Anda di halaman 1dari 7

STOP Sebaran Covid-19 melalui Gerakan Pemuda dalam Menggaungkan

Protokol Kesehatan.
Oleh: Hapsah Puspita dan Zubaedah Aslan

Sejak akhir tahun 2019, dunia dihebohkan dengan kemunculan virus


mematikan, diketahui virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China.
Coronavirus atau yang dikenal dengan nama baru Covid-19 pertama kali masuk
ke Indonesia pada awal Maret tahun 2020, tepatnya di kota Depok, yang
menginfeksi dua orang asal Depok. Sangat disayangkan, sebelum virus corona ini
masuk ke Indonesia, sangat banyak pemuda yang menjadikan virus ini sebagai
bahan candaan, bahkan banyak dari pemuda yang menjadikannya konten ataupun
meme. Kesal? Tentu saja, bahkan sangat kesal. Mengapa kita tidak bisa merasa
sedikit was-was dan lebih mempersiapkan diri akan hadirnya virus corona dari
negara lain yang sudah terpapar?
Covid-19 telah menyebar dengan sangat cepat ke berbagai negara di seluruh
penjuru bumi. Dalam artikel wargamuda.com menjelaskan, “Pada 11 Maret 2020,
Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus, Word Health Organization
(WHO) menyatakan Covid-19 sebagai pandemi global, artinya ini merupakan
wabah yang berjangkit secara serempak dalam lingkup global”. Diketahui ada 3
transmisi utama virus corona, yaitu penularan secara langsung, secara tidak
langsung dan melalui airbone. Penularan secara langsung, yaitu dari droplet saat
bersin, batuk, hingga berbicara. Penularan secara tidak langsung, yaitu saat
seseorang menyentuh permukaan benda yang telah terkontaminasi virus dari
droplet orang yang batuk atau bersin. Dan terakhir melalui airbone, yaitu partikel-
partikel droplet dapat berpindah melalui udara dalam radius 60 meter, penularan
ini sering terjadi ditengah populasi, ruangan tertutup dan kurangnya ventilasi
udara.
Saat ini Indonesia telah memasuki era new normal, sebuah kehidupan baru
yang penuh tantangan dalam menghadapi makhluk tak kasat mata. Dengan adanya
new normal, masyarakat saat ini jarang menerapkan protokol kesehatan
pencegahan Covid-19, seperti penggunaan masker, aktivitas mencuci tangan, dan
menjaga jarak minimal 1 meter kerap diabaikan, hal ini mencerminkan bahwa
tingkat kepatuhan masyarakat tentang penerapan protokol kesehatan mulai
menurun.
Devi Pramita Sari dan Nabila Sholihah 'Atiqoh melakukan penelitian
tentang hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan masyarakat
menggunakan masker sebagai upaya pencegahan penyakit Covid-19 dengan
melakukan survei kepada masyarakat RT03/RW08 Ngronggah sebanyak 62
respoden. Dari hasil penelitian, ada hubungan antara pengetahuan masyarakat
dengan kepatuhan dalam menggunakan masker.
Tidak heran jika saat ini masyarakat masih banyak yang menyepelekan
penggunaan masker dan tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
Menyepelekan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti menganggap sepele.
Patut kita sedih melihat keadaan masyarakat saat ini yang tidak mengetahui
pentingnya penggunaan masker dalam memutus penyebaran Covid-19.
Keprihatinan ini pun sangat beralasan dengan didukung oleh fakta dari penelitian
yang dilakukan oleh Faura Dea Ayu Pinasti tentang tingkat kesadaran masyarakat
dalam penerapan protokol kesehatan terhadap 130 orang dengan rentang usia 18-
50 tahun. Dari penelitian tersebut menunjukkan masyarakat belum menerapkan
protokol kesehatan dengan baik, bahkan sebagian besar masyarakat tidak
melakukan protokol untuk menjaga kebersihan tangan.

Dalam memasuki era new normal, berikut beberapa prinsip umum protokol
kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19 menurut Keputusan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia :
1. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan
mulut hingga dagu.
2. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan
air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis
alkohol/handsanitizer..
3. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS).
Namun sayangnya, banyak dari masyarakat Indonesia tidak mematuhi
protokol kesehatan yang telah dibuat oleh pemerintah. Bisa kita lihat, banyak dari
kita yang menganggap virus corona ini sebagai "ladang pemerintah untuk mencari
uang" sehingga, banyak yang melemah-lemahkan diri dalam melakukan protokol
kesehatan tersebut, misalnya masyarakat sering tidak menggunakan maskernya
bahkan di tempat umum sekalipun, tidak membatasi jarak bahkan sering terjadi
kumpul-kumpul yang tidak penting, tidak menerapkan etika batuk dan bersin
bahkan terkadang ada yang meludah sembarangan, dan ada beberapa masyarakat
juga yang tidak melakukan isolasi padahal keadaannya lagi kurang sehat. Bahkan
sebagian besar dari masyarakat Indonesia hanya menaati protokol kesehatan
tersebut jika terjadi razia oleh pemerintah dengan artian tidak meneggakkan
protokol kesehatan tersebut sebagaimana mestinya dan hanya menjalankannya
dengan rasa keterpaksaan.
Ini merupakan permasalahan besar, seperti halnya permasalahan-
permasalahan yang terjadi belakangan ini. Covid-19 lebih berbahaya dibanding
penyalahgunaan narkoba. Bila pemberantasan narkoba melawan zat kecil yang
mematikan maka pemutusan penularan virus corona ini melawan makhluk gaib
tak kasat mata.
Melihat keadaan tersebut, disinilah saatnya para pemuda mengambil peran
penting. "Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia" itulah
sepenggal ucapan Bung Karno. Mengisyaratkan begitu penting dan
berpengaruhnya seorang pemuda dalam mengubah tatanan kehidupan bangsa.
Mahasiswa salah satu pemuda di Indonesia merupakan seorang yang terpelajar
duduk dibangku perkuliahan. Tetapi, pada dasarnya makna mahasiswa begitu
luas. Menyandang status mahasiswa memberikan suatu kebanggan dan tantangan
sendiri, dengan eskpektasi dan harapan tinggi dari masyarakat terletak di pundak
mahasiswa.
Pemuda yang sebenarnya adalah pemuda yang tidak hanya memikirkan
kepentingan pribadi. Namun diharapkan memiliki pribadi yang selalu membuka
mata akan permasalahan di sekitar serta mampu mengabdi dan menjadi penentu
arah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mahasiswa sebagai seorang
pemuda mempunyai fungsi agent of change, mampu menjadi penggerak
perubahan perilaku di masyarakat sekitar. Sebagai seorang pemuda dengan
permasalahan yang terjadi saat ini, perlu mengambil peran dalam menggaungkan
protokol kesehatan. Menurut KBBI, menggaungkan berarti mengumandangkan,
menyebarluaskan informasi.
Dalam esai ini, kami ingin menyampaikan kepada teman-teman generasi
pemuda Indonesia bahwa kita semua dapat turut andil dalam memerangi pandemi
Covid-19 di Indonesia.
Dikutip dalam kompasiana, “Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS),
jumlah pemuda Indonesia mencapai 64,19 juta jiwa”. Dengan jutaan pemuda ini,
seharusnya kita dapat menjadi salah satu garda terdepan dalam memerangi Covid-
19 ini.
Kita pemuda, lalu apa yang bisa kita lakukan untuk Indonesia?
1. Pemuda sebagai penggerak protokol kesehatan
Menurut Keputusan Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020
Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat. Protokol Kesehatan meliputi
perlindungan kesehatan individu, perlindungan kesehatan masyarakat.
Intinya, masyarakat diharapkan untuk tetap menjaga dan menerapkan
protokol kesehatan.
Terus, apa hubungannya pemuda dengan protokol kesehatan? Disinilah
peran kita sebagai seorang pemuda diperlukan. Seharusnya pemuda dapat
memberi contoh yang baik dalam penerapan protokol kesehatan, bukan
sebaliknya!
Karena di lingkungan kita saat ini masih banyak orang yang acuh tak
acuh terhadap virus corona ini, padahal kita tahu berhadapan dengan orang
“ngeyel” itu sangatlah menyebalkan. Nah, disinilah peran kita sebagai
pemuda untuk membantu masyarakat sekitar meninggalkan sifat acuh tak
acuh mereka dalam menerapkan protokol kesehatan. Dengan begitu kita telah
melindungi mereka dan turut andil dalam memutus penularan Covid-19 ini.
2. Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi
Dalam kondisi seperti ini, kita dituntut untuk mengurangi interaksi secara
langsung untuk pembatasan fisik dan sosial. Dengan adanya perkembangan
teknologi kita tetap dapat berkomunikasi dengan orang terdekat kita walau
dalam jarak jauh. Salah satu pemanfaatan teknologi komunikasi dengan
menanyakan kabar dan memberi kekuatan akan pemberitaan Covid-19 yang
kita tahu bersama beberapa masyarakat Indonesia kesehatan mentalnya ikut
berpengaruh dengan adanya virus corona ini. Untuk itu, kita sebagai pemuda
harus lebih bijak dalam memilih sumber berita dan mengurangi frekuensi
membaca berita Covid-19 dengan menyibukkan diri melalui kegiatan
bermanfaat yang dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Serta,
diharapkan pemuda dapat menyaring berita yang didapatkan agar tidak
termakan dan menyebarkan hoax tentang virus corona.
3. Alihkan uang jajan untuk bersedekah.
Kita tahu tidak semua masyarakat Indonesia memiliki keadaan ekonomi
yang sama. Beberapa masyarakat pekerjaannya ikut berdampak akibat
kehadiran virus corona ini. Alih-alih kita menghabiskan uang jajan ke
tempat jalan-jalan yang juga dapat melanggar pembatasan sosial lebih baik
kita memberikan kepada masyarakat yang terdampak. Karena ada beberapa
masyarakat yang kebutuhan pokoknya pun sulit dipenuhi terlebih lagi
dengan perlengkapan alat pelindung diri seperti masker dan handsanitizer.
Disinilah peran pemuda berkontribusi sebagai penyalur bantuan, dengan
membuat kegiatan Open Donasi untuk mengumpulkan dana dan barang
kebutuhan lainnya yang akan disalurkan kepada masyarakat yang
membutuhkan. Dengan begitu, kita dapat meringankan beban masyarakat
tersebut ditengah kondisi ekonomi yang sulit.
4. Sebagai penggerak perubahan perilaku hidup sehat.
Kita sebagai pemuda mempunyai sebutan agent of change yang dapat
memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar mengenai penyebaran virus
corona dan bagaimana cara mencegahnya. Selain itu, kita bisa mengajak
masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan disekitar rumah.
Lingkungan yang bersih dan sehat menggambarkan tubuh yang sehat dan
kuat. Sebagai pemuda, seharusnya kita mampu menjadi pelopor baik bagi diri
sendiri, keluarga, maupun untuk selalu peduli lingkungan.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat kita artikan bahwa pemuda memiliki
peran yang sangat penting dalam menggaungkan protokol kesehatan sehingga
mampu memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan, antara lain :
1) Sadar akan pentingnya protokol kesehatan
Kesadaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
kelangsungan hidup. Ketika adanya kesadaran seseorang bahwa protokol
kesehatan itu penting, maka ia berusaha untuk selalu menerapkannya.
Sebaliknya jika kesadaran itu tidak ada, maka akan menyepelekan dan
tidak menerapkan protokol kesehatan.
2) Memiliki kepekaan terhadap permasalahan disekitar
Maksudnya pemuda harus memiliki kepekaan akan permasalahan yang
ada, baik permasalahan pribadi maupun permasalahan masyarakat. Dengan
begitu pemuda dapat memberikan solusi dan mengatasi permasalahan
demi kepentingan bersama.
3) Pemuda sebagai pelopor dalam pembentukan masyarakat produktif untuk
menghasilkan masyarakat yang sehat.
4) Sebagai fasilitator, merupakan peran pemuda dalam memberi edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mencegah penularan
Covid-19.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita sebagai para pemuda harus ikut ambil
bagian dalam memutus rantai penularan Covid-19. Dengan tetap mengikuti aturan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk mewujudkannya, kita harus
mendukung program pemerintah demi mencegah penularan wabah Covid-19.
Dalam hal ini, kita harus bisa memanfaatkan diri sebagai pemuda sekaligus
mahasiswa dalam memutus mata rantai virus corona ini. Sudah seharusnya
menjadi tanggung jawab kita bersama dalam memikirkannya dan melakukan aksi
nyata. Mari bersama-sama membantu Indonesia bangkit melawan corona, selalu
patuhi aturan pemerintah dan jangan kendor dalam menerapkan protokol
kesehatan. Gunakan masker saat keluar rumah, dan jangan lupa selalu menjaga
kesehatan. Stay at home and stay safe!
DAFTAR PUSTAKA
Menkes RI. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat
Di Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Jakarta: Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.

Nurwaesari, N 2020, Bagaimana Cara Pemuda Indonesia Melawan Corona?.


Dilihat 20 November, 2020, dari Wargamuda.com :
https://wargamuda.com/youth-policy/pandemi-covid-19-pemuda-indonesia-
bisa-apa/

Pinasti, Faura Dea Ayu, 2020. ‘Analisis Dampak Pandemi Corona Virus Terhadap
Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Penerapan Protokol Kesehatan’,
Jurnal Wellness and Healthy Magazine, vol. 2, no. 2, hh. 237-249.

Sari, Devi Pramita., dan Nabila Sholihah ‘Atiqoh, 2020. ‘Hubungan Antara
Pengetahuan Masyarakat Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai
Upaya Pencegahan Penyakit Covid-19 Di Ngronggah’, Jurnal Infokes, vol.
10, no. 1, hh. 52-55.

Sofiatussolihah, U, 2020, Peran Pemuda di Tengah Pandemi Covid-19. Dilihat 21


November 2020, dari Kompasiana.com :
https://www.kompasiana.com/umi58889/5fa5ab6a8ede485ebc76d412/peran
-pemuda-di-tengah-pandemi-covid-19?page=all

Anda mungkin juga menyukai