“IDENTITAS NASIONAL”
DOSEN PENGAMPU :
Ida Fauziyatin Nisa, M.Pd.I
DISUSUN OLEH :
Ahmad Ibnu Arlya Nasrullah (20015185)
Alfina Rahmah (20015219)
Ika Arviyanti (20015191)
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Kewarganegaraan, dengan judul “IDENTITAS NASIONAL”.
Kami sadar bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa
menjadi lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3.Tujuan ........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ...................................................................................................24
Saran .........................................................................................................24-25
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sebagai warga negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami arti serta
tujuan dan apa saja yang terkandung dalam identitas nasional. Identitas nasional merupakan
pengertian dari jati diri suatu bangsa dan negara, selain itu pembentukan identitas nasional
sendiri telah menjadi ketentuan yang telah disepakati bersama. Menjunjung tinggi dan
mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki segala kesalahan dan
kekeliruan di dalam diri suatu bangsa dan negara. Identitas nasional memiliki beberapa faktor
pembentuk dan faktor pendukung lahirnya.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
PEMBAHASAN
Identitas Nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu identity yang memiliki arti ciri-
ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakan
dengan yang lain. Dalam terminologi antropologi, identitas merupakan sifat khas yang
menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi, golongan sendiri, komunitas sendiri,
atau negara sendiri.
Kata Nasional berasal dari kata nation yang berarti bangsa yang telah
mengidentifikasi diri dalam kehidupan negara, dengan perkataan lain nasional sebagai bentuk
identitas dari suatu bangsa yang telah bernegara. Nasional memiliki arti identitas yang
melekat pada kelompok-kelompok yang disatukan oleh kesamaan-kesamaan fisik seperti
budaya, agama, suku, maupun bahasa. Juga dapat berupa kesamaan-kesamaan non fisik
seperti keinginan, cita-cita, tujuan, atau rasa senasib sepenanggungan, baik dalam cakupan
fisik atau non fisik kelompok itu sendiri.
Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas yang
menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Pada era
globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh tantangan yang
sangat kuat dari kekuatan internasional baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.
Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu mempertahankan identitas
nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah goyah dan
terombang-ambing oleh tantangan zaman. Bangsa yang tidak mampu mempertahankan
identitas nasional akan menjadi kacau, bimbang dan kesulitan dalam mencapai cita-cita dan
tujuan hidup bersama. Kondisi suatu bangsa yang sedemikian rupa sudah tentu merupakan
hal yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk menguasai bahkan untuk
menghancurkan bangsa yang lemah tersebut. Oleh karena itu, identitas nasional sangat
mutlak diperlukan supaya suatu bangsa dapat mempertahankan eksistensi diri dan mencapai
hal-hal yang menjadi cita-cita dan tujuan hidup bersama.
a) Sebagai penanda keberadaan atau eksistensinya. Bangsa yang tidak mempunyai jati
diri tidak akan eksis dalam kehidupan Bangsa dan Negara.
b) Sebagai pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan kematangan jiwa, daya
juang, dan kekuatan bangsa ini. Hal ini tercermin dalam kondisi bangsa pada
umumnya dan kondisi ketahanan bangsa pada khususnya
c) Sebagai pembeda dengan bangsa lain di dunia.
Identitas nasional sebagai suatu kesatuan ini biasanya dikaitkan dengan nilai
keterikatan dengan tanah air, yang terwujud identitas atau jati diri bangsa dan biasanya
menampilkan karakteristik tertentu yang berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya, yang pada
umumnya dikenal dengan istilah kebangsaan atau nasionalisme.
Masyarakat dalam konteks kebangsaan tidak mengacu sekadar kepada mereka yang
berada pada status sosial yang rendah. Akan tetapi, mencakup seluruh struktur sosial yang
ada. Semua terikat untuk berpikir dan merasa bahwa mereka adalah satu. Bahkan ketika kita
berbicara tentang bangsa, wawasan kita tidak terbatas pada realitas yang dihadapi pada suatu
kondisi tentang suatu komunitas yang hidup saat ini, melainkan juga mencakup mereka yang
telah meninggal dan yang belum lahir.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita sebagai
bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya
dalam Pembukaan beserta UUD 1945, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik,
moral, tradisi serta mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di
dalam pergaulan baik dalam tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya.
Di era globalisasi pergaulan dan hubungan antar bangsa di dunia, bangsa Indonesia
tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh globalisasi dunia. Globalisasi yang dipelopori
negara-negara maju dari negara-negara berideologi liberal kapitalis merupakan bentuk
keberhasilan pendukung ideologi liberal kapitalis, sehingga dalam globalisasi secara tidak
langsung terjadi sosialisasi ide-ide dan konsep-konsep dari paham liberal, seperti demokrasi
untuk diberlakukan dalam pergaulan perpolitikan dunia, pasar bebas untuk persaingan bebas
dalam perdagangan dunia, hak asasi manusia untuk pergaulan dan penghormatan terhadap
harkat, derajat dan martabat manusia, dan gaya hidup sekuler, yang memisahkan perilaku di
dunia dari landasan agama.
Pengertian Parameter Identitas nasional ialah suatu ukuran atau parameter yang dapat
digunakan untuk menyatakan sesuatu yang menjadi ciri khas suatu bangsa. Sesuatu yang
diukur tersebut ialah unsur dari identitas nasional bangsa tersebut seperti kebudayaan dari
bangsa itu sendiri yang menyangkut norma, bahasa, adat istiadat, teknologi dan lain-lain.
Dalam hal parameter identitas nasional terbentuk secara alami berdasarkan letak wilayah atau
geografisnya. Sehingga terbentuk suatu ciri khas dari identitas tersebut.
Dalam hal ini akan dijelaskan mengenai unsur-unsur Identitas Nasional, yaitu :
1).Suku Bangsa
Merupakan unsur identitas nasional karena suku bangsa dari satu bangsa terhadap
bangsa lain memiliki corak yang berbeda-beda. Adapun pengertian dari suku bangsa ialah
suatu golongan manusia atau anggota-anggotanya yang mengidentifikasikan dirinya dengan
sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Identitas suku
ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut seperti kesamaan
budaya, bahasa, agama, perilaku, dan ciri-ciri biologis. di Indonesia terdapat banyak sekali
suku bangsa atau kelompok etnis dengan beragam dialeg bahasa.
2).Agama
Pada dasarnya agama merupakan bagian dari unsur identitas nasional suatu Negara.
Seperti halnya di Indonesia, Adapun dasar negara Indonesia adalah Pancasila. Dari Pancasila
tersebut dijelaskan bahwa Indonesia merupakan Negara yang mengenal Tuhan. Secara tidak
langsung berarti Indonesia adalah Negara yang beragama. Ini merupakan contoh dari unsur
identitas nasional bangsa Indonesia. Menurut hukum Indonesia hanya 6 agama besar yang
dikenali sebagai agama-agama resmi di negara ini, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu.
4).Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut bangsa Indonesia di samping sebagai identitas
nasional. Bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa melayu yang merupakan bahasa
penghubung (linguafranca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Bahasa
melayu pada tahun 1928 ditetapkan oleh pemuda dari berbagai suku bangsa Indonesia dalam
peristiwa Sumpah Pemuda sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Asal-usul warna merah dan putih yang kini dipakai untuk warna bendera di beberapa negara
di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya disebut-sebut berasal dari mitologi Austronesia.
Merah dimaknai sebagai tanah dan putih berarti langit.
Austronesia adalah rumpun bangsa dan bahasa yang tersebar dari Taiwan dan Hawaii
di ujung utara sampai Selandia Baru di ujung selatan, serta dari Madagaskar di ujung barat
sampai Pulau Paskah (Rapanui) di ujung timur. Kepulauan Nusantara termasuk dalam
rangkaian ini.
Merah dan putih kemudian digunakan untuk melambangkan dualisme alam yang
saling berpasangan: Ibu Bumi (merah) dan Bapak Langit (putih). Karim Halim dalam buku
Negara Kita (1952) menuliskan, menurut adat-istiadat Austronesia, warna merah dan putih
berpengaruh besar dalam hal kesaktian dan kepercayaan. Maka tidak mengherankan jika
sebagian negara di dalam rumpun Austronesia memakai unsur warna merah dan putih untuk
benderanya, sebut saja Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, hingga Taiwan, Madagaskar,
dan seterusnya.
Bendera merah putih punya kedudukan khusus sebagai bendera negara Indonesia
dalam UUD 1945 Pasal 35 yang berbunyi: Bendera Negara Indonesia ialah sang Merah
Putih.Selanjutnya, kedudukan bendera negara diperjelas lagi melalui Undang-Undang (UU)
No.24 Tahun 2009 yang mengatur Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta
Lagu Kebangsaan.
3). Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Ketentuan tentang Lagu kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam UU No.24 Tahun
wong2009 mulai Pasal 58 sampai Pasal 64.Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan pertama
kali dinyanyikan pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Lagu Indonesia Raya
selanjutnya menjadi lagu kebangsaan yang diperdengarkan pada setiap upacara kenegaraan.
A. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya di bagian tengah perisai
berbentuk bintang yang bersudut lima;
B. Dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai bermata
bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai;
C. Dasar Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin di bagian kiri atas
perisai;
Bhineka tunggal ika artinya adalah berbeda beda tetapi tetap satu jua. Semboyan ini
dirumuskan oleh para the founding father mengacu pada kondisi masyarakat Indonesia yang
sangat pluralis yang dinamakan oleh Herbert feith (1960),Seorang Indonesia yang
menyatakan bahwa Indonesia sebagai mozaik society. Seperti halnya sebuah lukisan mozaik
yang beraneka warna namun karena tersusun dengan baik maka keanekaragaman tersebut
dapat membentuk keindahan sehingga dapat dinikmati oleh siapa pun yang melihatnya.
Semboyanbhineka tunggal ika mengandung makna juga bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang heterogen, tidak ada Negara atau bangsa lain yang menyamai Indonesia dengan
keanekaragamannya, namun tetap berkeinginan untuk menjadi satu bangsa yaitu bangsa
Indonesia.
Pancasila memiliki sebutan atau fungsi dan kedudukan dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara, ideologi nasional, falsafah negara,
pandangan hidup bangsa, wayoflife, dan banyak lagi fungsi Pancasila. Rakyat Indonesia
menganggap bahwa Pancasila sangat penting karena keberadaannya dapat menjadi perekat
bangsa, pemersatu bangsa, dan tentunya menjadi identitas nasional. Mengapa Pancasila
dikatakan sebagai identitas nasional yang unik sebagaimana telah disebutkan sebelumnya?
Pancasila hanya ada di Indonesia. Pancasila telah menjadi kekhasan Indonesia, artinya
Pancasila menjadi penciri bangsa Indonesia. Siapa pun orang Indonesia atau yang mengaku
sebagai warga negara Indonesia, maka ia harus punya pemahaman, bersikap, dan berperilaku
sesuai dengan Pancasila. Dengan kata lain, Pancasila sebagai identitas nasional memiliki
makna bahwa seluruh rakyat Indonesia seyogianya menjadikan Pancasila sebagai landasan
berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai identitas
nasional tidak hanya berciri fisik sebagai simbol atau lambang, tetapi merupakan identitas
Konstitusi memang merupakan tonggak atau awal terbentuknya suatu negara dan
menjadi dasar utama bagi penyelenggara negara. Oleh sebab itu, konstitusi menempati posisi
penting dan strategis dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Konstitusi memberikan
arahan kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan negara menuju tujuannya.
Dengan demikian, Konstitusi merupakan media bagi terciptanya kehidupan yang demokratis
bagi seluruh warga negara. Dengan kata lain, negara yang memilih demokrasi sebagai sistem
ketatanegaraannya, maka konstitusi merupakan aturan yang dapat menjamin terwujudnya
demokrasi di negara tersebut sehingga melahirkan kekuasaan atau pemerintahan yang
demokratis pula. Kekuasaan yang demokratis dalam menjalankan prinsip-prinsip demokrasi
perlu dikawal oleh masyarakat sebagai pemegang kedaulatan. Agar nilai-nilai demokrasi
yang diperjuangkan tidak diselewengkan, maka partisipasi warga negara dalam menyuarakan
aspirasi perlu ditetapkan di dalam konstitusi untuk berpartisipasi dalam proses-proses
kehidupan bernegara.
Negara Indonesia tidak terjadi begitu saja. Kemerdekaan Indonesia diraih dengan
perjuangan dan pengorbanan, bukan pemberian. Terjadinya negara Indonesia merupakan
proses atau rangkaian tahap yang berkesinambungan. Rangkaian tahap perkembangan
tersebut digambarkan sesuai dengan keempat alinea dalam pembukaan UUD 1945. Secara
teoretis, perkembangan negara Indonesia terjadi sebagai berikut:
1. Terjadinya negara tidak sekadar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya pengakuan
akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa Indonesia memiliki
tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan penjajahan suatu bangsa atas
bangsa lain. Inilah yang menjadi sumber motivasi perjuangan (Alinea I Pembukaan
UUD 1945).
2. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Perjuangan panjang
bangsa Indonesia menghasilkan proklamasi. Proklamasi barulah mengantarkan ke
pintu gerbang kemerdekaan. Jadi, dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara.
Negara yang kita cita-citakan adalah menuju pada keadaan merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur (Alinea II Pembukaan UUD 1945).
3. Terjadinya negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa Indonesia,
sebagai suatu keinginan luhur bersama. Di samping itu adalah kehendak dan atas
rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan bangsa Indonesia adalah bangsa
yang religius dan mengakui adanya motivasi spiritual (Alinea III Pembukaan UUD
1945).
4. Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi tujuan
negara, bentuk negara, sistem pemerintahan negara, UUD negara, dan dasar negara.
Dengan demikian, semakin sempurna proses terjadinya negara Indonesia (Alinea IV
Pembukaan UUD 1945).
Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan yang ada, terjadinya negara Indonesia bukan
melalui pendudukan, pemisahan, penggabungan, pemecahan, atau penyerahan. Bukti
menunjukkan bahwa negara Indonesia terbentuk melalui proses perjuangan (revolusi).
Dokumentasi proses perjuangan dan pengorbanan dalam pembentukan negara ini tertata rapi
dalam unsur produk hukum negara ini, yaitu Pembukaan UUD 1945.
Tujuan Negara adalah untuk menegakkan hukum dan menjamin kebebasan kepada
warga Negaranya. Kebebasan disini adalah kebebasan dalam batas undang-undang, karena
batas undang-undang sendiri merupakan penjelmaan dari kemauan atau kehendak rakyat.
“Yang menegar tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba
terhubung melalui interelasi dalam pembangun lingkungan nasional, regional serta global”
Hakekat wawasan nusantara adalah menumbuhkan kesadaran nasional yang tinggi bagi
bangsa Indonesia sehingga tercipta persatuan dan kesatuan.
Robert de Ventos, mengemukakan teori tentang kemunculan identitas nasional suatu negara
sebagai akibat dari interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor primer, faktor
pendorong, faktor penarik. faktor reaktif.
Faktor primer meliputi etnis, wilayah, bahasa, agama dan sejenisnya. Bagi
masyarakat Indonesia, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, bahasa, agama daerah,
dan bahasa daerah, mereka adalah satu, meskipun mereka berbeda dari karakteristik
masing-masing. Kesatuan ini tidak menghilangkan keanekaragaman dan ini disebut
kesatuan dalam keanekaragaman.
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Identitas nasional merupakan kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki
suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas nasional
merupakan jati diri bangsa yang bersifat dinamis dan khas yang menjadi pandangan hidup.
Identitas nasional memiliki tiga fungsi yaitu, sebagai penanda keberadaan atau eksistensinya,
sebagai pencerminan kondusi bangsa, sebagai pembeda dengan bangsa lain di dunia.
Faktor pembentuk identitas nasional yaitu, faktor primordial atau faktor objektif,
faktor kondisional atau subyektif, faktor sejarah, faktor sakral, faktor tokoh, faktor bhineka
tunggal ika, faktor perkembangan ekonomi, faktor kelembagaan, dan adanya unity in
deversity (bersatu dalam perbedaan).
Pancasila sebagai dasar falsafah, ideologi, pandangan hidup, dan dasar Negara
republik Indonesia. Pancasila dalam kebulatan makna tersebut, Pancasila juga merupakan
Identitas Nasional Bangsa Indonesia, yang memberikan cirri khas jati diri bangsa Indonesia
dalam pergaulan global yang membedakan keberadaan bangsa Indonesia dengan bangsa-
bangsa lain di dunia. Konsep Pancasila sebagai Identitas Nasional menurut Supriatnoko
(2008) meliputi hakikat eksistensi manusia, pluralistik, harmoni dan keselarasan,
kekeluargaan dan gotong royong, integralistik, kerakyatan dan kebangsaan.
Paramenter identitas nasional merupakan suatu ukuran atau parameter yang dapat
digunakan untuk menyatakan sesuatu yang menjadi ciri khas bangsa. Unsur-unsur yang
menyangkut identitas nasional yaitu, suku, agama, kebudayaan, bahasa. Kemudian, ada
beberapa contoh identitas nasional negara republik Indonesia, yaitu :
3.2. SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA