Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FIQIH IBADAH

JENAZAH, MEMANDIKAN, MENSHOLATKAN,MENGUBURKAN, DAN


YANG BERKAITAN DENGAN JENAZAH

DOSEN PENGAMPU :

…………………………………….

DISUSUN OLEH :

IMAM MULYADI
Nim : 2014401012

FAKULTS FARMASI & ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

PEKANBARU

2020/2021

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat allah swt


karena atas limpahan rahmat dan karunia nya lah kami dapat menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan
makalah dengan judul “jenazah, memandikan, mengafani,
mensholatkan,menguburkan, dan yang berkaitan dengan jenazah ”
tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, karena nya kami seanggota
kelompok 2 prodi D3 Keperawatan menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, baik disisi materi maupun penulis nya. kami
dengan senang hati dan mulut yang terbuka kami menerima berbagai masukan
maupun saran yang bersifat membangun yang berguna untuh seluruh pembaca
maupun pendengar.

Pekanbaru, 27 Maret 2021

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

2.1 Pengertian .................................................................................................... 3

2.2 Tata Cara Memandikan Jenazah .................................................................. 4

2.3 Tata Cara Mensholatkan Jenazah.................................................................. 5

2.4 Tata Cara Menguburkan Jenazah Sesuai Syariat Islam ................................ 6

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 11

3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 11

3.2 Kritik dan saran.............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Islam merupakan agama samawi yang diturunkan Allah kepada hamba-Nya melalui para
rasul. Menurut Hasan Asari1 ayat yang mengandung perintah membaca alam guna
memperoleh pemahaman atas ayat-ayat Tuhan di dalamnya. Diri manusia sendiri, dalam
al-Qur’an ditempatkan sebagai objek pembacaan yang perlu mendapat perhatian.
Firman Allah dalam surat Al-Zariat/51: 20-21 :
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman,
dan juga pada diri mu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan dari apakah ia
diciptakan.”
Sejumlah besar ayat yang lain juga ditegaskan, bahwa betapa pentingnya umat Islam
membaca, mempelajari, mengamati, merenungi, dan memahami segala apa yang ada
guna menemukan hukum-hukum yang disertakan Tuhan di dalamnya. Kedatangan Islam
yang diturunkan kepada Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat membawa
perubahan terhadap corak dan pola kehidupan umat. Isyarat ini sebagaimana tertuang
dalam Q.S. al-Mujadalah/58: ayat 11: Artinya: “…sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri….”2 Ayat di atas mengingatkan, bahwa Allah SWT tidak akan merubah keadaan
siapapun, selama mereka tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka. Perubahan
tersebut tentu saja mengandung implikasi pendidikan yang akan memposisikan Islam itu
sebagai agama pembawa rahmat bagi alam semesta. Untuk mewujudkan Islam sebagai
pembawa rahmat bagi alam semesta tersebut, Allah SWT telah membekali manusia
dengan potensi psikologis dan paedagogis yang akan mengantarkan manusia untuk
menjadi makhluk yang mulia melebihi makhluk lainnya. Disamping itu, manusia juga
dibekali dengan potensi pengembangan kehidupan sebagai khalifah di muka bumi. Agar
potensi-potensi tersebut dapat diaktualisasikan sesuai dengan fungsi yang diharapkan,
diperlukan upaya kependidikan yang sistematis dan terencana. Salah satu masalah dalam
mata pelajaran pendidikan agama Islam adalah pengurusan jenazah, yang mana setiap
siswa dituntut untuk terampil di dalam pengurusannya. Dalam proses pembelajaran yang
dilakukan selama ini bahwa siswa hanya dapat mengetahui bagaimana cara mengurusi
berdasarkan teori, hal ini disebabkan karena memang dalam materi tersebut dibutuhkan
praktek secara khusus, sehingga dapat menyentuh langsung kepada pemahaman dan
pelaksanaan materi tersebut. Metode yang selama ini digunakan dalam proses
pembelajaran untuk materi ini hanya dalam bentuk pemberian tiori, hal ini disebabkan
karena belum sepenuhnya sarana atau media yang dapat mendukung untuk melakukan
praktek secara langsung. Media merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan
yang mempunyai nilai-nilai praktis berupa kemampuan ataupun keterampilan untuk
membuat konkrit konsep yang abstrak serta menampilkan objek yang tidak dapat diamati
dengan mata telanjang, sehingga membangkitkan motivasi belajar pada seseorang

1.2 Rumusan Masalah


a. Menjelaskan jenazah dalam tinjauan islam
b. Menjelaskan tata cara memandikan jenazah
c. Tata cara mensholatkan jenazah
d. Tata cara menguburkan jenazahmenurut ajaran islam
e. Menjelaskan mengenai acara 40 hari/ malam setelah jenazah dikuburkan.
1.3 Tujuan penulisan (umum, khusus)
Tujuan dari penulisan dan pembuatan makalah ini agar pembaca dan pendengar
mengetahui bagaimana tata cara memperawat orang yang telah meninggal / jenazah
secara islami

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Kata janazah adalah nama bagi mayyit yang ada di dalam keranda (tanduan atau kurung
batang). Sebagian ulama mengatakan janazah adalah nama bagi keranda yang di dalamnya
ada mayyit. Sedangkan al-Janaiz merupakan kata jamak bagi al-Janazah. Imam Muhammad
Ibn Ahmad alRamliy mengatakan:
“Al-Janaiz jamak dari kata janazah dibaca dengan fathah dan kasrah, merupakan nama bagi
mayyit yang berada di atas keranda. Pendapat lain mengatakan dibaca dengan janazah dengan
fathah nama bagi mayyit, dibaca jinazah dengan kasrah nama keranda yang ada mayyit di
dalamnya. Pendapat lain mengatakan sebaliknya. Pendapat lain mengatakan kata janazah dan
jinazah digunakan buat arti keduanya. Apabila tidak ada mayyit di dalamnya maka disebut
keranda atau kurung batang.”
Menurut istilah kata jenazah ialah, seseorang yang meninggal dunia dan berpisahnya roh
dengan jasadnya. Lebih jauh, kata Jenazah menurut Hasan Sadiliy memiliki makna “seseorang
yang telah meninggal dunia yang sudah terputus masa kehidupannya dengan alam dunia
ini”.Dalam kamus al-Munawwir, kata jenazah diartikan sebagai “seseorang yang telah
meninggal dunia dan diletakkan dalam usungan (keranda). Kata ini bersinonim dengan al-
mayit (arab)atau mayat (Indonesia). Karenanya, Ibn al-Faris memaknai kematian (al-mawt)
sebagai peristiwa berpisahnya Nyawa (ruh) dari badan (jasad). Sedangkan dalam kamus besar
bahasa Indonesia, kata jenazah diartikan sebagai badan atau tubuh orang yang sudah mati.
Hampir sama dengan pemaknaan tersebut, Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin S.,
mengartikan kata jenazah sebagai orang yang telah meninggal yang diletakkan didalam
usungan (keranda) dan hendak dibawa ke kubur untuk dimakamkan.

Adab-Adab Islam yang Berkaitan dengan Kematian.


1. Adab Sebelum Kematian
a) Banyak Mengingat Kematian
b) Mengingatkan Orang Sakit Menjelang Kematiannya agar Berwasiat.
c) Mengingatkan Orang yang sakit Menjelang Kematiannya agar tidak meninggalkan
wasiat yang menyimpang
d) Mengingatkan mayit (orang yang sakit) agar berprasangka baik kepada allah.
e) Mentalqin Mayit (orang yang sedang menghadapi Sakaratul Maut) dengan Kalimat
Laa Ilaaha Illallah.
2. Adab Ketika Kematian
a) Bersabar pada Awal Terjadinya Musibah
b) Memejamkan Mata Mayit (Jenazah)
c) Tidak mengucapkan kata-kata disisi Mayit kecuali kebaikan
d) Boleh menangis Tanpa disertai Ratapan
e) Menampakkan Kesedihan Ketika Tertimpa Musibah
f) Haram Menunjukkan Rasa Jengkel dan Kesal
g) Tidak melakukan Niyahah (Meratapi) Terhadap Mayit.
h) Tidak Melakukan an-na’yu.
i) Boleh Membuka Penutup Wajah Mayit dan Menciumnya
j) Mengharapkan Pahala Atas Kematian Anak yang Masih Kecil

Dalam Islam, memandikan jenazah adalah salah satu syarat mengurusi jenazah


sebelum dikafani, disholatkan dan dimakamkan ke dalam liang lahat.   Hukumnya fardhu
kifayah (wajib dikerjakan).
Jenazah yang Wajib dan Tidak Wajib untuk Dimandikan

Perlu diketahui, ada beberapa jenis jenazah yang perlu dimandikan, yaitu: jenazah
seorang muslim/muslimah, tubuhnya masih utuh, bukan karena mati syahid, dan bayi
yang meninggal bukan karena keguguran.

Sedangkan jenazah yang tidak wajib untuk dimandikan yaitu orang-orang yang
meninggal karena mati syahid, dan bayi yang meninggal karena keguguran.

Berdasarkan syariat Islam, yang lebih utama untuk  memandikan jenazah adalah
anggota keluarganya. Hal ini juga ada aturannya, tidak boleh asal memandikan.

 Adapun orang yang berhak memandikannya (jenazah laki-laki) yaitu laki-laki yang
masih mempunyai ikatan keluarga, istrinya, tetangga laki-laki, perempuan
mahram (anak kandungnya).

 Sedangkan jenazah perempuan yang berhak memandikannya yaitu suaminya,


perempuan yang masih ada ikatan keluarga, tetangga perempuan, laki-laki
mahram (anak kandungnya).

 Jika jenazahnya masih kecil (di bawah usia 7 tahun), maka boleh dimandikan baik
oleh perempuan maupun laki-laki. Dan, sebaiknya dilakukan atau didampingi oleh
orang yang ahli fiqih.

Peralatan untuk Memandikan Jenazah 

Sebelum jenazah dimandikan, ada beberapa peralatan yang perlu disediakan.


Adapun peralatan tersebut seperti berikut ini.

1. Air putih secukupnya

2. Sabun, wangi-wangian non alkohol, dan air kapur barus

3. Sarung tangan untuk memandikan

4. Kapas

5. Potongan atau gulungan kai  kecil

6. Handuk, kain basahan, dan lain-lain

Doa Memandikan Jenazah Laki-laki

Nawaitul gusla adaa-an 'an haadzal mayyiti lillahi ta'aalaa.

Artinya: Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit (laki-laki) ini
karena Allah Ta'ala.

Doa Memandikan Jenazah Perempuan

Nawaitul gusla adaa-an 'an haadzihil mayyitati lillaahi ta'aalaa.


Artinya: Saya niat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari mayit (perempuan) ini
karena Allah Ta'ala.

2.2 Tata Cara Memandikan Jenazah

Berikut ini tata cara memandikan jenazah dalam islam yang perlu kamu tahu.
Pastikan untuk memperlakukan jenazah dengan lembut saat membalik maupun saat
menggosok anggota tubuhnya.

Jangan lupa untuk menggunakan sarung tangan, setelah itu ikuti tata caranya seperti
berikut ini.

1. Membaca niat

2. Berikan kain bersih penutup jenazah agar aurat tidak terlihat

3. Tinggikan kepala jenazah untuk menghindari air mengalir ke bagian kepala. Lalu,
bersihkan seluruh anggota badannya (gigi, lubang hidung, celah ketiak, lubang
telinga, celah jari  tangan, dan rambut)

4. Tekan dengan lembut bagian perutnya untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin
masih tersisa, bersihkan sampai bersih bagian qubul dan dubur

5. Siramkan air terlebih dahulu ke bagian anggota tubuh yang sebelah kanan, lalu ke
bagian sebelah kiri

6. Mandikan dengan menggunakan air sabun, jenazah diwudhukan, bersihkan rambut


dengan sampo atau daun bidara

7. Gunakan air yang dicampur wangi-wangian pada bilasan terakhir

8. Setelah selesai dimandikan, keringkan tubuh jenazah dengan kain agar tidak basah
saat dikafani

9. Sebelum dikafani, beri wewangian non alkohol, misalnya kapur barus

2.3 . Tata cara mensholatkan jenazah

1. Shalat Jenazah Perempuan

Shalat jenazah perempuan memiliki tata cara khusus dan berbeda dari jenazah laki-laki. Setiap
kaum muslimin harus tahu bagaimana caranya melakukan sholat jenazah perempuan. Yaitu
sebagai berikut :

1. Takbir Pertama
Setelah membaca niat, kita akan melakukan takbir yang pertama. Takbir yang pertama
tersebut kita dianjurkan untuk membaca surat Al-fatihah.
2. Takbir Kedua
Takbir kedua masih dilakukan dalam posisi berdiri, jangan melakukan sujud sebab dalam
shalat jenazah tidak ada sujud. Pada saat takbir yang kedua ini kita diwajibkan untuk
membaca shalawat Nabi Muhammad SAW. Bunyi shalawat yang lengkap adalah berikut ini:
“Allahumma shalli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa ali muhammad. kamaa shallaita ‘alaa
ibraahiim, wa ‘alaa ali ibraahiim. wabaarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa ali muhammad.
kamaa baarakta ‘alaa ibraahiim, wa ‘alaa ali ibraahiim. Fil ‘alaamiina innaka
hamiidummajiid”.

Artinya:

“Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW, beserta dengan
keluarganya. Sebagaimana telah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim AS dan
keluarganya. Dan limpahkanlah berkat atas Nabi Muhammad SAW beserta dengan
keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkat atas Nabi Ibrahim AS dan
keluarganya. Di seluruh alam semesta, Engkaulah yang Maha Terpuji dan Maha Mulia.

3. Takbir Ketiga
Takbir ketiga adalah membaca doa khusus jenazah. Pembacaan doa tersebut berbeda
tergantung dengan jenazahnya. Berikut ini adalah doa yang diucapkan berdasarkan dengan
jenazahnya :
 Jenazah perempuan

Untuk jenazah perempuan bacaan doa yang harus dilafadzkan menggunakan lafadz
(haa). Berikut ini adalah bacaan doa lengkapnya :

“Allaahummaghfir lahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa.

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia .”

 Jenazah laki-laki

Untuk jenazah laki-laki bacaan ( haa ) diganti dengan bacaan ( hu ). Berikut ini adalah
bacaan doa yang harus dibaca ketika jenazahnya laki-laki:

“Allaahummaghfir lahu warhamhu wa’aafihu wa’fu ‘anhu.

 Jenazah anak-anak

Untuk jenazah yang masih anak-anak, bacaan yang harus dibaca adalah sebagai berikut
ini:

“Allahummaj’alhu faratan li abawaihi wa salafan wa dzukhro wa’idhotaw wa’tibaaraw wa


syafii’an wa tsaqqil bihii mawaa ziinahumawa-afri-ghish-shabra ‘alaa quluu bihimaa wa laa taf-
tin-humaa ba’dahu wa laa tahrim humaa ajrahu.”

Artinya:

“Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai
titipan, kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat serta syafa’at bagi
orangtuanya. Dan beratkanlah timbangan ibu-bapaknya karenanya, serta berilah kesabaran
dalam hati kedua ibu bapaknya. Dan janganlah menjadikan fitnah bagi ayah bundanya
sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada dua orang tuanya.”

4. Takbir Keempat
Takbir keempat kita akan membaca doa khusus. Berikut ini adlaah bacaan yang harus dibaca
ketika takbir yang keempat :

“Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfir lanaa wa lahu.”

Artinya:

“Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami ( janganlah Engkau
meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau memberi kami fitnah
sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”

5. Salam
Tata cara yang terakhir adalah salam. Bacaan salam adalah : bacaan salam adalah
“keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”

2.4 Tata Cara Menguburkan Jenazah Sesuai Syariat Islam


Adapun tata cara menguburkan jenazah menurut sunnah islam lainnya adalah:

 Membaca Doa
Saat memasukkan jenazah ke kuburan, tata cara menguburkan jenazah adalah
membaca doa:
“Bismillahi Waala Millati Rosulillah."
(HR. at-Tirmidzi dan Abu Daud)
Artinya:
“ Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.”
 Kain di Atas untuk Perempuan
Khusus untuk perempuan, sebaiknya dibentangkan kain di atas kuburannya.
Aturan yang Turun ke Lobang Perempuan
Orang-orang yang turun ke liang kubur sang mayit kuburan sebaiknya adalah orang
yang di malam sebelumnya nggak berhubungan badan dengan isteri mereka.
 Menaburkan Tanah
Setelah tata cara menguburkan jenazah usia dilaksanakan, sebaiknya kuburan
ditaburkan tanah sebanyak tiga kali mulai dari kepala jenazah.
 Berdoa
Rangkaian tata cara menguburkan jenazah yang terakhir ada berdoa untuk si mayit.
Adapun doa setelah melaksanakan rangkaian tata cara menguburkan jenazah
adalah:

“ Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa


wassi’madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi, wanaqqohi minal
khotoya kamaayunaqqottsaubu abyadhu minadanasi, waabdilhu daaron khoiron in
daarihi, waahlankhoiron min ahlihi, wazaujan khoiron minzaujihi, waqihi fitnatal
qobri wa’adaabinnar”
Selain memandikan dan tata cara menguburkan jenazah, ada hal lain yang perlu kita ketahui
yaitu tata cara mengkafani dan menshalatkan jenazah.

1. Cara Mengkafani Jenazah


Cara mengkafani jenazah sebelum melakukan tata cara menguburkan jenazah antara
lain:
- Hamparkan tali-tali pengikat kafan secukupnya
- Hamparkan kain kafan lapis pertama di atas tali-tali pengikat kafan tersebut
- Berikan bukhur atai wewangian lainnya pada kain kafan lapis pertama
- Hamparkan kain kafan lapis kedua pada kain lapis pertama.
- Berikan bukhur atai wewangian lainnya pada kain kafan lapis kedua
- Hamparkan kain kafan lapis ketiga di atas lapis kedua.
- Berikan bukhur atai wewangian lainnya pada kain kafan lapis ketiga
- Letakkan jasad mayit di tengah-tengah kain.
- Tutup jasad mayit dengan kain lapis ketiga dimulai dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain
dari sisi kanan ke kiri, begitu juga dengan kain lapis kedua dan pertama
- Terakhir, ikat dengan tali yang telah disediakan

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia


sebagi makhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati
kemuliannya itu perlu mendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan
jenazahnya. Dimana, penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya
adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf
di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah
kewajiban seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban itu ialah:
a.       Memandikan
b.      Mengkafani
c.       Menshalatkan
d.      Menguburkan

Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara
lain:
a.       Memperoleh pahala yang besar.
b.      Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
c.       Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai ungkapan
belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
d.      Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan mati
dan masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.
e.       Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga
apabila salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengan sebaik-
baiknya menurut aturan Allah SWT dan RasulNya.

3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini, pemakalah
berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan mempersiapkan diri untuk
menyambut kematian itu. Selain itu, pemakalah juga berharap agar pembahasan ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita semua serta dapat mengajarkannya dengan baik
ketika telah menjadi seorang guru di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Jenazah#:~:text=Jenazah%2C%20mayat
%2C%20jasad%20atau%20kadaver,tubuh%20yang%20sudah%20tidak
%20bernyawa.
https://www.suara.com/news/2021/02/24/192312/memandikan-jenazah-
dalam-islam-tata-cara-doa-dan-yang-berhak-memandikan?page=all
diakses pada 24 Februari 2021.
https://www.suara.com/news/2020/09/01/082811/tata-cara-sholat-
jenazah-yang-benar-menurut-islam Diakses pada 1 September 2020
https://www.merdeka.com/trending/tata-cara-menguburkan-jenazah-
sesuai-syariat-islam-kln.html Diakses pada 10 maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai