Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada

mata kuliah ”KEWARGANEGARAAN”.

Dosen pengampu: Prayudi Rahmatullah, M.HI

Disusun oleh:

Kelompok 1:

1. Syahrul Mubarok (200204110069)


2. M. Maulana Iqbal F. A. (200204110074)
3. Izza Nurfadillah (200204110084)

Program Studi Ilmu Alqur’an dan Tafsir

Fakultas Syari’ah

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini memuat pembahasan mengenai “Identitas Nasional”.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam
menambah wawasan mengenai “Identitas Nasional” secara lebih dalam. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, baik yang
berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik penulisan. Oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Semoga pembahasan yang ada dalam makalah ini dapat menambah


khazanah ilmu pengetahuan para pembaca. Bila terdapat kesalahan, kami selaku
para penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Malang, 3 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Istilah Identitas Nasional ................................................................ 2
B. Faktor Pembentuk Identitas Nasional ............................................. 3
C. Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional ................... 5
D. Pemberdayaan Identitas Nasional ................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti yang telah kita ketahui bersama, globalisasi telah menjadi suatu hal
yang lumrah dan telah merebak ke berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia. Arus
globalisasi yang begitu masif memunculkan fenomena baru pada kultur masyarakat
khususnya generasi muda Indonesia, dimana kebanyakan dari mereka lebih suka
mengikuti gaya hidup yang dimiliki oleh masyarakat di negara-negara yang kini
mendominasi tren dunia (Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dll.) yang tentunya
memiliki prinsip-prinsip moral yang berbeda bahkan melenceng dari prinsip-prinsip
yang ada pada pedoman dan kepribadian hidup bangsa, yakni Pancasila.
Walaupun masih dapat kita temui beberapa kalangan yang terus berusaha
untuk mempertahankan kebudayaan dan gaya hidup yang mencerminkan Pancasila,
namun melihat perkembangan pesat dari fenomena yang telah dipaparkan
sebelumnya, muncul kekhawatiran akan hilangnya identitas bangsa pada setiap
individu di generasi mendatang. Oleh karena itu, Identitas Nasional penting untuk
dikenal dan dipahami oleh setiap lapisan masyarakat agar kepribadian dan
kebudayaan bangsa kita tidak terkikis oleh pengaruh dari kebudayaan-kebudayaan
yang dibawa oleh bangsa lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?


2. Apa saja faktor-faktor pembentuk identitas nasional?
3. Bagaimana peran Pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional?
4. Bagaimana upaya pemberdayaan identitas nasional?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan pengertian istilah identitas nasional.


2. Menyebutkan faktor-faktor pembentuk identitas nasional.
3. Menjelaskan peran Pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional.
4. Menjelaskan upaya pemberdayaan identitas nasional.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Istilah Identitas Nasional

Istilah identitas nasional (national identity) secara bahasa berasal dari kata
identitas dan nasional1. Identitas (identity) secera harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda
atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan
yang lain. Sedangkan kata nasional (national) merupakan identitas yang melekat pada
kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik
fisik (budaya, agama, dan bahasa) maupun non fisik (keinginan, cita-cita, dan tujuan).
Secara terminologis, identitas nasional pada hakikatnya adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan
bangsa lain2.
Identitas suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri bangsa tersebut
atau lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa. Pengertian istilah
kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan identitas atau totalitas dari
faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku
individu. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai
persamaan nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan waktu atau
karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami wilayah tertentu3.
Istilah identitas nasional atau identitas bangsa melahirkan tindakan kelompok
(collective action yang diberi atribut nasional) yang diwujudkan dalam bentuk-bentuk
organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional4.
Adapun beberapa hal yang merupakan bentuk identitas nasional bangsa
Indonesia, diantaranya adalah5:
a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan.
b. Sang Merah Putih sebagai bendera negara.
c. Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia.
d. Garuda Pancasila sebagai lambang negara.
e. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
1
Dwi Sulisworo, Tri Wahyuningsih, dan Dikdik Baehaqi Arif Identitas Nasional (t. tp: t.p., 2012), 4.
2
Ibid., 6.
3
Hendrizal, “Mengulas Identitas Nasional Bangsa Indonesia Terkini,” Jurnal PPKn & Hukum, no. 1(2020): 1
4
Sulisworo, Identitas Nasional, 4.
5
Ibid., 18.

2
f. Pancasila sebagai dasar falsafah negara.
g. UUD 1945 sebagai konstitusi (hukum dasar) negara.

Identitas nasional Indonesia bersifat pluralistik (beraneka ragam) yang dapat


dibagi kedalam beberapa jenis yaitu 6:
1. Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan falsafah bangsa,
dasar negara,dan ldeologi negara.
2. Identitas Instrumental, yang meliputi UUD 1945 dan tata pcrundangannya,
Bahasa Indonesia, Lambang Ncgara, Bendera Negara, serta Lagu
Kebangsaan "Indonesia Raya".
3. Identitas Alamiah yaitu Indonesia yang berupa negara kepulauan dan
pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan yang
ada di Indonesia.

B. Faktor Pembentuk Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas, serta
keunikan tersendiri yang ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran
identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor pembentuk identitas nasional bangsa
Indonesia adalah7:
1. Faktor objektif
Faktor objektif meliputi faktor geografis dan demografis, kondisi geografis
ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim
tropis dan terletak dipersimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia di Asia
Tenggara, ikut memengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis,
sosial dan kultural bangsa.
2. Faktor subjektif
Faktor subjektif meliputi faktor historis, sosial, politik dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor
yang ada didalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan
proses pembentukan masyarakat, bangsa, negara dan identitas bangsa Indonesia.

6
Ibid., 17-18.
7
Heri Herdianto dan Fokky Fuad Wasitaatmadja Kewarganegaraan dan Masyarakat Madani (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2019), 113.

3
Menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castell dalam
bukunya, The Power of Identity, mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasional suatu bangsa sebagaimana hasil interaksi antara empat faktor penting, yaitu8:
a. Faktor primer
Faktor ini mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama dan sejenisnya. Bagi
bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam etnis, bahasa, agama dan
wilayah, unsur-unsur yang beraneka ragam tersebut masing-masing memiliki ciri
khas tersendiri dan menyatukan diri dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keanekaragaman masing-
masing unsur, dan hal inilah yang dikenal dengan Bhinneka Tunggal Ika.
b. Faktor pendorong
Faktor ini terdiri dari pembangunan, komunikasi dan teknologi, lahirnya
angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara.
Dalam hal ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan
negara dan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat
dinamis, dan ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi suatu bangsa dalam
membangun dan menjaga kesatuannya.
c. Faktor penarik
Faktor ini mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa
Indonesia, modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi telah diaplikasikan
melalui PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) yang terus
disempurnakan seiring berjalannya waktu. Pertumbuhan birokrasi juga telah
nampak pada struktur kepengurusan yang ada dalam organisasi pemerintahan.
Pemantapan sistem pendidikan nasional juga dapat kita lihat dari perubahan
kurikulum pendidikan Indonesia yang kerap kali dimodifikasi mengikuti
perkembangan zaman.
d. Faktor reaktif
Faktor ini meliputi penindasan, dominasi dan pencarian identitas alternatif
melalui memori kolektif rakyat. Fakta bahwa bangsa Indonesia pernah dikuasai
oleh bangsa lain selama hampir tiga setengah abad, sangat dominan dalam
mewujudkan faktor reaktif melalui memori rakyat Indonesia. Penderitaan dan

8
Ibid., 114.

4
kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan
merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat.
Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat dijadikan
identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia.

C. Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bagian dari masyarakat internasional,


memiliki sejarah serta prinsip berkehidupan yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Prinsip berkehidupan yang bangsa Indonesia tetapkan sebagai dasar negara
sekaligus kepribadian dan identitasnya adalah Pancasila. Sebagai dasar negara,
Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara yuridis. Seluruh tatanan hidup
bernegara yang bertentangan dengan Pancasila sebagai kaidah yuridis konstitusional
pada dasarnya tidak berlaku dan harus dicabut. Dengan demikian penetapan Pancasila
sebagai dasar falsafah negara menandakan bahwa moral bangsa telah menjadi moral
negara. Hal ini berarti bahwa moral Pancasila telah menjadi sumber tertib negara dan
sumber tertib hukumnya, serta jiwa bagi seluruh kegiatan negara dalam segala bidang
kehidupan9.
Pancasila disebut sebagai identitas bangsa dimana Pancasila mampu
memberikan satu pertanda atau ciri khas yang melekat dalam tubuh masyarakat.
Unsur pembentukan Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri, sejarah Indonesia
membuktikan bahwa nilai luhur bangsa yang tercipta merupakan sebuah kekayaan
yang dimiliki dan tidak bisa tertandingi. Di Indonesia tidak pernah putus-putusnya
orang percaya kepada Tuhan, hal tersebut terbukti dengan adanya tempat peribadatan
yang dianggap suci, kitab suci dari berbagai ajaran agamanya, upacara keagamaan,
pendidikan keagamaan, dan lain-lain yang merupakan perwujudan nilai-nilai luhur
dari Pancasila khususnya sila ke-110.
Bangsa Indonesia yang dikenal ramah tamah, sopan santun, lemah lembut
terhadap sesama tercerminkan dalam Pancasila sila ke-2, hal ini terbukti dengan
adanya pondok-pondok atau padepokan yang dibangun, kerja bakti dan kebudayaan
gotong royong yang ada pada masyarakat mencerminkan kebersamaan dan sifat
manusia yang beradab. Pandangan hidup masyarakat yang terdiri dari kesatuan

9
Susanto, “Pancasila Sebagai Identitas dan Nilai Luhur Bangsa: Analisis Tentang Peran Pancasila Sebagai
Modal Sosial Berbangsa dan Bernegara,” Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, no. 1(2016): 45
10
Ibid., 46.

5
rangkaian nilai-nilai luhur tersebut berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk
menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam
masyarakat serta alam sekitarnya 11.
Pada perkembangan masyarakat secara kultural, masyarakat lebih cenderung
menggunakan Pancasila sebagai dasar pembentukan dan pelaksanaan setiap kegiatan
yang mereka lakukan. Peran Pancasila dalam hal ini sebenarnya adalah untuk
menciptakan masyarakat “kerakyatan”, artinya masyarakat Indonesia sebagai warga
negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan dan hak yang sama. Dalam
menggunakan hak-haknya masyarakat diharapkan selalu memperhatikan dan
mempertimbangkan kepentingan negara dan masyarakat. Masyarakat dalam
kedudukan, hak serta kewajiban harus seimbang dan tidak memihak ataupun
memaksakan kehendak kepada orang lain. Dalam pokok-pokok kerakyatan,
masyarakat dituntut untuk saling menghargai dan hidup bersama dalam lingkungan
yang saling membaur dan bisa membentuk sebuah kepercayaan sebagai modal untuk
membangun bangsa yang berjiwa besar dan bermoral sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam ideologi Pancasila12.

D. Pemberdayaan Identitas Nasional


Upaya pemberdayaan identitas nasional perlu ditempuh melalui revitalisasi
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yang mengandung dimensi berikut:
1. Realitas
Arti nilai-nilai yang dikandung Pancasila bersifat objektif yang dapat tumbuh dan
berkembang ditengah-tengah masyarakat.
2. Idealitas
Arti idealitas yang dikandung Pancasila bukan sekedar utopis tanpa makna tetapi
sebuah kata kerja untuk membangkitkan gairah dan optimisme dalam menjalani
masa depan.
3. Fleksibilitas
Pancasila terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan sehingga Pancasila tetap aktual, relevan serta fungsional dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang ber-‘Bhinneka Tunggal Ika’.

11
Ibid.
12
Ibid.

6
Revitalisasi atau pemulihan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila ini
dapat ditempuh melalui upaya pelestarian pendidikan kewarganegaraan mulai dari
keluarga, masyarakat hingga jenjang pendidikan formal tertinggi. Dengan demikian
identitas nasional dapat difahami dan dijaga oleh masyarakat sebagai penerus tradisi
dengan nilai-nilai yang diwariskan dan diajarkan oleh para pendiri negara.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Identitas nasional pada hakikatnya adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas nasional yang dimiliki Indonesia dapat dibagi menjadi Identitas
Fundamental, Identitas Instrumental dan Identitas Alamiah.

Terdapat dua faktor pembentuk identitas nasional bangsa Indonesia, yakni


faktor objektif dan faktor subjektif. Namun, ada juga faktor lain yang dapat memicu
munculnya identitas nasional suatu bangsa, antara lain: faktor primer, faktor
pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif.

Salah satu peran pancasila sebagai identitas nasional bangsa Indonesia


terdapat pada fungsinya sebagai dasar falsafah negara yang mengikat secara yuridis.
Selain itu unsur pembentuk pancasila juga berasal dari kepribadian masyarakat
Indonesia sendiri yang memiliki nilai-nilai luhur yang tinggi.

Pemberdayaan Identitas Nasional dapat dilakukan dengan menerapkan


revitalisasi atau pemulihan nilai-nilai Pancasila melalui pelestarian pendidikan
kewarganegaraan di level keluarga, masyarakat, hingga pendidikan formal tertinggi.
Dengan demikian identitas nasional dapat difahami dan dijaga secara turun-temurun
oleh generasi yang akan datang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hendrizal. “Mengulas Identitas Nasional Bangsa Indonesia Terkini,” Jurnal PPKn & Hukum,
no. 1(2020): 1-21
Herdianto, Heri dan Fokky Fuad Wasitaatmadja Kewarganegaraan dan Masyarakat Madani.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2019.
Sulisworo, Dwi, Tri Wahyuningsih, dan Dikdik Baehaqi Arif Identitas Nasional. t. tp: t.p.,
2012.
Susanto. “Pancasila Sebagai Identitas dan Nilai Luhur Bangsa: Analisis Tentang Peran
Pancasila Sebagai Modal Sosial Berbangsa dan Bernegara,” Jurnal Ilmiah Ilmu
Pemerintahan, no. 1(2016): 44-52

Anda mungkin juga menyukai