Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERADABAN ISLAM BANGSA ARAB MODERN

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam (Modern dan Indonesia)

Dosen Pengampu : Tahrir Rosadi M. Pd.

Disusun oleh :

1. Fatimah (20116914)

2. Hilmi (20116917)

3. Rafi Firmansyah (20116925)

KELAS PAI III C

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA [IAINU] KEBUMEN


2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Peradaban Islam Turki
Modern" tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Tahrir
Rosadi, M.Pd. pada Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam (Modern dan Indonesia). Selain itu
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sejarah Peradaban Islam Bangsa
Arab Modern bagi pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tahrir Rosadi, M.Pd. selaku dosen
Sejarah Peradaban Islam (Modern dan Indonesia) yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun, kami nantikan demi sempurnanya makalah ini.

Kebumen, 30 September 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pada awal abad ke-19 sampai awal abad ke-20 Arab Saudi (Hijaz) bebas dari penjajahan
Barat. Tidak seperti dengan negeri-negeri Muslim lainnya, hampir seluruhnya dijajah oleh Barat.
Akibatnya saat itu banyak ulama dan penduduk dari berbagai negara Muslim berdatangan ke
Hijaz, terutama Mekah dan Madinah. Hal-hal seperti ini yang menyebabkan Arab Saudi sebagai
negara yang memiliki perkembangan Islam tetap terjaga hingga saat ini.

Hasil studi ini menunjukkan bahwa perubahan-perubahan politik dan paham keagamaan
tentu saja mendatangkan perubahan-perubahan dalam bidang-bidang sosial-budaya lainnya.
Apalagi awal abad ke 19 M merupakan masa ketika gerakan pembaharuan dalam Islam baru
mulai bangkit. Gerakan pembaharuan dalam Islam itu tentu saja membawa dampak tertentu pada
kehidupan sosial keagamaan Islam di Hijaz waktu itu dan Arab Saudi saat ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah peradaban islam modern di Negara Arab ?

2. Bagaimana Perkembangan Islam Modern di Negara Negara Arab ?

3. Apa saja Negara Negara Arab periode modern ?.

4. Bagaimana Pengaruh Kehadiran Negara Barat di Dunia Arab ?

C. Tujuan

1. Menjelaskan tentang sejarah peradaban islam modern di negara arab

2. Menjelaskan tentang perkembangan islam modern di negara arab

3. Menjelaskan tantang apa sja negara negara arab periode modern

4. Mengetahui Pengaruh Kehadiran Negara Barat di Dunia Arab


BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Peradaban Islam Modern di Negara Arab

Sejarah modern Arab tidak dimulai hingga munculnya Gerakan Wahhabisme pada
pertengahan abad ke-18. Ketika kita berbicara mengenai Arab Saudi, maka tidak dapat dilepaskan
dengan keluarga Al-Saud, yang telah memerintah lebih dari 200 tahun di pusat Arabia yang
dikenal dengan nama Najd. Pendiri dinasti penguasa Saudi adalah Amir Muhammad ibn Saud
(1703-1792) yang menjadi penguasa di Dir’iyyah, sebuah kota oasis kecil di Wadi Hanifah (pusat
Najd).

Pada tahun 1744-1745 Amir Ibnu Saud mendapat pengaruh dari tokoh kebangkitan Islam,
Muhammad ibn Abdul Wahhab dari kota tetangganya di Uyainah. Saat itu, Syekh Abudl Wahhab
diusir dari Uyainah karena praktik keagamaannya, dan Amir ibn Saud berperan menjadi
pelindungnya. Abd al-Wahhab banyak mendapatkan pengaruh dari ajaran Ibn Hanbal yang
ditafsirkan oleh Ibn Taymiyah. Oleh karena itu, ia selalu menekankan perlunya umat Islam untuk
kembali ke ajaran yang murni (berdasar al-Qur’an dan Sunnah) dan mengutuk banyak kegiatan
keagamaan yang menyimpang seperti menyekutukan Allah dan pemujaan terhadap para wali.
Gerakan Wahhabi juga menolak model teologi sufi uang bersifat panteisitis . Dengan pemelukan
Ibn Saud terhadap seruan Wahhabi, Wahhabisme menjadi ideologi agama yang menyatukan
kesukuan. Ia sangat bersemangat meneladani kehidupan Rasul, oleh karenanya ia dan para
pengikutnya melancarkan perang melawan suku-suku disekitarnya dan memasukkan mereka ke
dalam Islam reformatif Wahhabi. Kombinasi Ibnu Saud dan Wahhabi, berhasil mengantarkan
mereka merebut kekuasaan atas Riyadh pada 1773, dan memperluas pengaruhnya sampai kota
suci Syiah di Karbala. Di sana simpatisan Wahhabi menghancurkan makam tokoh-tokoh yang
dipuja orang Syiah, termasuk makam cucu Rasul, Al-Husain ibn Ali ibn Abi Thalib.

Selanjutnya pada 1803, mereka berhasil menaklukan Mekkah. Khawatir akan pergerakan
Ibn saud dan Wahhabi, Sultan Utsmani meminta gubernur Mesir, Muhammad Ali Pasha, untuk
mengalahkan kekuatan Saudi. Muhammad Ali yang saat itu sedang naik daun sebagai pemimpin
militer yang disegani, berhasil merebut kembali kota Mekkah dan Madinah pada 1812, dan
menghancurkan negara Saudi di tahun 1818 M.Akibat dari kekalahan dari Muhammad Ali,
keluarga Saud bertahan hidup sebagai sebuah kesultanan keksukuan kecil di wilayah pinggiran
Arabia selama abad ke-19. Setelah sempat tenggelam pada abad ke-19, keluarga Saud kembali
muncul sebagai kekuatan yang diperhitungkan di Jazirah Arab melalui Abdul Azis ibn Saud, yang
berhasil merebut Riyadh dari Ibnu Rashid, penguasa Jabbal Shammar, pada 1902. Selain itu,
Abdul Aziz juga memproklamirkan dirinya sebagai imam kaum Wahhabi, dan menegakkan
Kembali kerejaan Saudi. Instrumen utamanya adalah Ikhwan, sebuah tentara non-kesukuan, yang
bermukim di kampung pertanian, dan berjuang untuk menegakkan gerakan Wahhabi
Perang Dunia I ikut mempengaruhi Jazirah Arabia, dengan keterlibatan kekuatan-kekuatan
politik besar, seperti Inggris dan Utsmani yang bersaing memperoleh dukungan dari 3 penguasa
utama di Jazirah Arabia, yakni Abdul Aziz dari Najd, Saud ibn Rashid dari Jabal Shammar, dan
Sharif Husayyn dari Mekkah. Ibnu Rashid mendukung Utsmani dan Jerman, sedangkan dua
penguasa lainnya mendukung Inggris.

Pada masa ini lah T. E Lawrence tiba di Hijaz dengan tujuan menghasut Shaif Husayn
untuk memberontak melawan Utsmani, dan mengganggu rute suplai Turki di jalur Hijaz. Seorang
Inggris lainnya H. St. John B. Philby juga dikirim untuk mempengaruhi Abdul Aziz, agar bersama
Sharif Husayn memerangi Ibu Rashid. Mereka pada akhirnya berhasil mengalahkan Ibnu
Rashid.Setelah memberontak terhadap Utsmani, Sharif Husayn memproklamirkan dirinya sebagai
Raja Arab dan menganggap dirinya sebagai penguasa yang lebih tinggi daripada Al Saud. Konflik
antara dua keluarga terkemuka Arab ini semakin memanas, salah satu buktinya ketika Faisal
(1919) anak dari Abdul Aziz dihina oleh anak Hiusayn di konferensi perdamaian Versailles.

