Anda di halaman 1dari 22

HADITS DAN LINGKUNGAN HIDUP

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah: Islam dan Lingkungan Hidup
Dosen Pengampu: Dr. Sudadi, M.Pd

Kelas PAI VI C

Disusun Oleh:
1. Malika Khusna ( 201169)
2. Muftihatun Nashihah (20116923)
3. Rafi Firmansyah (201169)
4. Vadri Heridia (20117019)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU) KEBUMEN
TAHUN AKADEMIK 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2
1. Pengertian Lingkungan Hidup ................................................................2
2. Hadits tentang Lingkungan Hidup...........................................................3
a. Pemeliharaan Lingkungan .................................................................3
b. Pemanfaatan Lingkungan...................................................................6
c. Pencegahan Kerusakan Lingkungan..................................................9
3. Manfaat Lingkungan Hidup ....................................................................10
1. Kewajiban Memelihara dan Melindungi Hewan...............................10
a. Memberi Makan...........................................................................11
b. Menolong Tumbuh-tumbuhan.....................................................12
2. Penanaman Pohon dan Penghijauan...................................................12
a. Menghidupkan Lahan Mati..........................................................13
b. Udara............................................................................................14
c. Air................................................................................................15

BAB III PENUTUP........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................18

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Alloh SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Hadits dan Lingkungan Hidup” ini tepat waktu.

Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya,
untuk kedepannya dapat memperbaiki makalah agar lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kebumen, 23 Maret 2023

Penulis

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

Islam adalah agama yang komprehensif, Islam tidak hanya memperhatikan aspek
hubungan seorang hamba dengan Tuhan, tapi juga memperhatikan hubungan sosial dan
hubungan dengan alam. Hubungan dengan Allah meliputi ritual peribadatan kepada-Nya,
seperti shalat, puasa, haji, dll. Hubungan sosial meliputi segala aktivitas dengan sesama
manusia, seperti anjuran untuk saling tolong menolong, tidak menyakiti, tidak
mendzalimi dsb. Sedangkan hubungan dengan alam meliputi aktivitas kita terhadap
hewan, tumbuhan, dan alam semesta. Sebagai seorang muslim, kita tidak boleh
melupakan aspek hubungan manusia dengan alam, karena Islam adalah agama yang
menjunjung tinggi akhlak yang baik, dan merusak alam bertentangan dengan akhlak yang
baik. Bahkan dalam kondisi genting pun kita tidak diperkenankan merusak alam.

Bentuk kasih Tuhan pada semesta adalah realita sebelum Tuhan menciptakan
manusia, Tuhan juga telah memikirkan dan memahami keberlangsungan hidup manusia
kelak didalam alam kehidupan. Tentu saja, manusia akan membutuhkan alam/
lingkungan, kegunaan lingkungan disitu akan membutuhkan manusia dalam
keberlangsungan hidupnya, jadi manusia dengan lingkungan hidup berseimbangan dan
berdampingan, saling memberikan efek atau dampak. Keduanya saling bergantung dan
membentuk hubungan simbiosis mutualisme antara manusia dengan alam. Manusia
mempengaruhi lingkungan hidup begitu juga sebaliknya.

Maka dari itu Allah SWT menciptakan alam untuk kepentingan manusia, betapa
banyak manfaat yang dapat manusia ambil dari alam. Tidak ada sesuatu pun yang
diciptakan Allah SWT sia-sia. Allah SWT adalah pencipta lingkungan hidup, yang
tentunya dalam menciptakannya berdasarkan sebab dan tujuan yang jelas, serta dengan
berbagai hikmah yang akan didapatkan oleh para makhluknya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lingkungan Hidup

Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya


keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan
hidup tidak saja tidak saja bersifat fisik seperti tanah, udara, air, cuaca, dan sebagainya
namun juga ada yang berbentuk lingkungan organisme hidup seperti tumbuh-tumbuhan,
hewan, dan manusia. Ada juga lingkungan sosial yang dapat menimbulkan pengaruh atau
perubahan sosial misalnya masalah ekonomi, politik, dan sosial.

Lingkungan dibagi menjadi dua yaitu ada lingkungan dinamis atau hidup dan
lingkungan statis atau mati. Lingkungan hidup misalnya ada wilayah manusia, hewan,
dan tumbuh-tumbuhan. Lingkungan mati misalnya alam yang diciptakan Allah SWT
meliputi lingkungan bumi, luar angkasa, langit, matahari, bulan, dan industry yang dibuat
oleh manusia seperti rumah yang di bangun, peralatan yang dibuat, yang dapat menyusut
dan membesar.1

Riwayat hadis Rasulullah SAW. yang berisi anjuran untuk melestarikan alam, dan
larangan untuk merusaknya. Pertama, hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari
dalam Shahih-nya pada kitab al-Harts wa al-Muzara’ah bab Fadhl al-Zar’ wa al-Ghars
idza Ukila minhu, “Tidaklah seorang muslimpun yang menanam satu tanaman lalu
burung atau manusia atau hewan makan dari tanaman tersebut melainkan itu menjadi
shadaqah baginya”. Dalam hadis ini Rasul mengungkapkan betapa luar biasanya pahala
menanam pohon. Satu pohon yang kita tanam akan menjadi ladang pahala shadaqah bagi
kita. Imam Ibn Hajar al-‘Asqalani menjelaskan, pahala ini akan terus mengalir selagi
tanaman yang ditanam masih dimakan/dimanfaatkan (oleh siapapun dan oleh apapun),
walaupun yang menanamnya sudah tiada dan kepemilikan tanaman tersebut telah
berpindah. Bayangkan betapa banyak pahala yang akan kita panen dari satu pohon, dan
bagaimana jika yang ditanam bukan hanya satu pohon, tapi satu kebun, atau bahkan
beberapa kebun, subhanallah. Hadis ini membuka mata kita bahwa reboisasi tidak hanya
upaya untuk menjaga dunia, namun juga menjadi jalan bagi keselamatan kita di akhirat.

