IDENTITAS NASIONAL
Kelompok 3
Nama Anggota:
Rifqi Noviandi (28)
Riska Amelia (29)
Shanti Fadilla (30)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya bisa
menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan tentang Identitas Nasional.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
dalam makalah ini membahas tentang pengertian identitas nasional, apa saja identitas
nasional indonesia, unsur-unsur pembentuk identitas nasional,faktor-faktor pendukung
identitas nasional suatu negara, serta pembahasan tentang Alasan Pancasila Menjadi
Kepribadian Identitas Bangsa, Pentingnya Identitas Nasional Bagi Sebuah Negara, dan
Pengaruh Negative dari Sikap Chauvanisme Terhadap Identitas Nasional
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Identitas Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki
identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana di jelaskan di atas
maka Identitas Nasional suatu bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa
atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa.
Identitas adalah tanda pengenal. Begitulah pemahaman yang paling sederhana tentang
identitas, yang diketahui oleh hampir semua orang. Pegertian Identitas Nasional adalah
pandangan hidup bangsa, kepribadian bangsa, filsafat pancasila dan juga sebagai Ideologi
Negara sehingga mempunyai kedudukan paling tinggi dalam tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Identitas Nasional dijadikan ciri dari suatu bangsa dan negara
tersebut, sehingga identitas Nasional mencerminkan kepribadian suatu bangsa.
Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan
nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang
kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu
kesatuan nasional.
Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan
dapat membantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Identifikasi Masalah
1. Mengapa Pancasila dijadikan sebagai kepribadian dan identitas nasional?
2. Seberapa pentingkah identitas nasional untuk sebuah negara?
3. Mengapa sikap chauvinisme pengaruhnya negatif terhadap identitas nasional?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui alasan Pancasila dijadikan sebagai kepribadian dan identitas nasional.
2. Untuk mengetahui seberapa penting identitas nasional untuk sebuah negara.
3. Untuk mengetahui pengaruh negatif dari sikap chauvanisme terhadap identitas nasional.
BAB II
KAJIAN TEORI
Identitas nasional tercipta dari berbagai macam faktor yakni agama yang
menciptakan ideologi yang menciptakan sebuah identitas, tokoh bangsa dan pemimpin
bangsa yang berperan penting yang dianggap sebagai simbol persatuan dan sejarah
bangsa yang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap masa lalu yang telah
dialaminya.
D. Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional
Berikut ini unsur-unsur yang mendukung terbentuknya identitas nasional suatu
bangsa, yaitu :
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat
banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis sehingga mereka dapat dikenali dari daerah
mana asalnya. Etnis Tionghoa hanya berjumlah 2,8% dari populasi Indonesia, tetapi tidak
kurang dari 300 dialek bahasa. Populasi penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai
210 juta. Dari jumlah tersebut diperkirakan separuhnya beretnis Jawa. Sisanya terdiri dari
etnis-etnis yang mendiami kepulauan diluar Jawa seperti suku Makasar-Bugis (3,68%), Batak
(2,04%), Bali (1,88%), Aceh (1,4%) dan suku-suku lainnya. Mereka mendiami daerah-daerah
tertentu, menyebar ke seluruh kepulauan Indonesia. Mayoritas dari mereka bermukim di
perkotaan.
2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang
berkembang di nusantara adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu.
Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Tetapi
sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
Dari agama-agama di atas, agama Islam merupakan agama yang dianut oleh mayoritas
bangsa Indonesia. Dalam Islam terdapat banyak golongan dan kelompok pemahaman
misalnya kelompok Islam santri untuk menunjukan keislaman yang kuat dan Islam Abangan
atau Islam Nominal bagi masyarakat Islam di daerah Jawa. Sedangkan kalangan di kelompok
santri sendiri perbedaan pemahaman dan pengamalan Islam dikenal dengan kelompok
modernis dan tradisionalis. Kelompok pertama lebih berorientasi pada pencaharian tafsir baru
ijtihad atas wahyu Allah. Sedangkan kelompok tradisionalis lebih menyandarkan pengalaman
agamanya pada pendapat-pendapat ulama.
Karena Indonesia merupakan negara yang multi agama, maka Indonesia dapat dikatakan
sebagai negara yang rawan terhadap disintegrasi bangsa. Banyak kasus disintegrasi bangsa
yang terjadi akhir-akhir ini melibatkan agama sebagai faktor penyebabnya. Misalnya, kasus
Ambon yang sering kali diisukan sebagai pertikaian anatara dua kelompok agama meskipun
isu ini belum tentu benar. Akan tetapi isu agama adalah salah satu isu yang mudah
menciptakan konflik. Salah satu jalan yang dapat mengurangi resiko konflik atar agama,
perlunya diciptakan tradisi saling menghormati antara agama-agama yang ada. Menghormati
berarti mengakui secara positif dalam agama dan kepercayaan orang lain juga mampu belajar
satu sama lain. Sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan memungkinkan
penganut agama-agama yang berbeda bersama-sama berjuang demi pembanguna yang sesuai
dengan martabat yang diterima manusia dari Tuhan.
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan
benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Intinya adalah
kebudayaan merupakam patokan nilai-nilai etika dan moral, baik yang tergolong sebagai
ideal atau yang seharusnya (world view) maupun yang operasional dan aktual di dalam
kehidupan sehari-hari (ethos).
Seperti banyaknya suku bangsa yang dimiliki nusantara, demikian pula dengan kebudayaan.
Terdapat ratusan kebudayaan bangsa Indonesia yang membentuk identitas nasionalnya
sebagai bangsa yang dilahirkan dengan kemajemukan identitasnya.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami
sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan
digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa
daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis.
Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Bahasa
Indonesia dahulu dikenal dengan sebutan bahasa melayu yang merupakan bahasa
penghubung (linguafranca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain
menjadi bahasa komunikasi diantara suku-suku di nusantara, bahasa Melayu juga menempati
posisi bahasa transaksi perdagangan internasional dikawasan kepulauan nusantara yang
digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang asing.
Pada tahun 1928 bahasa Melayu mengalami perkembangan yang luar biasa. Pada tahun
tersebut, melalui peristiwa Sumpah Pemuda Indonesia, para tokoh pemuda dari berbagai latar
belakang suku dan kebudayaan merupakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa
Indonesia.
1) Faktor Obyektif
Faktor obyektif sendiri meliputi faktor geografis, ekologis dan demografis. Kondisi
geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim
tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di Asia Tenggara,
ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan kultural
bangsa Indonesia.
2) Faktor Subyektif
Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan
bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang terlibat di
dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
masyarakat, bangsa, dan negara berserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala
nasionalisme berkembang di indonesia pada awal abad XX.
a. Faktor Primer
Mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Bagi bangsa
Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama, wilayah serta bahasa
daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing.
Unsur-unsur yang beranekaragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya tersendiri
menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa Indonesia. Namun,
kesatuan ini tidaklah menghilangkan keberanekaragaman, dan inilah yang dikenal dengan
“Bhineka Tunggal Ika”.
b. Faktor Pendorong
Pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan
pembangunan lainnya ikut mendorong munculnya identitas nasional suatu bangsa. Dalam
hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan negara dan bangsa juga merupakan identitas nasional yang bersifat dinamis.
Oleh karenanya, proses pembentukan identitas dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat
kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya.
Dimana dalam hal ini, sangat diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta langkah yang
sama untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.
c. Faktor Penarik
Kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan pemantapan
sistem pendidikan nasional memiliki partisipasi terhadap terbentuknya identitas nasional.
Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa merupakan salah satu pemersatu persatuan dan kesatuan
nasional, sehingga bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi negara dan bangsa
Indonesia. Bahasa melayu dipilih sebagai bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun
masing-masing etnis atau daerah memiliki bahasa daerah masing-masing. Demikian pula
menyangkut birokrasi serta pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa
meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan.
d. Faktor Reaktif
Penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif
rakyat ikut mendukung terbentuknya identitas nasional. Bangsa Indonesia yang hampir tiga
setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor reaktif
melalui memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan dan kesengsaraan hidup serta
semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat
strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan,
menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa dan negara Indonesia.
Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan
bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan negara dengan konsep nama Indonesia.
Bangsa dan negara ini di bangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi
suatu kesatuan bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu,
pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsure-unsur lainnya, seperti
sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis yang saling berkaitan dan terbentuk
melalui suatu proses yang cukup panjang.
BAB III
PEMBAHASAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa identitas nasional merupakan manifestasi nilai
budaya bangsa dengan ciri khas. Identitas nasional Indonesia juga merupakan manifestasi
nilai budaya berbagai suku dalam ‘kesatuan Indonesia´ menjadi ciri khas yang tercermin
dalam pandangan hidup bangsa, Pancasila juga sebagai kesepakatan bangsa. Identitas
nasional bersifat terbuka, sesuai dengan budaya yang menjadi ‘akar’yang selalu terbuka,
untuk diberi tafsir baru. Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada
hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sebagai kepribadian bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
https://exaudian.wordpress.com/2014/03/28/identitas-nasional/
http://www.scribd.com/doc/131338831/Pentingnya-Identitas-Nasional#scribd
https://exaudian.wordpress.com/2014/03/28/identitas-nasional/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/identitas-nasional-pengertian-fungsi-faktor-pembentuk-
dan-contohnya-1v5kTvUJ2rL/full