Anda di halaman 1dari 13

IDENTITAS NASIONAL

Dosen :
Esan Lamban,S.Sos, M.Si
Oleh Kelompok 3

1. A.Hesti Purnamasari (N11116506)

2. Andi Ameilia Sari Riandika (N11116507)

3. Sri Ningrum Anggrainy Wahid (N11116508)

4. Isvi Nur Aulia (N11116509)

5. Siti Nur Fatimah S. Mohamad(N11116510)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang
tentunya berbeda antara satu bangsa dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah
salah satu Negara yang memiliki bermacam identitas nasional yang mengkhaskan
dan tentunya berbeda dari Negara-negara lainnya.Pengertian identitas menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ciri-ciri atau keadaan khusus atau
jati diri.Disini yang dimaksudkan adalah identitas yang merujuk pada kebangsaan
seseorang.Mayoritas dari masyarakat mengasosiasikan identitas nasional mereka
dengan negara di mana mereka dilahirkan.
Beragamnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu
tantangan besar bagi bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnya,
terlebih di era globalisasi seperti saat ini.Globalisasi diartikan sebagai suatu era
atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan kehidupan dunia akibat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi
sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa
ruang.Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia.Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan
menggeser nilai-nilai yang telah ada.
Identitas nasional adalah citra diri dari sebuah bangsa yang dilihat oleh
Negara lain. Jangan sampai kita tergiur oleh arus global yang menampilkan pesona
Negara lain, sehingga kita terlena dan takjub yang pada akhirnya bisa membuat
kita untuk melupakan dan tidak mau mengenal identitas bangsa kita sendiri. Untuk
itu, sebagai generasi muda Indonesia seharusnya kita sudah mengenal dan
mengetahui apa saja identitas nasional bangsa kita. Namun pada kenyataannya
banyak generasi muda Indonesia yang belum tahu tentang apa itu identitas nasional
dan apa saja wujud dari identitas nasional bangsa Indonesia itu sendiri. Seringkali
kita marah ketika aset identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh Negara lain,
tapi dalam pengaplikasiannya kita sebagai warga Negara Indonesia bersikap pasif
dan enggan untuk mengembangkan dan mengoptimalkannya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kelompok kami akan membahas tentang
apa yang dimaksud dengan definisi identitas nasional, apa saja komponen dari
identitas nasional, apa fungsi dari identitas nasional dan Jenis-jenis dari identitas
nasional. Yang diharapkan dapat bermanfaat untuk kita semua dalam memahami,
mengoptimalkan dan melestarikan identitas nasional bangsa kita yaitu Indonesia.

2. PERMASALAHAN
Identitas Nasional merupakan hal yang penting untuk diketahui setiap warga
Negara. Namun, dalam berbagai latar belakang kehidupan setiap warga Negara
Indonesia itu sendiri, apakah semua warga Negara mampu untuk mengetahui
Identitas Negeri sendiri dan mampu menjalankan apa yang menjadi Identitas
Nasional? Sehingga Identitas mampu dipertahankan oleh Negara dan tentunya
warga Negara yang dapat mengenal dan melestarikan berbagai komponen sebagai
Identitas Nasional.

3. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, terdapat poin-poin penting
untuk kita bisa mengenal tentang identitas nasional Indonesia, yang antara lain
yaitu :
1. Apa pengertian dari definisi identitas nasional?
2. Apa saja macam komponen dari identitas nasional?
3. Apa saja jenis-jenis dari identitas nasional?
4. Apa fungsi dari identitas nasional?
BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFINISI IDENTITAS NASIONAL


Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah,
sistim hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja
berdasarkan profesi.Identitas Nasional merupakan salah satu bentuk dari identitas
sosial yang mencerminkan identifikasi, perasaan dan penilaian yang positif dari
individu terhadap bangsa dan negaranya.

2. KOMPONEN IDENTITAS NASIONAL


Branscombe, Ellemers, Spears, dan Doosje (1999) mengemukakan tiga
komponen dalam identitas sosial, yaitucognitive component (self
categorization), evaluative component (group self esteem), dan emotional
component(affective component).
a. Cognitive component (Self categorization)
Kesadaran kognitif akan keanggotaannya dalam kelompok. Individu
mengkategorisasikan dirinya dengan kelompok tertentu yang akan menentukan
kecenderungan mereka untuk berperilaku sesuai dengan keanggotaan
kelompoknya. Komponen ini juga berhubungan dengan self stereotyping yang
menghasilkan identitas pada diri individu dan anggota kelompok lain yang satu
kelompok dengannya. Self stereotyping dapat memunculkan perilaku kelompok
(Hogg, 1988).
b. Evaluative component (group self esteem)
Merupakan nilai positif atau negatif yang dimiliki oleh individu terhadap
keanggotaannya dalam kelompok.Evaluative component ini menekankan pada
nilai-nilai yang dimiliki individu terhadap keanggotaan kelompoknya.
c. Emotional component (affective component)
Merupakan perasaan keterlibatan emosional terhadap kelompok. Emotional
component ini lebih menekankan pada seberapa besar perasaan emosional yang
dimiliki individu terhadap kelompoknya (affective commitment).Komitmen afektif
cenderung lebih kuat dalam kelompok yang dievaluasi secara positif karena
kelompok lebih berkontribusi terhadap social identity yang positif.Hal ini
menunjukkan bahwa identitas individu sebagai anggota kelompok sangat penting
dalam menunjukkan keterlibatan emosionalnya yang kuat terhadap kelompoknya
walaupun kelompoknya diberikan karakteristik negatif.

3. FUNGSI IDENTITAS NASIONAL


Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu:
1. Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa
takut akan kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa.
2. Identitas Nasional menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi
individu dengan menjadi bagian dari keluarga besar suatu bangsa
3. Identitas Nasional memungkinkan adanya realisasi dari perasaan
persaudaraan, terutama melalui simbol-simbol dan upacara.

4. JENIS-JENIS IDENTITAS NASIONAL

a. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang
penting. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan
bahasa Indonesia yang digunakan sebagai bahasa penghubung berbagai
kelompok etnis yang mendiami kepulauan Nusantara memberikan nilai
identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.
b. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih
Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat disebut
Bendera Negara, adalah Sang Saka Merah Putih, Sang Merah Putih, Merah
Putih, atau kadang disebut Sang Dwiwarna (dua warna). Bendera Negara Sang
Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-
pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah
berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.
c. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini
pertama kali diperkenalkan oleh komponisnya,Wage Rudolf Soepratman, pada
tanggal 28 Oktober 1928 pada saat Kongres Pemuda II di Batavia. Lagu ini
menandakan kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh nusantara
di Indonesia yang mendukung ide satu Indonesia sebagai penerus Hindia
Belanda, daripada dipecah menjadi beberapa koloni.

d. Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila


Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata dari Sanskerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip
atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Tanggal 1 Juni diperingati
sebagai hari lahirnya Pancasila.
e. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia.Frasa ini
berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat
Berbeda-beda tetapi tetap satu.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan
kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas
beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan
kepercayaan.Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna
yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantularsemasa
kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14.Kakawin ini istimewa karena
mengajarkan toleransi antara umatHindu Siwa dengan umat Buddha.
f. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945
Istilah dalam bahasa inggris constitution atau dalam bahasa belanda
constitutie secara harfiah sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu
undang-undang dasar. Ditinjau dari segi kekuasaan undang-undang dasar
dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas-asa yang menetapkan
bagaimana kekuasaan itu dibagi anatara beberapa lembaga
kenegaraan.Mengacu konsep trias politika, kekuasaan dibagi anatar badan
eksekutif, legislatif dan yudikatif.
g. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat
Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada
rakyat.Dengan demikian makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang
berarti pemerintahan yang kekuasaan tertinggi terletak/bersumber pada
rakyat.
Sumber ajaran kedaulatan rakyat ialah ajaran demokrasi yang telah
dirintis sejak jaman Yunani oleh Solon.Istilah demokrasi berasal dari kata
Yunani, demos (rakyat) dan kratein (memerintah) atau kratos
(pemerintah).Jadi, demokrasi mengandung pengertian pemerintahan rakyat,
yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Rakyat merupakan suatu kesatuan yang dibentuk oleh individu-individu
melalui perjanjian masyarakat.Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
memberikan haknya kepada untuk kepentingan bersama.Penguasa dipilih dan
ditentukan atas dasar kehendak rakyat melalui perwakilan yang duduk di dalam
pemerintahan atau melalui pemilihan umum.Pemerintah yang berkuasa harus
mengembalikan hak-hak sipil kepada warganya.
h. Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai
tujuan nasional.

