IDENTITAS NASIONAL
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada
Disusun oleh:
Kelompok 1:
Fakultas Syari’ah
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini memuat pembahasan mengenai “Identitas Nasional”.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam
menambah wawasan mengenai “Identitas Nasional” secara lebih dalam. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, baik yang
berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik penulisan. Oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Istilah Identitas Nasional ................................................................ 2
B. Faktor Pembentuk Identitas Nasional ............................................. 3
C. Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional ................... 5
D. Pemberdayaan Identitas Nasional ................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bersama, globalisasi telah menjadi suatu hal
yang lumrah dan telah merebak ke berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Arus
globalisasi yang begitu masif memunculkan fenomena baru pada kultur masyarakat
khususnya generasi muda Indonesia, dimana kebanyakan dari mereka lebih suka
mengikuti gaya hidup yang dimiliki oleh masyarakat di negara-negara yang kini
mendominasi tren dunia (Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dll.) yang tentunya
memiliki prinsip-prinsip moral yang berbeda bahkan melenceng dari prinsip-prinsip
yang ada pada pedoman dan kepribadian hidup bangsa, yakni Pancasila.
Walaupun masih dapat kita temui beberapa kalangan yang terus berusaha
untuk mempertahankan kebudayaan dan gaya hidup yang mencerminkan Pancasila,
namun melihat perkembangan pesat dari fenomena yang telah dipaparkan
sebelumnya, muncul kekhawatiran akan hilangnya identitas bangsa pada setiap
individu di generasi mendatang. Oleh karena itu, Identitas Nasional penting untuk
dikenal dan dipahami oleh setiap lapisan masyarakat agar kepribadian dan
kebudayaan bangsa kita tidak terkikis oleh pengaruh dari kebudayaan-kebudayaan
yang dibawa oleh bangsa lain.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah identitas nasional (national identity) secara bahasa berasal dari kata
identitas dan nasional1. Identitas (identity) secera harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda
atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan
yang lain. Sedangkan kata nasional (national) merupakan identitas yang melekat pada
kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik
fisik (budaya, agama, dan bahasa) maupun non fisik (keinginan, cita-cita, dan tujuan).
Secara terminologis, identitas nasional pada hakikatnya adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan
bangsa lain2.
Identitas suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri bangsa tersebut
atau lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa. Pengertian istilah
kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan identitas atau totalitas dari
faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku
individu. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai
persamaan nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan waktu atau
karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami wilayah tertentu3.
Istilah identitas nasional atau identitas bangsa melahirkan tindakan kelompok
(collective action yang diberi atribut nasional) yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk
organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional4.
Adapun beberapa hal yang merupakan bentuk identitas nasional bangsa
Indonesia, diantaranya adalah5:
a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan.
b. Sang Merah Putih sebagai bendera negara.
c. Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia.
d. Garuda Pancasila sebagai lambang negara.
e. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
1
Dwi Sulisworo, Tri Wahyuningsih, dan Dikdik Baehaqi Arif Identitas Nasional (t. tp: t.p., 2012), 4.
2
Ibid., 6.
3
Hendrizal, “Mengulas Identitas Nasional Bangsa Indonesia Terkini,” Jurnal PPKn & Hukum, no. 1(2020): 1
4
Sulisworo, Identitas Nasional, 4.
5
Ibid., 18.
2
f. Pancasila sebagai dasar falsafah negara.
g. UUD 1945 sebagai konstitusi (hukum dasar) negara.
Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta
keunikan tersendiri yang ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran
identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor pembentuk identitas nasional bangsa
Indonesia adalah7:
1. Faktor objektif
Faktor objektif meliputi faktor geografis dan demografis, kondisi geografis
ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim
tropis dan terletak dipersimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia di Asia
Tenggara, ikut memengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis,
sosial dan kultural bangsa.
2. Faktor subjektif
Faktor subjektif meliputi faktor historis, sosial, politik dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor
yang ada didalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan
proses pembentukan masyarakat, bangsa, negara dan identitas bangsa Indonesia.
6
Ibid., 17-18.
7
Heri Herdianto dan Fokky Fuad Wasitaatmadja Kewarganegaraan dan Masyarakat Madani (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2019), 113.
3
Menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castell dalam
bukunya, The Power of Identity, mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasional suatu bangsa sebagaimana hasil interaksi antara empat faktor penting, yaitu8:
a. Faktor primer
Faktor ini mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama dan sejenisnya. Bagi
bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam etnis, bahasa, agama dan
wilayah, unsur-unsur yang beraneka ragam tersebut masing-masing memiliki ciri
khas tersendiri dan menyatukan diri dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keanekaragaman masing-
masing unsur, dan hal inilah yang dikenal dengan Bhinneka Tunggal Ika.
b. Faktor pendorong
Faktor ini terdiri dari pembangunan, komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara.
Dalam hal ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan
negara dan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat
dinamis, dan ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi suatu bangsa dalam
membangun dan menjaga kesatuannya.
c. Faktor penarik
Faktor ini mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa
Indonesia, modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi telah diaplikasikan
melalui PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) yang terus
disempurnakan seiring berjalannya waktu. Pertumbuhan birokrasi juga telah
nampak pada struktur kepengurusan yang ada dalam organisasi pemerintahan.
Pemantapan sistem pendidikan nasional juga dapat kita lihat dari perubahan
kurikulum pendidikan Indonesia yang kerap kali dimodifikasi mengikuti
perkembangan zaman.
d. Faktor reaktif
Faktor ini meliputi penindasan, dominasi dan pencarian identitas alternatif
melalui memori kolektif rakyat. Fakta bahwa bangsa Indonesia pernah dikuasai
oleh bangsa lain selama hampir tiga setengah abad, sangat dominan dalam
mewujudkan faktor reaktif melalui memori rakyat Indonesia. Penderitaan dan
8
Ibid., 114.
4
kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan
merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat.
Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat dijadikan
identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
9
Susanto, “Pancasila Sebagai Identitas dan Nilai Luhur Bangsa: Analisis Tentang Peran Pancasila Sebagai
Modal Sosial Berbangsa dan Bernegara,” Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, no. 1(2016): 45
10
Ibid., 46.
5
rangkaian nilai-nilai luhur tersebut berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk
menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam
masyarakat serta alam sekitarnya 11.
Pada perkembangan masyarakat secara kultural, masyarakat lebih cenderung
menggunakan Pancasila sebagai dasar pembentukan dan pelaksanaan setiap kegiatan
yang mereka lakukan. Peran Pancasila dalam hal ini sebenarnya adalah untuk
menciptakan masyarakat “kerakyatan”, artinya masyarakat Indonesia sebagai warga
negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan dan hak yang sama. Dalam
menggunakan hak-haknya masyarakat diharapkan selalu memperhatikan dan
mempertimbangkan kepentingan negara dan masyarakat. Masyarakat dalam
kedudukan, hak serta kewajiban harus seimbang dan tidak memihak ataupun
memaksakan kehendak kepada orang lain. Dalam pokok-pokok kerakyatan,
masyarakat dituntut untuk saling menghargai dan hidup bersama dalam lingkungan
yang saling membaur dan bisa membentuk sebuah kepercayaan sebagai modal untuk
membangun bangsa yang berjiwa besar dan bermoral sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi Pancasila12.
11
Ibid.
12
Ibid.
6
Revitalisasi atau pemulihan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ini
dapat ditempuh melalui upaya pelestarian pendidikan kewarganegaraan mulai dari
keluarga, masyarakat hingga jenjang pendidikan formal tertinggi. Dengan demikian
identitas nasional dapat difahami dan dijaga oleh masyarakat sebagai penerus tradisi
dengan nilai-nilai yang diwariskan dan diajarkan oleh para pendiri negara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identitas nasional pada hakikatnya adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas nasional yang dimiliki Indonesia dapat dibagi menjadi Identitas
Fundamental, Identitas Instrumental dan Identitas Alamiah.
7
DAFTAR PUSTAKA
Hendrizal. “Mengulas Identitas Nasional Bangsa Indonesia Terkini,” Jurnal PPKn & Hukum,
no. 1(2020): 1-21
Herdianto, Heri dan Fokky Fuad Wasitaatmadja Kewarganegaraan dan Masyarakat Madani.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2019.
Sulisworo, Dwi, Tri Wahyuningsih, dan Dikdik Baehaqi Arif Identitas Nasional. t. tp: t.p.,
2012.
Susanto. “Pancasila Sebagai Identitas dan Nilai Luhur Bangsa: Analisis Tentang Peran
Pancasila Sebagai Modal Sosial Berbangsa dan Bernegara,” Jurnal Ilmiah Ilmu
Pemerintahan, no. 1(2016): 44-52