Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

TANTANGAN KETAHANAN NASIONAL DI ERA GLOBALISASI

DISUSUN OLEH:

GHINA NURZANAH ( 211030690073 )

01RKMP002 ( 1B )

PRODI REKAM MEDIS INFORMASI KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBING ( SRI HARYANTO S.PD., M.M )

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN AJARAN 2021/2022

PROVINSI BANTEN

1
Kata Pengantar
Alhamdulillah, Puji dan Syukurkehadiran Allah SWT. yang telah memberi
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Tantangan Ketahanan Nasional di Era Globalisasi”.

Makalah disusun atas dasar memenuhi tugas mata kuliah


Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Tantangan Ketahanan Nasional di Era Globalisasi bagi penulis dan
pembaca khususnya para mahasiswa/i jurusan Rekam Medis.

Saya ucapkan terimakasih kepada dosen pebimbing Pak Sri Haryanto


selaku dosen pembimbing mata kuliah kewarganegaraan. Saya ucapkan juga
terimakasih kepada para pihak yang terlibat. Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi teknik penulisan maupun segi
materi. Oleh sebab itu, saya berharap untuk tanggapan, kritik dan sarannya atas
makalah yang saya kerjakan.

Tangerang, 22 Oktober 2021

Penyusun

Ghina Nurzanah

2
Daftar Isi

Cover .......................................................................................................................1

Kata Pengantar.........................................................................................................2

Daftar Isi..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5

1.1 Latar Belakang..........................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................6

1.3 Tujuan........................................................................................................6

1.4 Manfaat......................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7

2.1 Pengertian Ketahanan Nasional.................................................................7

2.2 Latar Belakang Ketahanan Nasional.........................................................8

2.3 Konteks Era Global.................................................................................11

2.4 Dampak dan Pengaruh Positif dan Negatif Globalisasi..........................13

2.5 Pokok-Pokok Pikiran...............................................................................16

2.6 Upaya Pemerintah Menghadapi Era Globalisasi dan Perkembangan


IPTEK.................................................................................................................17

2.6.1 Bidang Ekonomi:.............................................................................17

2.6.2 Bidang Politik:.................................................................................17

2.6.3 Bidang Agama :...............................................................................18

2.6.4 Bidang Pendidikan :.........................................................................18

2.6.5 Bidang Sosial Budaya :....................................................................18

2.7 Asas Ketahanan Nasional........................................................................18

3
2.8 Sifat Ketahanan Nasional........................................................................19

2.9 Wujud Ketahanan Nasional.....................................................................20

2.10 Contoh Evaluasi Ketahanan Nasional dalam Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara............................................................................................................21

2.10.1 Aktualisasi Kesadaran Bela Negara Bagi Generasi Muda Dalam


Meningkatkan Ketahanan Nasional................................................................21

2.10.2 Membangun Pemuda Untuk Menjadi Generani Penerus dalam


Ketahanan Nasional........................................................................................31

BAB III PENUTUP...............................................................................................39

3.1 Kesimpulan..............................................................................................39

3.2 Saran........................................................................................................39

Daftar Pustaka........................................................................................................40

4
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita mengetahui bersama bahwa multi krisi terjadi di Indonesia pada tahun
1998, yang ditandai dengan gerakan reformasi. Semula reformasi memiliki
tujuan yang bagus, akan tetapi dalam perjalanannya gerakan reformasi yang
tanpa kendali justru membawa negeri ini ke dalam keterpurukan yang semakin

memprihatinkan. Banyak fenomena-fenomena yang mengancam keutuhan


NKRI, misalnya gencarnya gerakan terorisme yang tersebar di hampir seluruh
wilayah Indonesia, kesenjangan pembangunan diberbagai aspek dan
bidangnya memberi dorongan bagi suatu daerah untuk melepaskan diri dari
ikatan NKRI. Tingkat kemiskinan yang semakin tinggi demikian juga
pengangguran yang semakin banyak, juga dengan terjadinya demonstrasi di
mana-mana semakin menambah ketidak pastian NKRI ini mau dibawa ke
mana, Pada hal secara jelas ke arah mana NKRI ini mau dibawa sudah
diamanatkan dalam pembukaan Uud 1945 alinea IV yang merupakan
formulasi Tujuan nasional Indonesia.
Kasus korupsi yang semakin merajalela, tindak pidana yang semakin
meningkat secara signifikan dengan berbagai variasi bentuk dan macamnya,
serta kekwatiran munculnya bahaya laten komunis yang semakin terasa,
menjadikan Negera inipun diambang perpecahan sehingga mengganggu
stabilitas nasional bangsa indonesia.
Berbagai kondisi inilah yang pada akhirnya menjadi peneybab lemahnya
ketahanan nasional indonesia. Lemahnya ketahanan nasional indonesia
berdampak bagi keutuhan wilayah NKRI dan mengganggu kelancaran
pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia. Artikel ini difokuskan pada
kondisi ketahanan nasional di tengah-tengah era global dalam upaya
mewujudkan generasi emas tahun 2045 mendatang.

5
Pokok permasalahan dalam artikel ini dirumuskan bagaimanakah
menciptakan ketahanan nasional yang mantab dalam menghadapi tantangan di
era global guna mewujudkan generasi emas tahun 2045?. Tujuan utama artikel
ini dapat dirumuskan untuk mendeskripsikan kondisi ketahanan nasional yang
mampu menghadapi tantangan di era global guna mewujudkan generasi emas
tahun 2045.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Ketahanan Nasional
2. Latar Belakang Ketahanan Nasional
3. Konteks Era Global
4. Dampak Dan Pengaruh Positif Dan Negatif Globalisasi
5. Pokok-Pokok Pikiran
6. Upaya Pemerintah Menghadapi Era Globalisasi Dan Perkembangan Iptek
7. Asas Ketahanan Nasional
8. Sifat-Sifat Ketahanan Nasional
9. Wujud Ketahanan Nasional
10. Contoh Evaluasi Ketahanan Nasional Dalam Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Ketahanan Nasional Di Era Global
2. Untuk Mengetahui Konsepsi Ketahanan Nasional Di Era Global
3. Untuk Mengetahui Tujuan Ketahanan Nasional Di Era Gobal
4. Untuk Mengetaui Fungsi Ketahanan Nasional Di Era Global
5. Untuk Mengetahui Perwujudan Ketahanan Nasional Di Era Global
6. Untuk Mengetahui Ciri Dan Asas Ketahanan Nasional Di Era Global
1.4 Manfaat
1. Agar Mengetahui Tantangan Nasional Dalam Globalisasi
2. Agar Menjadi Generasi Penerus Dalam Ketahanan Nasional Pada Era
Globalisasi

6
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ketahanan Nasional
Kita semua memahami bahwa Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi
dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik
yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak
langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan
tujuan perjuangan nasional.
Ketahanan nasional diartikan sebagai kondisi yang harus diwujudkan
agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses.
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang meliputi
segenap kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan

yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam


menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, untuk menjamin
identitas, integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan mencapai tujuan nasional dapat dijelaskan seperti dibawah ini:
a. Ketangguhan Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau
sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau dapat menanggulangi
beban yang dipikulnya.
b. Keuletan Adalah usaha secara giat dengan kemampuan yang keras
dalam menggunakan kemampuan tersebut diatas untuk mencapai
tujuan.

7
c. Identitas Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara
keseluruhan. Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu organisasi
masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah,
pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya.
d. Integritas Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu
bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional
maupun fungsional.
e. Ancaman Yang dimaksud disini adalah hal/usaha yang bersifat
mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan
secara konseptual, kriminal dan politis.
f. Hambatan dan gangguan Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar
dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau
menghalangi secara tidak konsepsional.
2.2 Latar Belakang Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya

oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di
implementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan
nasional yang ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional
berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil
sebagai
landasan ideal dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma
pembangunan nasional. Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai
doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola
pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah
bangsa yang bersifat inter regional (wilayah), inter sektoral maupun multi
disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang
terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan
terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan
berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai
pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan

8
pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan
sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan
rancangan program.
Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan Ketahanan
nasional
yang mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan
keamanan, sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki
dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, dan bernegara
dalam wadah NKRI yang dilandasi Pancasila, UUD l945, dan landasan
visional
Wawasan Nusantara.
Dalam mewujudkan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap
warga Indonesia yaitu:
1. Memiliki semangat perjuangan non fisik berupa keuletan dan
ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka
menghadapi segala ATHG baik yang datang dari luar dan dalam untuk
menjamin identitas, integritas, kelangsungagn hidup bangsa dan negara
serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh yang timbul
pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam,
sehingga setiap WNI baik individu maupun kelompok dapat
mengeliminir pengaruh tersebut. Oleh karena bangsa Indonesia cinta
damai tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal tersebut tercermin dalam
kesadaran bela negara dan cinta tanah air. Apabila setiap WNI
memiliki semangat juang, sadar dan peduli terhadap pemngaruh yang
timbul dalam masyarakat berbangsa dan bernegara serta mengeliminir
pengaruh-pengaruh tersebut maka akan tercermin keberhasilan
Ketahanan Nasional Indonesia. Untuk mewujudkan Ketahanan

9
Nasional diperlukan suatu kebijakan umum dan pengambil kebijakan
yang disebut Polstranas (Sumarsono, 2000: 133)
Poltranas harus dikuatkan dalam mewujudkan multi ketahanan nasional
yang menyangkut bidang-bidang sebagai berikut:
1. Ketahanan Ideologi Negara Indonesia merupakan negara yang
berdasarkan kepada sila-sila yang terkandung di dalam Pancasila,
untuk itu kita sebagai warga negara Indonesia maka harus bisa terus
menjaga dan juga mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari sila-sila
yang ada, dengan begitu kemampuan ketahanan nasional Indonesia
yang paling dasar akan terpenuhi sampai di masa depan nanti,
2. Ketahanan Politik Kemampuan dalam ketahanan nasional juga
dipengaruhi oleh sistem politik yang digunakan oleh negara kita ini.
Maka dari itu, kestabilan sistem politik harus benar-benar bisa terjaga,
karena jika tidak maka akan mempengaruhi juga sistem ketahanan dari
dalam,
3. Ketahanan Ekonomi Mungkin memang sudah bukan lagi sebagai suatu
rahasia, kalau yang namanya tingkat ekonomi pasti akan bisa
mempengaruhi semua kalangan masyarakat, kalau tingkat ekonominya
rendah maka bisa dibilang kekuatan dalam mempertahankan nasional
pun ikut melemah. Jika tingkat ekonomi kuat, maka ketahanan
nasional pun juga bisa bertambah kekuatannya
4. Ketahanan Sosial-Budaya Jika kita melihat fenomena demam Korea
yang terjadi pada generasi muda beberapa waktu terakhir, mungkin itu
bisa kita jadikan contoh bahwa ketahanan nasional Indonesia dari sisi
social budaya memang masih lemah. Untuk itu perlu ada peningkatan
pemahaman tentang ketahanan sosial-budaya ini yang mana bersumber
pada definisi budaya atau kebudayaan itu sendiri.
5. Ketahanan Pertahanan-Keamanan Jika dari segi pertahanan-kemanan,
mungkin kita bisa menelaah sejenak pada UUD 1945 pasal 27 (3)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara. Jadi ketahanan nasional dari sisi Hankam ini

10
memang tidak hanya sebatas pada kekuatan militer saja, akan tetapi
kita sebagai warga negara juga perlu meningkatkan kepedulian kita
terhadap pertahanan-keamanan nasional. Purnawirawan TNI Sajidiman
pernah mengatakan bahwa ketahanan nasional di Indonesia saat ini
masih rendah dan jauh dari memadai karena masih banyak rakyat
Indonesia yang berada dalam garis kemiskinan. Ia menilai untuk
mencapai ketahanan nasional selain dari keamanan nasional juga harus
dibarengi kesejahteraan nasional. Dikatakannya, ketahanan nasional
perlu dibangun untuk menghadapi serangan langsung atau militer dan
serangan tidak langsung atau nonmiliter.
2.3 Konteks Era Global
Dalam konteks era global ketahanan nasional dihadapkan berbagai
tantangan yang kompoleks yang menyangkut semua elemen kehidupan
nasional Indonesia. Sebagai negara yang merdeka harus senantiasa ikut
berperan serta dalam kehidupan bangsa-bangsa di dunia sehingga dengan
berbagai kemajuan dunia kita harus ikut berkompetisi dengan memberdayakan
semua kekuatan nasional yang ada. Perkembangan dunia saat ini ditandai
dengan era globalisasi. Pada dasarnya kedatangan arus globallisasi membawa
pengaruh terhadap sendi-sendi kehidupan, dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. terutama pada mahasiswa dan masyarakat sebagai
utama atas penyebaran kebudayaan juga sebagai pemegang kedaulatan
Negara. masyarakat merupakan komponen utama sebagai pembentukan
ketahanan nasional.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi
tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-
negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan
negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab,
globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia,
bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.

11
Munculnya globalisasi berimbas pada munculnya berbagai fenomena
berbagai dimensi kehidupan manusia, seperti:
a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-
barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya,
sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan
kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda,
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi
saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan
dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO),
c. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami
gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi
beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan
makanan, dan
d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan
hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain. Kennedy dan
Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita
pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia
adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar
bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia
yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan
rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta
kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker
menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi social.
Munculnya globalisasi pada dasarnya menimbulkan munculnya dua
sikap negara dalam menghadapi globalisasi. Sikap-sikap yang dimaksud
adalah:
a. Gerakan pro-globalisasi

12
Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi)
menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori
keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini
menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung
dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu
bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua
negara dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan
keunggulan komparatif yang dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki
keunggulan komparatif pada produk kamera digital (mampu mencetak
lebih efesien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia memiliki
keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang
dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan
faktor-faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera
digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya
dari Indonesia, begitu juga sebaliknya, dan
b. Geralan Anti Globalisasi
Anti globalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk
memaparkan sikap politis orang-orang dan kelompok yang menentang
perjanjian dagang global dan lembaga-lembaga yang mengatur
perdagangan antar negara seperti Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO). "Antiglobalisasi" dianggap oleh sebagian orang sebagai
gerakan sosial, sementara yang lainnya menganggapnya sebagai istilah
umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda-beda.
Apapun juga maksudnya, para peserta dipersatukan dalam perlawanan
terhadap ekonomi dan sistem perdagangan global saat ini, yang
menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak-hak buruh,
kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab-penyebab
lainnya.
Disambutnya arus globalisasi yang pada awalnya merupakan impian
dimana dengan adanya globalisasi diharapkan terjadi kemajuan pada sendi-

13
sendi kehidupan yakni dari miskin menjadi kaya dari yang lalai menjadi
disiplin. Namun ternyata justru sebaliknya hanya orang-orang yang memiliki
modal yang kuat dia menjadi penguasa atau raja diraja sedangkan yang miskin
tetap dalam ketermiskinannya. Dan hanya orang-orang yang tidak tahu, butuh
serta pintar yang termotivasi untuk ikut serta memanfaatkan globalisasi
sepenuhnya. Globalisasi tidak harus dihindari, sebab jika negara ini menjauhi
globalisasi maka negara ini akan semakin menjadi negara yang terbelakang.
Oleh karena itulah siap tidak siap negara harus dapat memainkan perannya
dalam arus globalisasi.
2.4 Dampak dan Pengaruh Positif dan Negatif Globalisasi
Pada dasarnya globalisasi membrikan dampak positif dan dampak
negatif bagi suatu negara.
Dampak positif dari globalisasi adalah tumbuhnya sikap-sikap sebagai
berikut:
a. Rasa ingin bersatu, maksudnya niatkan dalam diri pribadi mahasiswa
dan masyarakat kalau kita mesti bersatu, kita adalah saudara, kita
memiliki nasib yang sama, sepenanggungan serta seperjuangan.
b. Iman dan Taqwa, maksudnya ini sebagai nilai dasar dan nilai standar
atau filter terhadap arus globalisasi agan kehidupan dunia dan akhirat
tetap terjaga.
c. Berdisiplin Disiplin ialah sikap mental yang mengandung unsur
ketaatan dan kepatuhan, maksudnya bahwa masyarakat dituntut untuk
bertindak secara proporsional dan profesional. Masyarakat harus
menjadi masyarakat yang baik dengan cara mematuhi peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia
dengan sadar diri
d. Memiliki rasa empati empati artinya suatu kemampuan untuk
merasakan penderitaan orang lain, maksudnya menumbuhkan rasa
kepedulian dan tolong-menolong. Ini kaitannya dengan pancasila
terutama sila ke 5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

14
Selain itu juga berfungsi memperkecil kesenjangan atara masyarakat
bawah dengan masyarakat atas.
e. Paham posisi dan kondisi, maksudnya kretika kita menempatkan
globalisasi maka kita harus melihat posisi dan kondisi masyarakat
karena tidak semua masyarakat Indonesia manyukai konsep
globalisasi.
Pengaruh positif dari globalisasi melahirkan ketahanan nasional yang
kuat dan mantab. Sedangkan dampak negatifnya adalah:
1. Rasa egois yang tinggi, maksudnya dia menganggap bahwa dia paling
benar. Misalnya mempertahankan ideologinnya sendiri atau keukeuh,
tidak saling menghormati dan tidak suka bermusyawarah.
2. Terjadinya kesenjangan kehidupan manusia,
3. Aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola,
Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Mayarakat kita lupa akan
identitas diri sebagai bangsa Indonesia.
4. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka
orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Dengan dampak negatif yang demikian maka harus dilakukan upaya
nyata untuk mengatasinya. Upaya-upaya itu adalah:
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat
mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik-
baiknya,
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya,
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum
dalam arti sebenar-benarnya dan seadil- adilnya,
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi,
ekonomi, sosial budaya bangsa,

15
6. Banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan
dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif, salah satu
contoh dengan hadirnya modernisasi disegala bidang kehidupan,
terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat
dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual.
7. Timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instant) pada diri
seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang
mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat terjadi dehumanisasi yaitu
derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak
menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
Era global dengan kompleksnya faktor berpengaruh dalam seluruh
komponen ketahanan nasional indonesia, harus tetap dihadapi oleh seluruh
warga negara indonesia. Karena itu diperlukan adanya kebersamaan,
kepedulain seluruh komponen bangsa dalam mengahdapi era global guna
penguatan ketahanan nasional indonesia sebagai sarana mewujudkan tujuan
nasional.
2.5 Pokok-Pokok Pikiran
Upaya pencapaian ketahanan nasional sebagai pijakan tujuan nasional
yang disepakati bersama didasarkan pada pokok-pokok pikiran berikut:
1. Manusia Berbudaya Manusia adalah mahluk Tuhan yang pertama-tama
berusaha menjaga, mempertahankan eksistensi dan kelangsungan
hidupnya. Oleh karena itu, manusia berusaha memenuhi kebutuhan
hidupnya dari yang paling pokok sampai yang paling mutakhir baik
yang bersifat materi maupun kejiwaan. Manusia dikatakan mahluk
Tuhan yang sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir,
akal dan berbagai ketrampilan, senantiasa berjuang. Untuk keperluan
itu maka manusia hidup berkelompok (homo socius) dan menghuni
suatu wilayah tertentu yang dibinanya dengan kemampuan dan
kekuasaannya (zoon politicon).
Oleh karena itu, manusia berbudaya senantiasa selalu mengadakan
hubungan-hubungan sebagai berikut

16
a. Manusia dengan Tuhan dinamakan Agama/Kepercayaan
b. Manusia dengan cita-cita dinamakan Ideologi
c. Manusia dengan kekuatan/kekuasaan dinamakan Politik
d. Manusia dengan pemenuhan kebutuhan dinamakan
Ekonomi
e. Manusia dengan penguasaan/pemanfaatan alam
dinamakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
f. Manusia dengan manusia dinamakan Sosial
g. Manusia dengan rasa Keindahan dinamakan Seni/Budaya.
Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan
kesadaran setiap warga Negara Indonesia, yaitu : Memiliki semangat
perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang berupa
keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
rangka menghadapi segala ancaman, gangguan, tantangan dan
hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk
menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan,
sehingga setiap warga Negara Indonesia baik secara individu maupun
kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa
Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal itu
tercermin akan adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air.
Apabila setiap warga negara Indonesia memiliki semangat perjuangan
bangsa dan sadar serta peduli terhadap pengaruh yang timbul dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat mengeliminir
pengaruh-pengaruh tersebut, maka akan tercermin keberhasilan
ketahanan nasional Indonesia. Untuk mewujudkan ketahanan nasional
diperlukan suatu kebijakan umum dari pengambil kebijakan yang
disebut Politik dan Strategi.

17
2.6 Upaya Pemerintah Menghadapi Era Globalisasi dan Perkembangan
IPTEK
2.6.1 Bidang Ekonomi:
a. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global
sesuaikemajuan teknologi
b. Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan dan investasidalam
rangka meningkatkan persaingan global.
2.6.2 Bidang Politik:
a. Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan
berorientasi pada kepentingan nasional, menitikberatkan
padasolidaritas antar negara berkembang serta kerja sama internasional
bagi kesejahteraan rakyat.
b. Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk
menghadapi perdagangan bebas.
c. Memperkuat kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan
prasarana penerangan khususnya di luar negeri dalam rangka
memperjuangkan kepentingan Nasional di Forum Internasional.
2.6.3 Bidang Agama :
a. Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan
sistem pendidikan agama.
b. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaandalam
ikut mengatasi dampak perubahan yang terjadi dalamsemua aspek
kehidupan untuk memperkokoh jati diri dan kepribadian bangsa.
2.6.4 Bidang Pendidikan :
a. Meningkatkan kemampuan akademik dan kesejahteraan tenaga
kependidikan yang mampu berfungsi secara optimal terutama dalam
peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti.
b. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yangdiselenggarakan baik
oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem
pendidikan yang efektif dan efisiendalam menghadapi perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni.

18
2.6.5 Bidang Sosial Budaya :
a. Mengembangkan dan membina kebudayaan Nasional bangsaIndonesia
yang bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa, budayanasional
yang mengandung nilai-nilai universal, termasuk kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka mendukung terpeliharanya
kerukunan hidup bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara.
b. Melindungi segenap generasi muda dari bahaya destruktif, terutama
bahaya penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang dan
narkotikalainnya melalui gerakan pemberantasan dan peningkatan
kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan narkotika.
2.7 Asas Ketahanan Nasional
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan Kesejahteraan dan keamanan dapat
dibedakan tetapi tidak dapatdipisahkan dan merupakan kebutuhan
manusia yang mendasar dan esensial, baik sebagai perorangan maupun
kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu Ketahanan
nasional mencakup ketahanan segenap aspekkehidupan bangsa secara
utuh, menyeluruh dan terpadu.
3. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar Sistem kehidupan
nasionalmerupakan perpaduan segenap aspekkehidupan bangsa yang
saling berinteraksi. Mawas ke dalam bertujuanmenumbuhkan hakikat,
sifat dan kondisi kehidupan nasional itusendiri. Mawas ke luar
bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta
menghadapi dan mengatasi dampak lingkunganstrategis luar negeri.
4. Asas Kekeluargaan Mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan,
kesamaan, gotongrotong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.8 Sifat Ketahanan Nasional
1. Mandiri
Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri
serta pada keuletandan ketangguhan, yang mengandung prinsip tidak

19
mudah menyerah, dengan tumpuan padaidentitas, integritas dan
kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untukmenjalin
kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.
2. Dinamis
Ketahanan Nasional tidaklah tetap. Ia dapat meningkat atau menurun,
tergantung padasituasi dan kondisi bangsa, Negara serta lingkungan
strategisnya. Hal ini sesuai denganhakikat bahwa segala sesuatu di dunia
ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Karena
itu, upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasadiorientasikan
ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi
kehidupan nasional yang lebih baik.
3. Wibawa
Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara lanjut
dan berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan
keseimbangan akan meningkatkankemampuan dan kekuatan bangsa.
Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional Indonesiamakin tinggi pula nilai
kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dannegara
Indonesia.
4. Konsultasi dan Kerjasama
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap
konfrontatif danatagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuata
fisik semata, tetapi lebihmengutamakan sikap konsultatif, kerjasama serta
saling menghargai dengan mengandalkankekuatan, moral dan kepribadian
bangsa.
2.9 Wujud Ketahanan Nasional
1. Ketahanan Ekonomi
diartikan sebagai kondisi dinamiskehidupan perekonomian bangsa
yang berisi keuletan danketangguhan kekuatan nasional dalam
menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung
maupun tidak langsung.

20
2. Ketahanan sosial budaya
diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi
keuletan dan ketangguhan kekuatannasional dalam menghadapi serta
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang
datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak
langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.
3. Ketahanan pertahanan dan keamanan
diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan dan keamanan
bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan
dalam mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segalatantangan dan
hambatan yang datang dari luar maupun dari dalamyang secara langsung
maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas, dan
kelangsungan hidup bangsa dan negaraKesatuan Republik Indonesia
4. Ketahanan pada aspek politik
diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia
yang berisi keuletandan ketangguhan kekuatan nasional dalam
menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan
gangguanyang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung
maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan kehidupan politik
bangsa dan negara
5. Ketahanan nasional sebagai doktrin
merupakan salah satukonsepsi khas Indonesia yang berupa ajaran
konseptual tentang pengaturan dan penyelenggaraan bernegara. Sebagai
doktrin dasar nasional, konsep ketahanan nasional dimasukkan dalam
GBHN agar setiap orang, masyarakat, dan penyelenggara negara
menerima dan menjalankannya.
2.10 Contoh Evaluasi Ketahanan Nasional dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara
SBY Evaluasi Fungsi Dewan Ketahanan Nasional
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan memastikan fungsi dari
lembaga-lembaga yang baru terbentuk seperti Dewan Ketahanan Nasional

21
(Wantanas) berjalan dengan baik.Apabila lembaga tersebut tidak memiliki
kontribusi terhadap pembangunan, maka SBY akan mempertimbangkannya
kembali. SBY berharap lembaga-lembaga yang dipertahankan nantinya dapat
tepat guna berkontribusi untuk pembangunan. Dia pun mengkhawatirkan
situasi dan kondisi dalam negeri yang dinamis belakangan ini.Karena situasi
yang dinamis, menurut SBY, gangguan keamanan terhadap dalam negeri
setiap saat bisa terjadi. Demikian pula ancaman keamanan non tradisional,
bencana alam berskala besar, gerakan terorisme, dan hal-hal yang berkaitan
dengan itu maka pemerintahharus benar-benar bisa menangani dengan baik.
Menurut SBY, Wantanas sebenarnyalembaga yang amat tepat untuk diberikan
fungsi dan penugasan seperti ini.
2.10.1 Aktualisasi Kesadaran Bela Negara Bagi Generasi Muda Dalam
Meningkatkan Ketahanan Nasional.
1. Nilai-Nilai Bela Negara Generasi Muda berjiwa Nasionalisme
a. Kecintaan kepada Tanah Air Indonesia
Kesadaran bela negara terbangun melalui cara pandang yang
berhubungan dengan sejarah kebudayaan bangsa Indonesia,serta
falsafah/ideologi Pancasila akan terbentuk wawasan nasional atau
wawasan nusantara. Dengan telah terpolakan melalui cara pandang,
sejarah dan kebudayaan bangsa, falsafah Pancasila akan terwujud
pertahanan keamanan negara Indonesia oleh kesadaran bela negara
setiap warga negara atau seluruh komponen bangsa. Bangsa dan
Negara Indonesia hingga saat telah mampu untuk mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam, sumber daya manusia sehingga
produksi dalam negeri meningkat bahkan telah mampu mengeksport
keluar negeri.
Pertahanan dan keamanan (HANKAM), dalam perwujudan
kecintaan kepada tanah air yang dapat dilakukan oleh generasi muda
kekinian melalui berkarya bermanfaat bagi bangsa dan negara
Indonesia, berkarya meningkatkan diri menjadi orang profesional

22
sesuai dengan bidang tugasnya, meningkat diri untuk mengangkat
derajat harkat dan martabat bangsa Indonesia di dunia internasional.
Menurut Akhmad Zamroni , dalam bidang pendidikan menjadi
anggota Pramuka, dan memilih satuan karya, Patroli Keamanan
Sekolah (PKS), Palang Merah Remaja (PMR), menjadi anggota
Resimen Mahasiswa (Menwa). Kehidupan ditengah masyarakat
menjadi anggota perlindungan masyarakat (Linmas), anggota
Pertahanan Sipil (Hansip), menjadi anggota Pengamanan Swakarsa
(Pamswakarsa).
Tuhana Taufiq Andrianto, menyatakan Sistem pertahanan negara
adalah system pertahanan yang bersifat semesta dengan melibatkan
seluruh warga negara, wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari
segala ancaman. Pertahanan negara melibatkan seluruh komponen
bangsa tanpa terkecuali baik pelajar maupun komponen masyarakat
lainnya. Pemuda sebagai generasi muda bangsa dilibatkan telah
berumur 18 (delapan belas) tahun atau belum berumur 18 (delapan
belas) tahun namun telah kawin. Keiukut sertaan dalam bela negara
bersifat wajib dan sekaligus hak dari pada warga negara. TB Silalahi
menyebutkan mengutif pandangan Perdana Menteri Singapura Lee
Kwan Yew bahwa “ setiap warga negara yang sudah berusia 18 tahun
harus dilatih bela negara, yang dia sebut National Service dan bertugas
di Angkatan perang Singapura selama selama 2 tahun” 11. Bela negara
yang diterapkan di Negara Singapura merupakan kewajiban bagi setiap
warga negara yang telah berumur 18 tahun, sehingga warga negara
Singapura menjadi disiplin dan Singapura menjadi negara yang maju
dibidang ekonomi, teknologi, sosial budaya , komunikasi informasi,
dan tangguh ketahanan nasionalnya.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia
Negara Indonesia berdiri diatas keanekaragaman berbagai etnis,
budaya dan agama. Walaupun berbeda-beda dari berbagai latar
belakang tetapi kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia tetap

23
kokoh dan utuh berdirinya NKRI. Negara dan bangsa Indonesia selalu
menjunjung tinggi dan memberikan penghormatan terhadap
kebhinekaan atas nilai persatuan bangsa. Nilai Persatuan bangsa berada
dalam sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Persatuan
bangsa Indonesia dalam kebersamaan untuk mewujudkan cita-cita
nasional dan tujuan nasional.
Menghilangkan perasan fanatisme kesukuan/kedaerahan dan
mencintai setiap kebudayaan yang berkembang didaerah, dan
semestinya setiap kebudayaan daerah dapat diangkat menjadi
kebudayaan nasional. Kebudayaan daerah merupkan aset bangsa
Indonesia, oleh karena itu harus dibina secara terus menerus secara
berkelanjutan dan berkesinambungan agar tidak menjadi punah/hilang
sehingga dapat diteruskan oleh generasi muda penerus bangsa
Indonesia.
Patut untuk diwaspadai adanya penetrasi nilai sosial budaya dari
negara lain kedalam negara Indonesia akibat derasnya arus globalisasi,
sehingga diperkuat bangkitnya nilai-nilai identitas budaya lokal (local
culture). Berawal dari pemahaman Pasal 32 Ayat (1) UUD NRI 1945,
pada intinya negara atau pemerintah memajukan kebudayaan nasional
dengan menjamin kebudayaan lokal untuk mengembangkan nilai-nilai
budayanya.
Secara konstitusional UUD NRI 1945, kita memberikan perlakuan
penghormatan terhadap Bendera Merah Putih ( Pasal 35), Bahasa
Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36), Lambang Negara ialah
Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36
A), Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36 B). Generasi
Muda diingatkan bahwa, bangsa Indonesia memiliki negara kesatuan
sehingga dipersonifikasilan dalam perasaan memperkokoh kesatuan
dan persatuan bangsa yang telah dimulai kesadaran berbangsa dan
bernegara sejak adanya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Sumpah
Pemuda merupakan ikrar dan janji suci baik diri sendiri, bangsa dan

24
negara Indonesia serta terhadap Sang Pencipta Tuhan Yang Maha Esa,
berjanji bertanah air dan bertumpah darah satu tanah air Indonesia,
berbangsa satu bangsa Indonesia dan berbahasa satu bahasa Indonesia.
Pancasila telah termuat dengan jelas dalam Pembukaan UUD NRI
1945 menjadi dasar negara NKRI, maka seluruh kehidupan berbangsa
dan bernegara harus tunduk dan taat kepada Pancasila, dengan tidak
kecualinya. Pancasila menjadi pedoman dan petunjuk setiap kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara serta segala bentuk peraturan
perundang-undangan negara. Dengan demikian Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum. Sri Edi Swasono menyebutkan
Pancasila sebagai nilai-nilai luhur digali dari bumi Indonesia, yang
kemudian perlu disosialisasikan, atau dengan kata lain dibudayakan,
yang berarti mengakui adanya proses enculturation dan enculturated.
Pancasila merupakan khasanah kekayaan budaya bangsa Indonesia
yang adi luhur, adi luhung,yang wajib diakui oleh seluruh bangsa serta
digali dari multi etnis, multi agama dan multi budaya.
Meutia Hatta Swasono berpandangan bahwa “bangsa Indonesia
adalah pluralistic (majemuk) dan sekaligus multikulturalisti” 13.
Karangter bangsa Indonesia yang bersifat kemajemukan dan beragam
budaya maka Pancasila menadi perekat dan pemersatu bangsa
Indonesia. Pancasila telah mampu untuk menjadi pelindung, pengayom
segala interaksi suku bangsa di Indonesia, sehingga Indonesia satu-
satunya negara di dunia yang mampu menjaga sikap tolenransi
beragama, unggul dalam budaya serta menjaga persatuan nasional.
Pancasila memiliki nilai-nilai religionitas, humanitas, nasionalitas,
kedaulatan dan sosialitas. Nilai religionitas terdapat pada sila pertama,
Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai humanitas pada sila kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab, nasionalitas dalam sila ketiga
Persatuan Indonesia, nilai kedaulatan sila keempat, Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

25
/perwakilan serta nila sosialitas dalam sila kelima; Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
c. Rela berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia
Sikap rela berkorban untuk bangsa dan negara, merelakan atau
mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran bahkan harta benda dan jiwa
raga untuk kepentingan bangsa. Generasi muda harus dapat
meneladani para pendiri bangsa, berjuang tanpa memerlukan
imbalan,tanpa mementingkan diri sendiri selalu mengutaman persatuan
dan kesatuan bangsa, selalu cinta kepada tanah air dan rela berkorban
demi kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi,
golongan maupun kelompok.
d. Kemampuan awal Bela Negara
Kemampuan awal kesadaran bela negara secara psikis yaitu
memiliki sifat disiplin, kejujuran, berintegritas, etos kerja keras,
bertangungjawab, percaya pada diri sendiri, mengendalikan emosional,
senantiasa memelihara jiwa dan raganya, serta meningkatkan spiritual
untuk mencapai dan mewujudkan tujuan negara.Dalam kehidupan
bangsa Indonesia sehari-hari, fisik merupakan alat penggerak manusia
dalam melangkah setiap kegiatan, sehingga diperlukan fisik yang sehat
untuk mengimbangi phikis serta menjadi kekuatan yang luar biasa, bila
keduanya menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
pembentukannya,maka Negara menjadi kuat. Fisik atau jasmaniah
selalu dibiasakan dibina untuk menjaga kesehatan tubuh kita dengan
gemar berolah raga, sesuai dengan motto “Mensana in copore sana”
yang artinya dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula.
2. Generasi Muda Dalam Lingkungan Masyarakat berpartisipasi aktif
dalam kesadaran Bela Negara.
Partisipasi kesadaran masyarakat melakukan bela negara sangat
cukup tinggi pada saat ini ditandai dengan, dalam lingkup keluarga
banyak orang tua membimbing putra dan putri agar berperilaku santun,
ramah tamah berdisiplin,serta bertanggungjawab. Dalam tingkat

26
Rukun Tangga (RT), Rukun Warga (RW), serta desa/kelurahan yang
diwujudkan dengan setiap RT membangun Pos Keamanan
Lingkungan, anggota masyarakat menjadi petugas pengamanan
swakarsa14, menjadi anggota satuan tugas (satgas)15, menjadi anggota
pemberi bantuan kemanusiaan16, banyak generasi muda kita
berbondong-bondong mengajukan permohonan menjadi anggota
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia (Polri)17, menjadi anggota prajurit cadangan, menjadi
anggota satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)18, menjadi anggota
Polisi Kehutanan (Polhut)19, menjadi anggota perlindungan
masyarakat (Linmas), menjadi anggota keamanan rakyat (Kamra),
menjadi anggota pertahanan sipil (Hansip), menjadi anggota
perlawanan rakyat (Wanra), menjadi anggota pemberantasan narkoba,
menjadi anggota pemberantasan korupsi.
Pada birokrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), ketika
melaksanakan Prajabatan melakukan kerjasama dengan Lembaga-
Lembaga Pendidikan TNI sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan
dan program prajabatan, dengan mengisi materi muatan bela negara
dan perilaku disiplin di kalangan birokrasi. Sebagai suatu
kesiapsiagaan birokrasi, saat melaksanakan tugas keseharian, maka
setiap hari senin seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun CPNS
menggunakan seragam pakaian Hansip.
Kurikulum Pendidikan Nasional saat ini dilakukan perubahan
agar memuat dengan komprehensif materi bela negara yang
merupakan bidang pertahanan nasional (HANKAM). Materi ajar
kesadaran bela negara dalam materi mata pelajaran/kuliah Materi
Pokok Pembentukan Karakter Bangsa. Bertujuan memberikan porsi
tersendiri serta tidak menyebar dalam mata pelajaran/materi kuliah
tersebar pada materi lainnya
3. Kontribusi Aktualisasi Kesadaran Bela Negara terhadap peningkatan
Kewaspadaan Generasi Muda.

27
Kesadaran bela negara diaktualisasikan melalui peningkatan
kewaspadaan generasi muda. Kewaspadaan generasi muda yang telah
memahami kesadaran nilai-nilai bela negara, kecintaan terhadap tanah
air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan dan kebenaran
terhadap Pancasila, rela berkonban untuk bangsa dan negara dan
kemampuan awal bela negara, sehingga memiliki kemampuan untuk
mengatasi dan menyelesaikan terhadap berbagai ancaman, hambatan,
gangguan dan tantangan demi untuk mendukung kepentingan
pertahanan dan keamanan nasional. Kewaspadaan generasi muda
sebagai generasi penerus bangsa dan negara Indonesia diharapkan
memiliki kemampuan peduli,kesiapsiagaan serta tanggungjawab,dalam
rangka peningkatan pencegahan dini, daya tangkal maupun daya
cegah.
Partisipasi masyarakat dalam kesadaran bela negara meliputi;
kegiatan yang berada lingkup pemerintahan,lingkungan perusahaan,
lingkungan kemasyarakatan dan lingkungan dan berbagai instansi,
organisasi,institusi negeri dan swasta maupun partai politik dapat
memotivasi generasi muda secara terus-menerus terhadap peningkatan
kewaspadaan nasional. Keberadaan generasi muda berada pada semua
level kehidupan masyarakat, perlu dilakukan pembinaan, motivasi
serta sosialisasi kesadaran bela negara agar peningkatan kewaspadaan
bagi generasi muda tetap dapat dapat dipertahankan.
Pemahaman terhadap kesadaran bela negara akan menimbulkan
sikap dan prilaku yang melekat kewaspadaan bagi generasi muda
dalam menyaring pengaruh budaya asing yang masuk kedalam wilayah
negara Indonesia, karena ada beberapa budaya asing tidak sesuai
dengan budaya bangsa Indonesia. Indonesia memiliki budaya
Pancasila yang bermoral dan beretika dalam tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat.
Kewaspadaan generasi muda terhadap berbagai ancaman bagi
kelangsungan kehidupan bangsa dan negara yang meliputi; invasi dan

28
intervensi negara lain, subversi, makar, dan kudeta, separatisme,
terorisme, korupsi, penyalahgunaan narkoba, premanisme,
penyelundupan dan pencurian sumber daya alam, human traffiking dan
perbuatan yang anarkhis dalam penyampaian aspirasi kepada
pemerintah.
Kewaspadaan generasi muda mampu melakukan pemantauan,
observasi, mengamati berbagai isu yang berkembang sehingga sedari
dini telah terdeteksi sehingga potensi ancaman tidak dapat terwujud
bahkan kalau terwujud kita bisa mengalihkan diri kita dengan baik.
Melalui kewaspadaan yang telah terbangun oleh generasi muda, maka
telah terjadi sikap keperdulian dari seorang warga negara Indonesia
terhadap ancaman, hambatan, tantangan dan gangguan baik yang
datangnya dari dalam negeri maupun luar negeri dari potensi ancaman.
Melalui berbagai potensi ancaman yang telah dipahami dan dimengerti
oleh generasi muda akan menimbulkan sikap kewaspadaan dengan
early warning, early detection, cegah awal dan tangkah awal,sehingga
ketahanan nasional menjadi Tangguh
4. Indikasi Keberhasilan
Terwujudnya kesadaran bela negara dan kewaspadaan generasi
muda meningkat. Melalui koordinasi, sinergitas dan kerjasama
diantara pemerintah pusat dan daerah (provinsi, kabupaten dan kota)
dalam melaksanakan program kegiatan kesadaran bela negara, sudah
pasti hasil yang telah dicapai semakin meningkatkan kewaspadaan
generasi muda. Kemampuan untuk mencegah secara dini dan
menangkal terhadap ancaman bangsa akan meningkat ketahanan
nasional.
Meningkatnya kesadaran bela negara generasi muda sebagai
landasan dalam kehidupan nasional. Kehidupan berbangsa,
bermasyarakat dan bernegara merupakan dinamika hidup suatu bangsa.
Peningkatan kesadaran bela negara telah mengkristal dalam jiwa
bangsa Indonesia. Kehidupan dalam masyarakat umum, melejitnya

29
berbagai prestasi yang dimiliki baik oleh petani, pengusaha, pengerajin
dan lain-lain. Mahasiswa dan pelajar telah mampu mengukir prestasi
pada tingkat internasional melalui olimpiade sains dan teknologi serta
perlombaanperlombaan automotif.
Kesadaran bela negara, sangat penting di dalam memotivasi warga
negara Indonesia, mengerti hak dan kewajibannya hidup bernegara
untuk bersama-sama menjadikan negara Indonesia maju dan
berkembang menjadi negara moderen serta memiliki daya saing.
Kesadaran bela negara yang telah mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dengan pertumbuhan ekonomi baik, serta indek
pembangunan masyarakat juga membaik.
Meningkatnya kesadaran bela negara generasi muda diwujudkan
dalam kebijakan pemerintah. Perkembangan kesadaran bela negara
saat ini, untuk meningkatkan kewaspadaan generasi muda telah
menjadi perhatian yang cukup besar, dikalangan pemerintah dan
masyarakat. Partisipasi generasi muda dalam menentukan kebijakan-
kebijakan pemerintah sebagai suatu keikutsertaan dalam menentukan
pemerintahan setiap proses pembuatan berbagai peraturan perundang-
undangan yang akan diterapkan bagi seluruh warga negara Indonesia.
Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional memuat materi Bela
Negara. Kurikulum pendidikan adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelanjaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

30
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri , dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Kesadaran bela negara bagi kewaspadaan generasi muda, maka
dalam pelaksanaan di lapangan dibutuhkan sinergitas Kementerian
Lembaga Pemerintahan maupun Lembaga Pemerintah Non
Kementrian (K/L) dengan mengadakan kerjasama secara terkoordinatif
terpadu dan terencana bidang pertahanan keamanan, peningkatan
sumber daya manusia, pendidikan diantaranya Kementerian
Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan RI), Kementerian
Koordinator Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia (Kemenkopolhukham RI), Kementrian Dalam Negeri
Republik Indonesia ( Kemendagri RI), Kementerian Pendayagunaan
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (KemenPAN &
RB RI ), Kementerian Pendidikan Dasar Menengah dan Kebudayaan
Republik Indonesia (Kemen Dikdasmenbud RI ), Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia ( Kemenristek &
Dikti RI), Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI),
Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu
RI),Kementerian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia
(Kemenpora RI), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI),Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos
RI), Kementerian Negara Perencanaan Program Nasional Republik
Indonesia (Kemen PPN RI), Kementerian Negara Koperasi & UKM
Republik Indonesia (Kemenkop&UKM RI), Lembaga Ketahanan
Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuda (Kwarnas Gerakan Pramuka).
2.10.2 Membangun Pemuda Untuk Menjadi Generani Penerus dalam
Ketahanan Nasional
Bagian kedua adalah pengertian generasi emas dalam arti penjabaran
kata EMAS. Generasi EMAS adalah generasi Energik, Multitalenta, Aktif

31
dan Spiritual. Jadi, Membangun generasi EMAS O (Indonesia) adalah
sebuah produk generasi baru yang Energik, Multitalenta, Aktif dan
Spiritual. Generasi yang cerdas (smart), generasi yang siap bersaing diera
modern, globaliasi dan penuh kompetitif. Mereka siap pakai dalam bidang
kerja apapun. Bukan hanya siap bersaing di tingkat kabupaten Jayapura
tetapi juga pada tingkat nasional dan internasional. Kalau bisa suatu saat
ada anak O yang menjadi menteri atau staf khusus kepresidenan. Kalau
bisa ada banyak anak O juga yang kerja di luar daerah dan luar negeri.
Konsep generasi E-M-A-S tersebut dapat dijelaskan penjabarannya
sebagai berikut.
Generasi Energik Energik artinya penuh energi atau bersemangat.
Mari kita pelajari segala rahasia di balik semangat. Semangat bisa
melahirkan rasa optimis. Seseorang yang memiliki semangat akan
mempunyai kekuatan mengarahkan aktivitasnya dan hidupnya. Misalnya,
rahasia kebugaran adalah selalu berusaha untuk tetap semangat dalam
bekerja. Semangat adalah sesuatu yang menular. Orang yang memiliki
semangat akan mampu mengubah atmosfer lingkungan di mana dia
berada. Generasi muda yang bersemangat akan menciptakan lingkungan
menjadi lebih menyenangkan. Tanpa semangat, semua orang tidak bisa
mencapai sesuatu yang besar (Fathul, 2012: 142).
Krisis, kesulitan, kekecewaan, dan masalah pribadi kadang kala
dapat memudarkan semangat yang kemudian mengakibatkan hilangnya
gairah untuk semangat..dengan ekspresi yang benar-benar bersemangat
dan tidak loyo sedikit pun. Generasi muda harus selalu menunjukkan
bahwa ia sehat dan bugar. Ini berarti bahwa generasi muda siap lahir batin
untuk melakukan aktivitas dan tugasnya secara baik. Generasi muda harus
bersemangat menghadapi apapun. Itu sebabnya, Anda sebagai generasi
muda salah satunya, harus mengatur jadwal olahraga setiap pagi untuk
menjaga kesehatan Anda.
Selain olahraga secara rutin perlu mencari hiburan untuk
menyegarkan pikiran dan menambah energi Anda. Seperti mendengarkan

32
lagu, nonton film motivasi atau ilmu pengetahuan, baca buku, jalan-jalan,
dll. Bagaimana pun ketika Anda terlihat energik, maka hal itu akan
mempengaruhi terhadap kondisi di mana Anda beraktivitas, seperti belajar,
kuliah, bekerja, di tempat latihan, di bengkel kerja, dan dimana saja.
Dengan kondisi tubuh yang bersemangat, anda dapat mengikuti proses
belajar mengajar dengan baik, prestasi juga akan meningkat, selalu fit
dalam melakukan berbagai kegiatan karena terlihat energik.
Generasi Multitalenta Multitalenta bisa digambarkan juga dengan
Multiple Intelegence. Tetapi multiple Intelegence sifatnya lebih umum,
terdiri dari kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan
musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan
interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Seluruh aspek kecerdasan
tersebut ada pada setiap individu tanpa terkecuali. Multitalenta, sifatnya
lebih spesifik pada bidang tertentu misalnya menari, menyanyi, sepak
bola. Belum tentu semua individu memilikinya. Kecerdasan multiple
intelegence maupun multitalenta akan berkembang secara optimal melalui
stimulasi yang bisa diberikan sejak dini.
Generasi Masa Depan atau generasi emas yang kita mau bangun ini
harus mengenali kecerdasan dan talentanya. Buah hati atau anak-anak
adalah asset masa depan bangsa dan negera. Agar generasi muda O
mampu survive di dunia yang penuh kompetisi, mereka harus
mengantongi berbagai bekal, yakni kecerdasan dan talenta. Kecerdasan
dan talenta adalah syaratnya. Sering kita mendengar ada anak berbakat
multitalenta. Pelajaran di bidang ilmu pengetahuan alamnya baik, tetapi di
bidang ilmu pengetahuan sosialnya juga baik. Matematikanya bagus,
biologinya juga bagus. Ilmu sejarahnya bagus, ilmu geografinya juga
bagus. Menggambarnya istimewa, ikut main drama juga istimewa. Kita
juga sering mendengar ada artis ibu kota serba bisa. Bisa main senetron
dan terkenal, bisa menyanyi dan masuk dapur studio rekaman, bisa
menjadi presenter dan nampak lincah, cerdas dan komunikatif.

33
Bila kita cermati, sesungguhnya beberapa prestasi unggul tersebut
merupakan buah suatu kinerja atas banyak variabel yang turut mewarnai
atas tercapainya dan terwujudnya prestasi puncak tersebut (multitalenta).
Variabel yang dimaksudkan adalah aspek natural, aspek nurtural dan aspek
lingkungan.
Aspek natural adalah aspek alami yang berupa bakat bawaan sejak
seseorang dilahirkan dan bisa juga disebut sebagai potensi inherent dari
orang tersebut. Sedangkan aspek nurtural adalah pengasuhan yang
diberikan oleh orang-orang terdekatnya. Pengasuhan tersebut bisa berasal
dari kedua orang tuanya, guru-gurunya selama ia bersekolah, teman-teman
dekatnya, para tetangganya dan seterusnya. Aspek nutural bisa berupa
lingkungkan pendidikan formal disekolah, bisa lingkungan pendidikan
informal di rumah dan bisa juga lingkungan pendidikan non formal di
lembaga-lembaga khursus atau lembaga-lembaga pelatihan.
Pendek kata aspek nutural ini berupa interaksi pergaulan antar
manusia. Aspek lingkungan adalah aspek eksternal dimana anak tersebut
berada. Aspek lingkungan bisa berupa adat-istiadat, norma yang tumbuh di
masyarakat, tontonan yang ada di dalam tv, berita-berita yang ada dalam
media elektronik maupun media cetak, dll. Aspek lingkungan juga bisa
berupa kondisi geografis, misalnya di daerah tropis, daerah pegunungan,
daerah pantai, dll. Kesemuanya itu akan mempengaruhi proses
pembelajaran secara keseluruhan dari seorang anak. Proses itu akan
terinternalisasi oleh diri seseorang yang disebut multitalenta itu.
Multitalenta adalah sebuah potensi kemampuan yang memiliki kesediaan
yang tinggi untuk menerima stimulus berupa apapun. Ia mudah menerima
rangsangan dan mudah beradaptasi untuk situasi apapun. Potensi
utamanya manjadi manusia yang generik, serba bisa. Kelemahannya
adalah tidak fokus, maka anak seperti itu harus mendapat arahan yang
proporsional dan menurut skala prioritas yang dibutuhkan (pada
zamannya, pada dunianya). Pada tes deteksi dermatoglyphics multiple
intelligence disebut berbakat multitalenta adalah bila grafik hasil dari

34
tesnya adalah rata semuanya. Semua grafik distribusi multiple
intelligence-nya adalah sama tingginya atau sama rendahnya, pendek kata
rata semuanya. Multitalenta artinya banyak bakat. Jangan berhenti belajar,
namun tak perlu mempelajari semuanya. Kenali apa kekuatan Anda untuk
menjadi seorang ahli, agar Anda mampu menuntaskan pekerjaan dengan
hasil yang baik. Anda akan merasa kesenangan jika Anda mampu
menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya. Mempelajari semua hal memang
baik untuk menambah wawasan dan kebijakan. Namun jika Anda tidak
punya keahlian yang menjadi keunikan diri Anda, maka Anda takkan tahu
apa yang ingin Anda kerjakan dengan baik. Hanya karena Anda Ahli,
Anda akan menetapkan standar yang tinggi. Sedangkan standar tinggi
adalah salah satu kualitas dari seseorang yang berprestasi.
Dalam delapan kecerdasan, menujukkan bahwa setiap manusia
memiliki kecerdasan-kecerdasan khusus. Dan hal itu perlu dikenali dalam
diri Anda, apa kecerdasan yang Anda miliki. Ketika anda mengintropeksi
diri dan menemukan kecerdasan yang Anda miliki, Anda bisa
mengembangkannya secara maksimal. Jangan kuatir, kalau Anda memiliki
beberapa kecerdasan. Jangan diabaikan dari kehidupan Anda. Kecerdasan
itu dapat digunakan jika Anda memiliki waktu dan
kesempatan. Orang bisa karena biasa. Jika kecerdasan-kecerdasan lain
yang Anda miliki digunakan dan terus-menerus diasa, Anda akan memiliki
beberapa kecerdasan baru.
Demikian halnya dengan talenta atau bakat. Kalau hanya punya satu
talenta saja, maka Anda harus bisa belajar lagi untuk menguasai dan
memiliki talenta yang yang memiliki multitalenta atau banyak talenta. Ada
yang punya talenta menyanyi, main musik, menulis, olahraga, seni tari,
seni ukir, seni pahat, dan sebagainya. Jangan katakan talenta Anda tidak
ada apa-apanya. Pernah lihat orang cacat main gitar, atau piano, penari
balet dengan satu lengan, dan satu kaki. Dengan keterbatasan mereka
semangat berlatih dan berlatih sehingga bisa menguasai suatu bakat dan
talenta secara profesional. Generasi multitalenta adalah generasi yang terus

35
mengembangkan diri dengan menguasai dan memiliki berbagai talenta,
baik talenta yang sudah ada, maupun talenta dan bakat baru yang secara
sengaja dipelajari melalui khursus dan latihan. Generasi banyak bakat
mereka akan terus berkreasi dan berkreasi. Mereka tidak akan menjadi
generasi muda yang mati dan pasif. Mereka akan menciptakan hal-hal
spektakuler. Acara-acara di TV Nasional dan Swasta telah
menyelenggarakan acara Indonesia Mencari Bakat, Indonesia Idol,
Indonesia Idol Junior, The Rising Star, AFI, Mama mia, KDI, dll. Siapa
tahu dengan bakat-bakat yang dimiliki dapat menghentar anak-anak O
yang punya banyak bakat-bakat khusus menjadi seleberitis di kota
metropolitan dan hal-hal itu ada di depan mata kita semua.
Generasi Aktif Aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Di sekitar kita
ada sekali dalam kegiatan sosial, mahasiswa yang aktif dalam proses
belajar mengajar, siswa yang aktif belajar, orang-orang yang aktif di dunia
bisnis, dan sebagainya. Bagaimana dengan generasi yang aktif? Kata aktif
disini lebih kepada memiliki inisiatif dan proaktif. Insiatif dan proaktif ini
adalah suatu kompetensi. Generasi yang aktif berlawanan dengan generasi
yang pasif. Menurut Sudarmanto (2009: 106) bahwa kata aktif adalah
kemampuan individu untuk mengambil tindakan tanpa harus diperintah,
mengerjakan sesuatu melebihi dari yang dipersyaratkan pekerjaan,
menemukan atau menciptakan kesempatan-kesempatan baru. Aktif juga
bisa berarti lakukan apa yang Anda sukai. Ini akan menumbuhkan
semangat dan kesenangan dalam setiap pekerjaan. Anda akan temukan
bahwa keberhasilan bukan sesuatu yang ada di depan sana, namun berjalan
seiring dengan apa yang Anda kerjakan.
Generasi aktif bukan dalam satu bidang saja, tetapi dalam segala
bidang. Generasi aktif adalah generasi yang siap pakai. Anda mungkin
kenal dengan alat pendukung. Cukup dicok dan diaktifkan (on), kabel
penghubung dipasang di tape, VCD, HP, dll, maka Anda langsung sudah
bisa menikmati suara indah musik yang dihasilkannya. Kalau speaker
pasif, berarti Anda harus mencari peralatan pendukung seperti mixer dan

36
power, agar supaya bisa berfungsi untuk menghasilkan suara atau bunyi.
Semua orang berguna, kalau aktif. Tidak ada orang yang tidak berguna. Itu
artinya, kalau generasi muda (Indonesia) mau bergerak mereka bisa saja
melakukan hal-hal positif yang berguna bagi dirinya, bagi orang lain, bagi
masyarakat luas, bagi gereja, dan sebagainya. Seringkali kita mendengar
banyak harapan kepada generasi muda, bahwa generasi muda adalah
generasi penerus bangsa, generasi muda adalah tulang punggung gereja,
generasi muda adalah harapan keluarga, marga, suku dan kampungnya.
Kalau generasi mudanya tidak pernah aktif dalam berbagai kegiatan,
apakah harapan-harapan ini dapat terwujud? Itu mustahil terwujud, karena
harapan itu tinggal kenangan dan cita-cita hampa tanpa realitas.
Generasi muda yang aktif, masa depannya cerah, sedangkan generasi
yang pasif masa depannya abu-abu atau tidak jelas. Generasi muda yang
aktif, langkahnya akan terus dituntun yang Maha Kuasa pada suatu
kepercayaan pada pekerjaan khusus. Sebab orang yang aktif pada
pekerjaan khusus, bisa jadi ahli di bidang tersebut dan bahkan muda sekali
mendapat jabatan untuk membidangi pekerjaan yang dianggap itu adalah
kemampuannya atau kompetensinya. Artinya, ketika generasi muda aktif,
bisa dilihat bakat-bakat yang dimilikinya sehingga untuk pengembangan
diri dan karir lebih mudah. Oleh karena itu jadilah generasi mudah yang
aktif, bukan generasi muda yang pasif. Menyesallah hari, sebelum semua
terlambat dan menyesal kemudian, maka pilihlah menjadi generasi muda
yang aktif.
Generasi Spiritual Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005;
1087) spiritual adalah berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan (rohani
atau batin); sedangkan spiritualisasi berarti pembentukkan jiwa atau
penjiwaan. Menurut, spiritualitas dapat dijelaskan sebagai cara hidup yang
muncul dari struktur dua komponen dasar: roh-rasional, yang seringkali
diungkapkan dalam pengertian transenden tentang pengalaman yang
transenden, yang diungkap dalam formulasi atau dogma materi, sukses

37
kedudukan, tetapi dunia tidak pernah berbicara bagaimana memiliki roh
yang sukses. Roh yang sukses berarti memiliki pikiran dan hati yang
Generasi spiritual disini menunjukkan kepada generasi muda yang
memiliki kualitas kehidupan rohani yang baik. Generasi muda yang taat
beragama, taat beribadah, taat berdoa, taat menjalankan ajaran-ajaran
agama dengan baik dalam hidup. Selain itu generasi spiritual adalah
generasi muda yang aktif dalam bidang keagamaan. Artinya, generasi
muda yang menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang agama, mereka
tidak melibatan dirinya pada minum mabuk, narkotika, seks bebas, dan
hal-hal buruk lainnya. Kecintaan mereka juga pada hal-hal spiritual atau
rohani. Ketika anak-anak muda memiliki spiritual yang baik, maka akan
terbentuk suatu masyarakat yang aman dan damai. Ketika anak-anak
memiliki spiritual yang baik, di dalam pergaulan sosial, dalam
menghadapi tantangan dan kesulitan, mereka akan ingat bahwa masih ada
tangan Sang Maha Kuasa yang dapat menolong mereka.
Generasi muda yang spiritual otomatis memiliki sopan santun yang
tinggi. Mereka tahu menghargai orang. mereka akan menyegani orang
lain, dan juga akan disegani orang. sebab tidak banyak anak muda memilih
untuk memiliki spiritual yang baik. Namun dalam catatan uraian diatas
tentang membangun generasi emas, di dalamnya salah satunya adalah
generasi spiritual. Itu artinya, untuk membangun generasi emas,
spiritualnya menjadi satu dari empat penting tersebut. Empat hal itu perlu
diingat dan dicamkan baik, yaitu E-M-A-S (Enerjik, Multitallenta, Aktif
dan Spiritual). Spirirtual menjadi salah satu modal penting dan mendasar
dalam membangun generasi emas.
Berdasarkan deskripsi generasi emas di atas, maka ada langkah-
langkah strategis untuk mewujudkan generasi emas tahun 2045. Pertama
dan utama yaitu diciptakan terlebih dahulu stabilitas ketahanan nasional
yang kuat dan mantab dalam semua aspek pembangunan nasional. Selain
itu ketahanan nasional harus mampu melakukan kolaborasi dengan
modernisasi di era global artinya ketahanan ansional harus terbuka

38
menerima berbagai kemajuan di era globalisasi. Oleh sebab itu maka
tantangan di era global harus dapat diatasi sehingga memperkut ketahanan
nasional Indonesia.
Ketahanan nasional yang kuat, menjadi modal utama untuk
mewujudkan generasi emas tahun 2045. Generasi emas yang hendak kita
wujudkan yaitu generasi yang kreatif, innovatif, mandiri, peduli, siap
menghadapi tantangan, energik, multitalenta, tidak kenal pantang
menyerah, generasi yang berkepribadian pancasila, generasi yang memiliki
spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik yang kuat, generasi yang
beretika dan berbudaya, generasi yang bermoral, generasi yang cerdas dan
lain-lain.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tantangan ketahanan nasional di era global bersifat kompleks yakni
mencakup tantangan ketahanan di bidang ideologi, politik, ekonomi , sosial
budaya dan pertahanan keamanan. Ketahanan nasional di era global harus
tetap bersifat terbuka terhadap berbagai kemajuan dalam bidang teknologi,
informasi, komunikasi dan transportasi akan tetapi harus tetap selektif.
Ketahanan nasional di era global tetap harus dapat memainkan
peranannya dalam upaya mewujudkan generasi emas tahun 2045 sebagai

39
generasi yang energik , aktif, kreatif, inovatif, peduli, berperadaban, siap
menghadapi tantangan, tidak mudah menyerah , cerdas, tangguh, teringgas,
brbudaya dan memiliki pola pikir global yang komprehensif dan integral
dalam memandang wilayah NKRI.
Guna menghadapi tantangan global menyongsong generasi emas tahun
2045, maka harus dapat diciptakan ketahanan nasional yang mantap yakni
ketahanan nasional yang memiliki keuletan dan ketangguhan dalam
menghadapi tantangan global yang kompleks dan harus disertai dengan
dibangunnya sikap positif warga negara dan dihindari sikap negatif warga
negara dalam pembangunan nasional di segala aspek dan bidangnya.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa kita harus mampu memberikan contoh ke generasi
selanjutnya bagaimana menerapkan sikap pertahanan nasional di era
globalisasi yang benar, bukan dengan menggunakan cara yang anarkis. Selain
itu kita dituntut untuk mampu melindungi dan mempertahankan kedaulatan
bangsa ini serta saling mengingatkan ke individu lain pentingnya
mempertahankan kedaulatan nasional bangsa ini. Disamping
mempertahankan, kita sebagai kaum terpelajar secara sadar berusaha untuk
memajukan serta mengharumkan nama bangsa ini di mata dunia supaya
bangsa kita tidak pandang remeh lagi oleh bangsa lain

Daftar Pustaka
file:///C:/Users/USER/Downloads/Modul%207-RMIK%20(1).pdf
http://prosiding.upgris.ac.id/index.php/SEM_INDO2/sem_indo2017/paper/
viewFile/1493/1448
https://www.academia.edu/27201466/MAKALAH_KETAHANAN_NASIONAL

40

Anda mungkin juga menyukai