Disusun Oleh:
Kelas:
Kimia 1 - B
JURUSAN KIMIA
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia yang diberikan kami dapat menyelesaikan makalah Pengertian, Parameter,
dan Faktor Pembentuk Identitas Negara. Adapun makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah PPKn pada semester satu Program Studi Kimia,
Universitas Islam Negeri Bandung tahun ajaran 2017/2018.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan banyak sekali do’a,
bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
yang baik ini kami menghaturkan ucapan syukur dan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah senantiasa member karunia kepada setiap makhluk-
Nya,
2. Orang tua kami, selaku motivator yang memberikan dukungan moril dan
materi dalam penulisan laporan proyek ini,
3. Bapak Elan Karlana, M.Si. selaku dosen yang selalu membimbing.
4. Teman seperjuangan Kimia B yang selalu memberikan motivasi dan
masukan dalam penulisan laporan ini, serta
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini yang
tidak dapat kami ucapkan satu per satu.
Semoga Allah SWT memberkati dan membalas semua kebaikan yang telah
dilakukan. Kami menyadari masih banyak yang dapat dikembangkan pada
makalah ini. Oleh karena itu kami menerima setiap masukan dan kritik yang
membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan bagi
siapa saja yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………..2
2.1 Pengertian Identitas Nasional ……………………………………………..2
2.2 Parameter Identitas Nasional ……………………………………………..4
2.3 Faktor Pembentuk Identitas Nasional ……………………………………..5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?
2. Apa saja parameter dari sebuah identitas nasional ?
3. Apa saja factor pembentuk identitas nasional ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dan kegunaan dari pembuatan makalah ini adalah selain
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah PPKn, penulis
juga dapat memberikan suatu kontribusi mengenai materi Identitas Nasional dan
dapat memberikan sebuah dorongan untuk lebih memahami makna Identitas
Nasional dalam era globalisasi ini, khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi
kawan – kawan yang membaca makalah ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Identitas adalah ungkapan nilai – nilai budaya suatu
bangsa yang bersifat khas dan membedakannya dengan bangsa
yang lain. Sifat Identitas Nasional yang relatif dan konstektual
mengharuskan setiap bangsa untuk selalu kritis terhadap
identitas nasional nya untuk selalu menyegarkan pemahaman
dan pemaknaan terhadap jati dirinya.
Identitas Kesukubangsaan merujuk pada bangsa dalam
pengertian kebudayaan atau sosiologis – antropologis, yang
disatukan oleh adanya kesamaan ras, suku, agama, adat –
istiadat, keturunan (darah), dan daerah asal. Identitas
kesukubangsaan bersifat askriptif (sudah ada sejak lahir),
alamiah (bawaan), primer, dan etnik. Identitas ini disebut juga
identitas primordial yang pada umumnya sangat kuat karena
memiliki ikatan emosional dan solidaritas erat.
Identitas Kebangsaan merujuk pada bangsa dalam
pengertian politik, yaitu bangsa – negara. Dalam satu negara ada
yang memiliki satu bangsa (homogen), adapula yang memiliki
banyak bangsa (heterogen). Maka negara perlu menciptakan
identitas nasional yang merupakan kesepakatan dari banyak
bangsa didalamnya. Identitas Nasional dapat berasal dari
identitas satu bangsa yang kemudian disepakati oleh bangsa –
bangsa lainnya yang ada dalam negara itu, ataupun juga dari
identitas beberapa bangsa yang ada kemudian disepakati untuk
dijadikan identitas bersama sebagai identitasi bangsa – negara.
3
7. Hukum dasar Negara yaitu Uud 1945
8. Bentuk Negara yaitu NKRI dan Bentuk Pemerintahan yaitu Republik
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Beragam Kebudayaan daerah
2. Lambang - Lambang
Lambang – lambang yang merupakan ciri dari bangsa dan secara
simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi bangsa. Lambang – lambang
negara ini biasanya dinyatakan dalam undang - undang, misalnya Garuda
Pancasila, bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan.
4
berasal dari alat perlengkapan ini seperti bangunan yang merupakan
tempat ibadah (Borobudur, Prambanan, Masjid, Gereja), peralatan manusia
(pakaian adat, teknologi bercocok tanam), dan teknologi (kapal laut,
pesawat terbang dan lain - lain).
1. Faktor Sejarah
Bangsa Indonesia mengalami kehidupan dalam beberapa situasi
dan kondisi sosial yang berbeda sesuai dengan perubahan jaman. Bangsa
Indonesia secara ekonomis dan politik pernah mencapai era kejayaan di
wilayah Asia Tenggara. Kejayaan dalam bidang ekonomi bangsa Indonesia
pada era pemerintahan Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya, rakyat
mengalami kehidupan ekonomi yang sejahtera, sedangkan dalam bidang
politik memiliki kekuasaan negara hingga seluruh wilayah nusantara yang
meliputi wilayah jajahan Belanda. Namun kejayaan ini mengalami
keruntuhan akibat menghilangnya jiwa kebersamaan ( Persatuan dan
Kesatuan ) diantara bangsa pemerintahan Majapahit dan Sriwijaya. Sistem
pemerintahan kerajaan ini menyebabkan bangsa Indonesia menjadi
semakin lemah untuk mengahadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan dari negara lain yang ingin mencari sumber energi baru bagi
negaranya. Ketidakmampuan bangsa Indonesia ini pada akhirnya
5
menyebabkan bangsa Indonesia jatuh ke negara – negara kolonial
( penjajah ). Dampak langsung dari adanya penjajah ini adalah bangsa
Indonesia mengalami kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan,
perpecahan dan kehilangan sumber daya alam.
Realitas perjalanan bangsa tersebut mendorong bangsa Indonesia
menjadi bangsa pejuang yang pantang menyerah dalam melawan penjajah
untuk meraih dan mempertahankan kembali harga diri, martabatnya
sebagai bangsa. Perjuangan bangsa Indonesia ini tidak terhenti pada
masalah tersebut diatas, melainkan berlanjut pada perjuangan meraih dan
mempertahankan kemerdekaan bangsa dari penjajah.
Perjuangan demi perjuangan bangsa Indonesia diatas pada
akhirnya menjadi suatu nilai yang mengkristal dalam jiwa bangsa
Indonesia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang. Sekaligus
semangat juang yang dimiliki bangsa Indonesia tersebut menjadi
kebanggaan sebagai identitas nasional bagi bangsa Indonesia yang
membedakan dengan bangsa lain di ASEAN dan dunia pada umumnya.
Sejarah telah memberikan identitas nasional bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa pejuang.
2. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan menjadi faktor pembentuk identitas nasional karena
realitas bahwa kebudayaan yang dipelihara dan berkembang didalam
lingkungan setiap suku bangsa digunakan oleh para pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan serta digunakan sebagai
perdoman berpikir, bertindak, dan bersikap sesuai dengan lingkungan yang
dihadapi. Aspek kebudayaan yang menjadi pembentuk identitas nasional
adalah :
Akal budi
Dapat dilihat pada sikap ramah dan santun kepada sesama.
Peradaban
Unsur ini tercermin dari keberadaan dasar negara Pancasila sebagai
nilai – nilai bersama bangsa Indonesia yang majemuk.
Pengetahuan
Unsur pengetahuan merupakan identitas bangsa Indonesia lainnya
karena belum tentu bangsa lain di dunia ini meilikinya, misalnya
6
sebagai bangsa maritim, keandalan bangsa Indonesia adalah dalam
pembuatan kapal Pinisi.
3. Budaya Unggul
Budaya unggul adalah semangat dan kultur kita untuk mencapai
kemajuan dengan cara “kita harus bisa, kita harus berbuat baik, kalau
orang lain bisa, mengapa kita tidak bisa”. Dalam UUD 1945 menyatakan
bahwa bangsa Indonesia berjuang dan mengembangkan dirinya sebagai
bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu, maju, makmur serta adil atau
berkesejahteraan. Untuk mencapai kualitas hidup demikian, nilai
kemanusian, demokrasi dan keadilan dijadikan landasan ideologis yang
secara ideal dan normatif diwujudkan secara konsisten, konsekuen,
dinamis, kreatif, dan bukan doktriner.
4. Suku Bangsa
Suku bangsa sebagai faktor pembentuk identitas nasional terbagi
kedalam dua kelomppok, yaitu suku bangsa askriptif dan kelompok
migran. Suku bangsa askriptif adalah suku bangsa yang sudah ada di
wilayah geografi nusantara, sedangkan kelompok migran yang telah
menyatakan diri menjadi warga negara dan setia terhadap Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa, ideologi negara, dan dasar negara.
5. Agama
Agama menjadi faktor pembentuk identitas nasional berdasarkan
realitas bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang agamis yang secara
sadar membangun hubungan yang rukun antara umat seagama dan antara
umat beragama. Sebagai upaya mencegah resiko konflik antara umat
beragama diantaranya adalah mengakui secara positif keberadaan agama
dan para pemeluknya serta saling menghormati prinsip satu sama lain.
Keragaman agama dankeyakinan di Indonesia tidak hanya dijamin oleh
konstitusi negara, tetapi juga merupakan rahmatTuhan Yang Maha Esa
yang harus tetap dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia.
6. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu. Dalam interaksi
antar suku bangsa yang mendiami kepulauan nusantara, bahasa melayu
7
telah menjadi bahasa penghubung jauh sebelum kemerdekaan. Dalam
fungsinya sebagai bahasa penghubung itulah bahasa melayu kemudian
ditetapkan sebagai bahasa persatuan dalam ikrar sumpah pemuda 28
Oktober 1928 di Jakarta. (Supriatnoko, 2008). Bahasa Indonesia
merupakan salah satu identitas yang penting. Sekalipun Indonesia
memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia yang sebagai
bahasa penghubung memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa
Indonesia.
1. Primordial
Meliputi ikatan kekerabatan (darah dan keluarga), kesamaan suku
bangsa, daerah asal, bahasa, dan adat istiadat. Contoh : bangsa Yahudi
membentuk negara Israel.
2. Sakral
Berupa agama atau ideologi yang dianut atau diakui oleh
masyarakat bersangkutan. Contoh : agama katholik mampu membentuk
beberapa negara di Amerika Latin, Uni Soviet diikat oleh kesamaan
ideologi komunisme dan lain – lain.
3. Tokoh
Kepemimpinan tokoh yang disegani dan dihormati masyarakat
dapat menjadi faktor yang menyatukan bangsa – bangsa. Contoh : Mahat –
ma Ghandidi di India, Yoseph Broz Titodi Yugoslavia, Nelson Mandela
Afrika dan Dr. Ir Soekarno Indonesia.
4. Sejarah
Kebesaran dua kerajaan nusantara yaitu kerajaan majaahit dan
kerajaan sriwijaya yang pernah mengalami masa kejayaan gemilang telah
membekas pada semangat perjuangan bangsa Indonesia pada abad – abad
berikutnya ketika penjajah asing menancapkan kuku imperialisme nya.
Semangat juang bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, menurut
8
banyak ahli, telah menjadi ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia yang
kemudian menjadi salah satu unsur pembentuk identitas nasional.
6. Perkembangan Ekonomi
Semakin tinggi mutu dan variasi kebutuhan masyarakat, semakin
saling bergantung diantara jenis pekerjaan, dan akan semakin besar
solidaritas dan persatuan dalam masyarakat. Contoh : negara – negara di
Amerika Utara dan Eropa Barat.
7. Kelembagaan
Kerja dan perilaku lembaga pemerintahan politik yang baik, yang
mempertemukan dan melayani warga tanpa membeda – bedakan asal –
usul, suku, ras, dan lain – lain dapat mempersatukan orang – orang sebagai
suatu bangsa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Identitas Nasional adalah ciri, tanda, atau jatidiri bangsa yang berbeda
dengan bangsa – bangsa lain. Perbedaan Identitas Nasional Indonesia dengan
bangsa – bangsa lainnya adalah adanya Ideologi Pancasila sebagai dasar filsafat,
pandangan hidup, kepribadian, dan dasar negara.
9
Identitas Nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek – aspek kehidupan suatu
bangsa dengan ciri – ciri khas, dan dengan ciri - ciri yang khas tersebut maka
suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Namun demikian,
proses pembentukan identitas nasional bukan merupakan sesuatu yang sudah
selesai, teatapi sesuatu yang terbuka dan terus berkembang mengikuti
perkembangan zaman. Dengan kata lain, Identitas Nasional adalah sesuatu yang
selalu berubah dan terbuka untuk diberi makna baru agar tetap sesuai dengan
tuntutan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Ubaedillah, A., dan Abdul Rozak. 2010. DEMOKRASI : HAK ASASI MANUSIA
DAN MASYARAKAT MADANI. Edisi Ketiga. Jakarta.
Saepuloh, Aep, S.Ag., M.Si., dan Tarsono, S.Ag., M.Pd. 2011. PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI ISLAM. Bandung
10
Wulandari, Ayu. “Makalah Identitas Nasional”. 5 Desember 2012.
http://awoelandari.blogspot.co.id/2012/12/tugas-mata-kuliah-pkn-makalah-
identitas.html
11