Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
yang lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia
ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri
serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian identitas
nasional sebagaimana di jelaskan di atas maka Identitas Nasional suatu bangsa
tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut
dengan kepribadian suatu bangsa.

Identitas adalah tanda pengenal. Begitulah pemahaman yang paling


sederhana tentang identitas, yang diketahui oleh hampir semua orang. Pegertian
Identitas Nasional adalah pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat
pancasila dan juga sebagai Ideologi Negara sehingga mempunyai kedudukan
paling tinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Identitas
Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara tersebut, sehingga identitas
Nasional mencerminkan kepribadian suatu bangsa.

Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang


mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai
persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta
mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.

Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan


tujuan dapat membantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di
terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu identitas nasional?


2. Apa saja unsur-unsur pembentuk identitas nasional?
3. Apa dan bagaimana faktor pendukung terbentuknya identitas nasional?
4. Mengapa pancasila disebut sebagai kepribadian dan identitas nasional?
5. Apa masalah identitas nasional Indonesia serta bagaimana solusi untuk
mengatasi masalah tersebut?
1.3 Manfaat

1. Mengetahui pengertian dari identitas nasional


2. Mengetahui unsur-unsur pembentuk identitas nasional
3. Mengetahui faktor-faktor pendukung terbentuknya identitas nasional
4. Mengetahui serta memahami mengapa Pancasila sebagai kepribadian dan
identitas nasional
5. Mengetahui apa saja masalah identitas nasional serta mengetahui pula
solusi yang digunakan untuk mengatasinya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional

Istilah identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan.


Secara etimologis, identitas nasional berasal dari kata “identitas” dan ”nasional”.
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris yaitu identity yang memiliki pengertian
harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau
sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Sedangkan kata “nasional”
merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi, pegertian identitas nasional adalah
pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai
ideologi negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk disini adalah tatanan hukum yang
berlaku di Indonesia, dalam arti lain juga sebagai dasar negara yang merupakan
norma peraturan yang harus dijunjung tinggi oleh semua warga negara tanpa
kecuali “rule of law”, yang mengatur mengenai hak dan kewajiban warga negara,
demokrasi serta hak asasi manusia yang berkembang semakin dinamis di
Indonesia atau juga istilah identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain.

Identitas nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah


ada padanan sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah
identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena
pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam The Capitalist
Revolution, era globalisasi dewasa ini, ideologi kapitalisme yang akan menguasai
dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem
internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di
dunia, dan secara tidak langsung juga nasib sosial, politik dan kebudayaan.

Perubahan global ini menurut Fakuyama membawa perubahan suatu


ideologi, yaitu dari ideologi partikular ke arah ideologi universal dan dalam
kondisi seperti ini kapitalismelah yang akan menguasainya. Dalam kondisi seperti
ini, negara nasional akan dikuasai oleh negara transnasional yang lazimnya
didasari oleh negara-negara dengan prinsip kapitalisme. Konsekuensinya, negara-
negara kebangsaan lambat laun akan semakin terdesak. Namun demikian, dalam
menghadapi proses perubahan tersebut sangat tergantung kepada kemampuan
bangsa itu sendiri.

Menurut Toyenbee, ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius
dalam menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi challence dan
response. Jika challence cukup besar sementara response kecil maka bangsa
tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada bangsa Aborigin di
Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun demikian jika challance kecil
sementara response besar maka bangsa tersebut tidak akan berkembang menjadi
bangsa yang kreatif.

Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi
globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang
merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas
budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam
era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.

Secara global, identitas nasional Indonesia adalah:

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia


2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

Penjabaran serta Penjelasan mengenai Identitas Nasional Indonesia :

1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia

Sebagaimana kita ketahui, setiap negara memiliki bahasa yang berbeda


sebagai ciri khas yang di miliki oleh negara tersebut. Begitu pula dengan
Indonesia, Indonesia memiliki beragam bahasa hampir setiap wilayah atau daerah
memiliki bahasa tersendiri, seperti Jawa, Madura, Papua, Batak, Sunda, Ambon,
Aceh, dll. Dan bahasa tersebut di gunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain
untuk bertukar pikiran maupun mengeluarkan pendapatnya.
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih

Bendera merupakan salah satu lambang yang menjadi identitas yang dapat
dikenali saat melihat warna serta motif gambar di dalamnya. Setiap negara pasti
memiliki bendera sebagai ciri dari negara tersebut. Seperti Indonesia, bendera
Indonesia berwarna merah dan putih, seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945
pasal 35 yang menyebutkan bahwa “Bendera Negara Indonesia adalah Sang
Merah Putih”. Warna merah dan putih yang menjadi warna pilihan yang di pilih
untuk melambangkan Indonesia itu memiliki arti, yaitu merah artinya berani
sedangkan putih artinya suci, yang diharapkan masyarakat Infdonesia bisa
memikili jiwa berani dan suci seperti lambang bendera Indonesia.

3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya

Lagu kebangsaan Indonesia dipublikasikan pada tahun 1928, yang dikarang


oleh Wage Rudolf Soepratman diciptakan tahun 1924. Pada tahun 1928 Wage
Rudolf Soepratman mengumumkan dan menyatakan bahwa lagu karangannya
menjadi atau ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia yang diberi judul
“Indonesia Raya”.

4. Lambang Negara yaitu Pancasila

Seperti pada Undang – undang Dasar 1945 yang telah di tetapkan bahwa
lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila. Pancasila disini yang
dimaksud adalah burung garuda yang melambangkan kekuatan bangsa Indonesia.
Burung garuda sebagai lambang negara Indonesia memiliki warna emas yang
melambangkan kejayaan Indonesia. Sedangkan perisai di tengah melambangkan
pertahanan bangsa Indonesia.

Simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam


pancasila,yaitu:

1) Bintang melambangkan sila ketuhanan Yang Maha Esa (sila ke-1).


2) Rantai melmbangkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (sila ke-
2).
3) Pohon Beringin melambangkan Sila Persatuan Indonesia (Sila ke-3).
4) Kepala Banteng melambangkan Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan (Sila ke-4).
5) Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia (sila ke-5).

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika


Bhineka Tnggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik dalam
kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat
sektarian dan eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling hebat, dan
tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain.

Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat eormalitas yang hanya menunjukkan


perilaku semu. Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya
mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta mencintai dan rukun.

6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila Pancasila
sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.Pada hakikatnya
pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua pengertian, yakni Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan Pancasila sebagai dasar Negara
Republik Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sering
disebut juga sebagai pandangangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup,
petunjuk hidup yang dapat di artikan dari segi global atau sekala besar. Dalam hal
ini Pancasila digunakan sebagai pancaran dari sila Pancasila karena Pancasila
sebagai kesatuan tidak bisa dipisah-pisahkan, keseluruhan sila dalam Pancasila
merupakan satu kesatuan organis sehingga berfungsi sebagai cita-cita atau ide
yang menjadi tujuan utama bersama sebagai landasan dasar Negara. Oleh karena
itu, dapat dikemukakan bahwa Pancasila sebagai pegangan hidup yang merupakan
pandangan hidup bangsa, dalam pelaksanaan hidup sehari-hari tidak boleh
bertentangan denagn norma-norma agama, norma-norma sopan santun, dan tidak
bertentangan dengan norma-norma hukum yang sudah ada dan telah ditetapkan
atau saat ini berlaku.

7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945

Disamping pengertian undang-undang dasar, di pergunakan juga istilah lain


yaitu “Konstitusi “. Istilah konstitusi berasal dari bahasa Inggris “Constitution”
atau dari bahasa Belanda “Constitutie”. Terjemahan dari istilah tersebuh adalah
undang-undang dasar, dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang belanda
dan jerman, yang dalam percakapan sehari – hari memakai kata “Grondwet” (
Grond = dasar, wet = undang-undang ) yang keduanya menunjukan naskah
tertulis.

Namun pengertian Konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat


mempunyai arti:

1) Lebih luas dari pada Undang – undang dasar, atau


2) Sama dengan penertian Undang – undang dasar.

8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

Yang di maksud dengan Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang


berkedaulatan rakyat adalah Status Negara Indonesia yang Bentuk Negara adalah
kesatuan, sedangkan bentuk pemerintah adalah republik.

9. Konsepsi Wawasan Nusantara

Wawasan artinya pandanagan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi.


Pengertian wawasan sendiri Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui arti
pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

Kebudayaan disini di artikan bahwa pengetahuan manusia sebagai makhluk


sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan
yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan
dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan
pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Disisi lain kebudayaan bisa diartikan
sebagai kebiasaan atau tradisi yang sering di lakukan oleh sebagian besar warga di
wilayah tertentu yang sering di sebut dengan istilah adat.

2.2 Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional

Berikut ini unsur-unsur yang mendukung terbentuknya identitas nasional suatu


bangsa, yaitu :

1. Sejarah

Sebelum menjadi Negara yang modern Indonesia pernah mengalami masa


kejayaan yang gemilang pada masa kerajaan Majapahit dan sriwijaya. Pada dua
kerajaan tersebut telah membekas pada semangat perjuangan bangsa Indonesia
pada abat-abat berikutnya.

2. Suku Bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada
sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di
Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis sehingga
mereka dapat dikenali dari daerah mana asalnya. Etnis Tionghoa hanya berjumlah
2,8% dari populasi Indonesia, tetapi tidak kurang dari 300 dialek bahasa. Populasi
penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 210 juta. Dari jumlah tersebut
diperkirakan separuhnya beretnis Jawa. Sisanya terdiri dari etnis-etnis yang
mendiami kepulauan diluar Jawa seperti suku Makasar-Bugis (3,68%), Batak
(2,04%), Bali (1,88%), Aceh (1,4%) dan suku-suku lainnya. Mereka mendiami
daerah-daerah tertentu, menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia. Mayoritas dari
mereka bermukim di perkotaan.

3. Agama

Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang


berkembang di nusantara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong
Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama
resmi negara. Tetapi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah
agama resmi negara dihapuskan.

Dari agama-agama di atas, agama Islam merupakan agama yang dianut oleh
mayoritas bangsa Indonesia. Dalam Islam terdapat banyak golongan dan
kelompok pemahaman misalnya kelompok Islam santri untuk menunjukan
keislaman yang kuat dan Islam Abangan atau Islam Nominal bagi masyarakat
Islam di daerah Jawa. Sedangkan kalangan di kelompok santri sendiri perbedaan
pemahaman dan pengamalan Islam dikenal dengan kelompok modernis dan
tradisionalis. Kelompok pertama lebih berorientasi pada pencaharian tafsir baru
ijtihad atas wahyu Allah. Sedangkan kelompok tradisionalis lebih menyandarkan
pengalaman agamanya pada pendapat-pendapat ulama.

Karena Indonesia merupakan negara yang multi agama, maka Indonesia dapat
dikatakan sebagai negara yang rawan terhadap disintegrasi bangsa. Banyak kasus
disintegrasi bangsa yang terjadi akhir-akhir ini melibatkan agama sebagai faktor
penyebabnya. Misalnya, kasus Ambon yang sering kali diisukan sebagai
pertikaian anatara dua kelompok agama meskipun isu ini belum tentu benar. Akan
tetapi isu agama adalah salah satu isu yang mudah menciptakan konflik. Salah
satu jalan yang dapat mengurangi resiko konflik atar agama, perlunya diciptakan
tradisi saling menghormati antara agama-agama yang ada. Menghormati berarti
mengakui secara positif dalam agama dan kepercayaan orang lain juga mampu
belajar satu sama lain. Sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan
memungkinkan penganut agama-agama yang berbeda bersama-sama berjuang
demi pembanguna yang sesuai dengan martabat yang diterima manusia dari
Tuhan.

4. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif
digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk
bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi. Intinya adalah kebudayaan merupakam patokan nilai-
nilai etika dan moral, baik yang tergolong sebagai ideal atau yang seharusnya
(world view) maupun yang operasional dan aktual di dalam kehidupan sehari-hari
(ethos).

Seperti banyaknya suku bangsa yang dimiliki nusantara, demikian pula


dengan kebudayaan. Terdapat ratusan kebudayaan bangsa Indonesia yang
membentuk identitas nasionalnya sebagai bangsa yang dilahirkan dengan
kemajemukan identitasnya.

5. Bahasa

Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa


dipahami sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi
ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Di
Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku-suku
bangsa atau etnis.

Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional.


Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan sebutan bahasa melayu yang merupakan
bahasa penghubung (linguafranca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan
nusantara. Selain menjadi bahasa komunikasi diantara suku-suku di nusantara,
bahasa Melayu juga menempati posisi bahasa transaksi perdagangan internasional
dikawasan kepulauan nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa
Indonesia dengan para pedagang asing.

Pada tahun 1928 bahasa Melayu mengalami perkembangan yang luar biasa.
Pada tahun tersebut, melalui peristiwa Sumpah Pemuda Indonesia, para tokoh
pemuda dari berbagai latar belakang suku dan kebudayaan merupakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.

6. Kasta dan Kelas

Kasta adalah pembagian social atas dasar agama. Dalam agama hindu para
penganutnya dikelompokkan kedalam beberapa kasta.kasta yang tertinggi adalah
kasta Brahmana (kelompok rohaniaan) dan kasta yang terendah adalah kasta
Sudra (orang biasa atau masyarakat biasa). Kasta yang rendah tidak bisa kawin
dengan kasta yang lebih tingi dan begitu juga sebaliknya. Kelas menurut Weber
ialah suatu kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang sama, yaitu
kesempatan untuk memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan
sendiri keadaan kehidupan ekstern dan nasib pribadi. Kekuasaan dan milik
merupakan komponen-komponen terpenting: berkat kekuasaan, maka milik
mengakibatkan monopolisasi dan kesempatan-kesempatan.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya


menjadi 3 bagian sebagai berikut :

a. Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar


Negara, dan Ideologi Negara
b. Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya,
Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan
“Indonesia Raya”.
c. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan
pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, sertakepercayaan.

Menurut sumber lain, disebutkan bahwa Satu jati diri dengan dua identitas:

a. Identitas Primordial
Orang dengan berbagai latar belakang etnik dan budaya: jawab, batak,
dayak, bugis, bali, timo, maluku, dsb. Orang dengan berbagai latar
belakang agama: Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budha, dan sebagainya.

b. Identitas Nasional
Suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada padanan sebelumnya.

Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain.

Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama
karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger[2], era globalisasi
dewasa ini, ideology kapitalisme yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah
mengubah masyarakat satu persatu dan menjadi sistem internasional yang
menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara
tidak langsung juga nasib, social, politik dan kebudayaan.

Oleh karena itu agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi
globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang
merupakan kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas
budaya globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam
era globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.

2.3 Faktor-faktor Pendukung Terbentuknya Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta keunikan
sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung
kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia, meliputi:

1) Faktor Obyektif

Faktor obyektif sendiri meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis.


Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi
antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia.

2) Faktor Subyektif

Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan
masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai
faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut
melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara berserta identitas
bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di indonesia
pada awal abad XX.

Robert de Ventos, sebagaimana dikutif Manuel Castells dalam bukunya, The


Power of Identity, mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional
suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting yaitu :

a) Faktor Primer

Mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Bagi


bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama,
wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda
dengan kekhasan masing-masing. Unsur-unsur yang beranekaragam yang masing-
masing memiliki ciri khasnya tersendiri menyatukan diri dalam suatu persekutuan
hidup bersama yaitu bangsa Indonesia. Namun, kesatuan ini tidaklah
menghilangkan keberanekaragaman, dan inilah yang dikenal dengan “Bhineka
Tunggal Ika”.

b) Faktor Pendorong

Pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern


dan pembangunan lainnya ikut mendorong munculnya identitas nasional suatu
bangsa. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pembangunan negara dan bangsa juga merupakan identitas
nasional yang bersifat dinamis. Oleh karenanya, proses pembentukan identitas
dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi bangsa
Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya. Dimana dalam hal ini, sangat
diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama untuk
memajukan bangsa dan negara Indonesia.

c) Faktor Penarik

Kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan


pemantapan sistem pendidikan nasional memiliki partisipasi terhadap
terbentuknya identitas nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa merupakan
salah satu pemersatu persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia
telah menjadi bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Bahasa melayu dipilih
sebagai bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing-masing etnis
atau daerah memiliki bahasa daerah masing-masing. Demikian pula menyangkut
birokrasi serta pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa
meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan.

d) Faktor Reaktif

Penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori


kolektif rakyat ikut mendukung terbentuknya identitas nasional. Bangsa Indonesia
yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam
mewujudkan faktor reaktif melalui memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan
dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan
kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori
kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat
merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia.

Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat


dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan negara
dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara ini di bangun dari unsur-unsur
masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu kesatuan bangsa dan negara dengan
prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu, pembentukan identitas nasional
Indonesia melekat erat dengan unsure-unsur lainnya, seperti sosial, ekonomi,
budaya, etnis, agama serta geografis yang saling berkaitan dan terbentuk melalui
suatu proses yang cukup panjang.

Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia sebagai berikut

1. Adanya persamaan nasib , yaitu penderitaan bersama dibawah penjajahan


bangsa asing lebih kurang selama 350 tahun

2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka , melepaskan diri dari belenggu


penjajahan

3. Adanya kesatuan tempat tinggal , yaitu wilayah nusantara yang membentang


dari Sabang sampai Merauke

4. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai


suatu bangsacita- cita, tujuan dan visi Negara Indonesia .

2.4 Alasan Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional

Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional karena Bangsa Indonesia


sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah serta
prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia .Tatkala
bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakanlah
prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam filsafat hidup berbangsa dan
bernegara.

Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat dari
filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu
prinsip dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa dan negara
berakar pada pandangan hidup yang bersumber pada kepribadiannya sendiri.

Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan
Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan
keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.

Bagi Bangsa Indonesia, jati diri bangsa dalam bentuk kepribadian nasional ini
telah disepakati sejak Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Kesepakatan itu, telah muncul lewat pernyataan pendiri negara (founding fathers
and mothers) dengan wujud pancasila, yang di dalamnya mengandung lima nilai-
nilai dasar sebagai gambaran berpola Bangsa Indonesia, yang erat dengan jiwa,
moral, dan kepribadian bangsa Pancasila adalah kepribadian bangsa yang digali
dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya
Bangsa Indonesia. Sebagai indentitas dan kepribadian Bangsa Indonesia,
Pancasila adalah sumber motivasi, inspirasi, pedoman berperilaku sekaligus
standar pembenarannya. Dengan demikian segala ide, pola aktifitas, perilaku,
serta hasil perilaku Bangsa Indonesia harus bercermin pada Pancasila. Pancasila
memiliki pengertia sebagai moral, jiwa, dan kepribadian Bangsa Indonesia. Hal
ini diwujudkan dalam sikap mental dan tingakah laku serta amal perbuatan yang
mempunyai ciri khas, sehingga menjadi identitas bangsa. Ciri-ciri khas inilah
yang dimaksud kepribadian. Kepribadian Bangsa Indonesia adalah Pancasila.

Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup yang
bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Hal ini menurut Titus dikemukakan
bahwa salah satu fungsi filsafat adalah kedudukannya sebagai suatu pandangan
hidup masyarakat.

Dapat pula dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara
Indonesia pada hakekatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Jadi filsafat
Pancasila ini bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh suatu rezim atau
penguasa melainkan suatu fase historis yang cukup panjang. Pancasila sebelum
dirumuskan secara formal yudiris dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai dasar
filsafat Negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia, dalam
kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup, sehingga materi Pancasila
yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri.
Dalam pengertian seperti ini menurut Notonegoro, bangsa Indonesia adalah
sebagai kausa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan
dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar
Negara Republik Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal
tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang “Panitia 9”,
sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disahkan secara formal yudiris sebagai
dasar filsafat Negara Republik Indonesia.

Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,


Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara
objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum
mendirikan negara. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern menurut
Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang
dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908,
kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik
kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan identitas
nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada
tanggal 17 Agustus 1945, yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu
kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu akar-akar nasionalisme Indonesia
yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur
identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah
terbentuknya bangsa Indonesia.

2.5 Masalah Identitas Nasional Indonesia Serta Solusinya

A. Masalah Identitas Nasional Indonesia

Yang menjadi masalah dalam Identitas Nasional Indonesia salah satunya


adalah maraknya tentang Globalisasi. Globalisasi sendiri dapat kita artikan yaitu
dimana era atau zaman yang ditandai dengan perubahan di dalam tatanan
kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
teknologi informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah
dunia tanpa ruang, karena yang berada di dalamnya terlalu banyak.

Era Globalisasi sendiri dapat mempengaruhi bangsa ini dari sisi nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka
telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada sejak dulu.

Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif.
Semua ini merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi
bangsa Indonesia untuk berkreasi dan berinovasi di segala aspek kehidupan.

Dengan adanya Era Globalisasi ini sisi baiknya kita dapat menumbuhkan serta
menciptakan inovasi kita selama ini dengan lebih muda terutama dalam bidang
bisnis maupun interaksi social, yang bertujuan dapat meningkatkan aspek
kehidupan yang akan datang untuk kelangsungan hidup anak cucu penerus bangsa
ini tercinta.

Di era globalisasi, pergaulan antar bangsa semakin ketat. Batas antar negara
hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam
pergaulan antar bangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi,
saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing,
menjadikan setiap perbedaan adalah pembelajaran yang wajib di ikuti dan di
lakukan. Bahkan seringkali merasa bahwa perbedaan itu adalah ilmu yang baik
untuk di tiru dan di terapkan. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi
tersebut, apakah dapat melunturkan tata nilai yang merupakan jati diri bangsa
Indonesia?

B. Solusi Untuk Mengatasi Masalah Identitas Nasional

Sebenarnya ada banyak hal dalam mengatasi setiap maslah, karena pada
dasarnya tidak akan ada masalah tanpa jalan keluar. Yang harus kita lakukan
adalah berfikir mencari jalan keluar yang terbaik tanpa adanya kerugian yang di
ambil.

Banyak cara untuk mengatasi masalah Identitas Nasional yang ada di Negara
Indonesia tercinta ini, Salah satunya ialah menerapkan dan membiasakan
mengikuti upacara.

Di Indonesia sendiri memiliki banyak kegiatan upacara baik yang bersifat


wajib maupun non wajib. Upacara wajib seperti upacara kelahiran atau
kemerdekaan bangsa Indonesia (17 Agustus) , upacara kesaktian pancasila (1
Oktober), upacara hari pahlawan (10November), dll.

Upacara non wajib seperti kebiasaan atau tradisi upacara setiap hari senin
yang sering di lakukan di sekolah – sekolah, tetapi sayang tradisi upacara hari
senin sangat jarang di lakukan bahkan hamper tidak ada yang melakukanya.
Padahal upacara adalah salah satu cara yang sangat mudah dilakukan untuk
mempertahankan serta menatasi maslah Identitas Nasional Indonesia.

Upacara di anggap dapat mengatasi masalah Identitas Nasional yang sedang


terjadi di Indonesia karena di dalam kegiatan upacara terkandung atau terdapat
point – point yang menjadi Identitas Nasional Indonesia, antara lain di dalam
upacara ada sesi pengibaran bendera merah putih yang menjadi identitas Nasional
sebagai bendera Negara Indonesia, ada pula sesi saat menyanyikan lagu Indonesia
Raya secara bersama-sama yang di nyanyi oleh seluruh pasukan upacara yang
menjadi Identitas Nasional sebagai lagu kebangsaan Indonesia, dan pembacaan
teks pancasila yang di pimpin oleh Inspektur upacara yang di ikuti oleh seluruh
pasukan upacara yang menjadi Identitas Nasional sebagai lambang Negara dan
dasar falsafah neraga Indonesia.

Pada intinya menghargai dan membiasakan melakukan kegiatan yang


berunsur Identitas Nasional Negara sendiri itu jauh lebih baik di banding
mempulajari sebiasaan atau budaya yang di anut oleh Negara lain.

“ Seharusnya bukan orang lain yang membangunkan kita serta menyadarkan kita,
tetapi kitalah sendiri yang harus bangun demi kemajuan bangsa tercinta.”
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa identitas nasional merupakan


manifestasi nilai budaya bangsa dengan ciri khas. Identitas nasional Indonesia
juga merupakan manifestasi nilai budaya berbagai suku dalam ‘kesatuan
Indonesia´ menjadi ciri khas yang tercermin dalam pandangan hidup bangsa,
Pancasila juga sebagai kesepakatan bangsa. Identitas nasional bersifat terbuka,
sesuai dengan budaya yang menjadi ‘akar’yang selalu terbuka, untuk diberi tafsir
baru. Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada
hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.

3.2 Saran

Makalah ini masih sangat sederhana untuk itu penyusun berharap sumbang saran
dari para pembaca demi perbaikan makalah ini. Penyusun menyarankan agar
makalah dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

https://ilhamberkuliah.blogspot.co.id/2015/09/makalah-identitas-
nasional.html?m=1

https://dianrasidah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-identitas-nasional.html?m=1

https://yentiulfaa12.blogspot.co.id/2015/06/makalah-identitas-nasional.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai