Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL

Disusun oleh

Nama :

NIM :

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-Nya
penulis diberi kesehatan walafiat, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini dengan tepat waktu.

Makalah yang berjudul “Esensi dan Urgensi Identitas Nasional” ini merupakan
aplikasi dari penulis selain untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut juga untuk
memberikan pengetahuan tentang identitas nasional. Selesainya makalah ini tidak lepas
dari kerjasama berbagai pihak, baik itu dari dosen pengajar ataupun dari pihak – pihak
lainnya yang turut serta membantu terselesaikannya makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari bahwa


makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati
menerima saran dan kritik dari pembaca dengan tujuan menyempurnakan makalah ini
menjadi lebih baik.

Mataram, 27 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................2
1.3 TUJUAN............................................................................................2
BAB II..........................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................3
2.1 PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL............................................3
2.2 UNSUR-UNSUR IDENTITAS NASIONAL.........................................5
2.3 FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KELAHIRAN IDENTITAS
NASIONAL..............................................................................................6
PENUTUP...................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN...................................................................................8
3.2 SARAN..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap Negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya
memiliki identitas nasional agar negara tersebut dapat dikenal oleh negara-bangsa
lain, dan dapat dibedakan dengan bangsa lain. Identitas Nasional mampu menjaga
eksistensi dan kelangsungan hidup negara-bangsa. Negara-bangsa memiliki
kewibawaan dan kehormatan sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta
akan menyatukan bangsa yang bersangkutan.

Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi ini mendapat tantangan yang
sangat kuat, terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger
dalam The Capitalis Revolution, era globalisasi dewasa ini ideologi kapitalislah yang
akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah masyarakat satu per satu dan
menjadi sistem internasional yang menentukan nasib ekonomi sebagian besar
bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak langsung juga nasib sosial, politik, dan
kebudayaan (Berger, 1988).

Situasi dan kondisi ini menghadapkan kita pada suatu keprihatinan dan
sekaligus juga mengundang kita untuk ikut bertanggung jawab atas mosaik
Indonesia yang retak bukan sebagai ukiran melainkan membelah dan meretas
jahitan busana tanah air, tercabik-cabik dalam kerusakan yang menghilangkan
keindahannya. Untaian kata-kata dalam pengantar sebagaimana tersebut
merupakan tamsilan bahwasannya Bangsa Indonesia yang dahulu dikenal sebagai
“het zachste volk ter aarde” dalam pergaulan antar bangsa, kini sedang mengalami
tidak saja krisis identitas melainkan juga krisis dalam berbagai dimensi kehidupan
yang melahirkan instabilitas yang berkepanjangan semenjak reformasi digulirkan
pada tahun 1998. (Koento W, 2005).

Kehalusan budi, sopan santun dalam sikap dan perbuatan, kerukunan, toleransi
dan solidaritas sosial, idealisme dan sebagainya telah hilang hanyut dilanda oleh
derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang penuh paradoks. Berbagai lembaga
kocar-kacir semuanya dalam malfungsi dan disfungsi. Trust atau kepercayaan antar
sesama baik vertikal maupun horisontal telah lenyap dalam kehidupan
bermasyarakat. Identitas nasional kita dilecehkan dan dipertanyakan eksistensinya.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian identitas nasional secara etimologis dan terminologis ?


2. Apa unsur-unsur identitas nasional ?
3. Apa faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian identitas nasional secara etimologis dan


terminologis
2. Untuk mengetahui unsur-unsur identitas nasional
3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL

Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata yaitu “identitas”
dan “nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris Identity yang memiliki
pengertian harafiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang
atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Dalam term antropologi
identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara
sendiri. Mengacu pada pengertian ini identitas tidak terbatas pada individu semata
tetapi berlaku pula pada suatu kelompok. Sedangkan kata nasional merupakan
identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh
kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non
fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan.

Secara terminologis istilah identitas nasional memiliki pengertian yang berbeda-


beda menurut pendapat beberapa ahli. Menurut Kaelan (2010: 43) menyatakan
bahwa identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas
sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut.demikian pula hal ini sangat ditentukan oleh bagaimana proses bangsa
tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas
nasional” sebagaimana dijelaskan diatas maka identitas nasional suatu bangsa tidak
dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai
kepribadian bangsa.

Menurut Koento Wibisono (2005) menyatakan bahwa Identitas Nasional pada


hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam aspek kehidupan suatu nation (bangsa) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-
ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan
kehidupannya. Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional itu
merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam
berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang “dihimpun” dalam satu kesatuan
Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh

3
“Bhinneka Tunggal Ika” sebagai dasar dan arah pengembangannya. Dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam
hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya
dalam aturan perundang-undangan atau hukum, sistem pemerintahan yang
diharapkan, nilai-nilai etik dan moral yang secara normatif diterapkan di dalam
pergaulan baik dalam tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya.
Nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam Identitas Nasional tersebut bukanlah
barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan
sesuatu yang “terbuka” yang cenderung terus-menerus bersemi karena hasrat
menuju kemajuan yang dimilki oleh masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan
implikasinya adalah bahwa Identitas Nasional adalah sesuatu yang terbuka untuk
ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi
aktual yang berkembang dalam masyarakat.

Sedangkan menurut Tilaar (2007) menyatakan identitas nasional berkaitan


dengan pengertian bangsa. Menurutnya,bangsa adalah suatu keseluruhan alamiah
dari seseorang karena daripadanyalah seorang individu memperoleh realitasnya.
Artinya, seseorang tidak akan mempunyai arti bila terlepas dari masyarakatnya.
Dengan kata lain, seseorang akan mempunyai arti bila ada dalam masyarakat.
Dalam konteks hubungan antarbangsa, seseorang dapat dibedakan karena
nasionalitasnya sebab bangsa menjadi penciri yang membedakan bangsa yang satu
dengan bangsa lainnya.

2.2 UNSUR-UNSUR IDENTITAS NASIONAL

Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.


Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas yaitu
suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa.

1) Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada
sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di
Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan
tidak kurang 300 dialek bahasa.

2) Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-


agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam,
Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada
masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara namun sejak

4
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara
dihapuskan.

3) Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya


adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara
kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan
memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau
pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

4) Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa


dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-
unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi
antar manusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut diatas dapat dirumuskan


pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :

1). Identitas Fundamental; yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa,


Dasar Negara, dan Ideologi Negara.

2) Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya,


Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan
“Indonesia Raya”.

3) Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan


pluralisme dalam suku, bahasa, budaya dan agama serta kepercayaan
(agama).

2.3 FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KELAHIRAN IDENTITAS


NASIONAL

Faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia meliputi


(1) faktor objektif, yaitu faktor geografis, ekologis, dan demografis, (2) faktor
subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia (Suryo, 2002). Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia
sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan
komunikasi antar wilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi
perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial, dan kultural bangsa
Indonesia. Selain itu faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi

5
proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya,
melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya.

Sedangkan Robert De Ventos mengemukakan bahwa teori munculnya identitas


nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting,
yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif. Faktor
pertama, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Bagi
bangsa Indonesia yang tersusun dari berbagai etnis, bahasa, agama, wilayah, serta
bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan
kekhasan masing-masing. Hal inilah yang dikenal dengan Bhineka Tunggal Ika.
Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam
hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi serta
pembangunan negara dan bangsanya merupakan suatu identitas nasional yang
bersifat dinamis. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi
bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan
nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan
bangsa Indonesia. Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian
identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Penderitaan dan kesengsaraan
hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan
faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan


identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari bangsa lain. Pencarian identitas
nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan bangsa
Indonesia untuk membangun bangsa dan negara dengan konsep nama Indonesia.
Bangsa dan negara Indonesia ini dibangun dari unsur-unsur masyarakat lama dan
dibangun menjadi satu kesatuan bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme
modern. Oleh karena itu, pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat
dengan unsur-unsur lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama, serta
geografis, yang saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang sangat
panjan

6
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata yaitu “identitas” dan
“nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris Identity yang memiliki
pengertian harafiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang
atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Sedangkan kata nasional
merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang
diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa
maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Secara terminologis istilah
identitas nasional memiliki pengertian yang berbeda-beda menurut pendapat
beberapa ahli. Menurut Kaelan (2010: 43) menyatakan bahwa identitas nasional
adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa lain. unsur-unsur pembentuk identitas yaitu suku
bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa.

Identitas nasional itu penting bagi sebuah negara agar bangsa kita dikenal oleh
bangsa lain. Apabila kita sudah dikenal oleh bangsa lain maka kita dapat
melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis sebagai bangsa sesuai dengan
fitrahnya. Identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa sangat penting bagi
kelangsungan hidup negara-bangsa tersebut. Identitas nasional penting bagi
kewibawaan negara dan bangsa Indonesia. Dengan adanya identitas maka akan
tumbuh rasa hormat dan saling menghargai antar negara-bangsa. Dalam
berhubungan antarnegara tecipta

Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya kesadaran warga


negara dalam bersikap dan berperilaku menggunakan nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya pada era reformasi bagaikan
berada dalam tahap disintegrasi karena tidak ada nilai-nilai yang menjadi pegangan
bersama. Oleh karena itu perlu adanya pendukung dalam meningkatkan kesadaran
terhadap nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pegangan dalam bermasyarakat

3.2 SARAN

Sebagai masyarakat Indonesia kita harus bisa ikut serta dalam menjaga dan
melestarikan apa yang menjadi identitas negara Indonesia. Jangan biarkan bangsa
lain mengklaim apa yang menjadi identitas negara kita. Dan apabila hal itu terjadi

7
maka sudah seharusnya pemerintah menindak lanjutinya secara tegas demi
kembalinya identitas negara.

8
DAFTAR PUSTAKA
Herdiawanto, H., & Hamdayama, J. (2010). Cerdas, Kritis, Dan Aktif Berwarganegara.
Jakarta: Erlangga.

Kaelan, & Zubaidi, A. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.

Sumantri, A. (2014). Bab II Bagaimana Esensi dan Urgensi Identitas Nasional Sebagai
Salah Satu Determinan Pembangunan Bangsa dan Karakter. Dipetik
Desember 3, 2016, dari kuliahdaring.dikti.go.id

Anda mungkin juga menyukai