Anda di halaman 1dari 25

IDENTITAS NASIONAL

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
1945
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Identitas Nasional ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah Identitas Nasional ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Identitas Nasional ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Identitas Nasional ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, 17 Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Identitas Nasional..................................................................
B. Faktor-faktor Identitas Nasional..............................................................
C. Unsur-unsur Identitas Nasional................................................................
D. Karakteristik Identitas Nasional...............................................................
E. Identitas Nasional Bangsa Indonesia.......................................................
F. Sumber Identitas Nasional Bangsa Indonesia..........................................
G. Bentuk Identitas Nasional Bangsa Indonesia...........................................
H. Kondisi Identitas Bangsa Indonesia.........................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Identitas secara terminologi adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang membedakan dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian itu
maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Hal ini
juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk
secara historis. Berdasarkan hakikat identitas nasional itu, identitas suatu
bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati bangsa tersebut atau lebih populer
disebut sebagai kepribadian suatu bangsa. Pengertian atau istilah kepribadian
sebagai suatu identitas adalah keseluruhan identitas atau totalitas dari faktor-
faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku
individu. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang
mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai
persamaan waktu atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama
serta mendiami wilayah tertentu.
Para tokoh besar ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang hakikat
kepribadian tersebut berasal dari beberapa disiplin ilmu, antara lain
antropologi, psikologi dan sosiologi. Tokoh antropologi Ralph Linton bersama
pakar psikologi Abraham Kardinier mengadakan suatu proyek penelitian
tentang watak umum suatu bangsa, dan sebagai objek penelitiannya adalah
bangsa Maequesesas dan Tanala, yang kemudian hasil penelitiannya ditulis
dalam buku berjudul The Individual and His Society (1938). Dari hasil
penelitiannya tersebut dirumuskan sebuah konsepsi tentang basic personality
structure. Konsepsi itu dimaksudkan bahwa semua unsur watak yang sama
dimiliki oleh sebagian besar warga suatu masyarakat. Unsur watak yang sama
ini disebabkan oleh pengalaman-pengalaman yang sama yang telah dialami
oleh warga masyarakat tersebut, karena mereka hidup di bawah pengaruh
lingkungan budaya selama tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat.

1
2

Linton juga mengemukakan pengertian tentang status personality,


yaitu watak individu yang ditentukan oleh statusnya yang didapatkan dari
kelahiran maupun dari segala daya upaya. Status personality seseorang
mengalami perubahan dalam suatu saat jika seseorang tersebut bertindak
dalam kedudukannya yang berbeda-beda, misalnya sebagai ayah, sebagai anak
laki-laki, sebagai pegawai, sebagai pedagang dan lain-lain.
Berdasarkan uraian di atas maka pengertian kepribadian sebagai
identitas nasional suatu bangsa adalah keseluruhan atau totalitas dari
kepribadian individu-individu sebagai unsur yang membentuk bangsa tersebut.
Oleh karena itu pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapat
dipisahkan dengan pengertian “peoples character”, “national carachter” atau
“national identity”. Dalam hubungannya dengan identitas nasional Indonesia,
kepribadian bangsa Indonesia tidak bisa diketahui jika hanya dideskripsikan
berdasarkan ciri khas fisik. Hal ini mengingat bangsa Indonesia terdiri atas
berbagai macam unsur etnis, ras, suku, kebudayaan, agama, serta yang sejak
asalnya memiliki perbedaan. Kepribadian bangsa Indonesia sebagai suatu
identitas nasional secara historis berkembang dan menemukan jati dirinya
setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Namun demikian identitas nasional suatu bangsa tidak cukup hanya
dipahami secara statis. Ini karena mengingat bangsa merupakan kumpulan-
kumpulan manusia yang suka berinteraksi dengan bangsa di dunia dengan
segala hasil budayanya. Oleh karena itu identitas nasional suatu bangsa,
termasuk identitas nasional Indonesia, juga harus dipahami dalam suatu
konteks dinamis. Maksudnya adalah bagaimana bangsa itu melakukan
akselerasi dalam pembangunan, termasuk proses interaksinya secara global
dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Apalagi di era revolusi industri 4.0
sekarang, dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan
keleluasaan akses digital serta informasi lewat internet, membuat orang
semakin bebas berinteraksi secara global melalui media sosial, sehingga hal
itu juga mendorong banyak perkembangan identitas nasional suatu bangsa.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Identitas Nasional ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian identitas nasional?
2. Apa saja faktor-faktor identitas nasional?
3. Apa saja unsur-unsur identitas nasional?
4. Bagaimana karakteristik identitas nasional?
5. Bagaimana identitas nasional bangsa Indonesia?
6. Apa sumber identitas nasional bangsa Indonesia?
7. Bagaimana bentuk identitas nasional bangsa Indonesia?
8. Bagaimana kondisi identitas bangsa Indonesia?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Identitas Nasional ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian identitas nasional.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor identitas nasional.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur identitas nasional.
4. Untuk mengetahui karakteristik identitas nasional.
5. Untuk mengetahui identitas nasional bangsa Indonesia.
6. Untuk mengetahui sumber identitas nasional bangsa Indonesia.
7. Untuk mengetahui bentuk identitas nasional bangsa Indonesia.
8. Untuk mengetahui kondisi identitas bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Identitas Nasional


Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas
dan nasional. Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda
atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya
dengan yang lain (ICCE, 2005: 23). Sedangkan kata nasional (national)
merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar
yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa
maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Istilah identitas
nasional atau identitas bangsa melahirkan tindakan kelompok (collective
action yang diberi atribut nasional) yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk
organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional
(ICCE, 2005: 25).
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya adalah
manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek
kehidupan satu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang
khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu
negara dan tercermin di dalam identitas nasional, bukanlah barang jadi yang
sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang
terbuka yang cenderung terus menerus berkembang karena hasrat menuju
kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya. Implikasinya adalah
bahwa identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna
baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang
dalam masyarakat. Artinya, bahwa identitas nasional merupakan konsep yang
terus menerus direkonstruksi atau dekonstruksi tergantung dari jalannya
sejarah.
Hal itu terbukti di dalam sejarah kelahiran paham kebangsaan
(nasionalisme) di Indonesia yang berawal dari berbagai pergerakan yang
berwawasan parokial seperti Boedi Oetomo (1908) yang berbasis subkultur

4
5

Jawa, Sarekat Dagang Islam (1911) yaitu entrepreneur Islam yang bersifat
ekstrover dan politis dan sebagainya yang melahirkan pergerakan yang
inklusif yaitu pergerakan nasional yang berjati diri “Indonesianess” dengan
mengaktualisasikan tekad politiknya dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928. Dari keanekaragaman subkultur tadi terkristalisasi suatu core culture
yang kemudian menjadi basis eksistensi nation-state Indonesia, yaitu
nasionalisme.
Identitas nasional sebagai suatu kesatuan ini biasanya dikaitkan dengan
nilai keterikatan dengan tanah air (ibu pertiwi), yang terwujud identitas atau
jati diri bangsa dan biasanya menampilkan karakteristik tertentu yang berbeda
dengan bangsa-bangsa lain, yang pada umumnya dikenal dengan istilah
kebangsaan atau nasionalisme. Rakyat dalam konteks kebangsaan tidak
mengacu sekadar kepada mereka yang berada pada status sosial yang rendah
akan tetapi mencakup seluruh struktur sosial yang ada. Semua terikat untuk
berpikir dan merasa bahwa mereka adalah satu. Bahkan ketika berbicara
tentang bangsa, wawasan kita tidak terbatas pada realitas yang dihadapi pada
suatu kondisi tentang suatu komunitas yang hidup saat ini, melainkan juga
mencakup mereka yang telah meninggal dan yang belum lahir. Dengan
perkataan lain dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita sebagai
bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan
kita dalam arti luas, misalnya dalam Pembukaan beserta UUD 1945, sistem
pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi serta mitos,
ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di dalam
pergaulan baik dalam tataran nasional maupun internasional dan lain
sebagainya.
Istilah identitas nasional secara terminologi adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap
bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula hal
ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk
6

secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional”


sebagaimana dijelaskan maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau yang lebih popular disebut
sebagai kepribadian suatu bangsa.

B. Faktor-faktor Identitas Nasional


Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta
keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional terebut. Menurut Robert de Ventos,
sebagaimana dikutip Manuel Castell dalam bukunya, The Power of Identity
(Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional
suatu bangsa sebagai hasil interaksi antara empat faktor penting, yaitu:
1. Faktor Primer
Faktor ini mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang
sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam
etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu
kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Unsur-
unsur yang beraneka ragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya
sendiri-sendiri menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama
yaitu bangsa Indonesia. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan
keberanekaragaman, dan hal inilah yang dikenal dengan Bhinneka
Tunggal Ika.
2. Faktor Pendorong
Faktor in terdiri dari pembangunan komunikasi dan teknologi,
lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam
kehidupan negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemauan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya juga
merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Oleh karena itu
bangsa Indonesia proses pembentukan identitas nasional yang dinamis ini
sangat ditentukan oleh tingkah kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia
dalam membangun bangsa dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama
dalam memajukan bangsa dan negara Indonesia.
7

3. Faktor Penarik
Faktor ini mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantauan sistem pendidikan nasional.
Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan
dan kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa
resmi negara dan bangsa Indonesia. Bahasa Melayu telah dipilih sebagai
bahasa antar etnis yang ada di Indonesia, meskipun masing-masing etnis
atau daerah di Indonesia telah memiliki bahasa daerah masing-masing.
Demikian pula menyangkut birokrasi serta pendidikan nasional telah
dikembangkan sedemikian rupa meskipun sampai saat ini masih senantiasa
dikembangkan.
4. Faktor Reaktif
Faktor ini meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas
alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir
tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam
mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia.
Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis
dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan,
pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses
pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari
masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan
bangsa lain. Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya
melekat erat dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun bangsa
dan Negara dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara Indonesia ini
dibangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu
kesatuan bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena
itu pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur
8

lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang
saling berkaitan dan terbentuklah melalui suatu proses yang cukup panjang.

C. Unsur-unsur Identitas Nasional


Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang
majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur
pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa.
1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat
askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan
jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau
kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.
Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong
Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara,
tetapi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama
resmi negara dihapuskan. Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat
yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara
adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu.
Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama
resmi negara, tetapi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid,
istilah agama resmi negara dihapuskan
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan
yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan
dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa
9

Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain.


Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk
atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai
sarana berinteraksi antar manusia.

D. Karakteristik Identitas Nasional


Identitas setiap manusia ditentukan oleh ruang hidupnya, secara alami
akan berakulturasi dan membentuk ciri khas dalam norma kehidupan. Dalam
antropologi identitas merupakan suatu sifat khas yang menerangkan dan
sesuai dengan kesadaran diri, golongan, komunitas dan negara sendiri.
Identitas meliputi nilai, norma dan simbol ekspresi sebagai ikatan sosial untuk
membangun solidaritas dan kohesivitas sosial untuk menghadapi kekuatan
luar yang menjadi simbol ekspresi tindakan pada masa lalu, sekarang dan
mendatang.
Nasional berasal dari bangsa sendiri atau meliputi diri bangsa, maka
identitas nasional Indonesia ialah jati diri yang membentuk bangsa, yaitu
berbagai suku bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah
nusantara dan ideologi Pancasila. Jati diri bangsa merupakan totalitas
penampilan bangsa yang utuh dengan muatan dari masyarakat sehingga dapat
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Mengukuhkan jati diri
bangsa merupakan usaha yang sangat dibutuhkan karena sebagai akar dalam
keutuhan hidup berbangsa dan bernegara.

E. Identitas Nasional Bangsa Indonesia


Identitas nasional merupakan sesuatu yang ditransmisikan dari masa
lalu dan dirasakan sebagai pemilikan bersama, sehingga tampak kelihatan di
dalam keseharian tingkah laku seseorang dalam komunitasnya (Tilaar, 2007:
27). Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan oleh
karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga
bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder oleh
karena identitas nasional lahir belakangan dibandingkan dengan identitas
kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara
10

askriptif, jauh sebelum mereka memiliki identitas nasional itu, warga bangsa
telah memiliki identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan.
Proses pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan waktu
perjuangan panjang di antara warga bangsa-negara yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan identitas nasional adalah hasil kesepakatan masyarakat bangsa itu.
Dapat terjadi sekelompok warga bangsa tidak setuju degan identitas nasional
yang hendak diajukan oleh kelompok bangsa lainnya. Setiap kelompok bangsa
di dalam negara, umumnya menginginkan identitasnya dijadikan atau diangkat
sebagai identitas nasional yang tentu saja belum tentu diterima oleh kelompok
bangsa lain. Inilah yang menyebabkan sebuah negara-bangsa yang baru
merdeka mengalami pertikaian intern yang berlarut-larut demi untuk saling
mengangkat identitas kesukubangsaan menjadi identitas nasional.
Setelah bangsa Indonesia bernegara, mulai dibentuk dan disepakati
apa-apa yang dapat menjadi identitas nasional Indonesia. Bisa dikatakan
bangsa Indonesia relatif berhasil dalam membentuk identitas nasionalnya
kecuali pada saat proses pembentukan ideologi Pancasila sebagai identitas
nasional yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan di antara warga
bangsa.

F. Sumber Identitas Nasional Bangsa Indonesia


Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta
keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia yaitu:
1. Dasar Negara
Pancasila bukan muncul secara tiba-tiba yang dipaksakan oleh
suatu rezim melainkan melalui suatu fase historis yang cukup panjang.
Pancasila sebelum dirumuskan secara formal yuridis dalam pembukaan
UUD 1945 sebagai dasar filsafat negara, nilai-nilainya telah ada pada
bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan
hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain
adalah bangsa Indonesia sendiri. Dalam pengertian seperti ini, menurut
Notonagoro (1988), bangsa Indonesia adalah sebagai kausa materialis
11

Pancasila. Nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal


oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar negara Republik
Indonesia.
Dasar negara yang merupakan lambang yang menyatukan bangsa
Indonesia, yang beragam-ragam, merupakan kesepakatan bersama yang
menyatukan bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, dasar yang melandasi
negara adalah merupakan identitas nasional. Indonesia sebagai negara
yang berdaulat memiliki landasan fundamental yaitu Pancasila yang
merupakan tujuan dan pedoman dalam berbangsa dan bertanah air di
Indonesia, serta kunci dasar pemersatu bangsa Indonesia.
Landasan fundamental ini merupakan nilai-nilai dasar kehidupan
bagi bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Indonesia merupakan negara demokrasi yang dalam
pemerintahannya menganut sistem presidensial, dan Pancasila ini
merupakan jiwa dari demokrasi. Demokrasi yang didasarkan atas lima
dasar tersebut dinamakan Demokrasi Pancasila. Dasar negara ini
dinyatakan oleh Presiden Soekarno (Presiden Indonesia yang pertama)
dalam Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada 17
Agustus 1945. Untuk menciptakan Indonesia yang dicita-citakan, bangsa
Indonesia memiliki dasar instrumental berupa UUD 1945, Burung Garuda
sebagai lambang negara, bahasa Indonesia, dan lagu kebangsaan.
2. Wilayah dan Kondisi Geografis
Dalam kemerdekaannya bangsa Indonesia menyatakan bahwa
wilayah negara kesatuan ini meliputi segenap wilayah bekas jajahan
pemerintah kolonial Belanda. Wilayah yang terbentang antara 6 derajat
garis lintang utara sampai 11 derajat garis lintang selatan, dan dari 97
derajat sampai 141 derajat garis bujur timur serta terletak antara dua benua
yaitu benua Asia dan Australia/Oseania diakui kedaulatannya oleh
Belanda sendiri dan dunia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang merdeka, berdaulat dan bersatu.
3. Politik Indonesia
12

Indonesia adalah negara Demokrasi Pancasila. Segala sesuatu di


Indonesia diatur dan dimusyawarahkan secara mufakat, hikmat dan
kebijaksanaan. Perpolitikan di Indonesia berlandaskan nilai-nilai
Pancasila.

4. Ideologi dan Agama


Seperti diatur dalam UUD 1945 bahwa negara Indonesia menjamin
kebebasan beragama di dalam kehidupan warga negara Indonesia. Masing-
masing warga negara Indonesia berhak untuk memeluk agama dan
kepercayaannya masing-masing dan menjalankan peribadatan sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing warga negara Indonesia.
Hak dalam hidup beragama di Indonesia dilindungi oleh negara.
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis. Agama-
agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah Islam, Kristen,
Hindu, Budha, dan Konghucu. Dari agama-agama di atas, agama Islam
merupakan agama yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia. Dalam
Islam terdapat banyak golongan dan kelompok pemahaman misalnya
kelompok Islam santri untuk menunjukkan keislaman yang kuat dan Islam
abangan atau Islam nominal bagi beberapa masyarakat Islam di Jawa.
Sedangkan di kalangan kelompok santri sendiri perbedaan pemahaman
dan pengamalan Islam dikenal dengan kelompok modernisme atau
tradisionalisme. Kelompok pertama lebih berorientasi pada pencarian
tafsir baru atau ijtihad atas wahyu Allah. Sedangkan kelompok
tradisionalisme lebih menyadarkan pengamalan agamanya pada pendapat-
pendapat ulama (Kuntowijoyo, 1997).
Karena Indonesia merupakan negara yang multi-agama, maka
Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang rawan terhadap disintegrasi
bangsa. Banyak kasus disintegrasi bangsa yang terjadi akhir-akhir ini
melibatkan agama sebagai faktor penyebabnya. Misalnya, Ambon yang
sering kali diisukan sebagai pertikaian antara dua kelompok agama,
meskipun isu ini belum tentu benar. Tetapi isu agama adalah salah satu isu
yang mudah menciptakan konflik. Salah satu jalan yang dapat mengurangi
13

risiko konflik antaragama, perlunya diciptakan tradisi saling menghormati


antara agama-agama yang ada (Franz Magnis-Suseno, 1995:174).
Menghormati berarti mengakui secara positif dalam agama dan
kepercayaan orang lain, juga mampu belajar satu sama lain. Sikap saling
menghormati dan menghargai memungkinkan penganut agama-agama
yang berbeda bersama-sama berjuang demi pembangunan yang sesuai
dengan martabat yang diterima manusia dari Tuhan.
5. Ekonomi
Perekonomian bangsa Indonesia seperti diatur dalam UUD 1945
adalah ekonomi yang bersifat kerakyatan. Kekayaan alam dan segala hal
yang menyangkut hajat hidup orang banyak diatur oleh negara untuk
sebesar-besarnya digunakan demi menyejahterakan seluruh penduduk
Indonesia. Dalam perekonomian negara Indonesia terdapat tiga bentuk
badan usaha yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha
Milik Swasta (BUMS), dan koperasi. Jadi, bangsa Indonesia memiliki asas
perekonomian untuk kekayaan alam dan menyangkut hidup orang banyak
diatur oleh negara, sedangkan bidang lainnya dijalankan oleh swasta dan
koperasi.
6. Pertahanan dan Keamanan
Ciri khas dari bangsa Indonesia dalam bidang ini bahwa
pertahanan di Indonesia adalah pertahanan rakyat semesta atau dikenal
Hankamrata (Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta). Pertahanan di
Indonesia bersifat menyeluruh bagi masyarakat Indonesia. Apabila salah
satu wilayah Indonesia diserang, maka seluruh masyarakat di Indonesialah
yang akan mengamankan dan mempertahankannya.
7. Demografi
Penduduk Indonesia dapat dibagi secara garis besar dalam dua
kelompok. Di bagian barat Indonesia penduduknya kebanyakan adalah
suku Melayu, sementara di timur adalah suku Papua, yang mempunyai
akar di kepulauan Melanesia. Banyak penduduk Indonesia yang
menyatakan dirinya sebagai bagian dari kelompok suku yang lebih
spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah, misalnya Jawa,
14

Sunda atau Batak. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali suku dan
budaya dan adat istiadat.
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus, yang bersifat
askriptif (ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan
jenis kelamin (Fredric Barth, 1988). Di Indonesia terdapat banyak sekali
suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang dari 300 dialek
bahasa. Populasi penduduk Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 265
juta. Dari jumlah tersebut diperkirakan separuhnya beretnis Jawa. Sisanya
terdiri dari etnisetnis yang mendiami kepulauan di luar Jawa seperti suku
Makassar-Bugis (3,68%), Batak (2,04%), Bali (1,88%), Aceh (1,4%), dan
suku lainnya. Mereka mendiami daerah-daerah tertentu sehingga mereka
dapat dikenali dari mana asalnya. Etnis Tionghoa hanya berjumlah 2,8%
dari populasi Indonesia, tetapi mereka menyebar ke seluruh kepulauan
Indonesia (James Danandjaja, 1999). Mayoritas dari mereka bermukim di
perkotaan.
8. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan
yang secara kolektif digunakan oleh pendukungnya untuk menafsirkan dan
memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau
pedoman untuk petunjuk (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Intinya adalah
kebudayaan merupakan patokan nilai-nilai etika dan moral, baik yang
tergolong sebagai ideal atau yang seharusnya (world view) maupun yang
operasional dan aktual di dalam kehidupan sehari-hari (ethos). Seperti
suku bangsa yang banyak dimiliki Nusantara, demikian pula dengan
kebudayaan. Terdapat ratusan kebudayaan Indonesia yang membentuk
identitas nasional Indonesia sebagai bangsa yang dilahirkan dengan
kemajemukan identitasnya.
9. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain.
Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk
15

atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana


berinteraksi antarmanusia. Di Indonesia terdapat beragam bahasa daerah
yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa atau etnis. Setelah
kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan sebutan bahasa Melayu yang
merupakan bahasa penghubung berbagai etnis yang mendiami kepulauan
Nusantara. Selain menjadi bahasa komunikasi di antara suku-suku di
Nusantara, bahasa Melayu juga menempati posisi bahasa transaksi
perdagangan internasional di kawasan kepulauan Nusantara yang
dipergunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para pedagang
asing. Pada tahun 1928 bahasa Melayu mengalami perkembangan yang
luar biasa. Pada tahun tersebut, melalui peristiwa Sumpah Pemuda
Indonesia, para tokoh pemuda dari berbagai latar belakang suku dan
kebudayaan menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
bangsa Indonesia.

G. Bentuk Identitas Nasional Bangsa Indonesia


Berikut adalah penjelasan mengenai bentuk identitas nasional
Indonesia yang meliputi, bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu
kebangsaan Indonesia.
1. Bendera Negara Indonesia
Warna merah berarti berani, warna putih berarti suci, merah berarti
berani yang melambangkan tubuh manusia, putih berarti suci yang
melambangkan jiwa manusia, keduanya saling melengkapi dan
menyempurnakan Indonesia. Lambang merah putih sudah dikenal pada
masa kerajaan di Indonesia. Bendera sang Merah Putih dikibarkan ketika
Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Bendera Merah Putih
dijahit oleh Ibu Fatmawati yang merupakan istri Presiden Soekarno.
2. Bahasa Negara Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang berasal dari rumpun
Melayu yang tumbuh dan berkembang, sejak zaman dahulu sudah
16

dipergunakan sebagai bahasa perhubungan. Bahasa tersebut telah


dipergunakan hampir di seluruh Asia Tenggara. Perkembangan bahasa
Melayu mendorong tumbuhnya rasa persatuan dan persaudaraan bangsa
Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu
menggunakan bahasa Melayu. Sehingga secara sadar para pemuda yang
bergabung dalam perkumpulan itu mengangkat bahasa Melayu sebagai
bahasa persatuan Indonesia. Bahasa Indonesia diangkat dan diikrarkan
pada Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Kemudian bangsa
Indonesia sepakat bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan.
Ketentuan bahasa Indonesia telah diatur dalam UU No. 24 Tahun 2009
mulai pasal 25 sampai pasal 45.
3. Lambang Negara Indonesia
Pada tanggal 13 Juli 1945, dalam rapat Panitia Perancangan
Undang-Undang Dasar 1945. Salah seorang anggota Panitia bernama
Prada Harahap mengusulkan tentang lambang negara. Tanggal 16
November 1945 baru dibentuk Panitia Indonesia Raya. Panitia ini bertugas
untuk menyelidiki arti lambang-lambang dalam peradaban bangsa
Indonesia sebagai langkah awal untuk mempersiapkan bahan kajian
tentang lambang negara. Panitia Indonesia Raya diketuai oleh Ki Hajar
Dewantara dengan sekretaris umum Muhammad Yamin.
4. Lagu Nasional Negara Indonesia
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan yang diciptakan oleh
Wage Rudolf Supratman. Pada tanggal 28 Oktober 1928 lagu Indonesia
Raya dinyanyikan untuk pertama kali sebagai lagu kebangsaan negara.
5. Undang-undang Dasar Negara Indonesia
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disahkan oleh PPKI
padang tanggal 18 Agustus 1945 sebagai hukum dasar negara Republik
Indonesia dan identitas nasional.
6. Kebudayaan Daerah
Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa yang berjumlah 1340
suku bangsa, jumlah bahasa yang ada di Indonesia berjumlah 724 bahasa,
jumlah budaya yang ada di Indonesia berjumlah 7241 karya budaya dan
17

jumlah ras di Indonesia ada 4 yaitu Papua Melanozoid, Negroid, Weddoid,


dan Melayu Mongoloid. Masyarakat Indonesia mendiami pulau-pulau
serta berbicara dalam ragam bahasa, mempunyai budaya daerah.
Kemudian budaya daerah ini ditetapkan sebagai budaya nasional dan
identitas nasional.

H. Kondisi Identitas Bangsa Indonesia


1. Dalam Perekonomian
Kekayaan alam saat ini banyak yang dikelola oleh asing.
Pengelolaan ini memberikan keuntungan yang sangat kecil sekali bagi
bangsa Indonesia. Tidak hanya di bidang pertambangan, bahkan lahan
perkebunan pun telah mulai sedikit demi sedikit dikuasai oleh negara lain.
Beberapa bidang yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperti air
minum tidak lagi sepenuhnya dikuasai oleh negara. Indonesia memiliki
kekayaan alam yang melimpah, namun pengelolaannya mayoritas dikuasai
oleh asing. Pola hidup masyarakat atau bangsa Indonesia saat ini
merupakan pola kehidupan yang mengagungkan produk asing. Masyarakat
Indonesia saat ini lebih senang apabila produk yang dikonsumsinya
merupakan buatan luar negeri.
2. Dalam Kebudayaan
Beberapa budaya, lagu dan tarian telah dicaplok oleh bangsa lain.
Kebudayaan batik telah dipatenkan oleh Malaysia sebagai produk
budayanya. Lagu, tarian, seni musik, bahkan makanan khas bangsa
Indonesia banyak yang dicaplok begitu saja oleh bangsa lain. Selain itu,
pola kehidupan generasi muda bangsa Indonesia saat ini telah luntur dan
bersifat kebarat-baratan. Tidak ada rasa kebanggaan lagi dalam
penggunaan bahasa Indonesia, bertatakrama Indonesia. Kehidupan dan
kebudayaan yang berbau kebarat-baratan dianggap lebih tinggi statusnya
dan lebih modern.
3. Dalam Nasionalisme
18

Kata “identitas” yang berasal dari bahasa Inggris identity


sebetulnya memiliki pengertian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri
yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan
yang lain. Sedangkan nasional merupakan identitas yang melekat pada
kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-
kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama dan bahasa maupun non fisik
seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok
inilah yang disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional
yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action)
yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan
yang diberi atribut-atribut nasional. Kata “nasional” sendiri tidak bisa
dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme sebagaimana akan
dijelaskan kemudian.
Nasionalisme merupakan sebuah situasi kejiwaan di mana
kesetiaan seseorang secara total diabdikan langsung kepada negara-bangsa
atas nama sebuah bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif
sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkeraman
kolonial. Semangat nasionalisme dihadapkan secara efektif oleh para
penganutnya dan dipakai sebagai metode perlawanan dan alat identifikasi
untuk mengetahui siapa lawan dan kawan. Dalam perkembangan
selanjutnya, para pengikut nasionalisme ini berkeyakinan bahwa
persamaan citacita yang mereka miliki dapat diwujudkan dalam sebuah
identitas politik atau kepentingan bersama dalam bentuk sebuah wadah
yang disebut dengan sebuah bangsa (nation).
Dengan demikian bangsa atau nation merupakan suatu badan atau
wadah yang di dalamnya terhimpun orang-orang yang memiliki persamaan
keyakinan dan persamaan lain yang mereka miliki seperti ras, etnis,
agama, bahasa dan budaya. Unsur persamaan tersebut dapat dijadikan
sebagai identitas politik bersama atau untuk menentukan tujuan bersama.
Tujuan bersama ini direalisasikan dalam bentuk sebuah entitas organisasi
politik yang dibangun berdasarkan geopolitik yang terdiri atas populasi,
19

geografis, dan pemerintahan yang permanen yang disebut negara atau


state.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pembahasan mengenai karakteristik negara Indonesia, dapat
diambil kesimpulan bahwa untuk mengetahui karakteristik Indonesia kita
terlebih dahulu harus mengetahui dan memahami apa itu makna dari
karakteristik negara Indonesia, salah satunya dengan cara mengetahui jati diri
negara Indonesia beserta bagaimana identitas atau ciri khas masyarakatnya.
Dengan hal tersebut dapat menimbulkan rasa nasionalisme dan patriotisme
pada diri kita.
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional
yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa
yang lainnya. Identitas nasional dalam konteks bangsa cenderung mengecu
pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara. Sedangkan
identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol
kenegaraan seperti Pancasila.
Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir,
pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata
lain, identitas nasional menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap,
dan bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Implementasi identitas nasional senantiasa berorientasi pada
kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh.
Implementasi identitas nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
yang mencakup kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan harus tercermin dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindak
senantiasa mengutamakan kepentingan bangsa dan negara kesatuan Republik
Indonesia di atas kepentingan pribadi dan golongan.

20
21

B. Saran
Pelajaran yang dapat kita petik dari karakteristik Negara Indonesia
ialah sebagai warga negara yang baik kita harus mengetahui identitas dari
negara kita.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di


SD/MI). Yogyakarta: Samudra Biru.
Monteiro, Josef M. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan: Perjuangan Membentuk
Karakter Bangsa. Yogyakarta: Depublish.
Rahayu, Ani Sri. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Jakarta: Bumi Aksara.
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi
Jati Diri Bangsa. Depok: Grasindo
Winarno. 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah
di Perguruan Tinggi. Jakarta Sinar: Grafika.

Anda mungkin juga menyukai