Hadis kedua diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Muwattha’ pada kitab
al-Jihad, al-Nahy ‘an Qatl al-Nisa’ wa al-Wildan fi al-Ghazw, dalam hadis ini sahabat
Abu Bakr berwasiat kepada Yazid bin Mu’awiyah ketika berperang, “….Sungguh saya
berwasiat kepadamu dengan sepuluh perkara; jangan sekali-kali kamu membunuh wanita,
anak-anak dan orang yang sudah tua. Jangan memotong pohon yang berbuah, jangan

1
Mujiono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur’an (Cet I: Jakarta Paramadina, 2001), h 30-31

2
merobohkan bangunan, jangan menyembelih kambing ataupun unta kecuali hanya untuk
dimakan, jangan membakar atau merobohkan pohon kurma. Dan janganlah berlebihan
atau menjadi seorang yang panakut.” Bahkan dalam kontek berperang pun seorang
muslim tetap harus mengedepankan akhlak yang baik, dengan tidak diperkenankan untuk
membunuh orang yang lemah dan merusak lingkungan. Merusak lingkungan di sini
digambarkan dengan tidak menebang pohon, merobohkan bangunan, dan menyembelih
hewan sembarangan. Merusak lingkungan (dengan cara apapun) bertentangan dengan
ajaran akhlak Rasulullah, karena Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak.2

B. Hadits-hadits tentang Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup dalam Islam telah banyak diajarkan mulai dari pemeliharaan
lingkungan pemanfaatan lingkungan dan pencegahan bencana alam di sini kita akan
bahas berapa dalil tentang lingkungan hidup sebagai berikut

a. Pemeliharaan Lingkungan
Lingkungan adalah sebuah tempat yang berada di sekitar kita yang terdapat
beberapa macam jenis tumbuhan ataupun makhluk hidup yang ada di dalamnya,
lingkungan sudah ada sebelum kita terlahir menjadikan sebuah tempat untuk
berkembang biak dan berteduh semua makhluk, pada kodratnya kita hidup tidak
bisa terpisahkan oleh lingkungan karena kita berdampingan dengan mereka dan
terdapat interaksi antara kita dengan mereka dalam agama Islam sendiri
lingkungan sudah seringkali dibahas di mana dalam pemeliharaan lingkungan dan
pemeliharaannya. Lingkungan menjadi sebuah komponen terpenting dalam
sebuah hidup karena terdapat banyak manfaat yang ada di dalamnya Selain
sebagai sebuah ekosistem lingkungan juga sebagai sebuah tempat kita untuk
mengambil sumber daya alam yang telah tersedia, lingkungan yang dirawat dan
dilestarikan dengan baik maka akan tumbuh dengan subur dan lahan yang
menghasilkan sedangkan lingkungan yang dirusak maka akan hancur dan musnah,
lingkungan yang telah rusak akan sulit untuk di hidupkan kembali melainkan
perlu adanya beberapa waktu yang lama untuk kembali menghidupkan
lingkungan tersebut karena sejatinya lingkungan telah hidup lama dan berproses
selama dalam kehidupan sehingga apabila merusaknya yang begitu mudah tetapi
apabila menghidupkannya akan membutuhkan waktu yang yang tidak sebentar.

2
Adminfasya Kajian Hdits Tentang Menjaga Lingkungan, 23 Maret 2023. 12:29

3
Dalam Islam sendiri lingkungan telah dibahas dalam beberapa kitab terutamanya
dalam hadis bahwa lingkungan juga perlu dirawat dan dilestarikan agar sebuah
wilayah tersebut menjadi sejuk tenang dan ramah lingkungan lingkungan yang
sejuk akan membawa kita kepada ketenangan batin dan ketenangan jiwa yang
harmonis dengan lingkungan yang gundul yang tandus akan membagikan kepada
sebuah kepanasan dan rasa gelisah.
Berikut hadis terkait dengan menjaga lingkungan, seperti hadis tentang
menghidupkan lahan yang mati,

‫َن‬Kْ ‫ ع‬K‫ ِه‬K‫رْ َوةَ ع َْن َأبِي‬KK‫ ِام ْب ِن ُع‬K‫َن ِه َش‬Kْ ‫ُّوب ع‬
Kُ ‫ َأي‬K‫ َّدثَنَا‬K‫ب َح‬
Kِ ‫د ْال َوهَّا‬Kُ K‫ َع ْب‬K‫ َّدثَنَا‬K‫ َح‬K‫ ُم َح َّم ُد ب ُْن ْال ُمثَنَّى‬K‫ َّدثَنَا‬K‫َح‬
‫ق‬ َ ‫ َولَي‬Kُ‫ه‬K َ‫ي ل‬
ٍ ْ‫ر‬KK‫ْس لِ ِع‬ ً ْ‫ َأر‬K‫ن َأحْ يَا‬Kْ ‫ل َم‬Kَ ‫ه َو َسلَّ َم قَا‬Kِ ‫ هَّللا ُ َعلَ ْي‬K‫صلَّى‬
Kَ ‫ فَ ِه‬Kً‫ة‬K َ‫ضا َم ْيت‬ َ ‫ي‬Kِّ ِ‫َن النَّب‬Kْ ‫َس ِعي ِد ْب ِن َز ْي ٍد ع‬
َ‫رْ َوة‬KK‫ن ُع‬Kِ ‫ ْب‬K‫ق ع َْن يَحْ يَى‬ َ ‫ْن ِإ ْس َح‬Kَ ‫ اب‬K‫ َع ْب َدةُ ع َْن ُم َح َّم ٍد يَ ْعنِي‬K‫ي َح َّدثَنَا‬ ِ ‫ْن الس‬Kُ ‫د ب‬Kُ ‫ هَنَّا‬K‫ق َح َّدثَنَا‬
ِّ ‫َّر‬ ٌّ ‫ظَالِ ٍم َح‬
‫ا َل‬KKَ‫ ق‬Kُ‫ فَ ِه َي لَهُ َو َذ َك َر ِم ْثلَه‬Kً‫ َم ْيتَة‬K‫ضا‬
ً ْ‫ه َو َسلَّ َم قَا َل َم ْن َأحْ يَا َأر‬Kِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬
َ ِ ‫ل هَّللا‬Kَ ‫ه َأ َّن َرسُو‬Kِ ‫ع َْن َأبِي‬
‫ه‬Kِ K‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬K‫ص‬َ ِ ‫ل هَّللا‬Kِ ‫و‬K‫ َما ِإلَى َر ُس‬K‫َص‬ َ ‫اخت‬ ْ ‫ن‬Kِ ‫يث َأ َّن َر ُجلَ ْي‬ َ ‫ ِد‬K‫ َذا ْال َح‬Kَ‫ ه‬K‫ َّدثَنِي‬K‫ الَّ ِذي َح‬K‫ ْد َخبَّ َرنِي‬Kَ‫فَلَق‬
‫ب‬ َ ‫ َر‬K‫ ِه َوَأ َم‬K‫ض‬
Kَ ‫ا ِح‬K‫ص‬ ِ ْ‫ض بَِأر‬
Kِ ْ‫ب اَأْلر‬ِ ‫صا ِح‬َ ِ‫ ل‬K‫ضى‬ َ َ‫ض اآْل َخ ِر فَق‬ ِ ْ‫س َأ َح ُدهُ َما ن َْخاًل فِي َأر‬ َ ‫َو َسلَّ َم َغ َر‬
ْ Kِ‫ ب‬K‫ لَتُضْ َربُ ُأصُولُهَا‬K‫ َوِإنَّهَا‬K‫ قَا َل فَلَقَ ْد َرَأ ْيتُهَا‬K‫ ِم ْنهَا‬Kُ‫النَّ ْخ ِل َأ ْن ي ُْخ ِر َج ن َْخلَه‬
ِ ‫الفُُؤ‬K
‫ ٌل ُع ٌّم‬K‫ لَن َْخ‬K‫وس َوِإنَّهَا‬
َ ‫ َح‬K ‫ن ِإ ْس‬Kِ ‫َن ا ْب‬Kْ ‫ ع‬K‫ ِه‬K ‫َن َأبِي‬Kْ ‫ب ع‬
‫ق‬ ِ ‫ َّد‬K ‫ ِعي ٍد ال‬K ‫ ُد ب ُْن َس‬K‫ َأحْ َم‬K‫ َّدثَنَا‬K‫ َح‬K‫ت ِم ْنهَا‬
Kٌ ‫ َو ْه‬K‫ َّدثَنَا‬K‫ار ِم ُّي َح‬ Kْ ‫ ِر َج‬K‫َحتَّى ُأ ْخ‬
‫ي‬Kِّ ِ‫ب النَّب‬
Kِ ‫ َحا‬K‫ص‬ْ ‫ن َأ‬Kْ ‫ل ِم‬Kٌ K‫ل َر ُج‬Kَ ‫ا‬KKَ‫ َذا فَق‬Kَ‫ ه‬K‫ َّدثَنِي‬K‫ان الَّ ِذي َح‬ Kَ ‫ه َم َك‬Kِ ِ‫ قَا َل ِع ْن َد قَوْ ل‬Kُ‫ ِإاَّل َأنَّه‬Kُ‫ه َو َم ْعنَاه‬Kِ ‫بِِإ ْسنَا ِد‬
Kُ ‫ َرَأي‬K‫د ْال ُخ ْد ِريُّ فََأنَا‬Kٍ ‫ َأبُو َس ِعي‬Kُ‫ َأنَّه‬K‫ر ظَنِّي‬Kُ َ‫ه َو َسلَّ َم َوَأ ْكث‬Kِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬
ُ‫ْت ال َّر ُج َل يَضْ ِرب‬ َ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna, telah


menceritakan kepada kami Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami
Ayyub dari Hisyam bin ‘Urwah dari ayahnya dari Sa’id bin Zaid dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Barang siapa yang menghidupkan
lahan yang mati maka lahan tesebut adalah miliknya, tidak ada hak bagi keringat
yang zhalim.” Telah menceritakan kepada kami Hannad bin As Sari telah
menceritakan kepada kami ‘Abdah dari Muhammad bin Ishaq dari Yahya bin
‘Urwah dari ayahnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:
“Barang siapa yang menghidupkan lahan yang mati maka lahan tesebut adalah

4
miliknya.” Dan ia menyebutkan sesuatu yang sama dengannya. Ia berkata;
sungguh telah telah mengabarkan kepadaku orang yang telah menceritakan
kepadaku hadits ini, bahwa dua orang telah memperkarakan kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Salah seorang diantara diantara mereka menanam
pohon kurma di lahan orang lain. Kemudian beliau memutuskan bahwa orang
yang memiliki lahan mendapatkan lahannya dan memerintahkan kepada pemilik
pohon kurma agar mengeluarkan pohon kurma dari lahan tersebut. ‘Urwah
berkata; sungguh aku melihat pohon kurma tersebut akarnya telah ditebang
menggunakan kapak. Sesungguhnya pohon kurma tersebut adalah pohon kurma
yang sempurna tinggi dan lebatnya. Hingga pohon tersebut telah dikeluarkan
darinya. Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Sa’id Ad Darimi, telah
menceritakan kepada kami Wahb dari ayahnya, dari Ibnu Ishaq dengan sanad dan
maknanya, hanya saja ia mengatakan pada perkataan (di tempat ia menceritakan
kepadaku ini); kemudian seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
berkata; dan perkiraan kuatku bahwa ia adalah Abu Sa’id Al Khudri, dan aku
melihat seorang laki-laki yang menebang akar pohon kurma.
Dari hadis di atas dapat kita ambil sebuah hikmah bahwa sebuah lahan yang
kosong pun mempunyai hak untuk di dalamnya diberikan sebuah kehidupan yaitu
dengan menanam sebuah pohon agar lahan tersebut tidak tandus dan tidak gundul.
Juga dibahas bahwa lahan yang telah ditanami sebuah pohon oleh orang lain yang
bukan pemilik tanah tersebut sangat begitu berguna dan ketika pemilik tanah
tersebut ingin mengambil hak tanahnya kembali maka pohon tersebut ditebang
sungguh sangat disayangkan ketika dalam penebangan pohon tersebut karena
pohon telah tumbuh dengan besar dan menghasilkan sebuah hasil yang lumayan
yaitu sebuah kurma. Di sini begitu dibahas bahwa penebangan pohon sangat tidak
dianjurkan karena dapat menyebabkan lahan yang tandus dan lain yang gundul
dan menyebabkan kurangnya sumber daya alam.

Dalam pemeliharaan lingkungan sudah banyak cara yang harus kita lakukan tentu
kita semua sudah paham akan semua itu Tinggal bagaimana kita bisa
melakukannya dan memulai merawatnya dengan baik, selanjutnya dalam sebuah

5
lingkungan pun terdapat sebuah sumber Seperti contohnya sumber mata air di
mana air sangat diperlukan dalam sebuah kehidupan tanpa adanya air sebuah
kehidupan tidak akan ada, air menjadi sebuah sumber daya alam yang sangat
dibutuhkan akan tetapi mereka yang tidak sadar akan sebuah Kebutuhan sumber
daya alam Terkadang mereka mengotorinya atau mencemarinya seperti halnya
dalam membuang kotoran di sumber air di mana sudah jelas bahwa air tersebut
adalah sebuah sumber untuk kita minum kita masak dan untuk aktivitas lainnya.
Mereka yang tidak sadar akan semua itu justru hanya bersikap biasa dan tanpa
merasa bersalah. Berikut adalah sebuah hadis tentang membuang kotoran
disumber air

‫ا ِء‬KK‫ ُد ُك ْم فِي ال َم‬K‫ولَ َّن َأ َح‬KKُ‫ “الَ يَب‬:‫ال‬ َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم – ق‬ َ – ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ؛ َأ َّن َرسُوْ َل هللا‬ ِ ‫ع َْن َأبِي ه َُري َْرةَ َر‬
ٌ‫ “الَ يَ ْغت َِسلْ َأ َح ُد ُك ْم فِي ال َما ِء ال َّداِئ ِم َوهُ َو ُجنُب‬:‫ َولِ ُم ْسلِ ٍم‬.‫ ثُ َّم يَ ْغت َِس ُل فِ ْي ِه‬،‫ال َّداِئ ِم؛ الَّ ِذي الَ يَجْ ِري‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian kencing di air yang diam yaitu air
yang tidak mengalir kemudian ia mandi di dalamnya.” (HR. Bukhari, no. 239 dan
Muslim, no. 282).
Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Jangan salah seorang dari kalian mandi di air
yang tergenang dalam keadaan junub.” (HR. Muslim, no. 283)3

Sudah jelas dibahas dalam hadis di atas bahwa perbuatan di atas adalah perbuatan
yang tidak benar dan tidak dianjurkan dalam Islam karena perbuatan tersebut
sangat merugikan dan di sisi lain juga terdapat beberapa hikmah yang dapat kita
ambil dari hadis di atas berikut beberapa hikmah yang dapat diambil dari hadits
diatas:
1. Hadits ini menunjukkan larangan kencing di air yang tergenang karena dapat
menyebarkan najis dan menimbulkan penyakit. Boleh jadi pula yang
memanfaatkan air tersebut adalah yang kencing itu sendiri.
2. Larangan kencing di air yang tergenang adalah larangan haram jika air tersebut
memudaratkan yang lain. Jika tidak digunakan, maka hukumnya makruh.

3
Serasi, Tidak Boleh Buang Air di Air Tergenang. 2022, vol 5

6
3. Buang air besar di air yang tergenang hukumnya sama dengan kencing, bahkan
buang air besar hukumnya lebih parah.
4. Boleh kencing di air yang mengalir dengan catatan bahwa air tersebut tidak
memudaratkan orang lain.
5. Dilarang mandi junub di air yang tergenang. Larangan ini dihukumi haram jika
memudaratkan yang lain. Namun dihukumi makruh jika tidak mengganggu yang
lain.
b. Pemanfaatan Lingkungan
Lingkungan yang telah dirawat dan dipelihara secara terus-menerus dan tumbuh
dengan baik maka lingkungan tersebut akan memberikan sebuah hasil yang baik
juga kepada kita sehingga lingkungan dapat memberikan sebuah manfaat yang
besar pada kita sebagai sebuah kebutuhan hidup manusia dalam menjalani sebuah
aktivitas setiap harinya. Lingkungan yang telah hidup maka akan tumbuh dengan
Asri dan nyaman sehingga di dalamnya menghasilkan sebuah manfaat yang luar
biasa seperti sebuah surga dunia di mana dalam Islam sendiri juga menceritakan
sebuah surga yang di dalamnya ada tanaman dan pohon-pohon yang tumbuh
dengan bagus dan dengan suburnya begitupun dengan di dunia apabila lingkungan
berhasil dirawat dengan baik maka akan menghasilkan sebuah hasil yang baik dan
bagus juga. Lingkungan yang telah dirawat maka kita perlu terus
mengembangkannya dan menjaganya di sini akan dibahas tentang beberapa
pemanfaatan lingkungan yang tentu akan menjadi sebuah ladang amal kita di
akhirat dan juga di dunia beberapa diantaranya adalah sebagai berikut
Pertama, tanamlah pohon meski itu perbuatan terakhir kita

‫اع َأنْ اَل َتقُو َم َح َّتى َي ْغ ِر َس َها َف ْل َي ْغ ِرسْ َها‬


َ ‫َّاع ُة َوفِي َي ِد َأ َح ِد ُك ْم َفسِ يلَ ٌة َفِإ ِن اسْ َت َط‬ ِ ‫إن َقا َم‬
َ ‫ت الس‬
Artinya: “Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian
ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk
menanamnya maka tanamlah.” (HR. Bukhari & Ahmad)
Dari hadis di atas menjelaskan bahwa menanam pohon itu adalah menjadi sebuah
amal sedekah kita Sebelum kita Tiada bahkan di atas diajarkan bahwa tanamlah
pohon sebelum kiamat datang Iya karena menanam pohon itu adalah sebuah amal

7
baik yang tentu menjadi sebuah bekal kita ketika kita akan menghadapi sebuah
kehidupan di yaumul mahsyar nanti fadilahnya sangat besar karena kita
memberikan kehidupan kepada sebuah pohon dan memberikan kemanfaatan
kepada sekitarnya. Karena tanaman juga akan menjadi saksi saat kita berada di
persidangan kelak di mana beliau bersaksi bahwa Beliau pernah dibantu dan
ditolong oleh kita yang menanam pohon tersebut jadi menanam pohon
menjadikan sebuah manfaat yang luar biasa Bahkan bukan hanya manfaat di
dunia tapi juga manfaat di akhirat kelak.
Kedua, menanam pohon adalah kebaikan yang berkelanjutan

‫ فقال يا أم معبد من غرس هذا النخل؟‬،‫عن جابر أن النبي صلى هللا عليه وسلم دخل على أم معبد حائطا‬
‫ان‬77‫ئر إال ك‬77‫ة والط‬77‫ قال فاليغرس المسلم غرسا فيأكل منه إنسان وال داب‬.‫أمسلم أم كافر؟ فقالت بل مسلم‬
‫له صدقة إلى يوم القيامة‬
Dari Sahabat Jabir, sesungguhnya Nabi Muhammad Saw memasuki pekarangan
Ummu Ma’bad, kemudian beliau berkata, “Wahai Ummu Ma’bad siapakah yang
menanam kurma ini? Muslim atau kafir?
Ummu Ma’bad menjawab, “Muslim.” Lalu Nabi Bersabda, “Tidaklah seorang
muslim menanam tanaman lalu memakannya baik manusia atau keledai atau
burung kecuali itu akan menjadi sedekah baginya hingga hari kiamat.” (HR.
Muslim)

Dari hadis di atas menjadi sebuah contoh bahwa menanam sebuah pohon menjadi
sebuah amal sedekah jariah yang akan terus mengalir pada kita bahkan saat kita
pun telah tiada di mana Kenapa hal tersebut akan terus mengalir layaknya seperti
air yang mengalir dalam sebuah sungai karena kemanfaatannya pohon itu
menghasilkan sebuah buah tersebut dinikmati oleh seluruh makhluk di bumi ini
tanpa terkecuali seperti manusia hewan dan lain sebagainya disitu tertuliskan
bahwa manusia yang berniat baik untuk merawat lingkungan dan menanamnya
serta mengembangbiakkannya menjadikan sebuah pahala kebaikan tersendiri bagi
mereka yang melakukannya menjadikan sebuah Fadilah besar bahwa dalam hal
sekecil itu hanya menanam pohon saja bisa menjadikan sebuah amal besar bila
kita niatkan dengan niat yang baik.
Ketiga, menjaga kebersihan lingkungan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

8
‫ فإنه لك صدقه‬،‫أ ِم ِط األذى عن الطر يق‬

“Singkirkanlah gangguan dari jalan, karena itu sedekah untuk kamu”

Dari hadis di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa menyingkirkan sebuah
gangguan di jalan juga merupakan sedekah walaupun hal itu dipandang kecil oleh
semua orang tetapi harus ke dalam menjadi suatu jalan kita mendapat ridho Allah
dan mendapat pahala di sisinya karena hal tersebut adalah membantu orang lain
ketika lewat tidak terkena gangguan di jalan tersebut karena gangguan itu telah
kita singkirkan hal tersebut adalah menjadi sebuah bukti kita kepedulian terhadap
lingkungan untuk selalu menjaga kebersihannya dan juga sebagai bukti kita selalu
ingin memberikan kepedulian dan kemanfaatan kepada orang lain agar orang lain
juga dapat berjalan dengan selamat tanpa ada penghambat

Aisyah meriwayatkan, bahwa ia ditanya tentang apa yang dilakukan Rasulullah di


rumahnya. 'Aisyah menjawab. Beliau menjahit pakaiannya dan memperbaiki sandalnya
sendiri.

Aisyah menambahkan, “Beliau juga senantiasa mengerjakan apa yang dikerjakan para
lelaki di rumah mereka.”(HR. Ahmad)

Dari riwayat Aisyah di atas menuturkan juga bahwa Nabi Muhammad sendiri pun beliau
dalam kehidupan sehari-harinya selalu menunjukkan kehidupan yang sederhana dan apa
adanya membuktikan bahwa beliau sang Baginda juga begitu sangat peduli dengan
lingkungan dengan memperhatikan kebersihan dan perawatan nya sebagai contohnya
adalah beliau tidak ingin mengotori lingkungannya dengan membuang sandal dan
membuang Pakaiannya yang sudah sobek akan tetapi justru beliau merawat pakaiannya
dan memperbaiki sandalnya sebagai bukti bahwa beliau ingin menjaga lingkungannya
agar tetap bersih kondusif dan tidak kotor.

Keenam, saran untuk merawat hewan yang terlihat tidak berdaya hadis yang berbunyi:

‫ث يَْأ ُك ُل‬
ُ َ‫ب ثُ َّم خ ََر َج فَِإ َذا َك ْلبٌ يَ ْله‬ َ ‫ق ا ْشتَ َّد َعلَ ْي ِه ْال َعطَشُ فَ َو َج َد بِْئرًا فَن‬
َ ‫َزَل فِيهَا فَ َش ِر‬ ٍ ‫بَ ْينَ َما َر ُج ٌل يَ ْم ِشي بِطَ ِري‬
ُ‫ش ِم ْث ُل الَّ ِذي َكانَ بَلَ َغ بِي فَنَزَ َل ْالبِْئ َر فَ َمَأَل ُخفَّه‬ِ َ‫ب ِم ْن ْال َعط‬ َ ‫ال ال َّر ُج ُل لَقَ ْد بَلَ َغ هَ َذا ْال َك ْل‬ ِ َ‫الثَّ َرى ِم ْن ْال َعط‬
َ َ‫ش فَق‬

9
‫ُول هَّللا ِ َوِإ َّن لَنَا فِي ْالبَهَاِئ ِم َأجْ رًا فَقَا َل نَ َع ْم فِي‬ َ ‫ثُ َّم َأ ْم َس َكهُ بِفِي ِه فَ َسقَى ْال َك ْل‬
َ ‫ب فَ َش َك َر هَّللا ُ لَهُ فَ َغفَ َر لَهُ قَالُوا يَا َرس‬
ِ ‫ت َكبِ ٍد َرةبِي ُكلِّ َذا‬
‫ت َكبِ ٍد‬ ِ ‫ ُك ِّل َذا‬  

Artinya: “Ketika seorang lelaki berjalan dalam sebuah perjalanan dia merasa
sangat haus lalu dia menemukan sebuah sumur. Dia turun ke sumur itu lalu
minum dan setelah itu keluar. .Si lelaki itu berkata, “Anjing ini sangat kehausan
sebagaimana yang telah aku rasakan.” Lalu dia turun lagi ke sumur, dia
memenuhi salah satu sepatunya dengan air lalu dia menggigitnya dengan
mulutnya (sehingga bisa naik-red) dan memberikan minum kepada anjing
tersebut. Kemudian Allah Azza wa Jalla berterima kasih padanya (maksudnya
Allah menerima amal perbuatan orang ini) dan Allah Azza wa Jalla mengampuni
dosanya Para shahabat Radhiyallahu anhum bertanya, “Wahai Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam , apakah kita akan mendapatkan pahala dalam
(pemeliharaan) binatang ternak ?” Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab, “Ya, pada (pemeliharaan terhadap) setiap yang bernyawa ada pahala.”

Hadits di atas mengajarkan kepada kita untuk peduli dengan hewan yang ada di
sekitar kita di mana hewan tersebut mereka membutuhkan pertolongan seperti
contoh di atas hewan kehausan maka kita perlu menolongnya semampu kita agar
hewan tersebut bisa hidup dan tertolong di sini Islam mengajarkan kepada kita
untuk peduli dan peka terhadap bukan hanya sesama tetapi dengan hewan pun kita
diajarkan untuk tenggang rasa untuk peduli karena hewan sejatinya adalah
makhluk ciptaan Allah dan semua yang ada di bawah ini adalah ciptaan Allah
daripada itu kita perlu untuk sama-sama saling menolong agar terjadi sebuah
kebaikan kemanfaatan walaupun dalam hal kecil itu akan tetapi menjadi sebuah
pahala yang besar di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
c. Pencegahan kerusakan lingkungan alam
Lingkungan yang telah rusak tidak ada perawatan dan penanaman kembali maka
cenderung akan bisa menyebabkan sebuah bencana kepada kita seperti contohnya
lahan yang gundul akan menyebabkan banjir dan tanah longsor sedangkan laut
yang tercemar akan menjadikan ekosistem laut berkurang dan musnah,
penambangan secara liar akan menghabiskan sumber daya alam yang ada

10
sehingga kebutuhan hidup akan semakin kritis atau memprihatinkan. Dari
beberapa pembahasan di atas yang telah dibahas maka dalam pencegahan bencana
alam ragam banyak caranya dan perlu kita lakukan karena sebagai generasi
penerus jika bukan kita yang melakukan maka tidak akan ada lagi yang bisa
melakukannya. Kita sering mendengar tentang adanya bencana yang melanda di
dunia ini terutama di negara kita itu terjadi karena tidak lain adalah bekas campur
tangan manusia seperti al quran dibawah ini yang berbunyi

‫و َن‬777ُ ْ ُ‫ض الَّذِيْ َع ِمل‬


ْ ‫وا لَ َعلَّ ُه ْم َيرْ ِجع‬777 ْ ‫ َب‬777‫ا َك َس‬777‫ ِر ِب َم‬777ْ‫رِّ َو ْال َبح‬777‫ا ُد فِى ْال َب‬777‫ر ْال َف َس‬777
ِ ‫ دِى ال َّن‬777ْ‫ت اَي‬
َ ْ‫ ِذ ْي َق ُه ْم َبع‬777ُ‫اس لِي‬ َ ‫َظ َه‬

Artinya: "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan


tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS
Ar Rum: 41)
Ayat Alquran di atas menuturkan bahwa kerusakan lingkungan hidup disebabkan
oleh ulah tangan manusia sendiri mereka lalai dan berlebihan dalam
mengeksploitasi lingkungan sehingga terjadi sebuah bencana sebenarnya bencana
tersebut sebagai sebuah tanda kebesaran Allah agar mereka kembali ke dalam
jalan yang benar dan mereka mendapatkan hidayah jadi kerusakan lingkungan
hidup tidak terlepas dari ulah tangan manusia itu sendiri maka diperlukannya
sebuah kesadaran dalam melakukan sebuah tindakan pengambilan sumber daya
alam agar tidak berlebihan dan merusak. Beberapa cara yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya bencana alam dengan penanam pohon yang telah rusak atau
penghijauan, menggunakan sumber daya alam dengan bijak dan tidak berlebihan,
menggantikan sumber daya alam yang telah dipakai dengan sumber daya alam
buatan manusia agar terjadi keseimbangan yang dapat memperkecil adanya
bencana alam, menangkap atau menjaring ikan di laut dengan menggunakan
peralatan yang aman dan melakukan pengawasan agar laut tidak tercemar dan
tidak dieksploitasi dengan cara yang salah dan tidak bertanggung jawab. Di situ
berapa pencegahan bencana alam yang dapat dilakukan dan banyak lagi berapa

11
pencegahan alam di luar sana yang tentunya kita dapat lakukan Yang sepertinya
adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan sumber daya alam yang ada dan
apabila terjadi kerusakan alam segeralah kita bertindak untuk melakukan
perbaikan dan pemulihan kembali sumber daya alam yang telah rusak tersebut.
Melakukan pencegahan yang telah baik dan pencegahan dilakukan bukan hanya
saat terjadinya kerusakan tetapi bencana juga dapat dilakukan untuk mereda atau
mencegah akan tersengat suatu kerusakan sehingga sebelum terjadinya kerusakan
pencegahan dapat dilakukan dan menjadikan lingkungan kondisi dan aman.

C. Manfaat Lingkungan Hidup

1. Kewajiban Memelihara dan Melindungi Hewan

Salah satu hadits yang menganjurkan berbuat baik dengan memelihara dan melindungi
binatang dengan cara:

A. Memberikan makananya, Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

B. Menolongnya

Terjemahan:
Terjemahnya: Dari Abu Hurairah, berkata; Rasulullah saw bersabda : “suatu ketika
seorang laki-laki tengah berjalan di suatu jalanan, tiba-tiba terasa olehnya kehausan
yang amat sangat, maka turunlah ia ke dalam suatu sumur lalu minum. Sesudah itu ia
keluar dari sumur tiba-tiba ia melihat seekor anjing yang dalam keadaan haus pula

12
sedang menjilat tanah, ketika itu orang tersebut berkata kepada dirinya, demi Allah,
anjing ini telah menderita seperti apa yang ia alami. Kemudian ia pun turun ke dalam
sumur kemudian mengisikan air ke dalam sepatunya, sepatu itu digigitnya. Setelah ia
naik ke atas, ia pun segera memberi minum kepada anjing yang tengah dalam
kehausan iu. Lantaran demikian, Tuhan mensyukuri dan mengampuni dosanya.
Setelah Nabi saw, menjelaskan hal ini, para sahabat bertanya: “ya Rasulullah, apakah
kami memperoleh pahala dalam memberikan makanan dan minuman kepada hewan-
hewan kami ?”. Nabi menjawab :“tiap-tiap manfaat yang diberikan kepada hewan
hidup, Tuhan memberi pahala”. (HR.Bukhari dan Muslim).

2. Penanaman pohon dan penghijauan

Salah satu konsep pelestarian lingkungan dalam Islam adalah perhatian akan
penghijauan atau reboisasi dengan cara menanam dan bertani. Nabi Muhammad
SAW menggolongkan orang-orang yang menanam pohon sebagai shodaqah. Hal ini
diungkapkan secara tegas.

Artinya: “……….Rasulullah SAW bersabda: tidaklah seorang muslim menanam


tanaman, kemudian tanaman itu dimakan oleh burung, manusia, ataupun hewan,
kecuali baginya dengan tanaman itu adalah sadaqah.” (HR.al-ukhari dan Muslim dari
Anas).

Ada dua pertimbangan mendasar dari upaya penghijauan ini, yaitu:


a. Pertimbangan manfaat
b. Pertimbangan keindahan.

Maka pada ungkapan “Kebun-kebun yang sangat indah” yang berarti menyejukan
jiwa, mata dan hati ketika memandangnya. Setelah Allah SWT memaparkan
nikmat-nikmat-Nya, baik berupa tanaman, kurma, zaitun, buah delima, dan
semacamnya.

Imam al-Qurtubi, mengatakan di dalam tafsirnya: “ Bertani bagian dari fardhu


kifayah, maka pemerintah harus mengajurkan manusia untuk melakukan, salah
satu bentuk usaha itu adalah dengan menanam pohon.

13
A. Menghidupkan lahan mati

Lahan mati berarti tanah yang tidak bertuan, tidak berair, tidak di isi bangunan
dan tidak dimanfaatkan.
Kematian sebuah lahan akan terjadi kalau tanah itu ditinggalkan dan tidak
ditanami, tidak ada bangunan, tidak ada tanda-tanda kehidupan di tanah tersebut,
benar-benar tanah kosong yang terbentang luas dan tidak ada yang mengurusnya,
masih murni. Kecuali kalau kemudian tumbuh di dalamnya pepohonan. Tanah
dikategorikan hidup apabila terdapat air dan pemukiman sebagai tempat tinggal.
Menghidupkan lahan mati adalah ungkapan dalam khazanah keilmuan yang
diambil dari pernyataan Nabi SAW, dalam bagian matan hadits yang berarti Barang
siapa yang menghidupkan tanah (bahan) mati maka ia menjadi miliknya.
Dalam hadis ini Nabi saw, menegaskan bahwa status kepemilikan bagi tanah yang
kosong adalah bagi mereka yang menghidupkannya, sebagai motivasi dan anjuran
bagi mereka yang menghidupkannya. Menghidupkan lahan mati, usaha ini
dikategorikan sebagai suatu keutamaan yang dianjurkan Islam, serta dijanjikan bagi
yang mengupayakannya pahala yang amat besar, karena usaha ini adalah
dikategorikan sebagai usaha pengembangan pertanian dan menambah sumber-sumber
produksi.

Sedangkan bagi siapa saja yang berusaha untuk merusak usaha seperti ini dengan
cara menebang pohon akan dicelupkan kepalanya ke dalam neraka. Hal ini sesuai
dengan hadis matan bagian dalam sebagaimana saw Rasulullah sabda yang artinya
(Barang siapa yang menebang pepohonan, maka Allah akan mencelupkannya ke
dalam neraka).
Maksud hadis di atas, dijelaskan kemudian oleh Abu Daud setelah meriwayatkan
hadis tersebut, yaitu kepada orang yang memotong pepohonan secara sia-sia
sepanjang jalan, tempat para musafir dan hewan berteduh. Ancaman keras tersebut
secara eksplisi merupakan ikhtiar untuk menjaga kelestarian pohon, karena
keberadaan pepohonan tersebut banyak memberi manfaat bagi lingkungan sekitar.
Kecuali, jika penebangan itu dilakukan dengan pertimbangan cermat atau menanam
pepohonan baru dan menyiram- nya agar bisa menggantikan fungsi pohon yang
ditebang itu.

B. Udara

Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah udara, dalam hal ini udara yang
mengandung oksigen yang diperlukan manusia untuk pernafasan. Tanpa oksigen,
manusia tidak dapat hidup.4

4
Departemen Agama RI, op. clt, h 40

14
Udara merupakan pembauran gas yang mengisi ruang bumi, dan uap air yang
meliputinya dari segala penjuru. Udara adalah salah satu dari empat unsur yang
seluruh
alam bergantung kepadanya. Empat unsur tersebut ialah tanah, air, udara dan api.
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa keempat
unsur ini bukanlah zat yang sederhana, akan tetapi merupakan persenyawaan dari
berbagai macam unsur.5

Air misalnya, terdiri dari unsur oksigen dan hidrogen. Demikian juga tanah yang
terbentuk dari belasan unsur berbeda. Adapun udara, ia terbentuk dari sekian ratus
unsur, dengan dua unsur yang paling dominan, yaitu nitrogen42 yang mencapai
sekitar 78,084 persen dan oksigen43 sebanyak 20,946 persen. Satu persen sisanya
adalah unsur-unsur lain.6

Termasuk hikmah kekuasaan Tuhan dalam penciptaan alam ini, bahwa Dia
menciptakan udara dengan nitrogen dan sifatnya yang pasif sebagai kandungan
mayoritasnya, yaitu 78 persen dari udara. Kalau saja kandungan udara akan gas
nitrogen kurang dari itu, niscaya akan berjatuhan bunga-bunga api dari angkasa luar
karena mudahnya menembus lapisan bumi (hal itu yang kerap kali terjadi) dan
terbakarlah segala sesuatu yang ada pada permukaan bumi. Fungsi lain dari
udara/angin adalah dalam proses penyerbukan/ mengawinkan tumbuh-tumbuhan.
7

Nikmat udara merupakan suatu nikmat yang sangat besar. Dengan demikian,
manusia dituntut untuk memanfaatkannya sesuai dengan karunia yang telah
dianugerahkan Allah kepada mereka, dengan melestarikannya bukan dengan
mencemarinya dan merusaknya, yang akan membawa mudharat bagi dirinya dan
makhluk ciptaan Allah Swt, lainnya.

C. Air

Sumber kekayaan yang sangat penting lainnya adalah air, karena air sebagai
sumber kehidupan manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pada hakekatnya air
adalah kekayaan yang mahal dan berharga. Akan tetapi, Allah SWT menyediakan
dilaut, sungai, bahkan lewat hujan secara gratis, manusia seringkali tidak menghargai
air sebagaimana mestinya. Namun satu hal penting yang layak direnungkan, bahwa
air bukanlah komoditas yang bisa tumbuh dan berkembang, namun melalui proses.

Jika makhluk hidup terutama manusia tidak bisa hidup tanpa air, sementara
kuantitas air terbatas, maka manusia wajib menjaga dan melestarikan kekayaan yang
5
Yusuf Qardhawi, op, clt h 260
6
Ibid
7
Ibid dan Muhammad Abdul Qadir Al-Falaqqi, Al-Bi’ah: Masyakluha wa Qadhayaha, op, cit, h 52-69

15
amat berharga ini. Jangan sekali-kali melakukan tindakan-tindakan kontra produktif,
yaitu dengan cara mencemarinya, merusak sumbernya dan lain-lain. Termasuk pula
dengan tidak menggunakan air secara berlebih-lebihan (israf), menurut ukuran-
ukuran yang wajar.

Menghindari Kerusakan dan Menjaga Keseimbangan Alam. Salah satu tuntunan


terpenting Islam dalam hubungannya dengan lingkungan, ialah bagaimana menjaga
keseimbangan alam/ lingkungan dan habitat yang ada tanpa merusaknya. Karena
tidak diragukan lagi bahwa Allah menciptakan segala sesuatu di alam ini dengan
perhitungan tertentu.

Inilah prinsip yang senantiasa diharapkan dari manusia, yakni sikap adil dan
moderat dalam konteks keseimbangan lingkungan, tidak hiperbolis atau pun
meremehkan, sebab ketika manusia sudah bersikap hiperbolis atau meremehkan, ia
cenderung menyimpang, lalai serta merusak. Hiperbolis di sini maksudnya adalah
berlebih-lebihan dan melewati batas kewajaran. Sementara meremehkan maksudnya
ialah lalai serta mengecilkan makna yang ada. 8Keduanya merupakan sikap yang
tercela, sedangkan sikap adil dan moderat adalah sikap terpuji.

Sikap adil, moderat, ditengah-tengah dan seimbang seperti inilah yang diharapkan
dari manusia dalam menyikapi setiap persoalan. Baik itu berbentuk materi maupun
inmateri, persoalan-persoalan lingkungan dan persoalan umat manusia, serta
persoalan hidup seluruhnya. Keseimbangan yang diciptakan Allah swt, dalam suatu
lingkungan hidup akan terus berlangsung dan baru akan terganggu jika terjadi suatu
keadaan luar biasa, seperti gempa tektonik, gempa yang disebabkan terjadinya
pergeseran kerak bumi. Tetapi menurut al-Qur’an, kebanyakan bencana di planet
bumi disebabkan oleh ulah perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab.9

8
Yusuf Qardhawi, op, clt, h 235
9
Hasri Lingkungan dalam Perspektif Hadits

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Lingkungan tempat kita tinggal tidak sepatutnya dirusak, alam tidak seharusnya
digerus habis-habisan tanpa upaya pelestarian. Jika tangan-tangan perusak manusia tidak
berhenti, semesta yang terlihat diam pun akhirnya akan bertindak, dengan banjir dan
longsor, yang seolah menunjukkan akibat dari hubungan buruk manusia terhadap alam.
Semoga kita mampu meneladani Rasulullah dalam menjaga hubungan dengan Allah,
manusia, dan alam semesata.

17
Daftar Pustaka

Adminfasya Kajian Hdits Tentang Menjaga Lingkungan, 23 Maret 2023. 12:29


Departemen Agama RI, op. cit. h. 100
Departemen Agama RI, op. cit. h. 40
Ibid, h.675
Hasri Lingkungan dalam Perspektif Hadits
Ibid dan Muhammad Abdul Qadir Al-Falaqqi, Al-Bi’ah: Masyakluha wa
Qadhayaha, op, cit, h 52-69
Mujiono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al-Qur’an (Cet I:
Jakarta Paramadina, 2001), h 30-31
Slamet Ryadi, Ekologi ilmu Lingkungan Dasar-Dasar dan Pengertiannya
(Sumber:Usaha Nasional, 1998), h 22
Yusuf Qardhawi, op. cit, h. 183
Yusuf Qardhawi, op. cit, h. 260
Serasi, Tidak Boleh Buang Air di Air Tergenang. 2022, vol 5

18

Anda mungkin juga menyukai