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IDENTITAS


NASIONAL
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Identitas Nasional bangsa
Indonesia, meliputi primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep sejarah,
perkembangan ekonomi, dan kelembagaan (Surbakti, 1999).

a. Primordial
Ikatan kekerabatan (darah dan keluarga) dan kesamaan suku bangsa, daerah,
bahasa, dan adat-istiadat merupakan faktor-faktor primordial yang dapat
membentuk negara-bangsa. Primordialisme tidak hanya menimbulkan pola
perilaku yang sama, tetapi juga melahirkan persepsi yang sama tentang masyarakat
negara yang dicita-citakan. Walaupun ikatan kekerabatan dan kesamaan budaya itu
tidak menjamin terbentuknya suatu bangsa (karena mungkin ada faktor yang lain
yang lebih menonjol), namun kemajemukan secara budaya mempersulit
pembentukan satu nasionalitas baru (negara bangsa) karena perbedaan ini akan
melahirkan konflik nilai.
b. Sakral
Kesamaan agama yang dianut oleh suatu masyarakat, atau ikatan ideologi
yang kuat dalam masyarakat, juga merupakan faktor yang dapat membentuk
negara-bangsa.
c. Tokoh
Kepemimpinan dari seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas
oleh masyarakat dapat menjadi faktor yang menyatukan suatu bangsa-negara.
Pemimpin ini menjadi panutan sebab warga masyarakat mengidentifikasikan diri
kepada sang pemimpin, dan ia dianggap sebagai penyambung lidah masyarakat.
d. Sejarah
Persepsi yang sama tentang asal-usul (nenek moyang) dan tentang
pengalaman masa lalu, seperti penderitaan yang sama akibat dari penjajahan tidak
hanya melahirkan solidaritas (sependeritaan dan sepenanggungan), tetapi juga
tekad dan tujuan yang sama antar kelompok suku bangsa. Solidaritas, tekad, dan
tujuan yang sama itu dapat menjadi identitas yang menyatukan mereka sebagai
bangsa, sebab dengan membentuk konsep ke-kita-an dalam masyarakat.
e. Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip bersatu dalam perbedaan (unity in diversity) merupakan salah satu
faktor yang dapat membentuk bangsa-negara.Bersatu dalam perbedaan artinya
kesediaan warga masyarakat untuk bersama dalam suatu lembaga yang disebut
Negara, atau pemerintahan walaupun mereka memiliki suku bangsa, adat-istiadat,
ras atau agama yang berbeda.
f. Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi
pekerjaan yang beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Semakin
tinggi mutu dan semakin bervarariasi kebutuhan masyarakat, semakin tinggi pula
tingkat saling bergantung di antara berbagai jenis pekerjaan. Setiap orang
bergantung pada pihak lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin kuat
suasana saling bergantung antar anggota masyarakat karena perkembangan
ekonomi, maka semakin besar pula solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.
g. Kelembagaan
Proses pembentukan bangsa berupa lembaga-lembaga pemerintahan dan
politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, dan partai politik. Setidak-tidaknya
terdapat dua sumbangan birokrasi pemerintahan (pegawai negeri) bagi proses
pembentukan bangsa, yakni mempertemukan berbagai kepentingan dalam instansi
pemerintah dengan berbagai kepentingan di kalangan penduduk sehingga tersusun
suatu kepentingan nasional, watak kerja, dan pelayanannya yang bersifat
impersonal; tidak saling membedakan untuk melayani warga negara. Angkatan
bersenjata berideologi nasionalistis karena fungsinya memelihara dan
mempertahankan keutuhan wilayah dan persatuan bangsa, personilnya direkrut dari
berbagai etnis dan golongan dalam masyarakat. Selain soal ideologi, mutasi dan
kehadirannya di seluruh wilayah negara merupakan sumbangan angkatan
bersenjata bagi pembinaan persatuan bangsa Keanggotaan partai politik yang
bersifat umum (terbuka bagi warga negara yang berlainan etnis, agama, atau
golongan), kehadiran cabang-cabangnya di wilayah negara, dan peranannya dalam
menampung dan memadukan berbagai kepentingan masyarakat menjadi suatu
alternatif kebijakan umum merupakan kontribusi partai politik dalam proses
pembentukan bangsa.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan
selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah,
sistim hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja
berdasarkan profesi. Branscombe, Ellemers, Spears, dan Doosje (1999)
mengemukakan tiga komponen dalam identitas sosial, yaitu cognitive
component (self categorization), evaluative component (group self esteem),
danemotional component (affective component).
Menurut Smith (1991) terdapat tiga fungsi dari Identitas Nasional, yaitu: (1)
Identitas Nasional memberikan jawaban yang memuaskan terhadap rasa takut akan
kehilangan identitas melalui identifikasi terhadap bangsa, (2) Identitas Nasional
menawarkan pembaharuan pribadi dan martabat bagi individu dengan menjadi
bagian dari keluarga besar suatu bangsa, dan (3) Identitas Nasional memungkinkan
adanya realisasi dari perasaan persaudaraan, terutama melalui simbol-simbol dan
upacara.
Adapun jenis-jenis Identitas Nasional yaitu: (1) Bahasa Nasional atau
Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia; (2) Bendera Negara yaitu Sang Merah
Putih; (3) Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya; (4) Lambang Negara dan Dasar
Falsafah Negara yaitu Pancasila; (5) Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal
Ika; (6) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945; (7) Bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat; dan (8) Konsepsi
Wawasan Nusantara. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
Identitas Nasional bangsa Indonesia, meliputi primordial, sakral, tokoh, bhineka
tunggal ika, konsep sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan
2. SARAN
Sebagai warga negara harus mengetahui dan tetap melestarikan komponen-
komponen yang menjadi identitas nasional. Identitas nasional merupakan suatu ciri
yang dimiliki bangsa kita untuk dapat membedakannya dengan bangsa lain. Selain
itu, sebagai warga Negara juga harus menerapkan nilai-nilai yang terkandung
dalam identitas nasional.Contohnya nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila dan
UUD 1945.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym.(2015). Indonesia Raya. https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Raya.


Diakses pada tanggal 26 Agustus 2016.Pukul : 10.50 WIB.
Anonym.(2015). Bhinneka Tunggal
Ika. https://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_Tunggal_Ika. Diakses pada tanggal 26
Agustus 2016.Pukul : 13.00 WIB.
Anonym.(2015). Pancasila. https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila. Diakses pada
tanggal 26 Agustus 2016 .Pukul : 13.00 WIB.
Anonym. (-). KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD
1945. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29865/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses pada : 26 Agustus 2016. Pukul : 11.47 WIB.
Astikarhy. (-). Identitas Nasional. http://www.slideshare.net/astikarhy/identitas-
nasional-15693885. Diakses pada tanggal 26 Agustus 2016 .Pukul 11.00 WIB.
Hayati, K. (2014). BAB II Landasan
Teori. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42405/3/ChapterII.pdf. Diakses
pada tanggal 26 Agustus 2016.Pukul 14.15 WIB.
Heychael, Muhamad. (2012). Identitas Nasional dalam Buku Sejarah untuk
Sekolah Menengah Pertama (SMP).http://lib.ui.ac.id. Diakses pada tanggal 26
Agustus 2016.Pukul 14.30 WIB.
Nugroho, Hening. (2012). Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Persatuan dan Bahasa
Negara.http://www.kompasiana.com/heningnugroho/bahasa-indonesia-sebagai-
bahasa-persatuan-dan-bahasa-negara_5517fca2a33311bc06b66430. Diakses pada
tanggal 26 Agustus 2016 .Pukul 11.00 WIB.
Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn untuk Perguruan Tinggi),
Cetakan II. Yogyakarta: UNY Press.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang , kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul IDENTITAS NASIONAL ini.

Makalah ini telah kami buat dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami penyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak terutama kepada
bapak Dosen yang memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dalam makalah


ini.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan kepada kami penulis.
Makassar, Agustus 2016

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai