulis di bawah gambar.
12. Penulisan tabel tidak boleh terbagi menjadi 2 (dua) halaman.
13. Sumber tabel harus dicantumkan jika berasal dari data sekunder atau data penelitian
orang lain, dan dicantumkan di bawah tabel.
14. Penggunaan tabel dan grafik, dapat dilihat pada contoh:
Tabel 1. Summary of physical parameters.
Length Elevation
No Segments
(km) (meter)
1 A-B 25 30
2 B-C 75.15 10
3 C-D 44.75 50
4 D-E 72.5 10
5 E-F 21.25 10

15. Penggunaan garis tebal pada tabel, hanya digunakan pada judul dan batas bawah
tabel atau tabel terbuka (lihat contoh).
16. Panjang maksimal 2-4 halaman.
F. Pembahasan
1. Pembahasan menguraikan secara tepat dan argumentatif hasil penelitian dengan
teori dan penelitian terdahulu yang relevan.
2. Panjang tulisan 3-5 halaman.
3. Penggunaan referensi 10-15 sumber.
4. Memakai spasi before dan after 6pt.
G. Kesimpulan
1. Memaparkan kesimpulan dari hasil penelitian (buah pemikiran peneliti), bukan
merupakan copy paste dari hasil penelitian.
2. Paparan ditulis dengan jelas dan terarah.
3. Menggunakan Bahasa yang efektif, singkat dan jelas.
4. Penulisan kesimpulan tidak boleh menggunakan pointers (berupa poin-poin), tetapi
harus dalam bentuk naratif
5. Panjang tulisan 0,5 halaman.
6. Memakai spasi before dan after 6pt
H. Saran
1. Saran yang dikemukakan dapat berupa tindakan praktis penerapan teori baru atau
mungkin manfaat kelanjutan penelitiannya.

30
2. Bila dinyatakan keterbatasan penelitian, maka sebaiknya terdapat kesinambungan
dengan menyampaikan saran untuk penelitian selanjutnya.
3. Memakai spasi before dan after 6pt
I. Daftar Pustaka
1. Menggunakan gaya Vancouver, yaitu berdasar Author-Number.
2. Times New Roman 11 pt.
3. Minimal 15-25 kepustakaan (60% dari jurnal ilmiah dan 40% berasal dari buku
sumber).
4. Batasan tahun referensi diterbitkan maksimal 5 tahun terakhir, kecuali bagi referensi
yang terbatas.
5. Penggunaan nomor kutipan ditulis superskrip (contoh: …..kalimat.1)
6. Apabila kutipan lebih dari 2 nomor, maka ditulis berurutan (contoh: ….kalimat.1,2,5)
7. Pada penulisan bagian judul referensi, diawali dengan huruf besar saja (Capitalize
Each Word) dan tidak per kata. Contoh: Pedoman pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan (benar), bukan Pedoman Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
(salah).
8. Bila nama penulis kurang atau sama dengan 6 orang, maka nama penulis ditulis
semua. Apabila >6 penulis, maka penulis selanjutnya ditulis “et al”. Contoh: Riski AG,
Baron TH, Davilla NE, Eugene DH, Kawashi T, Kholdun TH, et al. Pedoman akreditasi
rumah sakit kelas C. Jakarta: FK UNI; 2015.
9. Contoh daftar pustaka gaya Vancouver dapat dilihat pada lampiran 7.

31
Lampiran 1.
Halaman Cover Luar dan Dalam
Font: 14
SKRIPSI
Jarak Spasi 1

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA, DAN


STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PEGAWAI DI
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA TAHUN 2015

Font: 12, Spasi 1

Semua tulisan dalam


cover menggunakan 5 cm
cetak tebal (Bold)

6 cm

Oleh:
Jarak Spasi 1
MUHAMMAD REZA ARKADIA Font: 12, Spasi 1
NPM 01.11.000.318

Font: 12, Spasi 1

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA, 2015

32
Lampiran 2
Form Cover Dalam Skripsi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Font: 14, Spasi 1

Judul Skripsi:
Font: 12, Spasi 1

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA, DAN STRES


KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PEGAWAI DI RUMAH SAKIT
UMUM BHAKTI YUDHA TAHUN 2015

Font: 12, Spasi 1


Oleh:

MUHAMMAD REZA ARKADIA


NPM 01.11.000.318

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa dan diajukan dalam sidang


Skripsi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jenjang S1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Font: 12, Spasi 1

Jakarta, 12 April 2016


Menyetujui,

Pembimbing

(Nama lengkap dan gelar akademik)

33
HALAMAN PENGESAHAN
Semua kata dalam halaman
ini menggunakan Font 12, Font: 14, Spasi 1
spasi 1, kecuali kata
“halaman pengesahan”
Panitia Sidang Ujian Skripsi
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jenjang S1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Menerangkan Skripsi dengan judul:

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA, DAN STRES


KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PEGAWAI DI RUMAH SAKIT
UMUM BHAKTI YUDHA TAHUN 2015

Oleh:
MUHAMMAD REZA ARKADIA
NPM 01.11.000.318

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana.

Jakarta, 12 Agustus 2016


Tim Penguji,

Penguji I, Penguji II,

(Nama lengkap dan gelar) (Nama lengkap dan gelar)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat

(Nama lengkap dan gelar)

34
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama Lengkap : Muhammad Reza Arkadia


Nomor Pokok Mahasiswa : 01.11.000.318
Tanggal Lahir : 01 Januari 1993
Tahun Masuk : 2012
Peminatan : Manajemen Pelayanan Kesehatan
Nama Pembimbing : Nina, SKM, M.Kes

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi
saya yang berjudul :

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA, DAN STRES


KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PEGAWAI DI RUMAH SAKIT
UMUM BHAKTI YUDHA TAHUN 2015

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi sesuai ketentuan yang telah ditetapkan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 30 Agustus 2016

Materai Rp. 6000

Muhammad Reza Arkadia


NPM 01.11.000.318

35
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : ........................................................
Jenis Kelamin : ........................................................
Agama : ........................................................
Tempat/Tanggal Lahir : ........................................................
Alamat Lengkap : ........................................................
Status Keluarga : ........................................................
Alamat Instansi : ........................................................
(bagi yang sudah bekerja)
No Telp/HP :.........................................................
E-mail : ........................................................
Riwayat Pendidikan :
1. SD ………………………………………,lulus tahun ................
2. SMP …………………………………….,lulus tahun ...............
3. SMA …………………………………….,lulus tahun ................
4. Perguruan Tinggi/Akademi ……………, lulus tahun ................
dst
Riwayat Pekerjaan :
1. ……………………
2. ……………………
dst

36
LEMBAR PERSEMBAHAN

Tak henti-hentinya aku mengucapkan syukur kepadaMU ya rabb


Terimakasih atas segala yang telah mamah dan bapak berikan
Segala do’a yang dipajatkan & segala kata bijak yang disuguhkan
Tiap tetes keringat kalian jadi semangat untukku maju
Tiap do’a kalian menjadi penuntunku
Keyakinanku disetiap restu mamah dan bapak menjadi surga untukku
Aku persembahkan tulisan ini sebagai tanda bakti dan cintaku kepada mereka orang
yang aku cintai
Mamah Sumiah dan Bapak
Kedua adik-adikku Fikri Syah Putra Muchtar dan Khalylla Tera Saputri
Semoga aku bisa menjadi panutan untuk kalian berdua
Dan terimakasih untuk semua teman-temanku
“I LOVE YOU ALL”

Ketentuan Lembar persembahan:


1. Tidak lebih dari 1 halaman
2. Tidak menggunakan kata/kalimat yang
berlebihan
3. Lembar persembahan bersifat optional atau
bisa ada atau tidak

37
Lampiran 3.
Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi

38
Lampiran 4.
Form Usulan Judul Tugas Akhir

SEKOLAH TINGGI ILMU SSTIKIM-DKM-


KESEHATAN INDONESIA MAJU No. STIKIM-DKM-
:
(STIKIM) Dokumen DA-FM-PJTA-
021-00
Tanggal : 26 Feb 2018
FORMULIR USULAN JUDUL
Revisi : 00
TUGAS AKHIR
Halaman : 1

Nama Mahasiswa : ……………………………………………………………………...


NPM : ……………………………………………………………………...
Program Studi : ……………………………………………………………………...
TTL : ……………………………………………………………………...
Peminatan : ……………………………………………………………………...
Angkatan : ……………………………………………………………………...
Alamat Rumah : ……………………………………………………………………...
……………………………………………………………………...
No. Handphone : ……………………………………………………………………...
E-mail : ……………………………………………………………………...
Pekerjaan : ……………………………………………………………………...
Instansi Tempat Kerja : ……………………………………………………………………...
Alamat Instansi Kerja : ……………………………………………………………………...
Judul Tugas Akhir : ……………………………………………………………………...
…………………………………………………………………...…
……………………………………………………………………...
……………………………………………………………………...
……………………………………………………………………...

Jakarta,…………… Menyetujui,
Pemohon Mengetahui Ka. Dept. Kesehatan Masyarakat
Pembimbing Tugas Akhir STIKIM

(…………..………) (…………………………) (………………………)

39
Lampiran 5.
Form Pendaftaran Sidang Tugas Akhir

SEKOLAH TINGGI ILMU STIKIM-DKM-


No.
KESEHATAN INDONESIA MAJU : DA-FM-PSTA-
Dokumen
(STIKIM) 025-00
Tanggal : 26 Feb 2018
FORMULIR PENDAFTARAN
Revisi : 0
SIDANG TUGAS AKHIR
Halaman : 1

Nama Mahasiswa : ……………………………………………………………………...


NPM : ……………………………………………………………………...
Program Studi : ……………………………………………………………………...
Peminatan : ……………………………………………………………………...
Tahun Angkatan : ……………………………………………………………………...
Alamat Rumah : ……………………………………………………………………...
……………………………………………………………………...
No. Handphone : ……………………………………………………………………...
E-mail : ……………………………………………………………………...
Judul Tugas Akhir : ……………………………………………………………………...
…………………………………………………………………...…
……………………………………………………………………...
……………………………………………………………………...
……………………………………………………………………...
Jenis Tugas Akhir : Skripsi/Tesis*(Coret yang tidak perlu)
Jenis Sidang : Proposal/Hasil*( Coret yang tidak perlu)
Hari/Tanggal Sidang* : ………………………………………... Jam:……………… Wib
Nama Pembimbing : ……………………………………………………………………...
Nama Penguji* : ……………………………………………………………………...
Catatan : ……………………………………………………………………...
……………………………………………………………………...
……………………………………………………………………...
Jakarta,…………… Menyetujui,
Pemohon Mengetahui Ka. Departemen………..……
Pembimbing Tugas Akhir STIKIM

(…………..………) (………………….………) (……………………………)

40
Lampiran 6.
Lembar Persetujuan

41
Lampiran 6.
Lembar Pengesahan

42
Huruf 14, capital
pada setiap kata
Contoh Jurnal Penulisan Jurnal Ilmiah kecuali kata hubung

Hubungan Kadar Debu dan Kondisi Lingkungan Rumah terhadap


Kejadian ISPA
Huruf 12, penulis 1.5 spasi
utama terlebih Budi Candra Kirana1, Ardiansyah2
dahulu, kemudian 1,2
Program Sarjana Kesehatan Masyarakat
dibawahnya alamat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
korespondensi Email korespondensi,
Jln. Harapan Nomor 50, Lenteng Agung – Jakarta Selatan 12610 hanya penulis utama
Telp: (021) 78894045, Email: candrabudi94@yahoo.com saja

Abstrak 1 spasi
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada masyarakat.
ISPA masih menempati urutan teratas dari data 10 besar penyakit di wilayah kerja Puskesmas Klapanunggal.
Emisi partikel debu ke udara oleh pabrik semen dalam proses semen ataupun tranportasi merupakan pencemaran
terhadap lingkungan yang perlu diwaspadai, bahan pencemar ini bisa masuk kedalam rumah melalui ventilasi
atau atap rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor kondisi lingkungan pemukiman yang
memicu kejadian ISPA dan mengetahui ada tidaknya perbedaan kondisi lingkungan pemukiman pada
masyarakat yang mengalami ISPA di wilayah Puskesmas Kecamatan Klapanunggal .Populasi penelitian ini
adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Kecamatan Klapanunggal. Jenis penelitian dengan disain cross
sectional, Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dihitung dalam menggunakan rumus Lemeshow,S. Dimana
ditentukan nilai n sebanyak 95 sampel. Data penelitian ini adalah kuesioner dan observasi. Penelitian ini
dianalisis menggunakan analisis data secara univariat dilakukan. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan
bermakna antara kadar debu (PM10) dengan kejadian ISPA pada masyarakat di mana masyarakat yang tinggal
dslam lingkunganpemukiman tidak memenuhi syarat (> 70 % µg/m3) beresiko 3,383 kali untuk mengalami ISPA
dibanding dengan masyarakat yang tinggal dalam lingkungan pemukiman dengan kadar debu (PM 10) memenuhi
syarat (≤ 70% µg/m3).
Masing-masing
1 spasi
Kata kunci: Debu, ISPA, Lingkungan Pemukiman
Abstrak satu paragraph, maks. 200 kata
Abstract
ARI (Acute Respiratory Infection) is a disease that often occurs in the community. In the area of health centers
located around Klapanunggal cement plant X, ARI still tops the list of the top 10 diseases in the data Puskesmas
Klapanunggal. Emissions of dust particles into the air by cement factories in the process of cement or tranfortasi
is that environmental pollution is exacerbated, the contaminants can enter the home through roof vents or home.
This study aims to identify factors that trigger the condition neighborhoods ARI incidence and determine
whether there is a difference in the community residential environment that is experienced in the area of District
Health Clinics ARI Klapanunggal.The population of this studyis that people who live in the village of
Kembangkuning in District Klapanunggal. Type of research is the cross-sectional design, number of samples in
this study were calculate dusing the formula Lemeshow, S.Where thevalue ofnis determinedby 95samples.The
data of thisstudywere questionnairesandobservation. This stud analyzed data using univariate analysi
sperformed to describethe characteristics of eachi ndependent and dependent variables. The results showed that
the variables significantl yassociated with the incidence of respiratory infectioninthe community’s dust (OR
=3.383, 95% CI) andventilation (OR =2.900, 95% CI). Concluded that there isa significant relationship between
the amount of dust (PM10) with ARIincidence incommunities where people living not eligible (>70% μg/m3) are
at risk for experiencing ARD3,383 times compared with people who live in neighborhoods with higher levels of
dust(PM10) qualified(≤ 70% μg/m3).

Key words: Dust, ARI, EnvironmentalSettlements.

43
Alinea pertama diberi spasi 5
karakter, spasi before after
masing-masing 6pt
Pendahuluan FEV1) berhubungan dengan peningkatan
konsentrasi partikulat.2
Pencemaran udara merupakan faktor
penting dalam pencemaran lingkungan, Pembangunan berwawasan
pencemaran udara yang terjadi meliputi lingkungan bertujuan untuk meningkatkan
pencemaran udara di luar ruangan (outdoor kesejahtraan dan tarap hidup masyarakat
Penggunaan
air pollution) sitasi
dan pencemaran udara dalam dengan sedikit mungkin memberikan
superscript
ruangan (indoor air pollution). dampak negatif terhadap lingkungan
Pencemaran udara luar ruangan sumber sebagai akibat penggunaan sumber daya
utamanya adalah dari emisi kendaraan alam dan pembangunan industri. Selain
bermotor dan asap industri, sedangkan dampak penting pembangunan industri
pencemaran udara dalam ruangan adalah perubahan kualitas lingkungan
sumbernya antara lain dari kegiatan antara lain yang disebabkan oleh
penghuni dan pencemar dari luar.1 pencemaran udara.3
Udara merupakan faktor yang penting Baku mutu debu pada udara ambien di
dalam kehidupan, namun dengan Indonesia diatur dalam keputusan menteri
meningkatnya pembangunan fisik kota dan kesehatan tentang Persyaratan Kesehatan
pusat-pusat industri, kualitas udara telah Lingkungan Kerja Perkantoran dan
mengalami perubahan. Perubahan Industri. Sesuai dengan Surat Keputusan
lingkungan udara pada umumnya tersebut, nilai baku mutu konsentrasi debu
disebabkan pencemaran udara yaitu maksimal ditetapkan 10 mg/m3 untuk
masuknya zat pencemar berbentuk gas-gas waktu pengukuran rata-rata 8 jam.4
dan partikel kecil (aerosol) ke dalam udara, Debu adalah partikel zat kimia padat
sehingga mutu udara turun sampai ke yang disebabkan oleh kekuatan alami atau
tingkat tertentu yang menyebabkan atau
mekanis seperti pengolahan,
mempengaruhi kesehatan manusia. penghancuran, pelembutan, pengepakan
Peningkatan pencemaran udara terutama yang cepat, peledakan, dan lain-lain dari
terjadi di daerah perindustrian, benda, baik organik maupun anorganik
perdagangan dan padat kendaraan. misalnya batu, kayu, bijih logam, batu
Konsentrasi pencemaran udara di beberapa bara, butir-butir zat, dan sebagainya.5
kota besar dan daerah industri Indonesia
dapat menyebabkan danya gangguan Mekanisme penimbunan debu dalam
pernafasan, iritasi pada mata dan telinga, paru-paru dapat terjadi pada saat menarik
serta timbulnya penyakit tertentu.2 nafas, dimana udara yang mengandung
debu masuk kedalam paru-paru. Debu
Partikel yang masuk aveoli akan yang berukuran antara 5-10 mikron akan
menimbulkan reaksi radang sehingga ditahan oleh saluran pernafasan bagian
menyebabkan daya kembang paru dibatasi atas, sedangkan yang berukuran 3-5
Pembatasan daya kembang paru dapat mikron ditahan oleh bagian tengan jalan
dinilai dengan beberapa parameter fungsi pernafasan. Partikel-partikel yang besarnya
paru yaitu FVC dan FEV1. Beberapa antara 1 dan 3 mikron akan ditempatkan
penelitian menunjukkan hubungan antara langsung dipermukaan alveoli paru.
Partikulat Melayang PM2,5 dengan Partikel-partikel yang berukuran 0,1
dampak kesehatan lebih tinggi dari pada mikron tidak begitu mudah hinggap pada
PM10, itu disebabkan karena pada PM 2,5 permukaan alveoli, oleh karena partikel
berisikan sebagian besar berbagai macam dengan ukuran yang demikian tidak
logam dan jenis asam berbahaya. mengendap di permukaan. Debu yang yang
Diperkuat dengan penelitian mengenai partikel-partikelnya berukuran kurang dari
polusi udara dan fungsi paru diantara orang 0,1 mikron bermassa terlalu kecil,
dewasa di Roma menunjukkan penurunan sehingga tidak mengendap di permukaan
pada indikator fungsi paru (FVC dan alveoli atauselaput lendir, oleh karena

44
gerakan brown yang menyebabkan debu bawah seperti laryngitis, bronchitis,
demikian bergerak ke luar masuk ke bronchiolitis dan pneumonia, yang dapat
alveoli.6 berlangsung selama 14 hari. Batas waktu
14 hari diambil untuk menentukan batas
Desa Kembang Kuning Kecamatan
akut dari penyakit tersebut. Saluran
Klapanunggal Kabupaten Bogor
pernafasan adalah organ mulai dari hidung
merupakan daerah letaknya berhadapan
sampai alveoli beserta organ seperti sinus,
langsung dengan kawasan industri pabrik
ruang telinga tengah dan pleura.8
semen X yang ada di wilayah Kecamatan
Klapanunggal. Kawasan industri pabrik Pada umumnya suatu penyakit saluran
semen merupakan industri pertambangan pernafasan dimulai dengan keluhan-
yang termasuk dalam kategori industri keluhan dan gejala-gejala yang
berat dengan kegiatan utama berupa ringan.Dalam perjalanan penyakit mungkin
pembuatan Semen industri pertambangan gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila
ini akan menghasilkan limbah ke semakin berat dapat jatuh dalam keadaan
lingkungan baik dalam bentuk padat, cair kegagalan pernafasan dan mungkin
maupun udara, terutama dalam prosesnya meninggal.Bila sudah dalam kegagalan
akan menyebabkan terjadi pencemaran pernafasan maka dibutuhkan
udara berupa partikulat. Masyarakat Desa penatalaksanaan yang lebih rumit,
Kembang Kuning merupakan populasi meskipun demikian mortalitas masih
yang merasakan akibat adanya pencemaran tinggi, maka perlu diusahakan agar yang
dari industri tersebut. Hal ini yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang
membuat mereka menjadi populasi yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan
beresiko tinggi terkena pajanan debu dari tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan
aktifitas industri tersebut. pernafasan.9
Pengaruh-pengaruh tersebut antara Faktor lingkungan memegang peranan
lain membahayakan kesehatan manusia, yang penting dalam menentukan terjadinya
menurunkan kualitas lingkungan dan proses interaksi antara host dengan agent
mempengaruhi kualitas material. Besarnya dalam proses terjadinya penyakit. Secara
pengaruh-pengaruh ini merupakan fungsi garis besarnya lingkungan terdiri dari
dari distribusi ukuran partikel, konsentrasi lingkungan fisik, biologis dan
dan komposisi fisik dan kimia partikulat. sosial.Keadaan fisik sekitar manusia
Pencemaran udara yang bersumber dari berpengaruh terhadap manusia baik secara
adanya aktifitas kegiatan industri dan langsung maupun tidak terhadap
kendaraan bermotor di Kabupaten Bogor lingkungan–lingkungan biologis dan
kian lama kian terasa seiring dengan lingkungan sosial manusia. Lingkungan
aktifitas lalu lintas dan pertambahan fisik (termasuk unsur kimia) meliputi
jumlah kendaraan.7 udara, kelembaban, air dan pencemaran
udara. Berkaitan dengan ISPA adalah
Salah satu gangguan yang mungkin
termasuk air borne disease karena salah
disebabkan oleh pencemaran kualitas udara
satu penularannya melalui udara yang
dalam ruangan (indoor air quality) adalah
tercemar dan masuk ke dalam tubuh
ISPA. ISPA dapat meliputi bagian atas saja
melalui saluran pernapasan.10
dan bahkan bagian bawah seperti laringitis,
tracheobronchitis, bronchitis dan Kasus rawat jalan penyakit ISPA
pneumonia. merupakan penyakit yang masih termasuk
golongan 10 besar penyakit di Rumah
Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Sakit. di lihat dari golongan umur 0-28 hr
(ISPA) adalah penyakit saluran pernafasan
berjumlah 266 jiwa (23,52 %), golongan
akut yang meliputi saluran pernafasan
umur 28 hr - <1 thn berjumlah 1.769 jiwa
bagian atas seperti rhinitis, fharingitis, dan
(27,99 %), golongan umur 1-4 thn
otitis serta saluran pernafasan bagian

45
berjumlah 2.877 jiwa (14,52 %), golongan pabrik dengan konsentrasi pengukuran
umur 5 – 44 tahun berjumlah 4.383 jiwa parameter debu serta pengamatan kejadian
(14,52 %) golongan umur 45 – 69 th gejala penyakit saluran pernapasan
berjumlah 512 jiwa (4,66 %) dan > 70 thn dikalangan penduduk sekitar pabrik semen
berjumlah 70 (2,31%).11 di Desa Kembang Kuning Kecamatan
Klapanunggal Kabupaten Bogor.14
Data pengukuran kualitas udara untuk
parameter debu (TSP) yang diambil oleh9, Definisi lain mengatakan debu
pada wilayah pemukiman di kelurahan merupakan salah satu polutan yang dapat
Pulau Buluh berhadapan langsung dengan mengganggu kenikmatan kerja. Debu juga
kawasan industri Shipyard diketahui dapat mengakibatkan gangguan pernafasan
konsentrasi TSP sebesar 257 µg/m3. Kadar bagi pekerja pada industri-industri yang
debu tersebut telah melampaui ambang berhubungan dengan debu pada proses
batas baku mutu kadar debu sesuai PP No produksinya. Debu juga sering disebut
41 Tahan 1999 yaitu sebesar 230 µg/m3. sebagai partikel yang melayang di udara
Sedangkan hasil rekapan tahunan data (suspended particulate metter/SPM)
penyakit pada Puskesmas Klapanunggal dengan ukuran 1 mikron sampai dengan
menunjukkan gejala penyakit yang paling 500 mikron. Polutan merupakan bahan-
banyak dikeluhkan masyarakat Kecamatan bahan yang ada di udara yang dapat
Klapanunggal adalah penyakit ISPA, Pada membahayakan kehidupan manusia.15
tahun 2012 jumlah pasien ISPA yang Dalam penelitian ini penulis ingin
tercatat adalah 505 orang, sedang untuk mengetahui hubungan tingkat Kadar debu
tahun 2013 tercatat 650 orang. Sebagian dan kondisi lingkungan rumah terhadap
gejala-gejala mereka adalah batuk-batuk kejadian ISPA sekitar pabrik semen x
yang lama (lebih dari 1 bulan), batuk KecamatanKlapanunggal Kabupaten
kering tidak berdahak, tapi kemudian Bogor Tahun 2014.
berdahak, sesak nafas terutama pada
aktifitas, sehingga mengurangi Metode
kemampuan kerja sehari hari kedua Penelitian ini merupakan penelitian
penyakit ini merupakan sebagian dari deskriptif analitik yang digunakan untuk
penyakit yang disebabkan adanya mendeskripsikan atau memberikan
12
pencemaran udara. gambaran dengan menggunakan tekhnik
Dari hasil laporan Tahunan Dinas penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang
Kesehatan Kabupaten Bogor tahun 2011 datanya dikumpulkan dan disajikan dalam
berdasarkan pola penyakit penderita rawat betuk angka-angka. Penelitian ini,
jalan di Puskesmas Kabupaten Bogor menggunakan kuesioner sebagai alat untuk
penyakit ISPA merupakan urutan no satu menggumpulkan data.
dari 10 bear penyakit. Berdasrkan Populasi dari penelitian ini adalah
golongan umur 0- 28 hr jumlah kasus semua masyarakat yang berada di wilayah
ISPA sebanyak 1.304 jiwa (40,33%), Kecamatan Klapanunggal sebanyak 87.564
golongan umur 29 hr - <1 th berjumlah Jiwa Tahun 2014. Penelitian ini akan
55.747 jiwa (46,65 %), golongan umur 1- 4 meneliti tingkat kadar debu dan kondisi
th berjumlah 114.546 jiwa (46,20%), lingkungan rumah terhadap kejadian ISPA
golongan umur 5 – 44 th berjumlah di sekitar pabrik semen X.
285,744 jiwa (32,17 %), golongan umur 45
– 69 th berjumlah 80,959 jiwa (19.31 %), Sampel adalah bagian dari jumlah dan
dan >70 th berjumlah 9.629 Jiwa (17,71 karakteristik yang dimiliki oleh populasi
%).13 tersebut. Sampel dalam penelitian adalah
masyarakat yang tinggal dalam jarak 1000
Topik penelitian ini sebatas pada meter dari pabrik semen yaitu di Desa
pengukuran kualitas udara di sekitar udara

46
Kembang Kuning Kecamatan Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Klapanunggal. Variabel yang Diteliti
Dari laporan tahunan puskesmas Variabel Kategori n %
ISPA Ya 36 37,9
klapanunggal di peroleh data sebagai
Tidak 59 62,1
berikut prevalensi ISPA adalah 45 % jadi Debu Tidak memenuhi 58 61,1
jumlah sampel yang dibutuhkan dalam syarat
penelitian ini adalah jika peneliti presisi Memenuhi syarat 37 38,9
mutlak sebesar 10 % dengan derajat Kepadatan Tidak memenuhi 23 24,2
Hunian syarat
kepercayaan 95 % sebanyak 95 Orang.
Memenuhi syarat 72 75,8
Data yang dipergunakan dalam Ventilasi Tidak memenuhi 57 60
penelitian ini dengan mempergunakan data syarat
Memenuhi syarat 38 40
primer berupa kuesioner. Kuisioner yang Suhu Tidak memenuhi 54 56,8
dipergunakan sebelumnya diuji coba dulu. syarat
Uji coba dilakukan dengan cara Memenuhi syarat 41 43,2
mengambil 10 responden yang mengalami Kelembaban Tidak memenuhi 59 62,1
penyakit ISPA untuk mengisi kuisioner syarat
Memenuhi syarat 36 57,9
dilakukan di Puskesmas Klapanunggal.
Cara pengumpulan data alat pengukur Hasil analisis bivariat menunjukkan
data yang dipakai dalam penelitian ini bahwa variabel kadar debu rumah
adalah: berhubungan secara signifikan dengan
1. Kadar debu ambien (PM10) di ukur kejadian ISPA. Dibuktikan secara statistik
dengan menggunakan Elektonik dengan pvalue = 0,017. Variabel ini dapat
Presipitator/EP1 Type 424). Dengan memperbesar risiko untuk kejadian ISPA
Sistim Online yang sudah di tanfer lebih dari 3 kali (OR = 3,383)
melalui komputer, sehingga penulis dibandingkan responden yang kadar debu
tinggal melihat data di komputer. Baru rumahnya memenuhi syarat. Begitu pun
kemudian peneliti bergerak menuju dengan variabel ventilasi rumah setelah
masyarakat yang menjadi sampel diuji statistik menghasilkan pvalue = 0,034
tersebut yang berarti ada hubungan antara ventilasi
2. Pengukuran suhu dengan dengan kejadian ISPA. Hasil analisis lebih
menggunakan thermometer lanjut didapatkan OR= 2,900 artinya
3. Pengukuran Kelembaban dengan responden yang ventilasi rumahnya tidak
hygrometer memenuhi syarat beresiko 2,900 kali
menderita ISPA dibandingkan responden
4. Untuk ventilasi dan kepadatan hunian
yang ventilasi rumahnya memenuhi syarat.
dengan menggunakan meteran.
Sedangkan variabel kepadatan hunian,
Pengolahan data dilakukan melalui
suhu, dan kelembaban tidak menunjukkan
proses editing data, koding, cleaning data
hubungan yang signifikan dengan kejadian
dan prosecing.
ISPA. Hal ini berdasarkan nilai Pvalue
Hasil yang lebih dari 0,05 (Tabel 2).
Hasil penelitian menunjukkan Pembahasan
sebagian besar responden (62,1%)
mengalami ISPA. Dari variabel yang Hubungan Debu Dengan Kejadian ISPA
diteliti menunjukkan bahwa sebagian besar Dari hasil penelitian ini, diketahui 37
responden tidak memenuhi syarat dalam responden dengan kadar debu yang
hal kadar debu rumah, kepadatan hunian memenuhi syarat yang tidak menderita
rumah, ventilasi rumah, suhu rumah, dan penyakit ISPA adalah sebesar 8 (21,6%)
kelembaban rumah (Tabel 1). responden dan dari 58 responden dengan

47
Tabel 2. Hubungan Antara Kadar Debu, kepadatan hunian, ventilasi, suhu, dan
kelembaban dengan kejadian ISPA

ISPA
Variabel Kategori Tidak Ya
OR Pv
n % n %
Debu Tidak Memenuhi Syarat 28 48.3 30 51.7
3,383 0.017
Memenuhi Syarat 8 21.6 29 78.4
Kepadatan Hunian Tidak Memenuhi Syarat 8 34.8 15 65.2
- 0.915
Memenuhi Syarat 28 38.9 44 61.1
Ventilasi Tidak Memenuhi Syarat 27 47.7 30 52.6
2.900 0.034
Memenuhi Syarat 9 23.7 29 76.3
Suhu Tidak Memenuhi Syarat 24 44.4 30 55.6
- 0.195
Memenuhi Syarat 12 29.3 29 70.7
Kelembaban Tidak Memenuhi Syarat 26 44.1 33 55.9
- 0.171
Memenuhi Syarat 10 27.8 26 72.2

kadar debu yang tidak memenuhi syarat Menurut peneliti, salah satu faktor
yang “ya” menderita penyakit ISPA adalah predisposisi yang dapat memnyebabkan
sebesar 30 (51,7%) responden. Dan menderita penyakit ISPA adalah
berdasarkan hasil uji statistic didapat p- kadardebu. Kadar debu yang berada di
value (p = 0,017), bahwa “Ada hubungan udara dalam waktu yang relatif lama dalam
antara debu dengan kejadian ISPA”. keadaan melayang-layang di udara,
Dalam kasus pencemaran udara baik dalam kemudian masuk ke dalam tubuh manusia
maupun di luar gedung (indoor and out melalui pernafasan.
door pollution) debu merupakan campuran
Hubungan Kepadatan Hunian dengan
dari berbagai bahan dengan ukuran dan
Kejadian ISPA
bentuk yang relatif berbeda-beda dan
sering dijadikan salah satu indikator Dari hasil penelitian ini, diketahui 72
pencemaran yang digunakan untuk responden yang kepadatan hunian
menunjukkan tingkat bahaya, baik rumahnya memenuhi syarat yang tidak
terhadap lingkungan maupun terhadap menderita penyakit ISPA adalah sebesar
kesehatan dan keselamatan kerja. 28 (38,9%) responden dan dari 23
responden yang kepadatan hunian
Pengaruh debu terhadap kesehatan itu rumahnya tidak memenuhi syarat yang ya
sendiri sangat berpengaruh terhadap menderita penyakit ISPA adalah sebesar
derajat kesehatan masyarakat yang berada 15 (65,2%) responden. Dan berdasarkan
di lingkungan industri tersebut. Hal ini hasil uji statistic didapat p-value (p =
perlu adanya pencegahan terhadap 0,915), bahwa “Tidak ada hubungan antara
pengaruh debu itu agar tidak dapat kepadatan hunian dengan kejadian ISPA”.
menimbulkan penyakit ISPA lebih banyak Penelitian ini juga sejalan dengan yang
lagi. dilakukan oleh Diana Maryani tentang
Partikel debu yang berdiameter > 10 μ hubungan antara kondisi lingkungan
yang disebut coarse particle merupakan dengan kejadian ISPA di Kelurahan
indikator yang baik tentang adanya Bandarharjo Semarang 2012 yang
kelainan saluran pernafasan, karena adanya menunjukkan tidak ada hubungan antara
hubungan yang kuat antara gejala penyakit kepadatan hunian dengan kejadian ISPA
saluran pernafasan dengan kadar partikel dengan p value =0,137 (p value> 0,05)
debu di udara.
Rumah yang tidak sehat dapat
menjadi reservoir penyakit bagi seluruh

48
lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan Penelitian ini juga sejalan dengan
hanya pada satu rumah tetapi pada yang dilakukan oleh Safitri Liana Rahyuni
kumpulan rumah (lingkungan yang menunjukkan adanya hubungan
pemukiman). Timbulnya permasalahan antara luas ventilasi dengan kejadian ISPA
kesehatan dilingkungan pemukiman pada pada balita di wilayah kerja Puskesmas
dasarnya disebabkan karena tingkat Jekulo Kudus dengan p value =0,001 (p
kemampuan ekonomi yang rendah, karena value< 0,05).
rumah dibangun berdasarkan kemampuan Luas ventilasi merupakan salah satu
penghuninya.7 faktor lingkungan yang dapat menjadi
Luas ruang tidur minimal 8 M2 dan faktor risiko penyakit ISPA mempunyai
tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua fungsi yang sangat penting yaitu sebagai
orang tidur dalam satu kamar tidur. sarana untuk menjamin kualitas dan
Bangunan yang sempit dan tidak sesuai kecukupan sirkulasi udara yang keluar dan
dengan jumlah penghuninya akan masuk dalam ruangan. Ventilasi adalah
mempunyai dampak kurangnya oksigen di proses udara segar ke dalam dan
dalam ruangan sehingga daya tahan mengeluarkan udara kotor dari suatu
penghuninya menurun, kemudian cepat ruangan tertutup secara alamiah maupun
timbulnya penyakit saluran pernafasan buatan.10
seperti ISPA.1 Luas ventilasi alamiah yang permanen
Tingkat kepadatan hunian tempat minimal adalah 10% dari luas
tinggal yang tinggi dapat menyebabkan lantai.Ventilasi yang memenuhi syarat
tingginya tingkat pencemaran dapat menghasilkan udara yang nyaman
lingkungan.Sehingga angka kesakitan dengan temperatur 220C dan kelembaban
semakin meningkat. Hal ini merupakan 50-70%.8
salah satu faktor yang mempengaruhi Secara umum penilaian ventilasi
angka kesakitan di daerah perkotaan lebih rumah dapat dilakukan dengan cara
tinggi daripada angka kesakitan di melihat indikator penghawaan rumah, luas
pedesaan karena tingkat kepadatan ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan
penduduk dan pencemaran lingkungan di adalah lebih dari sama dengan 10% dari
kota lebih tinggi daripada di desa. luas lantai rumah dan luas ventilasi yang
Kepadatan hunian dalam suatu rumah tidak memenuhi syarat kesehatan adalah
sangat rentan terhadap suatu penyakit kurang dari 10% dari luas lantai rumah.10
terutama bagi masyarakat yang memiliki
luas ruangan yang sempit atau tidak sesuai Semakin kecilnya ventilasi dalam
dengan persyaratan rumah sehat. rumah maka sirkulasi udara dalam ruangan
tidak baik.Begitu juga dengan pentilasi
Hubungan Ventilasi dengan Kejadian yang tidak menggunakan skrin atau
ISPA penangkap debu maka debu dari luar
Dari hasil penelitian ini, diketahui 38 rumah dapat masuk kedalam kamar ini
responden yang ventilasi rumahnya juga menjadi faktor penyebab timbulnya
memenuhi syarat yang tidak menderita penyakit ISPA.
penyakit ISPA adalah sebesar 9 (23,7%)
Hubungan Suhu Dengan Kejadian ISPA
responden dan dari 57 responden yang
ventilasi rumahnya tidak memenuhi syarat Dari hasil penelitian ini, diketahui 41
yang ya menderita penyakit ISPA adalah responden yang suhu rumahnya memenuhi
sebesar 30 (52,6%) responden. Dan syarat yang tidak menderita penyakit ISPA
berdasarkan hasil uji statistic didapat p- adalah sebesar 12 (29,3%) responden dan
value (p = 0,030), bahwa “Ada hubungan dari 54 responden yang suhu rumahnya
antara ventilasi dengan kejadian ISPA”. tidak memenuhi syarat yang ya menderita
penyakit ISPA adalah sebesar 30 (55,6%)

49
responden. Dan berdasarkan hasil uji terutama penyakit infeksi.Kelembaban
statistic didapat p-value (p = 0,195), bahwa juga dapat meningkatkan daya tahan hidup
“Tidak ada hubungan antara suhu dengan bakteri. Kelembaban dianggap baik jika
kejadian ISPA”. Salah satu syarat memenuhi 40-70% dan buruk jika kurang
fisiologis rumah sehat adalah memiliki dari 40% atau lebih dari 70%.8
suhu optimum 18-30°C. Hal ini berarti, Kelembaban berkaitan erat dengan
jika suhu ruangan rumahdibawah 18°C ventilasi karena sirkulasi udara yang tidak
atau di atas 30°C keadaan rumah tersebut lancar akanmempengaruhi suhu udara
tidak memenuhi syarat. Suhu ruangan yang dalam rumah menjadi rendah sehingga
tidak memenuhi syarat kesehatan menjadi kelembaban udaranya tinggi.Sebuah rumah
faktor resiko terjadinya ISPA pada balita yang memiliki kelembaban udara tinggi
sebesar 4 kali. Suhu dalam ruangan memungkinkan adanya tikus, kecoa dan
berperan untuk menjaga rumah dalam jamur yang semuanya memiliki peran
kelembaban optimal untuk membebaskan besar dalam pathogenesis penyakit
bakteri dan virus.11 Kualitas udara yang pernafasan.9
kurang baik dapat memicu berbagai
Kesimpulan
penyakit yang berhubungan dengan saluran
pernapasan, termasuk ISPA. Kualitas udara Berdasarkan hasil penelitian mengenai
yang baik dalam rumah diantaranya harus diperoleh kesimpulan bahwa ISPA masih
memenuhi beberapa ketentuan diantaranya merupakan masalah kesehatan masyarakat
kelembaban udara dalam rumah berkisar yang belum ditangani dengan baik. Faktor
antara 40-70%, suhu udara yang nyaman yang berhubungan dengan kejadian ISPA
berkisar antara 180-300 Celcius, dan adalah kadar debu rumah dan ventilasi
pertukaran udara = 5 kaki. rumah. Sedangkan faktor faktor kepadatan
hunian, suhu, dan kelembaban rumah tidak
Hubungan Kelembaban Dengan menunjukkan hubungan yang signifikan
Kejadian ISPA secara statistik.
Dari hasil penelitian ini, diketahui 36
Saran
responden yang kelembaban rumahnya
memenuhi syarat yang tidak menderita Diperlukan promosi kesehatan terkait
penyakit ISPA adalah sebesar 10 (27,8%) dengan standar rumah sehat khususnya
responden dan dari 59 responden yang persyaratan tentang ventilasi rumah.
kelembaban rumahnya tidak memenuhi Dengan ventilasi yang cukup maka sinar
syarat yang ya menderita penyakit ISPA matahari dapat masuk dan pertukaran
adalah sebesar 33 (55,9%) responden. Dan udara menjadi lebih mudah sehingga kadar
berdasarkan hasil uji statistic didapat p- debu, suhu, serta kelembaban udara rumah
value (p = 0,171), bahwa “Tidak ada menjadi lebih sehat.
hubungan antara kelembaban dengan Daftar Pustaka
kejadian ISPA”. Penelitian ini juga sejalan
dengan yang dilakukan oleh Diana 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI
Maryani tentang hubungan antara kondisi Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2005
lingkungan dengan kejadian ISPA di tentang Persyaratan Kesehatan
Kelurahan Bandarharjo Semarang 2012 Lingkungan Kerja Perkantoran dan
yang menunjukkan tidak ada hubungan Industri. Jakarta; 2005.
antara kelembaban dengan kejadian ISPA 2. Mukono HJ. Pencemaran Udara dan
dengan p value =0,064 (p value> 0,05). Pengaruhnya Terhadap Gangguan
Kelembaban rumah yang tinggi dapat Saluran Pernafasan. Surabaya:
mempengaruhi penurunanan daya tahan Airlangga University Press; 2008.
tubuh seseorang dan meningkatkan
kerentanan tubuh terhadap penyakit

50
3. Badan Pengelolaan Lingkungan 10. Keputusan Menteri Kesehatan RI
Hidup Daerah. Pengertian Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2004
Pencemaran Udara. Jakarta; 2006. tentang Persyaratan Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2008 Industri. Jakarta; 2004.
tentang Persyaratan Kesehatan 11. Badan Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Hidup Daerah. Pengendalian
Industri. Jakarta; 2008. Pencemaran Udara. Jakarta; 2006.
5. Suma‟mur PK. Higiene Perusahaan 12. Notoatmodjo S. Pendidikan Kesehatan
dan Kesehatan Kerja, Jakarta: PT. Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Toko Gunung Agung; 1996. Rineka Cipta; 2007.
6. Balai Tekhnik kesehatan lingkungan 13. Lubis I, Sumantri A, Lubis ZS. dan
dan P2M kelas 1 Batam 2007 Moechlas. Pola Pengobatan dan
pengukuran kualitas Udara dan Faktor Resiko Infeksi Saluran
Pemngukuran Debu. 2007. Pernafasan Akut (ISPA) pada Bayi dan
7. Sumantri A. Kesehatan Lingkungan. Balita SKRT 2002. Jakarta; 2002.
Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada 14. Departemen Kesehatan. Direktorat
Media Group Jakarta; 2007. Jendral PPM & PL. Pedoman
8. Departemen Kesehatan, Direktorat Pengendalian Penyakit Infeksi
Jendral PPM & PL. Rencana Kerja Saluran Pernafasan Akut,
Jangka menengah Nasional Jakarta.Kepmenkes RI No 829 tahun
penanggulangan pneumonia 1999. Tentang kesehatan perumahan
Balitatahun 2005 – 2009. Jakarta; tahun 1999. Jakarta; 2006.
2005. 15. Buston. Epidemiologi Penyakit Tidak
9. Dinas Kesehatan kabupaten Bogor.
Menular. Jakarta: PT. Rineka Cipta;
Profil Kesehatan Kabupaten Bogor 2007.
tahun 2013. Bogor; 2013.

51

Anda mungkin juga menyukai