NIM : 220107118
1. Democritus
A. Biografi Democritus
Lahir di kota Abdera pada tahun 460 SM. Ayahnya berasal dari keluarga bangsawan yang
memiliki kekayaan yang sangat banyak. Namun setelah ayahnya meninggal,ia kemudian
melakukan perjalanan keberbagai tempat untuk mencari kebijaksanaan. Ia juga diduga pernah
menjadi murid dari Anaxagoras dan Leucippus Kemudian ia meninggal pada tahun 370 SM.
B. Pemikiran Democritus
1. Teori Atom
Doktrin kaum atomist dalam doktrin Psikologi dan Epistemologi sebagian besar berasal dari
Democritus,walaupun tidak dapat dipungkiri beberapa teorinya mengenai kejiwaan
dikembangkan dari ide – ide yang telah diajarkan Lucipus padanya. Dimana bagi Democritus
Jiwa juga merupakan Atom – atom materialis yang sejalan dengan prinsip – prinsip atom.
4. Matematika
Dalam matematika,terlihat ketertarikan Democritus yang mendalam. Ia menemukan teori
hubungan antara volume piramida dan prisma yang memiliki dasar yang sama dan tinggi
yang sama. Namun kita tidak akan banyak menemukan penemuan penemuannya dalam
matematik yang berkaitan dengan teori atomnya.
5. Sosiologi
Menurut Democritus,orang – orang primitif awalnya berkumpul dalam suatu kelompok agar
bisa saling melindungi dari binatang liar,kemudian manusia menemukan bahasa dan seni
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Ia juga berpendapat bahwa manusia telah mempelajari
banyak kemampuan – kemampuan untuk bertahan hidup dengan meniru perilaku hewan –
hewan. Terbukti dalam fragmen – fragmen tulisannya terlihat bahwa ia tetap
mempertahankan teori naturalistik peradaban dan kemajuan termasuk penjelasan teleologis.
Teorinya ini merupakan teori paling koheren dari filsuf – filsuf sezamannya yang masih
sangat berpengaruh dari kurun waktu abad ke 4 SM sampai zaman modern ini.
C. Karya Democritus
Tidak ada satupun dari tulisan – tulisan democritus yang bertahan hingga hari ini. Hanya
terdapat fragmen – fragmen filosofi mengenai dirinya dari filsuf lain.
Plato
(bahasa Yunani: Πλάτων) (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah
seorang filsuf dan matematikawan Yunani, secara spesifik dari Athena. Dilihat dari perspektif
sejarah filsafat, Plato digolongkan sebagai filsuf Yunani Kuno. Ia adalah
penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat
tinggi pertama di dunia barat.
Plato diyakini sebagai seorang filsuf yang berperan besar dalam perkembangan filsafat
Yunani Kuno dan filsafat barat secara umum. Sumbangsih yang besar juga diberikan oleh
guru Plato, yakni Sokrates , dan murid Plato, yakni Aristoteles. Selain sebagai filsuf, Plato
juga dikenal sebagai salah satu peletak dasar agama-agama barat dan spiritualitas. Pemikiran
Plato dikembangkan menjadi Neoplatonisme oleh para pemikir
seperti Plotinus dan Porphyry. Neoplantonisme memberi pengaruh besar bagi
perkembangan Kristianitas, terutama memengaruhi pemikiran para Bapa Gereja seperti
Agustinus. Filsuf Alfred North Whitehead bahkan mengapreasiasi Plato dengan mengatakan,
"Karakterisasi umum yang paling aman dari tradisi filosofis Eropa adalah bahwa tradisi ini
terdiri dari serangkaian catatan kaki untuk Plato".
Pemikiran Plato banyak dipengaruhi oleh Sokrates. Karyanya yang paling terkenal
ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya
berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan
banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang
termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est
mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).
Bersifat Sokratik
Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian
dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya.
Berbentuk dialog
Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII, Plato berpendapat
bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang
membisu. Oleh karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling
cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog.
Idea-idea
Sumbangsih Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai ide.[6] Pandangan Plato
terhadap ide-ide dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. [6] Idea yang dimaksud
oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern. [6] Orang-orang modern
berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja. [butuh
rujukan]
Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia.[6] Idea adalah dunia yang
melampaui manusia maka ide tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran
manusia yang tergantung pada dunia ide.
Aristoteles
Aristoteles adalah ahli filsafat terbesar didunia sepanjang zaman. Ia sering disebut bapak
peradaban barat, bapak ensiklopedi, bapak ilmu pengetahuan atau gurunya para ilmuwan. Ia
menemukan logika (ilmu mantik: pengetahuan tentang cara berpikir dengan baik, benar dan
sehat). Ia menemukan biologi, fisika, botani, astronomi, kimia, meteorologi, anatomi,
zoology, embriologi dan psikologi eksperimental. Meskipun sudah 2.000 tahun lebih, istilah-
istilah ciptaan Aristoteles masih dipakai sampai hari ini, misalnya: informasi, relasi, energy,
kuantitas, individu, substansi, materi, esensi dan sebagainya.
Seperti telah diketahui sebelumnya, psikologi pendidikan adalah cabang psikologi. Sejarah
Psikologi Pendidikan, dapat diklasifikasikan ke dalam masa-masa sebagai berikut yakni Masa
permulaan Psikologi Pendidikan (1880-1900) dan Masa Pertumbuhan Psikologi Pendidikan
(1900-sekarang) Psikologi sebagai ilmu pengetahuan masih muda usianya, terlebih lagi bagi
psikologi pendidikan. ia masih dalam proses perkembangan, di sana sini masih banyak
problem yang masih memerlukan pemecahannya; masih banyak hal-hal yang masih perlu
pengembangannya. Akan tetapi, walaupun ditinjau dari segi ilmu pengetahuan usianya masih
sangat muda, akan tetapi pemikirannya (dalam arti yang menyangkut pendidikan dan problem
jiwa) telah dipikirkan oleh orang sejak dahulu kala. Demikianlah kenyataannya, sampai ada
yang mengatakan bahwa awal timbulnya psikologi pendidikan dapat ditelusuri kembali pada
Aristoteles. Bahwa Aristoteles sebagai seorang filsuf telah menyusun periode-periode
perkembangan anak, sifat-sifat anak menurut periode dan bentuk pendidikan yang perlu
diselenggarakan sesuai dengan periode-periode itu. Walaupun demikian, tentu saja
pemikirannya baru merupakan pemikiran secara filsafat, belum merupakan pemikiran
psikologi pendidikan.
Pokok ajarannya adalah bahwa semua benda yang ada didunia ini mempunyai dorongan
untuk tumbuh dan berkembang dan mempunyai tujuan tertentu. Oleh karena itu dia dikatakan
sebagai penganut “telologis”. Selain itu dia juga disebut sebagai tokoh awal dari pendekatan.
Perbedaan utama antara pemikiran Plato dan Aristoteles terletak pada gagasan tentang ide.
Plato beranggapan bahwa ide muncul terlebih dahulu. Sedangkan menurut Aristoteles panca
indra lah yang kemudian menghasilkan ide. Plato beraliran idealis-empiris yang bersifat
matematis.
3. John Amos Comenius
John Amos Comenius (Jan Ámos Komenský, nama aslinya dalam Bahasa Ceko) lahir pada
tanggal 28 Maret 1592, di Moravia, kawasan yang kini dikenal sebagai Republik Ceko. Ia
adalah anak bungsu dari lima bersaudara, satu-satunya putra dari pasangan suami-istri yang
cukup berada dari golongan rakyat jelata.
Orang-tuanya adalah anggota Persatuan Bruder (belakangan dikenal sebagai Bruder Bohemia
atau Gereja Moravia), kelompok agama yang berasal dari pertengahan abad ke-15 di bawah
pengaruh Kaum Waldens dan tokoh reformis lain seperti Peter Chelčhický. Setelah
menyelesaikan pendidikannya di Jerman, Comenius kembali ke tanah airnya. Belakangan,
pada usia 24 tahun, ia dilantik menjadi pastor dari Persatuan Bruder.
Pada tahun 1618, Comenius mengawasi sebuah paroki kecil di Fulnek, yang berlokasi di
kira-kira 240 kilometer di sebelah timur Praha. Pada waktu itu, Aksi Balasan Katolik
terhadap Reformasi Protestantisme sedang berlangsung di Eropa. Ketegangan antara
umat Katolik dan Protestan terus memuncak samapai, akhirnya, Perang Tiga Puluh Tahun
(1618-48) meletus.
Setelah berjuang selama satu dekade, agama Katolik dinyatakan sebagai satu-satunya agama
yang sah menurut hukum di Moravia. Comenius dan golongan masyarakat atas diberi pilihan
menerima— Katolik atau angkat kaki dari negara itu. Karena Comenius tidak berniat beralih
agama, ia memboyong keluarganya ke luar negeri ke kota kecil di Leszno, pusat kegiatan
Persatuan Bruder yang terkenal di Polandia. Ini menandai awal pengasingan yang
berlangsung hingga 42 tahun. Ia tidak pernah lagi menetap di negeri kelahirannya.
Karya John Comenius
Karya Comenius yang pertama, yang diterbitkan untuk kepentingan dunia pendidikan
adalah The School of Infancy, pada tahun 1630. Buku ini dirancang sebagai alat bantu bagi
ibu dan pengasuh sewaktu mengajar anak-anak di rumah. Ini disusul pada tahun 1631 dengan
buku The Gate of Languages Unlocked, yang sama sekali merevolusi pendidikan Latin. Isi
buku itu disusun dalam bentuk kolom-kolom paralel, satu kolom dalam Bahasa Ceko dan
kolom lain dam Bahasa Latin. Dengan demikian, kedua bahasa itu mudah diperbandingkan,
sehingga jauh lebih mudah untuk dipelajari. Edisi revisi dari alat bantu pengajaran ini
mendapat sambutan yang sedemikian baik sehingga akhirnya diterjemahkan ke dalam 16
bahasa.
Hasil karya Comenius yang paling terkenal adalah The Visible World, sebuah buku panduan
membaca untuk anak-anak yang dilengkapi gambar. Buku itu pun merupakan tonggak
penting dalam sejarah pendidikan. Ellwood Cubberley, seorang pakar pendidikan pada abad
ke-20, mengatakan bahwa buku itu "tidak ada tandingannya di Eropa selama seratus lima
belas tahun; dan digunakan sebagai buku pelajaran selama hampir dua ratus tahun". Malahan,
banyak buku pelajaran bergambar sekarang ini masih mengikuti format umum dari karya
Comenius, menggunakan gambar sebagai alat bantu pengajaran.
Warisan Abadi
Sewaktu api membakar habis kota Leszno, Polandia, pada tahun 1656, Comenius
kehilangan hampir segala sesuatu yang dimilikinya. Namun, untunglah ia meninggalkan
kekayaan dalam bentuk lain. Buku A Brief History of Education berkata, "Comenius . . .
mengubah seluruh penekanan dalam penyampaian instruksi yang sebelumnya melalui kata-
kata menjadi melalui benda-enda, serta menjadikan pengajaran ilmu pengetahuan sains dan
informasi dunia yang bermanfaat, sebagai kunci dari karyanya".
4. Jean-Jacques Rousseau
Jean Jacques Rousseau (28 Juni 1712 – 2 Juli 1778) adalah seorang tokoh filosofi besar,
penulis, dan komposer pada abad pencerahan. Pemikiran filosofinya memengaruhi
revolusi Prancis, perkembangan politika modern dan dasar pemikiran edukasi. Karya
novelnya, Emile, atau On Education yang dinilai merupakan karyanya yang terpenting,
adalah tulisan kunci pada pokok pendidikan kewarganegaraan yang seutuhnya. Julie, ou la
nouvelle Héloïse, novel sentimental tulisannya adalah karya penting yang mendorong
pengembangan era pre-romanticism dan romanticism di bidang tulisan fiksi. Karya
autobiografi Rousseau adalah: 'Confession', yang menginisiasi bentuk tulisan autobiografi
modern, dan Reveries of a Solitary Walker (seiring dengan karya Lessing and Goethe in
German dan Richardson and Sterne in English), adalah contoh utama gerakan akhir abad ke
18 "Age of Sensibility", yang memfokuskan pada masalah subjektivitas dan introspeksi yang
mengkarakterisasi era modern. Rousseau juga menulis dua drama dan dua opera, serta
menyumbangkan kontribusi penting di bidang musik sebagai teorist. Pada periode revolusi
Prancis, Rousseau adalah filsafat terpopuler di antara anggota Jacobin Club. Dia dimasukkan
sebagai pahlawan nasional di Panthéon Paris, pada tahun 1794, enam belas tahun setelah
kematiannya.
Masa Kecil
Pestalozzi lahir pada tanggal 12 Januari 1746 di Zürich dan meninggal pada tanggal 17
Februari 1827 di Brugg. Ayahnya seorang dokter, yang meninggal pada saat Pestalozzi
berumur 6 tahun dan sejak itu dia diasuh oleh ibunya. Pada masa kecilnya, Pestalozzi
merupakan anak yang tidak begitu tertarik dengan tugas-tugas belajar yang menggunakan
metode menghafal di sekolah, tetapi dia lebih berminat dengan tugas-tugas yang
menggunakan daya imajinasi. Kelainan sifatnya itu dipengaruhi: (1) selama masa kanak-
kanak, keadaan tubuh Pestalozzi lemah sehingga menyebabkan dia sering sakit-sakitan. Hal
ini kemudian menyebabkan (2) dia tidak dapat bergaul dan bermain seperti anak laki-laki
pada umumnya dan lebih merasa aman dalam hubungan dengan ibunya. (3) Di samping itu,
fakta bahwa tidak adanya tokoh laki-laki yang mengambil peran dalam keluarga Pestalozzi,
membuat dirinya hidup dalam dunia khayalan. Alhasil, Pestalozzi tampak memiliki kelainan
sifat yang berbeda dengan teman-teman sebayanya, sehingga akhirnya dia
dijuluki Heinrich Bodoh dari Kota Aneh.
Johann Friedrich Herbart (4 Mei 1776 – 14 Agustus 1841) adalah seorang tokoh pendidik
raksasa asal Jerman yang ternama dan berpengaruh pada akhir abad 18 dan awal abad
19. Pemikiran Herbart yang berkaitan dengan pokok pembahasan ini adalah
mengenai akal dan pikiran manusia, menurutnya akal adalah kumpulan gagasan dan pendidik
perlu menolong pelajar untuk menambah pengetahuan. Herbart mengutamakan mutlaknya
pengetahuan dan pengertian dalam kurikulum, yang mengurangi pentingnya perasaan dan
keterampilan jasmani.
Herbart merupakan lulusan dari Universitas Konisberg, Jerman, yang juga merupakan
tempat Immanuel Kant belajar
Ia juga dipandang sebagai lawan terberat oleh Flichte, Schelling dan Hegel karena
pemikirannya yang berbeda. Herbert memelihara tradisi Kantisme tetapi ia lebih sering
mengasosiasikan pemikiran Leibniz dan David Hume. Salah satu keunikan Herbert ialah
kepawaiannya memainkan beberapa alat musik klasik seperti piano, biola, cello, dan harpa.
Jiwanya sebagai musisi memengaruhi Herbart dalam menjelaskan hukum-hukum psikologi
dengan mengambil teori-teori harmonisasi dalam musik.
7. Friedrich Fröbel
Friederich Wilhelm August Fröbel (atau Froebel; 21 April 1782 – 21 Juni 1852) adalah
salah satu tokoh pendidikan yang karya dan pemikirannya masih dijadikan acuan bagi
dunia pendidikan modern hingga saat ini. Froebel adalah seorang tokoh pendidik raksasa
yang pemikirannya banyak dipengaruhi oleh sejumlah pemikir Jerman yang ternama dan
berpengaruh pada akhir abad 18 dan awal abad 19, diantaranya Johann Friederich
Herbart (1776-1831).
Riwayat hidup
Dalam dasar ilmu jiwa ini Froebel tidak memberikan batas-batas umur tertentu. Dia hanya
memakai tiga tahap yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, dan pada masa tanggung. Selain itu,
hal itu dikatakan Froebel karena perkembangan menurut Froebel terjadi bukan karena umur
tetapi apabila seorang anak sudah dapat memenuhi kebutuhannya baik itu sebagai anak
maupun sebagai orang dewasa. Alasan lain Froebel tidak memakai batas-batas umur tertentu
adalah setiap tahap yang diberikan Froebel mempunyai ciri khas tertentu.
Asas-asas Pendidikan
Fröbel mendasarkan pandangannya tentang pendidikan atas dua dasar, dasar teologi dan
dasar psikologi. Ia beranggapan bahwa manusia terdiri dari dua unsur tersebut. [1] Fröbel
mengatakan bahwa apabila pendidikan terlalu menekankan salah satu sisi baik itu sisi rohani
maupun sisi kecerdasan maka akan timpang atau berat sebelah. Oleh karena itu, Fröbel
berpendapat bahwa pendidikan itu haruslah menekankan kedua sisi tersebut.
Dasar Teologi
Dasar teologi Fröbel sangat berbeda dengan para teolog seperti Martin Luther atau Yohanes
Calvin yang mendasarkan pandangannya atas Alkitab. Mungkin karena itu juga Fröbel tidak
bisa sepenuhnya disebut teolog.
Sir Francis Galton adalah seorang sarjana dan ilmuwan asal Inggris yang menguasai berbagai
bidang disiplin ilmu pengetahuan. Salah satunya dalam bidang meteorologi, dia memberikan
penejelasan tentang antisiklon juga sebagai salah satu pendorong ke arah peta cuaca yang kita kenal
sekarang ini (modern). Dia juga mengembangkan bidang statistik dengan alat yang disebut papan
kelereng Galton. Dia jugalah yang meletakkan dasar-dasar eugenetika modern yang mana pada
tahun 1904 dia mendirikan laboratorium di Universitas London untuk penelitian tentang
eugenetika. Dan sampai abad 20 namanya masih dikaitkan dengan hal tersebut. Seperti
halnya Darwin (sepupu), ide-ide yang dia miliki memiliki kekurangan teori yang memadai,
karya Mendel datang terlambat untuk mempengaruhi kontribusi Galton dalam hal ini.
Galton lahir tanggal 16 Februari 1822 di Sparkbrook, Birmingham dan meninggal di Grayshott
House, Haslemere, Surrey tanggal 17Januari tahun 1911. Semasa kecil, dia menolak metode
konvensional pengajaran dan saat usia remaja dia mulai belajar ilmu kedokteran. Selain itu, dia juga
meneliti implikasi dari teori evolusi Darwin yang fokus pada manusia jenius dan kawin selektif.
9. William James
William James (1842–1910) adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat yang menjadi salah satu
perintis aliran pragmatisme. Selain itu, James merupakan psikolog dan filsuf yang menjadi salah
satu perintis psikologi pendidikan. Ia menempuh pendidikan kedokteran di Universitas
Harvard dan belajar psikologi di Jerman dan Prancis. Setelah menamatkan pendidikan, ia
mengajar di Universitas Harvard hingga tahun 1907. Disiplin ilmiah yang diajarkannya antara
lain anatomi, fisiologi, psikologi, dan filsafat. Ia mengajar dengan menggunakan metode
diskusi.
Aliran pemikiran
Fungsionalisme
Pemikiran psikologi sebagai ilmu dengan model strukturalisme Wilhelm Wundt ditolak oleh
James dengan mengajukan model fungsionalisme. James merupakan salah satu
perintis fungsionalisme yang dilandasi oleh pemikirannya yang berkaitan dengan
pragmatisme. Tokoh lainnya ialah James Mckeen Cattell (1866–1944). Ia termasuk dalam
kelompok sarjana psikologi di Amerika Serikat yang menolak pemikiran-pemikiran Wilhelm
Wundt yang disebarluaskan oleh Edward B. Titchener(1867–1927).
Pragmatisme
Hasil pemikiran
Teori periferal
William James merupakan salah satu tokoh yang memperkenalkan teori periferal. Sedangkan
tokoh lain yang memperkenalkan teori ini ialah Carl Lange. Teori periferal merupakan suatu
teori yang menyatakan bahwa emosi muncul dari individu merupakan akibat dari gejala-
gejala tubuh manusia. Pada kondisi sebaliknya, gejala tubuh manusia muncul dari faktor
yang tidak dipengaruhi oleh emosi individu. Salah satu permisalan yang diberikan oleh teori
ini adalah kondisi kesusahan akibat menangis. Teori periferal menganggap emosi sebagai
hasil persepsi individu terhadap perubahan yang dialami oleh tubuhnya. Perubahan kondisi
tubuh ini merupakan akibat dari rangsangan yang datang dari luas.
10. Granville Stanley Hall
Granville Stanley Hall adalah seorang sarjana teologi yang lulus dari salah satu universitas
di New York yang kemudian mempelajari fisiologi, fisika dan filsafat di Bonn dan Berlin,
hingga akhrinya ia berjumpa dengan minat akhir pendidikannya yaitu di bidang psikologi. Ia
berasal dari Ashfield, Massachusetts, salah satu kota di Amerika Serikat
Granville Stanley Hall lahir di kota Ashfield Massachusetts tahun 1844. Ia sering
dianggap sebagai seorang pendiri psikologi anak dan psikologi pendidikan. Perkembangan
pemikirannya sangat dipengaruhi oleh Charles Darwin dan Sigmund Freud. Di Jerman, ia
pernah menjadi murid Wilhelm Wundt di Leipzig dan pernah bekerjasama dengan Hermann
von Helmholtz di Berlin. Pada tahun 1881, ia kembali ke Amerika Serikat dan menjadi guru
besar di Universitas Johns Hopkins. Hall adalah seorang yang sangat aktif dan produktif, ia
termasuk salah seorang yang mendorong tumbuhnya ilmu psikologi di Amerika Serikat. Saat
di Universitas Johns Hopkins ia membangun salah satu laboratorium psikologi tertua
di Amerika Serikat. Pada tahun 1887, ia menerbitkan American Journal of Psychology dan
pada tahun 1892 ia mendirikan American Psychological Association (APA) dan menjadi
presiden yang pertama bagi organisasi itu. APA sampai sekarang masih berdiri dan
merupakan suatu organisasi para sarjana psikologi yang terbesar di Amerika Serikat. Dia juga
menunjukkan pentingnya proses pertumbuhan anak usia dini dan remaja sebagai titik balik
dalam pertumbuhan psikologis. Baginya, masa kanak-kanak itu hanya perpanjangan dari
perkembangan embrio, sedangkan remaja adalah masa perkembangannya. Ia mengakhiri
karier sekaligus kehidupannya pada tahun 1924, di Worcester Massachusetts. Akna tetapi, ia
tetap dikenang sebagai bagian penting dari sejarah psikologi di Amerika Serikat.
Teori Hall
Teori Hall yang terkemuka adalah teori evolusi. Dengan teorinya ini ia sering disebut
sebagai Darwin of the Mind, karena ia seolah-olah menerapkan teori evolusi dari Darwin,
namun lebih mengarah ke arah perkembangan jiwa. Teori evolusi yang diimplementasikan
Hall menekankan: Ontogeny recapitulates phylogeny, artinya proses perkembangan individu
sejak dia lahir sampai dewasa tidak lain adalah bentuk yang lebih singkat (rekapitulasi,
singkatan) dari proses perkembangan makhluk yang bersangkutan dari mulai tingkatnya yang
paling sederhana sampai tingkat yang sempurna. Ia menyatakan bahwa sebagian besar
manusia adalah ciptaan habitatnya dan banyak aktivitasnya lebih atau sedikit mendapat
dorongan otomatis dari lingkungannya. Hal ini terbukti dalam eksperimen-eksperimen yang
dilakukan Hall yang menemukan bahwa reaksi-reaksi yang diberikan oleh binatang
satu sel sama dengan reaksi-reaksi sel telur atau sperma dalam tubuh manusia. Demikian juga
reaksi-reaksi dari makhluk-makhluk bersel banyak sama dengan reaksi janin dengan
jumlah sel yang kira-kira sama, dan dengan demikian seterusnya. Oleh karena itu, ia sampai
dalam suatu kesimpulan bahwa perkembangan jiwa manusia secara perorangan sebenarnya
adalah miniatur dari perkembangan jiwa manusia sebagai makhluk. Teorinya secara spesifik
perlu ditumbuhkan melewati ide-ide terdalam yang hanya membangkitkan aspek
pertumbuhan fisik, tanpa pengaruh besarnya juga ke arah pendidikan. Banyak pendapat di
kalangan psikolog bahwa ia ketinggalan perkembangan dunia pendidikan, sehingga tidak
menggunakan metode investigasi yang juga berkembang dalam ilmu psikologi pada masa itu.
Meskipun demikian, ia tetap meninggalkan suatu warisan abadi
dalam psikologi perkembangan, dan psikoanalisa yang sangat penting dalam psikologi.
11. Alfred Binet
Berbagai penyelidikannya telah membuat ia terkenal. Pada tahun 1904, Menteri Urusan
Publik menugaskan untuk memformulasikan berbagai metode untuk mengidentifikasi anak-
anak yang keterbelakangan mental.
Binet secara khusus mengadakan penelitian pada banyak aspek yang berbeda yang berkaitan
dengan ingatan. Dia menjadi peneliti pertama yang mempelajari pengaruh sugesti terhadap
ingatan. Ia juga mempelajari seluruh masalah terkait ingatan palsu atau ilusi ingatan. Dua
topik utama yang menjadi fokus penelitiannya adalah teknik mnemonik untuk peningkatan
ingatan dan pengembangan verbal dan memori visual pada anak-anak. Topik kedua dari
penelitiannya diadakan bersama dengan Victor Henri. Hasil penelitiannya ini memberinya
kesimpulan bahwa sugesti yang tinggi dapat muncul pada anak-anak. Karenanya, Binet
merancang beberapa teknik untuk mengukur efek pengaruh sugesti pada ingatan anak-anak.
Hasil penelitiannya ini kemudian ditulisnya menjadi sebuah buku berjudul La
Suggestibilité. Buku ini diterbitkan pada tahun 1900.
Konsep kecerdasan
Binet menyatakan bahwa hakikat kecerdasan adalah kemampuan untuk menetapkan dan
mempertahankan suatu tujuan. Penetapan dan pemertahanan tujuan ini dilakukan sebagai
bentuk penyesuaian guna mencapai tujuan tersebut serta untuk mengadakan penilaian secara
kritis dan objektif atas diri sendiri. Hakikat kecerdasan bagi Binet hanya ditentukan oleh
kecerdasan intelektual. Ia menilai hakikat ini berdasakan tingkat dalam
penerapan bahasa dan logika matematika.
Skala Binet-Simon
Pada tahun 1881, Afred Binet membuat tes kecerdasan yang pertama. Pembuatan tes ini
merupakan permintaan dari pemerintah Prancis untuk identifikasi anak-anak yang memiliki
keterlambatan dalam pencapaian kecerdasan. Permintaan ini merupakan bagian dari undang-
undang baru di Prancis yang mewajibkan seluruh anak di negara tersebut memperoleh
pendidikan di sekolah. Alfred Binet kemudian mengadakan pemeriksaan kepada anak-anak
yang gagal dalam memberikan tanggapan pada kegiatan sekolah yang normal. Anak-anak ini
ditempatkan di kelas khusus selama masih dapat dididik.
Karya tulis
Modern Ideas about Children diterbitkan pada tahun 1911. Buku ini merupakan karya
terakhir dari Binet. Modern Ideas about Children membahas tentang penelitian eksperimental
mengenai pendidikan yang telah dilakukan oleh Binet selama 30 tahun. Buku ini tidak
meringkas hasil penelitian tersebut, melainkan hanya membahas mengenai masa depan dari
penelitian ini. Binet membahas di dalam bukunya ini mengenai penyelidikan dan pekerjaan
yang harus dilakukan untuk dilanjutkan oleh generasi setelah dirinya. Modern Ideas about
Children merupakan wasiat kepada para penerus penelitiannya, karena Alfred Binet wafat
beberapa bulan setelah bukunya ini diterbitkan dan dipublikasikan.