Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA

SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
10 februari 2021
Pancasila merupakan filsafat
bangsa Indonesia yang dihasilkan
melalui perenungan mendalam
dari para tokoh pendiri negara
yang dituangkan dalam suatu
sistem.
Pengertian Filsafat
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia,
yang tersusun dari kata philos yang berarti cinta dan
shopos yang berarti kebijaksanaan.

Secara harfiah, philoshopia berarti mencintai


kebijaksanaan.

Istilah philosophos pertama kali digunakan oleh


Phytagoras (572 – 497 SM) untuk menunjukkan dirinya
sebagai pecinta kebijaksanaan.
Pengertian Filsafat
Plato, 427 – 347 SM, filsafat adalah pengetahuan segala yang ada
atau ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang
asli.

Aristoteles, 384 – 322 SM, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang


meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, ilmu politik dan estetika atau
filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda.

Marcul Tullius Cicero, 106 – 43 SM, filsafat adalah pengetahuan


tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk
mencapainya.
Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai
refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh.

Filsafat Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat praktis


karena Pancasila tidak hanya mengandung pemikiran yang
sedalam-dalamnya atau tidak hanya bertujuan mencari, tetapi
hasil pemikiran yang berwujud filsafat Pancasila tersebut
dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (Salam,
1998 : 23).
Filsafat Pancasila
Menurut Notonagoro, ada empat macam sebab
(causa) yang dapat digunakan untuk menetapkan
Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara, yaitu:
1. Sebab berupa material (causa material),
2. Sebab berupa bentuk (causa formalis),
3. Sebab berupa tujuan (causa finalis) dan
4. Sebab berupa asal mula karya (causa
eficient).
Filsafat Pancasila
Dasar Pancasila sebagi Sistem Filsafat
1. Dasar Ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah
manusia yang memiliki hakikat mutlak, manusia
Indonesia menjadi dasar adanya Pancasila.
2. Dasar Epistemologis Pancasila terkait dengan sumber
dasar pengetahuan Pancasila, dimana Pancasila dibangun
sebagai abstraksi dan penyederhanaan terhadap realitas
yang ada dalam masyarakat Indonesia.
3. Dasar Aksiologis Pancasila terkait erat dengan
penelaahan atas nilai dimana nilai-nilai yang ada adalah
nilai yang diciptakan oleh manusia Indonesia.
Hakikat Sila-sila Pancasila
Hakikat dapat diartikan sebagai suatu inti
yang terdalam dari segala sesuatu yang
terdiri dari sejumlah unsur tertentu dan
yang mewujudkan sesuatu itu sehingga
terpisah dengan yang lain dan bersifat
mutlak.

Menurut Notonagoro, (1975 : 58),


hakikat segala sesuatu mengandung
kesatuan mutlak dari unsur-unsur yang
menyusun atau mebentuknya.
Hakikat Sila-sila Pancasila
Hakikat sila-sila Pancasila dapat dipahami dalam 3 kategori,
yaitu:
1. Hakikat abstrak sebagai hakikat jenis atau hakikat umum
yang mengandung unsur-unsur yang sama, tetap dan tidak
berubah yang menunjuk pada ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan.
2. Hakikat pribadi sebagai hakikat yang memiliki sifat khusus,
yang menunjuk pada adat istiadat, nilai-nilai agama, nilai-
nilai kebudayaan, sifat dan karakter yang melekat pada
bangsa Indonesia.
3. Hakikat kongkrit yang bersifat nyata sebagaimana dalam
kenyataannya yang terletak pada fungsi Pancasila sebagai
dasar filsafat negara.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai