Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IDENTITAS NASIONAL
DOSEN PENGAMPU : Nurhasanah, S.Pd., M.Pd

Kelompok 1:
Maulida Rahmatina (E1F022102)
Sulistia Arinda Lutfi (E1F022116)
Wan Syakila Juliarti (E1F022120)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MATARAM 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dengan
judul “IDENTITAS NASIONAL”.

Dengan tulisan ini kami sebagai mahasiswa diharapkan mampu untuk


memahami makna dari Identitas Nasional di Indonesia. Kami sadar materi kuliah ini
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun dari teman-teman semua, agar makalah ini bisa
diperbaiki dan lebih baik lagi.

Kami berharap tulisan ini dapat memberi informasi yang bermanfaat, berguna
bagi pembacanya, terutama teman-teman mahasiswa, agar kelak menjadi pribadi yang
berindentitas nasional, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.
Daftar Isi
BAB 1......................................................................................................................4
Pendahuluan.............................................................................................................4
Latar Belakang.........................................................................................................4
Rumusan Masalah....................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
2.1 Pengertian Identitas Nasional.............................................................................7
2.3 Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa...................................................11
2.4 Islam dan Nasionalisme...................................................................................12
2.5 Globalisasi dan Tantangan Identitas Nasional.................................................15
BAB III...................................................................Error! Bookmark not defined.
Kesimpulan dan Saran............................................Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan.......................................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Saran.................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB 1

Pendahuluan

Latar Belakang
Sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita mengerti dan memahami arti serta
tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas Nasional. Identitas Nasional
merupakan jati diri atau kepribadian suatu Bangsa dan Negara. Selain itu
pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang sudah di
sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang sudah ada dan
berusaha memperbaiki kesalahan, kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara.

Namun Identitas secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa
yang membedakan dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian itu maka setiap
bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri – sendiri sesuai dengan keunikan,
sifat, ciri – ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Hal ini juga sangat ditentukan oleh
proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat
identitas nasional, identitas suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri atau
bisa juga disebut dengan kepribadian suatu Negara.

Para tokoh besar ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang hakikat kepribadian
tersebut berasal dari beberapa disiplin ilmu, antara lain antarpologi, psikologi dan
sosiologi. Tokoh antropologi Ralph Linton bersama pakar psikologi Abraham
Kardinier mengadakan suatu proyek penelitian tentang watak umum suatu bangsa,
dan sebagai objek penelitiannya ditulis dalam buku berjudul The Individual and His
Society (1938). Dari hasil penelitiannya tersebut dirumuskan sebuah konsepsi tentang
basic personality structure. Konsepsi itu dimaksudkan bahwa semua unsur watak
yang sama dimiliki oleh sebagian besar warga suatu masyarakat. Oleh karena itu
pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan pengertian
people character, national character atau national identity. Dalam hubungannya
dengan identitas nasional Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia tidak bisa
diketahui jika hanya dideskripsikan berdasarkan ciri khas fisik. Hal ini mengingat
bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam unsur etnis, ras, suku, kebudayaan,
agama, serta yang sejak asalnya memiliki perbedaan. Oleh karena itu identitas
nasional suatu bangsa, termasuk identitas nasional Indonesia, juga harus dipahami
dalam suatu konteks dinamis. Maksudnya adalah bagaimana bangsa itu melakukan
ekselerasi dalam pembangunan, termasuk proses interksinya secara global dengan
bangsa – bangsa lain di dunia. Apalagi di era revolusi industri sekarang, dengan
perkembangan teknologi yang semakin canggih dan keleluasaan akses digital serta
informasi lewat internet, membuat orang semakin bebas berinteraksi secara global
melalui media sosial, sehingga itu juga mendorong banyak perkembangan identitas
nasional suatu bangsa.
Rumusan Masalah
1.1.1 Apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional?
1.1.2 Bagaimana sejarah kelahiran paham nasionalisme di Indonesia?
1.1.3 Apakah Identitas Nasional sebagai karakter bangsa?
1.1.4 Apa yang dimaksud Islam dan Nasionalisme?
1.1.5 Bagaimana dengan globalisasi dan tantangan identitas nasional?
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional


Identitas nasional adalah manifestasi dari nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang di suatu negara dan menjadi ciri khas suatu bangsa sehingga dapat
berbeda dari bangsa lain. Istilah "identitas" dapat dipahami secara harfiah sebagai
karakter, tanda atau identitas. Kata "nasional" berarti bangsa (nation) yang dapat
diartikan sebagai negara dalam konteks modern. Karena itu, ruang lingkup identitas
nasional adalah negara dalam konteks modern. Negara merdeka dan berdaulat
tentunya sudah pasti berusaha untuk memiliki identitas nasional sehingga negara
tersebut dapat diakui oleh negara-bangsa lain dan dibedakan dari negara-negara lain.
Identitas nasional dapat mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidup bangsa.
Negara-bangsa memiliki otoritas dan kehormatan sebagai bangsa yang setara dengan
bangsa lain dan akan mempersatukan bangsa yang dimaksud. Indonesia yang bisa
menjadi ciri khas yang membedakan dengan bangsa yang lain. Salah satu cara untuk
memahami identitas suatu bangsa adalah dengan cara membandingkan bangsa satu
dengan bangsa yang lain dengan cara mencari sisi – sisi umum yang ada pada bangsa
tersebut. Pendekatan demikian dapat menghindarkan dari sikap kabalisme, yaitu
penekanan yang terlampau berlebihan pada keunikan serta ekslusivitas yang esoteric,
karena tidak ada satu bangsa pun didunia ini yang mutlak berbeda dengan bangsa
lain. Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain.

Adapun unsur dan faktor antara lain:


Unsur – unsur Identitas Nasional
1. Suku Bangsa
2. Agama
3. Kebudayaan
4. Bahasa
Dari unsur unsur identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya
menjadi 3 bagian berikut:
A. Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa,
dasar Negara, dan Ideologi Negara.
B. Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan Tata perundangannya,
Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan
“Indonesia Raya”.
C. Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan dan pluralism dalam suku,
bahasa, budaya serta agama dan kepercayaan.
Faktor – faktor Identitas Nasional
1. Keadaan geografi
2. Keadaan ekologi
3. Keadaan demografi
4. Sejarah
5. Kebudayaan, dan
6. Watak masyarakat
Bentuk – bentuk Identitas Nasional
1. Bahasa Indonesia
2. Sang Merah Putih
3. Indonesia Raya
4. Burung Garuda
5. Bhineka Tunggal Ika
6. Pancasila
7. UUD 1945
8. Bentuk Negara
9. Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan
2.2 Sejarah Kelahiran Paham Nasionalisme Indonesia

Nasionalisme berasal dari kata nation yang berarti bangsa. Nasionalisme


adalah rasa senasib dan sepenanggungan dalam kesadaran berbangsa dan bernegara.
Nasionalisme sudah menjadi pandang yang dikenal sejak abad ke-18. Dimulai pada
revolusi amerika dan perancis nasionalisme sudah menjadi pandang kuat yang
pertama. Setelah itu baru menyebar ke Negara-negara baru di amerika latin. Pada
awal abad ke-19 menyebar ke eropa tengah, selanjutnya eropa timur, dan tenggara.
Berkembang di asia dan afrika pada awal abad ke-20 dan menjadi kebangkitan dan
perjuangan yang kuat bagi masyarakat di dua benua tersebut. Kemunculan
nasionalisme dimulai dari Magna Charta (1215) di Inggris yang kemudian menjadi
akardemokrasi. Adanya Piagam Bill of Right (1689) di Inggris. Munculnya Revolusi
Prancis yang menumbuhkan demokrasi dan nasionalisme yang tercermin dalam
semboyan revolusi liberte, egalite, fraternite yang berkembang ke seluruh eropa.
Pengaruh pemikiran dari Renaissance juga.

Jadi nasionalisme di Indonesia dimulai dengan muncul nya benih-benih


nasionalisme sejak abad ke-19 dan abad ke-20 yang menurut Sartono Kartodirjo
(1967) sepak terjang Kartini masuk pada fase paling awal pembentukan nasionalisme
Indonesia. Terbentuknya organisasi-organisasi kebangsaan yang menandai
bangkitnya kesadaran sebagai bangsa Indonesia.

Tujuan Nasionalisme adalah sebagai berikut:


1. Mempertahankan masyarakat nasional
2. Menghilangkan tuntutan yang berlebihan (ekstrimisme) dari warga Negara.
Adapun faktor yang mendorong munculnya Nasionalisme di Indonesia adalah faktor
internal dan eksternal.
Faktor Internal:

1. Adanya penderitaan dan kesengsaraan yang dialami oleh seluruh rakyat.


2. Adanya keinginan ingin melepaskan diri dari imperialism.
3. Timbulnya kembali golongan pertengahan.
Faktor eksternal:

1. Pergerakan bangsa terjajah di Asia.


2. Faham – faham modern dari Eropa (liberalisme, humanisme, nasionalisme
dan komunikasi).
3. Gerakan pan – islamisme
Adapun Fase Nasionalisme sebagai berikut:

1. Gerakan kebangkitan nasionalisme Indonesia dalam dinamika sejarah diawali


oleh Boedi Oetomo di tahun 1908.
2. Kebangkitan nasionalisme tahun 1928, yakni 20 tahun pasca kebangkitan
nasional, di mana kesadaran untuk menyatukan Negara, bangsa dan bahasa ke
dalam satu Negara.
3. Masa revolusi fisik kemerdekaan.
4. Perkembangan nasionalisme tahun 1966 yang menandai tatanan baru dalam
kepemerintahan Indonesia. Selama 20 tahun pasca kemerdekaan, terjadi huru
– hara pemberontakan Gestapu dan eksesnya.
5. Perkembangan nasionalisme masa reformasi. Nasionalisme tidak selesai
sebatas masa pemerintahan soeharto, melainkan terus bergulir ketika
reformasi menjadi sumber inspirasi perjuangan bangsa meskipun melalui
perjalanan sejarah yang cukup panjang.
2.3 Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa
Setiap bangsa memiliki identitasnya masing – masing. Karakter bangsa dapat
di artikan watak khas bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lain. Identitas bangsa Indonesia adalah pancasila itu sendiri, sehingga dapat
pula dikatakan bahwa pancasila adalah karakter bangsa. Nilai – nilai tersebut bersifat
esoterik (substansial), ketika terjadi proses komunikasi, relasi dan interaksi dengan
bangsa – bangsa lain realitas eksoterik juga mengalami perkembangan.

Identitas nasional Indonesia bersifat beranekaragam baik menyangkut sosiokultural


ataupun religiusitas.

- Identitas fundamental/ideal yaitu pancasila yang merupakan falsafah


bangsa.
- Identitas instrumental yaitu identitas sebagai alat untuk mencapai cita –
cita Indonesia. Alatnya berupa UUD 1945, lambang Negara, bahasa
Indonesia, dan lagu kebangsaan.
- Identitas religiusitas yaitu Indonesia yang pluralistic (beragam) dalam
agama dan kepercayaan.
- Identitas sosiokultural yaitu Indonesia yang memiliki keberagaman suku
dan budaya.
- Identitas alamiah yaitu Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar
Asia tenggara.
2.4 Islam dan Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap politik masyarakat yang mempunyai
kesamaan wilayah, budaya, bahasa, idiologi, cita-cita dan tujuan, Kemudian
mengkristal menjadi paham kebangsaan. Paham ini berkembang lalu mempengaruhi
politik kekuasaan dunia dan berdampak luas bagi negara-negara bangsa. Ketika
nasionalisme masuk di dunia Islam, mereka sudah memiliki nilai-nilai universal yang
dianut masyarakat muslim sebagai unsur pemersatu.Umat Islam senyikapi
nasionalisme ini beragam, ada yang menerima, ada yang apriori, dan ada yang
menolak. Sebagian umat Islam berpendapat bahwa nasionalisme murni adalah
nasionalisme Eropa yang sekuler. Hanya ini yang dapat dijadikan energi perubahan
sosial politik di dunia Islam. Sebagian lain berpendapat bahwa nasionalisme ala
Eropa adalah sekuler,mengabaikan agama, yang menyebabkan lemahnya dunia Islam.
Islam tidak kompatibel dengan nasionalisme, karena secara ideologis saling
berlawanan. Ia bersifat nasional-lokal, sedangkan Islam bersifat universal. Sebagian
lagi umat Islam bersikap netral, nasionalisme harus memperhatikan kepentingan
seluruh warga bangsa dengan basis ukhuwah Islamiyah. Nasionalisme ini merupakan
bagian integral dari konsep “Pemerintahan Madinah” dan Ini yang disebut
nasionalisme Islam. Paham nasionalisme Islam ini lalu menjadi spirit dan inspirasi
kaum muslimin secara global untuk bangkit dan membebasakan negara-negara Islam
dari kolonialisme negara-negara Eropa. Di beberapa negara Islam, paham
nasionalisme Islam menjadi alat pemersatu sekaligus alat perjuangan untuk merebut
kemerdekaan nasionalisme dikembangkan untuk mempersatukan semua elemen yang
ada pada suatu bangsa yang didasarkan pada rasa cinta terhadap tanah air,
bangsa,negara,idiologi dan politik. Ia merupakan suatu sikap politik dan sosial dari
masyarakat yang mempunyai kesamaan budaya, bahasa, wilayah, serta kesamaan
cita-cita dan tujuan. Paham nasionalisme lahir di Eropa sekitar abad ke-15 M.,
kemudian berkembang ke Timur (Asia dan Afrika) pada abad ke-20 M.
Berkembangnya paham nasionalisme ini dapat mempengaruhi wajah dunia
dari sisi politik kekuasaan, dan memiliki dampak yang luas bagi negara-negara
bangsa, baik di dunia Barat maupun di dunia Timur. Jauh sebelum paham
nasionalisme masuk dan mempengaruhi dunia Timur, di sana sudah ada nilai-nilai
Islam yang universal,yang berlaku dan dianut oleh masyarakat muslim serta menjadi
unsur pemersatu di antara mereka. Nilai-nilai Islam telah mempengaruhi dan
membentuk kaum muslimin merasa senasib sepenanggungan dan memiliki kedekatan
emosional dalam persaudaraan dengan mengabaikan perbedaan suku bangsa dan
keturunan. Bagi kaum muslimin, kehadiran paham nasionalisme ini bersentuhan
langsung dengan nilainilai Islam yang telah lebih lama berada di tengah-tengah
mereka. Umat Islam senyikapi nasionalisme ini beragam, ada yang menerima,ada
yang apriori, dan ada yang menolak.

Sebagian umat Islam berpendapat bahwa nasionalisme yang sesungguhnya


adalah nasionalisme Eropa yang sekuler. Hanya nasionalisme ini yang dapat
dijadikan energi untuk melakukan perubahan sosial dan politik di dunia Islam.
Sebagian lain berpendapat bahwa paham nasionalisme sekuler yang hanya didasarkan
pada etnisitas, kultur, bahasa dan wilayah, akan mengabaikan agama sebagai sebuah
ikatan sosial. Nasionalisme seperti ini yang menyebabkan lemahnya dunia Islam
dalam menggalang kesatuan dan kekuatan. Menurut mereka Islam tidak kompatibel
dengan nasionalisme, karena keduanya saling berlawanan secara ideologis.
Nasionalismeini hanya bersifat nasional-lokal, sedangkan Islam mempunyai tujuan
kesatuan universal. Spirit nasionalisme sekuler yang menghendaki pemisahan tegas
antara agama dan politik bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Di samping itu
ada pemikir muslim yang bersikap netral, tidak menerima atau menolak begitu saja
paham nasionalisme sekuler.Bagi mereka, nasionalisme harus memperhatikan
kepentingan seluruh warga bangsa dengan basis ukhuwah 10 Islamiyah.
Nasionalisme yang demikian ini merupakan bagian integral dari konsep
“Pemerintahan Madinah” yang dibangun oleh RasulullahSaw bersama para
sahabatnya. Inilah yang disebut nasionalisme Islam.Paham nasionalisme Islam ini
lalu menjadi inspirasi kaum muslimin secara global untuk bangkit dari
keterpurukannya di segala segi kehidupan, terutama pembebasan diri dari
kolonialisme negara-negara Barat atas dunia Islam.
2.5 Globalisasi dan Tantangan Identitas Nasional
Globalisasi dan Tantangan Indentitas Nasional Globalisasi adalah suatu
perubahan sosial dalam bentuk semakin bertambahnya keterkaitan antara masyarakat
dengan faktor-faktor yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi
modern. Adapun ada beberapa dampak positif dan negatif dari globalisasi.

- Dampak positif dari globalisasi yaitu:


A. ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang.

B. pertumbuhan ekonomi meningkat


C. kesejahteraan taraf hidup masyarakat semakin maju.

- Dampak negatif dari globalisasi yaitu:

A. adanya sikap individualisme yang mendominasi

B. adanya sifat konsumtif yang berlebihan

C. hilangnya rasa cinta terhadap produk lokal di dalam negeri.

D. bergaya ala kebarat-baratan.

Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan globalisasi yang didorong oleh


teknologi informasi komunikasi sedang memerankan sebuah revolusi sosial yang
merasuki semua sudut kehidupan. masyarakat menilai globalisasi telah mendorong
terciptanya kecepatan, efisiensi, efektivitas yang bermuara pada kepraktisan dalam
segala hal. tidak hanya dalam makanan, budaya asing yang mengglobal juga
menawarkan kepraktisan dalam berpakaian dengan cukup mengenakan kemeja, kaos,
celana, dan rok. sebaliknya budaya lokal dinilai terlalu rumit. Maftuh (2008)
menyatakan bahwa pada saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi berbagai
tantangan terhadap penerapan dan implementasi nilai-nilai pancasila. Padahal
Pancasila merupakan nilai dan ideologi dasar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi masyarakat Indonesia.
Tantangan tersebut di antaranya:

1. pengamalan nilai Pancasila yang masih belum dilaksanakan dengan maksimal oleh
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut Maftuh menyatakan bahwa
implementasi pengamalan nilai-nilai Pancasila hanya sebatas simbolis saja.

2. kehidupan masyarakat indonesia,pada khususnya anak muda banyak dipengaruhi


oleh budaya dan nilai-nilai dari luar. Pada akhirnya hal ini berakibat pada perubahan
sikap dan perilaku yang tidak selaras dengan nilai-nilai budaya lokal.

3. selain perubahan sikap dan budaya berkaitan dengan pergeseran nilai lokal, nilai-
nilai nasionalime juga mengalami penurunan, terutama di kalangan generasi muda.

4. berkembangnya paham keagaamaan yang memandang universalisme lebih penting


dibandingkan dengan negara kebangsaan Indonesia. paham-paham ini juga menolak
paham demokrasi dan biasanya berkembang di kalangan mahasiwa. (5). belum
maksimalnya peranan institusi pendidikan formal dan non formal dalam usaha-usaha
internalisasi nilai-nilai Pancasila, termasuk nilai-nilai nasionalisme kepada bangsa
indonesia (Maftuh, 2008).

Perkembangan transportasi di era globalisasi ini memungkinkan identitas


nasional bersifat dinamis. Seorang individu dapat memperoleh identitas nasionalnya
karena perpindahan penduduk antar bangsa atau imigrasi, dan proses naturalisasi.
Identitas nasional menjadi pembeda antara menjadi warga negara satu dengan warga
negara lainnya. Identitas nasional merupakan salah satu bagian dari identitas sosial
yang menjadi ciri dan keanggotaan seorang individu dalam kelompok masyarakat
yang berbangsa, sehingga memiliki keterikatan yang kuat dengan tanah air mereka.
bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kesopanan, saling menghormati dan suka bergotong-royong. Hal tersebut tentu saja
menjadi kekuatan tersendiri bagi Indonesia sebagai bangsa yang memiliki keragaman
suku, etnis, agama, dan berbagai kategori kelompok budaya lainnya.
Beberapa tantangan globalisasi terhadap identitas nasional:

1. Globalisasi diikuti dengan lalu lintas arus barang dan jasa lintas negara, lintas
benua. Masing-masing negara berusaha meningkatkan jumlah produksi dalam
negerinya. Hal ini dilakukan bukan saja untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri
saja, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dari negara- negara sekitar. Tentu
semakin tingginya kapasitas produksi membutuhkan semakin banyak tenaga kerja
yang mampu mendedikasikan tenaga dan waktunya pada sektor-sektor industri dan
jasa ini

2.Semakin tingginya intensitas pekerjaan pada masyarakat perkotaan berpengaruh


terhadap semakin minimnya waktu yang dapat mereka gunakan untuk menjalankan
peran pendidikan dan penanaman nilai-nilai kehidupan sehari-hari.

3. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang telah memberikan


kemudahan pada berbagai aspek kehidupan manusia baik profesional ataupun
personal. Sehingga pada akhirnya hal ini membawa perubahan pada aktivitas dan
kegiatan masyarakat.

4. Gadget yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di
era global telah memberi peluang pergesaran nilai dan budaya, gadget telah menjadi
media pembawa dan penyebar pesan-pesan globalisasi serta budaya global. Hal ini
berdampak pada bergesernya nilai-nilai dan norma-norma kesopanan, di masyarakat
termasuk dalma trend berbusana. Selain itu juga terdapat pergesera nilai dari
semangat gotong royong dan musyawarah menjadi nilai Individualis, dan ego
matrealis.
5. Kebutuhan untuk membentuk suatu komunitas berdasarkan kesamaan tujuan dan
cita-cita bersama, membuat negara-negara membangun koordinasi dan kerjasama
regional dalam rangka memajukan perekonomian global. Hal ini, bagi bangsa
Indonesia merupakan tantangan tersendiri, karena artinya kesempatan bagi produk,
barang dan jasa serta tenaga kerja dari luar negeri akan semakin banyak masuk ke
Indonesia.
3.1 Kesimpulan

Identitas nasional pada hakekatnya merupaka manifestasi nilai-nilai budaya


yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri
khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tersebut maka suatu bangsa berbeda dengan
bangsa lain dalam kehidupannya.
Identitas nasional merupakan manifestasi nilai – nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang sebelum masuknya agama – agama besar di bumi nusantara ini
dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang kemudian dihimpun
dalam satu kesatuan indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan
Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Dapat dikatakan bahwa hakikat identitas
nasional kita sebagai bangsa didalam hidup dan kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai
penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya, dalam pembukaan UUD kita,
sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai – nilai etik, moral, tradisi, bahasa,
mitos, ideologi yang secara normatif diterapkan didalam pergaulan, baik nasional
maupun internasional.
DAFTAR PUSTAKA

Zainul Ittihad Amin. Pendidikan Kewarganegaraan. Penerbit Universitas Terbuka

Dr. I Putu Ari Astawa, S.Pt,MP Universitas Udaya 2007.

Dwi Sulisworo, Tri Wahyuningsih, Dikdik Baehaqi Arif Universitas Ahmad Dahlan.

Hendrizal. 2020. Kajian Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Padang: LPPM


Universitas Bung Hatta.

Nurwardani, Paristiyanti, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan


Tinggi. Jakarta: Ristekdikti.

Rini Nijmil Firdausiyah. Identitas Nasional.


(https://elearning.ikipjember.ac.id/claroline/work/user_work.php?
cmd=exDownload&authId=354
7&assigId=11&workId=654&cidReset=true&cidReq=007002C_003)

Syifa Syarifah A. & Ade Kusuma, Globalisasi Sebagai Tantangan Identitas Nasional
bagi Mahasiswa. (https://core.ac.uk)

Antonsich, Marco, 2009. National Identities In The Age Of Globalisation: The Case
Of Western Europe, National Identities, 11:3, 281-299, DOI:
10.1080/14608940903081085

Castells, M., 1997. Information Age, Economy, Society And Culture. The Power Of
Identity. Oxford: Blackwell. Fookes, Ian., Lochhead, Gareth., and Tsujitani, Makoto,
2006. The Nara

International Discussion on Globalization, Local Identity and Ekistics. Ekistics, jan-


des, 73, 436-441, proquest research library pg 319 Keller, Suzanne, 2006.
Globalization and Local

Identity. Ekistic; Jan-Dec 2006; 73, 436-441; ProQuest Research Library pg.41
Maftuh, Bunyamin. 2008. Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dan Nasionalisme
Melalui Pedidikan Kewarganegaraan. Educationist Vol. II No.2 Juli 2008

Dr. Drs. Ismail, M.Si & Dra. Sri Hartati, M.Si, Pendidikan Kewarganegaraan Konsep
Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Indonesia. (http://eprints.ipdn.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai