Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PENDIDIKAN DEMOKRASI DI INDONESIA

DISUSUN OLEH:

GHINA NURZANAH ( 211030690073 )

01RKMP002 ( 1B )

PRODI REKAM MEDIS INFORMASI KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBING ( SRI HARYANTO S.PD., M.M )

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN AJARAN 2021/2022

PROVINSI BANTEN

1
Kata Pengantar
Alhamdulillah, Puji dan Syukurkehadiran Allah SWT. yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Pendidikan Demokrasi Di Indonesia”.

Makalah disusun atas dasar memenuhi tugas mata kuliah


Kewarganegaraan Selain itu , makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pendidikan Demokrasi Indonesia bagi penulis dan pembaca khususnya
para mahasiswa/i jurusan Rekam Medis.

Saya ucapkan terimakasih kepada dosen pebimbing Pak Sri Haryanto


selaku dosen pembimbing mata kuliah kewarganegaraan. Saya ucapkan juga
terimakasih kepada para pihak yang terlibat. Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi teknik penilisan maupun segi materi.
Oleh sebab itu, saya berharap untuk tanggapan, kritik dan sarannya atas makalah
yang saya kerjakan.

Tangerang, 16 Dsember 2021

Penyusun

Ghina Nurzanah

2
Daftar Isi

Cover .......................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar belakang...........................................................................................4
1.2 Rumusan masalah......................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7
2.1 Arti dan Makna Dekrasi............................................................................7
2.2 Jenis-Jenis Demokrasi.............................................................................10
2.3 Pendidikan Demokrasi............................................................................12
2.4 Penerapan Demokrasi..............................................................................21
BAB III PENUTUP...............................................................................................28
3.1 Kesimpulan..............................................................................................28
3.2 Saran........................................................................................................28
Daftar Pustaka........................................................................................................30

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Negara-negara modern dewasa ini menggolongkan diri mereka ke dalam
demokrasi, yaitu negara yang pemerintahanya dijalankan “oleh rakyat dan untuk
rakyat”, sekalipun dalam mekanisme pemerintahanya baik yang menyangkut
infrastruktur politik maupun supra struktur politik, berbeda satu dengan yang lain.
Inggris misalnya, suatu kerajaan dengan system pemerintahan parlementer dan
pengorganisasian kekuatan sosial politiknya yang sederhana tetapi mantap, yaitu
terdiri dari dua partai besar yang secara menentukan jalanya pemerintahan, adalah
negara demokrasi.

Amerika suatu republik, dengan sistem pemerintahan presidensial, dimana


kekuasaan pemerintah dibagi menjadi tiga dan diserahkan masing-masing kepada
tiga lembaga tinggi konstitusional, legislatif kepada kongres, eksekutif kepada
presiden, yudikatif kepada supreme Court, dan pengorganisasian kekuatan sosial
politik yang longgar kedalam dua partai besar, juga merupakan negara demokrasi.

“Tidak ada demokrasi tanpa democrat”. Pengalaman pahit jerman dimasa lalu
telah membuktikan kebenaran itu: demokrasi pertama Jerman pada masa republic
Weimar (1919 – 1933) akhirnya runtuh dan berakhir dengan malapetaka terror
kediktatoran rezim Nazi. Friedrich Ebert, presiden pertama Jerman yang terpilih
secara demokratis berjuang dengan susah payah untuk membawa demokrasi
kesetiap kehidupan masyarakat dimana ketika itu mayoritas penduduk tidak
berpikiran demokratis.

Negara Indonesia juga merupakan Negara demokrasi, seperti nampak pada


Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang antara lain berbunyi “ dalam
susunan Negara indonsia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan

4
perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruhrakyat
Indonesia”. Negara Indonesia adalah Negara demokrasi juga nampak dalam UUD
1945 yang berbunyi “kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat” tetapi bukan demokrasi
liberal dan juga bukan demokrasi Rakyat, melainkan demokrasi Pancasila.

Demokrasi adalah tugas yang tiada akhir. Oleh sebab itu gagasan ini harus
ditanamkan kesetiap lapisan masyarakat dalam suatu Negara, melalui media,
disekolah-sekolah dan universitas-universitas serta pusat-pusat kebudayaan.
Demokrasi tidak hanya terjadi pada saat pemilu saja tetapi juga harus diterapkan
pada hidup sehari-hari. Demokrasi yang hidup mengharuskan partisipasi aktif
masyarakat dalam partai politik yang demokratis, kelompok masyarakat sipil dan
masyarakat pada umumnya.

1.2 Rumusan masalah


1 Pengertian Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi.
2 Model-model Demokrasi.
3 Pendidikan Demokrasi Indonesia
4 Jelaksanaan Demokrasi di Indonesia.

1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian mengenai demokrasi dan pendidikan
demokrasi.
2 Untuk mengenal dan memahami teori-teori dan model-model demokrasi.
3 Untuk mengetahui istilah demokratisasi dan penjabarannya.
4 Memberikan penjelasan mengenai Negara demokrasi dan cirinya.
5 Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

1.4 Manfaat
1 Berguna untuk mengembangkan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dalam mewujudkan kehidupan demokrasi terutama
untuk kalangan pelajar.

5
2 Berguna sebagai feedback sehingga proses pembelajaran akan senantiasa
dilaksanakan dengan suasana yang demokratis.
3 Berguna dalam upaya menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan
demokratis sebagai akibat dari proses pembelajaran yang berdemokrasi.
4 Berguna untuk memberikan pemahaman baru bahwa menjadi warga
negara yang demokratis perlu diimplementasikan dalam kehidupan
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
5 Berguna sebagai bahan masukan atau sebagai referensi dalam membuat
karya ilmiah yang berupa penelitian lanjutan

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Arti dan Makna Dekrasi


Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat,
kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi, artinya pemerintahan rakyat, yaitu
pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan.

Yang dimaksud dengan democracy adalah:

“(1) country with principles of government in which all adult citizen share
through their elected representatives; (2) country with government which
encounrages and allows rigts of citizenship such as freedom of speech,
religion, opinion, and association, the assertion of rule of law, ma!ority rule,
accompanied "y respect for the rights of minorities; (3) society inwhicht there
is treatment of each other by citizens as aquals”.

Dari kutipan pengertian tersebut, tampak bahwa demokrasi merujuk pada


konsep kehidupan Negara atau masyarakat tempat warga Negara dewasa turut
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih. Lalu,
pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama,
berpendapat, berserikat, serta menegakkan rul of law. Selain itu, adanya
pemerintahan mayoritas yang menghormati hak-hak kelompok minoritas dan
masyarakat yang warga negaranya saling memberi peluang yang sama.

Istilah demokrasi pertama kali dipakai di Yunani Kuno, khususnya dikota


Athena, untuk menunjukkan system pemerintahan yang berlaku disana. Kota-kota
di daerah Yunani pada waktu itu kecil-kecil. Penduduknya tidak begitu banyak
sehingga mudah dikumpulkan oleh pemerintah dalam suatu rapat untuk
bermusyawarah. Dalam rapat tersebut. diambil keputusan Bersama mengenai
garis-garis besar kebijaksanaan pemerintah yang akan dilaksanakan dan segala
permasalahan kemasyarakatan.

7
Dalam perjalanan sejarah, kota-kota terus berkembang dan penduduknya pun
terus bertambah sehingga demokrasi langsung tidak lagi diterapkan karena:

a. Tempat yang dapat menampung seluruh warga kota yang jumlahnya besar
tidak mungkin disediakan.
b. Musyawarah yang baik dengan jumlah peserta yang besar tidak mungkin
dilaksanakan.
c. Hasil persetujuan secara bulat atau mufakat tidak mungkin tercapai karena
sulitnya memungut suara dari semua peserta yang hadir.

Bagi Negara-negara besar yang berpendudukannya berjuta-juta, yang tempat


tinggalnya bertebaran di beberapa daerah atau kepulauan, penerapan demokrasi
langsung juga mengalami kesukaran. Untuk memudahkan pelaksanaannya, setiap
penduduk dalam jumlah tertentu memilih wakilnya untuk duduk dalam suatu
badan perwalikan. Wakil-wakil rakyat yang duduk dalam badan perwakilan inilah
yang menjalankan demokrasi. Rakyat tetap merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi. Hal ini disebut demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.

Bagi Negara-negara modern, demokrasi tidak langsung dilaksanakan karena hal-


hal berkut.

a. Penduduk yang selalu bertambah sehingga suatu musyawarah pada suatu


tempat tidak mungkin dilakukan.
b. Masalah yang dihadapi oleh suatu pemerintah makin ruit dan tidak
sederhana lagi, berbeda dengan masalah yang dihadapi oleh pemerintah
desa yang tradisional.
c. Setiap warga Negara mempunyai kesibukan sendiri-sendiri di dalam
aktivitas kehidupannya sehingga masalah pemerintahan cukup diserahkan
kepada orang yang berminat dan mempunyai keahlian dibidang
pemerintahan negara.

Istilah demokrasi yang berarti pemerintah rakyat itu sesudah zaman Yunani
Kuno tidak disebut lagi. Baru setelah meletusnya Revolusi Amerika dan Revolusi
Perancis, istilah demokrasi muncul kembali sebagai lawan system pemeintahan

8
yang absolute (monarki muthlak) yang menguasai pemerintahan di dunia Barat
sebelumnya.

Di dalam kenyataannya, demokrasi dalam arti sistem pemerintahan yang baru


ini mempunyai arti luas sebagai berikut.

a. Mula-mula demokrasi berarti politik yang mencakup pengertian tentang


pengakuan hak-hak asasi manusia, seperti hak kemedekaan pers, hak
berapat, serta hak memiliki dan dipilih untuk badan-badan perwakilan.
b. Kemudian digunakan istilah demokrasi dalam arti luas, selain meliputi
sisetm politik, juga mencakup system ekonomi dan system sosial.

Dengan demikian, demokrasi dalam arti luas, selain mencakup pengertian


demokrasi pemerintahan, juga meliputi demokrasi ekonomi dan sosial. Namun,
pengertian demokrasi yang paling banyak dari dahulu sampai sekarang ialah
demokrasi pemerintahan.

Landasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintah demokrasi ialah yang
pengakuan hakikat manusia, yaitu bahwa pada dasarnya manusia itu mempunyai
kemampuan yang sama dalam hubungan antara yang satu dan yang lain.
Berdasarkan gagasan dasar itu, dapat ditarik dua buah asas pokok sebagai berikut.

a. Pengakuan partisipasi di dalam pemeritahan. misalnya, pemilihan wakil-


wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara bebas dan rahasia.
b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia. misalnya, tindakan pemerintah
untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

Sebagai suatu sistem sosial kenegaraan, USIS (1995:6) mengintisarikan


demokrasi sebagai sistem yang memiliki 11 (sebelas) pilar atau soko guru, yakni
“kedaulatan rakyat, pemerintah berdasarkan persetujuan dari yang dipilih,
kekuasaan mayoritas, hak-hak minoritas, jaminan Hak Asasi Manusia, pemilihan
yang bebas dan jujur, persamaan hukum, proses hukum yang wajar, pembatasan
pemerintah secara konstutional, pluralism sosial, ekonomi dan politik, nilai-nilai
toleransi, pragmatisme, serta kerja sama dan mufakat.”

9
2.2 Jenis-Jenis Demokrasi
a. Demokrasi berdasarkan cara penyampaian pendapat terbagi ke dalam
1. Demokrasi langsung, dalam demokrasi langsung rakyat diikut sertakan
dalam pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan
pemerintahan.
2. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. dalam
demokrasi ini, pengambilan keputusan dijalankan oleh rakyat melalui
wakil rakyat yang dipilihnya melalui Pemilu. Rakyat memilih
wakilnya sendiri untuk membuat keputusan politik. Dengan kata lain,
dalam demokrasi tidak langsung, aspirasi rakyat disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat duduk di lembaga perwakilan rakyat
3. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari
rakyat. Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung
dengan demokrasi perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk
didalam lembaga perwakilan rakyat, tetapi wakil rakyat dalam
menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui raferendum dan inisiatif
rakyat. Demokrasi ini antara lain dijalankan di Swiss . Tahukah anda
apa yang dimaksud dengan referendum? Ya referendum adalah
pemungutan suara untuk mengetahui kehendak rakyat secara langsung.
Referendum dibagi menjadi tiga macam:
 Referendum wajib
Referendum ini dilakukan ketika ada perubahan atau pembentukan
norma penting danmendasar dalam UUD (konstitusi) atau UU yang
sangat politis UUD atau UU tersebut yang telah dibuat oleh lembaga
perwakilan rakyat dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
rakyat melalui pemungutan suara terbanyak. Jadi, referendum ini
dilaksanakan untuk meminta persetujuan rakyat terhadap hal yang
dianggap sangat penting atau mendasar.
 Referendum tidak wajib
Referendum ini dilaksanakan jika dalam waktu tertentu setelah
rancangan undang-undang diumumkan, sejumlah rakyat mengsulkan

10
diadakan referendum. Jika dalam wakyu tertentu tidak ada permintaan
dari rakyat, rancangan undang-undang itu dapat menjadi undang-
undang yang bersifat tetap.
 Referendum konsultatif
Referendum ini hanya sebatas meminta persetujuan saja karena rakyat
dianggap tidak mengerti permasalahannya. Pemerintah meminta
pertimbangan pada ahli bidang tertentu yang berkaitan dengan
permasalahan tersebut.
b. Demokrasi berdasarkan titik perhatian atau perioritasnya terdiri dari
1. Demokrasi formal
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam
kedudukan yang sama dalam bidang politik, tanpa mengurangi
kesenjangan ekonomi. Individu diberi kebebasan yang luas sehingga
demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal
2. Demokrasi material
Demokrasi material memandang manusia mempunya kesamaan dalam
bidang sosial-ekonomi sehingga persamaan bidang politik tidak
menjadi prioritas.
3. Demokrasi campuran
Demokrasi ini merupakan campuran dari kedua jenis demokrasi
sebelumnya. Demokrasi ini berupa menciptakan kesejahteraan seluruh
rakyat dengan menempatkan persamaan derajat dan hak setiap orang.
c. Demokrasi dibagi berdasarkan prisip ideologi.
1. Demokrasi liberal
Demokrasi ini memberikan kebebasan yang luas pada individu.
Campur tangan pemeritah diminimalkan, bahkan ditolak. Tindakan
sewenang-wenang pemerintah terhadap warganya dihindari.
Pemerintah bertindak atas kostitusi (hukum dasar).
2. Demokrasi rakyat atau demokrasi Proletar

11
Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang
dibentuk tidak mengenal perbedaan kelas. semua warga negara
mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.
d. Bedasarkan wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara,
demokrasi dibagi menjadi
1. Demokrasi sistem parlementer
Ciri-ciri pemerintahan parlementer antara lain:
a) DPR lebih kuat dari pemerintah.
b) Menteri bertanggung jawab pada DPR
c) Program kebijaksanaan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik
anggota parlemen.
d) Kedudukan kepala negara sebagai simbol tidak dapat diganggu
gugat.
2. Demokrasi sistem pemisahan/pebagian kekuasaan (Presidensil)
Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan sistem presidensial adalah
sebagai berikut
a) Negara dikepalai presiden
b) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan
yang dipilih dari rakyat dan oleh rakyat melalui badan perwakilan
c) Presiden mempunya kekuasaan mengangkat dan memberhentikan
Menteri
d) Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada
presiden. serta.
e) Presiden dan DPR mempunya kedudukan yang sama sebagai
lembaga negara, dan tidak dapat saling membubarkan.

2.3 Pendidikan Demokrasi


Pendidikan demokrasi pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi
supaya bisa diterima dan diterapkan oleh setiap warga negara. Pendidikan
demokrasi mempersiapkan warga masyarakat berperilaku dan bertindak
demokratis. Pendidikan demokrasi melalui aktivitas menanamkan kepada
pengelola negara dan generasi muda terhadap pengetahuan, kesadaran dan nilai-

12
nilai demokrasi. Pengetahuan dan kesadaran terhadap nilai demokrasi meliputi
tiga hal: Pertama Kesadaran bahwa demokrasi adalah pola kehidupan yang paling
menjamin hak-hak warga masyarakat itu sendiri.

Demokrasi adalah pilihan terbaik di antara yang buruk tentang pola hidup
bernegara.Kedua Demokrasi adalah sebuah learning process yang lama dan tidak
sekedar meniru masyarakat lain. Ketiga Kelangsungan demokrasi tergantung pada
keberhasilan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi pada masyarakat.

Terkait dengan pernyataan tersebut, sejak tanggal 8 Juli 2003 pemerintah telah
mengesahkan undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional menggantikan undang-undang No. 2 Tahun 1998 yang dianggap sudah
tidak memadai lagi. Pembaharuan sistem Pendidikan Nasioanal dilakukan untuk
memperbarui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tersebut secara tegas memperkuat tentang
amanat Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 tentang pendidikan.

Secara retorik kedua ayat tersebut, telah cukup dapat dipergunakan sebagai
jawaban atas tuntutan reformasi di bidang pendidikan yakni diberinya peluang
bahkan dalam batas tertentu diberikan kebebasan, kepada keluarga dan
masyarakat untuk mendapatkan dan menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan
minat dan kebutuhan masyarakat serta sesuai dengan kondisi dan tuntuan
lapangan kerja. Hal ini berarti bahwa intervensi pemerintah yang berlebihan
dalam penyelenggaraan pendidikan perlu ditiadakan, dikurangi atau setidaknya
ditinjau kembali hal-hal yang sudah tidak relevan.

Dalam kaitannya dengan masyarakat belajar (learning society) perlu diberikan


kebebasan kepada masyarakat untuk dapat memilih belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan undang-
undang dan falsafah Negara.

Demikian pula halnya dengan pelaksanaan prinsip belajar seumur hidup,


selama ini memang kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan
telah menuju padaupaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga secara

13
konseptual pemerintah telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan
undang-undang. Namun secara realitas masih cukup banyak diantara kelompok
usia sekolah yang tidak/belum dapat menikmati pendidikan karena alasan tertentu
baik karena ketidak terjangkauan biaya, tempat maupun kesempatan, sehingga hak
mereka seolah “terampas” dengan sendirinya. Sebenarnya bangsa Indonesia telah
menganut dan mengembangkan asas demokrasi dalam pendidikan sejak
diproklamasikannya kemerdekaan hingga sekarang.

Hal ini terdapat dalam

1. UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2.


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1998 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 5, 6, 7 dan pasal 8 ayat 1, 2 dan ayat 3.
3. Garis-garis Besar Haluan Negara di Sektor Pendidikan.
1 Permasalahan Pendikan di Indonesia

Salah satu penghambat dalam pendidikan di Indonesia adalah munculnya


beberapa masalah. Padahal pendidikan merupakan cara yang utama dalam
peningkatan mutu SDM Indonesia. Kali ini masalah yang muncul dalam
pembahasan makalah demokrasi pendidikan di Indonesia meliputi

a. Rendahnya partisipasi masyarakat UUSPN pasal 54 ayat 2 menyatakan


bahwa peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta
perorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan
organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu
pelayanan pendidikan.
b. Setelah dijelaskan di atas tentang undang-undang yang menerangkan
pentingnya partisipasi masyarakat. Tapi dalam praktiknya peran
masyarakat dalam pendidikan rendah. misalnya masih rendahnya
pemikiran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, ada kalanya dalam
hal kegiatan sekolah orang tua kurang mendukung dalam kegiatan sekolah
tersebut, dan lain-lain

14
c. Rendahnya inisiatif kebijakan yang kurang demokratis Telah dijelaskan
kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan. Kebijakan
Pemerintah ini kurang demokratis dalam hal kurang meratanya
pendidikan. Pemerintah hanya mempertimbangkan potensi pendidikan
secara nasional. Padahal setiap daerah potensi dalam hal pendidikan
berbeda-beda. Masalah ini menimbulkan kurang demokratisnya kebijakan
pemerintah.
d. Tantangan kehidupan global Lambat laun semua hal mengalami
perkembangan. Salah satunya dalam hal pendidikan. Pendidikan juga
mengalami perkembangan secara global. Buktinya pemerintah kita
menyempurnakan kurikulum yang dulunya hanya menyangkut kognitif
saja. Sekarang terdiri aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Lebih khusus
dalam hal demokrasi pendidikan juga mengalami perkembangan. Tapi hal-
hal yang terkait dalam pendidikan belum mengikuti perkembangan global.

Menurut Gamroni, pelaksanaan pendidikan demokrasi dalam


mengembangkan diri peserta didik, pada dewasa ini menhadapi berbagai
problem dan sekaligus tantangan,antara lain:

 Terdapat kecenderungan kuat dimasyarakat untuk golput meningkat


 Kepercayaan kepada pejabat politik rendah, bahakan sebagian
masyarakat sudah tidak percaya lagi.
 Rendahnya atau sebaliknya kemauan politik berlebihan dari generasi
baru untuk mengambil peran kepemimpinan poltik sekarang ini juga
 Terdapat bentuk dikriminasi dalam kehidupan bermasyarakat.
 Terdapat banyak tindakan kekerasan dalam generasi baru
2. Usaha Dalam Penyelesaian Permasalahan Pendidikan di In)dnesia

Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan di Indonesia terdapat


beberapa usaha, antara lain sebagai berikut:

a. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan menetapkan


tujuan dan standar kompetensi pendidikan misalnya dengan

15
penyempurnaan kurikulum, pelaksanaan paradigma pendidikan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan dasar
Negara Indonesia yaitu pancasila yang didalamnya mengandung
unsur-unsur pendidikan yang Berketuhanan, Berkemanusiaan, dan
Berbudi pekerti luhur dengan diterapkannya paradigma ini maka
demokrasi pendidikan akan dapat diwujudkan.
b. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan misalnya kebijakan
pemerintah dengan mencadangkan Dana BOS (bantuan operasional
sekolah) ini sangat bermanfaat untuk perbaikan gedung -gedung
sekolah, menambah media belajar siswa, untuk memperbaiki sarana
dan prasarana pendidikan yang kurang memadai, menambah referensi
buk-buku perpustakaan, membuat laboratorium praktek sesuai standar
selain Dana BOS ada juga beasiswa bagi anak yang orang tuanya
kurang mampu maupun anak yang berprestasi baik, ini sangat
membantu kelangsungan pendidikan mereka.
c. Peningkatan relevansi pendidikan mengandung arti karena ada ketidak
serasian antara hasil pendidikan (output) dengan kebutuhan dunia kerja
.Yang menjadi masalah utama karena ketrampilan yang di miliki tidak
sesuai dengan yang dibutuhkan. Sehingga sekarang banyak berdiri
sekolah-sekolah kejuruan yang mencetak siswa untuk dapat
mempunyai ketrampilan sesuai profesi yang diinginkan. Misal STM,
SMK, Sekolah Ketrampilan.
d. Untuk mengatasi rendahnya kualitas guru pemerintah sekarang
mengeluarkan kebijakan bahwa guru SD minimal harus S1 (strata 1)
dan dalam proses belajar mengajar harus sesuai dengan kode etik guru
untuk meminimalisir hal- hal yang tidak diinginkan, serta guru itu
tidak hanya mengajar tetapi harus memberi contoh yang baik atau
teladan bagi siswa-siswanya.
e. Untuk mengatasi rendahnya kesejahteraan guru sekarang pemerintah
menaikkan gaji guru, berupa gaji pokok, tunjangan yang melekat pada
gaji, tunjangan profesi dan lain-lain, sehingga dengan meningkatkan

16
kesejahteraan guru diharapkan guru itu dapat mencintai profesinya
dengan utuh artinya guru itu tidak akan mencari pekerjaan sampingan
untuk menambah penghasilan jadi dapat berkonsentrasi dalam proses
Pendidikan khususnya proses belajar mengajar.
3. PentingnyaKepemimpinan yang Denokrasi pada Pendidikan Indonesia.
Praktek kepemimpinan yang demokratis ialah membantu guru-guru
memandang dirinya secara positif, memungkinkan untuk menerima mereka
sendiri dan orang-orang lain serta memberikan kesempatan yang luas untuk
mengidentifikasikan diri dengan teman-teman seprofesinya.
Penggunaan metode kepemimpinan yang demokratis dalam Pendidikan
memungkinkan guru-guru untuk membina kelas secara demokratis dengan
meletakkan titik berat pada aktifitas bersama dengan penghargaan akan
keperluan, integrasi dan potensi semua anggota kelas. Kelas yang demikian
menyadiakan kesempatan luas untuk memperoleh sukses dan hasil yang
kreatif.
Pada era globalisasi ini pendidikan kepemimpinan hendaknya lebih
diperhatikan. Guru-guru yang merasakan suasana kerja yang demokratis akan
mempunyai kecenderungan untuk menciptakan suasana yang sama dalam
kelasnya. Sangat penting untuk secara terus-menerus menganalisis dan
merumuskan kembali nilai-nilai demokrasi , sebab hasilnya akan menentukan
masa yang akan datang.
4. Urgensi Pendidikan Demokrasi

Setiap negara dapat dipastikan menghendaki rakyatnya memiliki predikat


sebagai warga negara yang baik (good citizenship), karena warga negara yang
baik akan berimplikasi positif terhadap pencapaian tujuan negara yang
diharapkan. Artinya, keberhasilan tujuan negara ditentukan oleh kualitas
warga negaranya. Warga negara yang baik sebagaimana dikemukakan oleh
Branson (1999:8) harus memiliki tiga komponen utama, yakni pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic
skill) dan watak kewarganegaraan (civic disposition)

17
Dalam tatanan praktis, seseorang dapat dikatakan sebagai seorang warga
negara yang baik apabila ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dalam
konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satunya
adalah keterlibatan warga negara dalam menjalankan sistem politik. Sebuah
negara akan berjalan secara efektif dan menuju kearah perubahan apabila
didukung oleh masyarakat yang mengerti dan memahami peran dan fungsinya
sebagai warga negara. Eksistensi sebuah negara tergantung dari pada system
yang digunakan untuk menjalankan roda pemerintahan.

Demokrasi merupakan suatu konsep penyelenggaraan pemerintahan yang


saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara,
maka tidaklah heran jika kemudian banyak negara di dunia mengadopsi sistem
tersebut untuk dipergunakan dinegaranya. Akan tetapi sebagaimana telah
dikemukakan sebelumnya bahwa keberhasilan sebuah sistem pemerintahan
(demokrasi) amat ditentukan oleh warga negaranya. Ketidakpahaman
masyarakat terhadap demokrasi menjadikan konsep yang dianggap paling baik
tersebut tidak akan berjalan sesuai harapan.

Munculnya gejala political literacy, rendahnya kemelekan politik


dikalangan warga negara terutama mengenai cara kerja demokrasi, munculnya
apatisme politik warga negara serta keterlibatan warga negara dalam aktivitas-
aktivitas politik yang masih kurang menjadi sangat penting untuk
digalakkannya pendidikan demokrasi, karena pendidikan demokrasi berfungsi
sebagai sarana untuk meningkatan pemahaman warga negara terhadap konsep
demokrasi. Pendidikan demokrasi dewasa ini memang menjadi trend yang
sering dibicarakan oleh beberapa kalangan, dari mulai tingkat persekolahan,
mahasiswa, Lembaga, Swadaya, Masyarakat, politisi dan lain sebagainya.
Dimana-mana sering dilaksanakan seminar, lokakarya serta diskusi ilmiah
yang mengambil tema pendidikan demokrasi, hal itu menyiratkan bahwa
begitu pentingnya pendidikan demokrasi dilaksanakan oleh seluruh warga
negara dalam rangka pencapaian misi menciptakan iklim demokratis.
Mengemukanya konsep community civics semakin membuat kita yakin bahwa

18
pendidikan demokrasi harus segera dilakukan dalam menumbuh kembangkan
budaya kewarganegaraan (civics culture) untuk keberhasilan pengembangan
dan pemeliharaan pemerintah demokratis (democratic government)

5. Pendidikan Kewaraganegaraan sebagai Pendidikan Demokrasi

Sekarang ini banyak kalangan menghendaki bahwa pendidikan


kewarganegaraan sebagai mata kuliah pada pendidikan tinggi mengemban
misi sebagai Pendidikan demokrasi. Pendidikan kewarganegaraan adalah satu
ciri dari pemerintahan yang demokratis. Syarat-syarat dasar untuk
terselenggaranya pemerintahan yang demokratisdi bawah rule of law menurut
Mirriam Budiardjo adalah:

a. Perlindungan konstitusional. Konstitusi selain menjamin hak-hak individu


harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh atas hak-hak
yang dijamin.
b. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (indipendent and
impartial tribunal)
c. Pemilu yang bebas
d. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
e. Kebebasan untuk berserikat, berorganisasi dan beroposisi.
f. Pendidikan kewarganegaraan (civic education)

Pada prakteknya pendidikan kewarganegaraan selama ini di Indonesia


tidak hanya mengemban misi sebagai pendidikan demokrasi. Misi pendidikan
kewarganegaraan adalah:

a. Pendidikan kewarganegaraan dalam arti sesungguhnya yaitu civi


ceducation. Bertugas membina dan mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan peserta didik berkaitan dengan peranan, tugas, hak dan
kewajiban serta tanggung jawab sebagai warga negara dalam berbagai
aspek kehidupan bernegara.

19
b. Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan karakter.
Bertugas membina dan mengembangkan nilai-nilai bangsa yang dianggap
baik sehingga terbentuk warga negara yang berwatak baik bagi bangsa.
c. Pendidikan kewarganegaraa sebagai pendidikan bela negara. Bertugas
membentuk peserta didik agar sadar bela negara sehingga dapat
diandalkan untuk menjaga eksistensi dari berbagai ancaman.
d. Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan demokrasi (politik).
Mengemban tugas menyiapkan peserta didik menjadi warga negara yang
demokratis untuk mendukung tegaknya demokrasi negara melalui
sosialisasi, diseminasi dan penyebarluasan nilai-nlai demokrasi pada
masyarakat.

Pendidikan demokrasi dalam penerapannya Menurut UU No. 9 th 1998


tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum sering
disebut dalam UU Unjuk Rasa pasal 2 bahwa setiap warga negara secara
perorangan atau kelompok, bebas menyampaikan pendapat sebagai
perwujudan hak dan tanggung jawab berdemokrasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Asas-asas menyampaikan pendapat di muka umum
menurut pasal 3 adalah:

a. asas keseimbangan antara hak dan tanggung jawab


b. asas musyawarah dan mufakat
c. asas kepastian hukum dan keadilan
d. asas proporsionalitas
e. asas manfaat

Tujuan pengaturan kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum:

a. Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu


pelaksanaan ham berdasarkan UUD 45.
b. Mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan berkesinambungan
c. Dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan pendapat.

20
d. Mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnya partisipasi dan
kreativitas setiap warga negara sebagai perwujudan hak dan tanggung
jawab dalam kehidupan demokrasi.
e. Menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara tanpa mengabaikan kepentingan perorangan atau kelompok.

2.4 Penerapan Demokrasi


1. Demokrasi Liberal ( 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 )

Negara Indonesia adalah salah satu Negara merdeka yang lahir setelah
perang dunia ( 17 Agustus 1945 ) meskipun sebagai sebuah Negara muda,
Negara Indonesia sudah memiliki perangkat-perangkat kenegaraan yang
memadai. Perangkat ini kemudian dilengkapi pula dengan adanya KNIP pada
tanggal ( 29 Agustus 1945 ).

Semula KNIP berfungsi sebagai pembantu presiden kemudian beralih


menjadi DPR/MPR. Perjalanan berikutnya pemerintah mengeluarkan
peraturan tentang pembentukan partai politik. Sebagai realisasinya, pada
November 1945 kabinet presidensial yang dipimpin presiden diganti kabinet
parlementer yang dipimpin oleh perdana menteri. Sultan Syahrir diangkat
sebagai perdana menteri dalam cabinet parlementer ini.

Dengan demikian, cabinet presidensial berlaku dari Agustus-November


1945, sedangkan cabinet parlementer dari November 1945 -Desember 1945.
Pasca Agresi Militer Belanda II ( 19 Desember 1945 ) Negara Indonesia
terpecah belah dan mudah diadu domba, dengan terbentuknya Negara RIS
yang menerapkan system politik demokrasi liberal. Bedaulatan rakyat
diserahkan kepada sistem multipartai sehingga muncul banyak partai di
masyarakat. Akibatnya, suara rakyat terpecah-pecah kedalam banyak partai.
Dengan efek negatif adalah adanya sikap politik yang saling menjatuhkan
antara partai yang satu dengan partai yang lainnya. Hal demikian sangatlah
mungkin, mengingat pada masa itu tidak satupun partai besar yang memiliki
suara yang lebih dari 50%. Sehingga umur cabinet di masa demokrasi liberal

21
tidak berusia panjang. Kondisi ini mendorong presiden Soekarno unutuk
menerapkan kembali UUD 1945 melalu Dekrit Presiden 1959

2. Demokrasi Terpimpin ( 5 Juli 1959-1965 )


Setelah NKRI selama hampir 9 tahun menjalani sistem politik demokrasi
liberal, rakyat Indonesia sadar bahwa sistem demokrasi tersebut tidak efektif.
Ketidak cocokan sistem demokrasi liberal dengan system politik Indonesia ini
bisa dilihat dari 2 hal:
a. Sistem demokrasi liberal bertentangan dengan nilai dasar Pancasila,
khususnya sila ke-3 dan ke-4 tentang persatuan Indonesia dan
permusyawaratan yang dilandasi dengan nilai hikmah kebijaksanaan.
b. Adanya ketidak mampuan konstituante untuk menyelesaikan masalah-
masalah kenegaraan, khususnya tentang pengambilan keputusan
mengenai UUD 1945. Konflik-konflik yang berkepanjangan ini sangat
tidak menguntungkan bagi Negara Indonesia.

Dengan adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, UUD 1945 dinyatakan


berlaku lagi dan UUD 1950 dinyatakan berakhir. Dekrit Presiden diterima
oleh rakyat dan didukung oleh TNI AD serta dibenarkan oleh MA. Presiden
tidak bertanggung jawab kepada MPR, kedudukan MPR dan Presiden berada
di bawah MPR. Dengan kembalinya konstitusi konstitusi UUD 1945, rakyat
menaruh harapan yang sangat besar terhadap kehidupan politik yang stabil dan
demokratis. Namun pada kenyataannya, pemerintahan yang ada ternyata
bersifat otoriter yang terwujud dalam sistem pemerintahan demokrasi
tepimpin.

Penerapan demokrasi terpimpin menyebabkan penyimpangan-


penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 Yaitu antara lain:

a. Penyimpangan ideologis, yaitu konsepsi pancasila berubah menjadi


konsepsi Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunis).

22
b. Pelaksanaan demokrasi terpemimpin cenderung bergeser menjadi
pemusatan kekuasaan pada Presiden/Pemimpin Besar revolusi dengan
wewenang yang melebihi yang ditentukan oleh UUD 1945.
c. MPRS mengangkat RI. Soekarno mejadi presiden seumur hidup
melalui ketetapan NPRS Np. III/NPRS/1963
d. Pada tahun 1960 DPR hasil pemilu dibubarkan oleh presiden karena
RAPBN yang diajukan pemerintah tiak disetujui oleh DPR-Gotong
Royong tanpa melalui pemilu.
e. Hak budget DPR tidak berjalan pada tahun 1960 karena pemerintah
tidak mengajukan RRU APBN untuk mendapatkan persetujuan dari
DPR sebelum berlakunya tahun anggaran yang bersangkutan.
f. Pemimpin lembaga tertinggi (MPRS) dan lembaga tinggi (DPR)
Negara dijadikan menteri Negara, yang berarti berfungsi sebagai
pembantu presiden.
g. Berubahnya kebijakan politik luar negri Indonesia yang “bebas aktif”
menjadi “Poros Jakarta-Peking”, konfrontasi dengan Malysia, hingga
Indonesia keluar dari anggota PBB pada puncaknya.

Arti dari Demokrasi Pemimpin ( dikemukakan oleh Soeharto dan dikutip


oleh A.Syafií Ma’arif)

Demokrasi yang dipimpin oleh hikmat permusyawaratan/perwakilan, di


mana merupakan demokrasi kekeluargaan tanpa anarkisme, liberalisme,
otokrasi, dan diktaktor. Lalu, dalam pidato presiden Soekarno yang berjudul
“Penemuan Kembali Revolusi Kita”dinyatakan bahwa prinsip-prinsip dasar
demokrasi pemimpin adalah :

1 Tiap orang diwajibkan untuk berbakti pada kepentingan umum,


masyarakat, bangsa, dan Negara
2 Tiap orang berhak mendapat penghidupan layak dalam masyarakat,
bangsa, dan Negara.

23
Di samping itu, menurut pandangan Mariáif demokrasi terpimpin
menempatkan Soekrano sebagai pusat kekuasaan, sehingga terjadi absolutisme
dan tidak ada mekanisme checks dan balances dari legistatif terhadap
eksekutif.

Bukti lain tentang adanya demokrasi terpemimpin yang berpusat pada


presiden adalah pengangkatan presiden soekarno menjadi presiden seumur
hidup dalam sidang umum MPRS tahun 1963 sebelumnya, pada 1960. DPR
hasil pemilu dibubarkan oleh residen dan dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong-Royong. Gagasan lain yang melanggengkan kedudukan presiden
sebagai pemimpin besar revolusi, ialah mengusulkan prinsip Nasakom
(Nasionalis, Agama, dan Komunis).

3 Demokrasi Era Orde Baru

Pemerintahan orde baru terbentuk tepat pada tanggal 1 Oktober 1965 sejak
itu sebagai Negara kita telah berhenti berpikir dan merenung. Tidak ada lagi
pemikiran politik ( political thinking ) seperti masa 1945-1965. Barulah
kemudian, setelah hubungan Soeharto dan militer mulai merenggang di
penghujung tahun 1980-an, ruang bagi wacana public mulai tampak. Saat
itulah wacana baru seperti dmokratisasi, keesenjangan sosial, gender, dan
lingkungan mulai muncul.

Landasn formal dari periode ini adalah Pancasila, UUD 1945 dan
ketetapan-ketetapan MPR. Orde Baru (ORBA) melakukan koreksi total
terhadap penyelewengan UUD 1945 yang terjadi pada Orde Lama.
Contohnya, menghapuskan ketetapan MPRS No. III/1963 tentang
pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup, memberikan DPR-
GR beberapa hak control, tetapi tetap mempunyai fungsi membantu
pemerintah dan pimpinanya tidak lagi merangkap jabatan menteri. Orba
menyebut diri sebagai “Demokrasi Pancasila”.

Secara umum, demokrasi Pancasila memandang kedaulatan rakyat sebagai


inti dari system demokrasi. Oleh karena itu, rakyat mempunyai hak yang sama

24
untuk menentukan dirinya sendiri. Pemerintah juga menjamin hak rakyat
untuk menjalankan hak politiknya. Namun, dalam kenyataannya demokrasi
Pancasila dalam rezim orba hanya sebatas retorika dan gagasan, belum sampai
pada tataran penerapan. Dalam praktik kenegaraan dan pemerintahan, rezim
ini tidak memberi ruang bagi kehidupan demokrasi. rezim orba ditandai:

1) dominannya peranan ABRI


2) Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik,
3) pengebirian peran dan fungsi partai politik,
4) campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan parpol dan public,
5) masa mengembang,
6) monopoli ideologi negara,
7) inkorporasi lembaga non-pemerintah.

Pada satu titik, orba tak ubahnya sebuah panser pragmatism yang berjalan
tanpa hambatan. Kritik menjadi sesuatu yang riskan untuk diambil. Ruang
ekspresi terasa sempit. Akhirnya, suara-suara alternative mengambil jalan
memutar dan menggunakan medium yang sangat samar agar bisa disuarakan.
Seni kemudian muncul sebagai saluran ekspresi yang ampuh.Puisi Rendra,
lagu Iwan Fals, atau pentas Teater Roma mampu meloloskan beberapa keluh
kesah kolektif bangsa ini ke hadapan publik.

Akibatnya, demokrasi Pancasila menjadi bias dan kabur lagi. Bahkan


posisi MPR “menyerupai” zaman demokrasi terpimpin yang diberada di
bawah kendali Presiden Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun. Puncak
kekuasan orba berakhir pada tahun 1988, yaitu dengan munculnya perlawanan
rakyat melalui gerakan reformasi 21 Mei 1988 yang berhasil menurunkan
Presiden Soeharto dari jabatan sebagai presiden RI yang telah berkuasa selama
32 tahun.

4 Demokrasi Era Reformasi ( 1998-sekarang)

Reformasi lahir setelah presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei


1988 dan digantikan oleh wakil presiden Dr. Ir. BJ. Habibie. Soeharto berhenti

25
dari jabatannya sebagai presiden karena tidak adanya lagi kepercayaan dari
masyarakat serta menghadapi krisis moneter dan ekonomi yang
berkepanjangan. Pelaksanaan pemilu 7 Juni 1999 dianggap sebagai pemilu
yang paling jujur dan adil dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Di ikuti
oleh 48 partai politik dan melahirkan beberapa parpol besar, yaitu: PDIP,
GOLKAR, PPP, PKB, PAN dan PBB.

Runtuhnya rezim orba telah membawa harapan bagi tumbuhnya demokrasi


di Indonesia. Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim
tersebut menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia.

Apakah itu Demokrasi Reformasi?

Masalahnya, dalam kasus 1988, terjadi miss understanding pada arti


“Reformasi” dimana arti reformasi berubah menjadi “kebebasan yang bebas”
sehingga terjadi pembalakan hutan, riot, dan hal-hal buruk yang tidak di
inginkan maka kita di sini, menegas kan bahwa demokrasi. Reformasi adalah
demokrasi yang menuntut perubahan bagi rakyat menuju ke arah yang lebih
baik.

Contoh-contoh Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada era Reformasi.

Pemilu 2004 adalah pemilu pertama sejak Indonesia merdeka yang


dilaksanakan secara langsung, dalam arti masyarakat Indonesia dapat memilih
Capres (Calon Presiden) dan Cawapres (Calon Wakil Presiden) dan memilih
anggota legislatif secara langsung. Peserta pemilu legislatif tahun 2004
sebanyak 24 partai dan dimenangkan oleh Partai Golongan Rarya, sedangkan
peserta Pilpres (Pemilihan Presiden) sebanyak 5 pasangan dan dimenangkan
oleh pasangan SBY-JK (Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla). Pemilu
2004 adalah salah satu contoh pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada era
reformasi karena dilaksanakan secara bersih dan demokratis.

Pelaksanakan kampanye terbuka pada tahun 2009, KPU memutuskan


untuk mengadakan kampanye terbuka, yang dimana para kompetitor
mempunyai jadwal yang ketat dalam berkampanye dalam waktu yang singkat.

26
Hal ini merupakan salah satu contoh pelaksanaan demokrasi. Namur hal ini
juga tidak lepas dari banyak kekurangan, seperti panitia dengan kinerja buruk,
cuaca tidak mendukung, para perusuh dari partai lain. Mestinya di dalam
Kampany Terbuka, hal ini harus di Hilangkan secara permanen agar
menciptakan demokrasi.

Kebebasan pers media cetak maupun elektronik mulai timbul sejak


lengsernya dinasti orde baru, dalam hal ini pers dapat bebas berpendapat dan
mengkritik kinerja pemerintah jika kinerjanya buruk. Hal ini adalah salah satu
contoh pelaksanaan demokrasi di era reformasikarena pada masa Orde Baru,
pers tidak mendapat kebebasan berpendapat dan dilarang mengkritik kinerja
pemerintah. Sebagai contoh, beberapa media cetak pada masa orde baru
ditutup secara paksa karena dinilai mengkritik dinasti Soeharto.

27
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa adanya
hubungan yang erat antara pendidikan dan demokrasi yaitu Pendidikan sebagai
sarana perubahan budaya masyarakat. Pendidikan dipengaruhi oleh bentuk-bentuk
kebudayaan masyarakat lokal maupun nasional dengan dinamika yang ditentukan
oleh kemampuan-kemampuan pribadi sebagai anggota masyarakat. Dengan
demikian, tanpa pendidikan tidak mungkin suatu masyarakat dapat merubah
budaya dan negaranya ke arah yang lebih baik.

Tujuan otonomi pendidikan yang sejalan dengan Negara demokratis. Hakikat


Pendidikan demokratis sendiri adalah Kemerdekaan. Sedangkan tujuan
pendidikan dalam suatu Negara yang demokratis adalah membebaskan anak
bangsa dari kebodohan, kemiskinan, dan berbagai perbudakan lainnya. Peran
lembaga pendidikan tinggi sangatlah penting dan strategis dalam proses
pengembangan budaya demokrasi di kalangan generasi muda. sejarah telah
membuktikan bahwa mahasiswa adalah tulang punggung gerakan reformasi.
Mahasiswa tercatat sebagai kekuasaan genuine dari gerakan reformasi di

28
indonesia. ketulusan, semangat, dan keberpihakan pada nasib rakyat dan masa
depan indonesia telah menjadikan mahasiswa sebagai agen perubahan di
indonseia yang selalu diperhitungkan dari masa ke masa. Pendidikan demokrasi
sejak dini sangat baik karena dapat membantu masyarakat untuk berpikir kritis.
Dan dengan pemikiran yang demokratis dapat membangun Negara Indonesia yang
lebih baik asalkan pemerintahaan nya berjalan dengan sistem demokrasi yang
bersi. Maka dari itu diperlukan pendidikan sejak usia muda. Bukan hanya di
sekolah formal, tapi juga dilingkungan bergaul, sekitar dan lingkungan keluarga.

3.2 Saran
Dengan adanya kondisi itu diharapkan pemerintah dan praktisi dan penggiat
politik harus memperhatikan akan pendampingan dan kebutuhan pengetahuan
politik kepada masyarakat. Dengan pendampingan dan sosialisasi politik secara
menyeluruh maka masyarakat tidak akan salah dalam menggunakan hak-haknya
dalam berdemokrasi dan turut andil dalam menjalankan pemerintahan Makalah
diatas adalah beberapa penjelasan secara umum tentang pengertian dan
pelaksanaan dekorasi di dalam bangsa di Indonesia. Tentunya dapat diketahui
bahwa proses  demokrasi tidak seindah pengertiannya yang memegang hak-hak
tiap warga dalam berpolitik.  Namun harapannya setelah mengetahui akan
pengertian demokrasi adalah setiap warga negara memahami akan tinggi hak
demokrasi bangsa.

29
Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/document/350587214/MAKALAH-PENDIDIKAN-
DEMOKRASI

https://riverspace.org/makalah-demokrasi/

30

Anda mungkin juga menyukai