Pada tahun 1925, kondisi Al Saud banyak mengalami perubahan, setelah Abdul Azizi
bersama 40 pasukannya memperoleh keuntungan dari warisan Saudi dengan merebut dan menjadi
Amir Najd. Setelah menaklukan Hijaz, ia menjadi raja Najd dan Hijaz. Akhirnya pada tahun 1932,
ia menyatukan kedua kerajaan itu menjadi Kerajaan Arab Saudi. Dengan melakukan konsolidasi,
dan perbaikan kembali atas wilayah kekuasaan Arab Saudi, maka perdamaian di wilayah tersebut
menjadi catatan penting dalam sejarah negara.

B. Perkembangan Islam di Arab Saudi Pada Abad Modern

Sebelum berbicara perkembangan Islam di Arab Saudi, sebaiknya lebih dahulu mengenal
kondisi letak geografis, bahasa dan agama kerajaan Arab Saudi. Hal ini akan membantu kita
memahami situasi perkembangan Islam di Arab Saudi dan mengetahui letak perkembangan Islam
secara geografis.

Saat ini Saudi Arabia dipimpin oleh raja Fahd Ibn ‘Abdul ‘Aziz yang memerintah sejak 13
Juni 1982 M. Selaku kepala negara dan raja, ia juga merangkap sebagai kepala pemerintahan
sekaligus sebagai perdana menteri. Kekuasaan pemerintah, selebihnya diisi oleh keluarga dan
kerabat-kerabat raja. Saudi Arabia secara otomatis tak mengenal Pemilu.

Letak Arab Saudi saat ini (sebuah negara di Semenanjung Arab) berbatasan dengan laut
Merah di barat, Yordania di barat laut, Irak dan Kuwait di utara, Teluk Persia, Qatar dan Uni
EmiraArab di timur, Oman di tenggara, dan Yaman di selatan. Wilayah politik meliputi wilayah
seluas 1,96 juta km².30 Persi lain: Luas: 2.240.000 km².31 Jumlah penduduk sekitar 21,5 juta
(Sensus 2004, perkiraan penduduk 25.100.430. perkiraan 2006 sekitar 27.019.731)32, 90% etnik
Arab, selebihnya Astro Asia. Kepadatan: 6/ km². Agama: Islam (99%), meski syariat Islam
berlaku di negara ini, namun dalam beberapa hal, sistem hukumnya juga mengenal perundang-
undangan sekuler sebagai upaya untuk bisa menjembatani dan mengimbangi dalam hubungan
dengan dunia luar.33 Bahasa: Arab (resmi). Ibu kota: Riyadh. Satuan mata uang: Riyal.
Pemerintahan Fahd berhasil membangun kemakmuran rakyatnya. Hal tersebut disebabkan
oleh adanya sumber minyak bumi yang meliputi 26 sumber cadangan minyak dunia yang
menyumbang 75% pendapatan Saudi dan memberi kontribusi 90% dari total devisa sehingga ia
termasuk negara yang tidak memiliki utang luar negeri. Selain minyak, Negara Saudi Arabia juga
mendapat devisa dari pendapatan jumlah jamaah haji dari seluruh dunia Islam serta dari komoditas
pertanian, seperti kurma, daging domba, dan susu yang biasa diusahakan oleh Arab Badawi di
sekitar oase-oase.34Arab Saudi, tempat lahirnya agama Islam. Arab Saudi mempunyai peran
penting dalam pengembangan agama Islam, sekaligus sebagai situasi perkembangan Islam di sana.

Peran Penyebab Perkembangan tersebut adalah:

1. Sebagai tempat lahirnya Islam, khususnya Mekah dan Madinah telah menjadi tempat
perkembangan Islam dan tempat mengembangkan Islam ke berbagai wilayah di dunia.

2. Perkembangan selanjutnya adalah negeri ini memperhatikan pendidikan. Sehingga menjadi pusat
ilmu pengetahuan Islam sejak zaman klasik sampai zaman modern dan sejumlah umat Islam
belajar agama Islam.

3. Madinah adalah tempat pertama kali lahir konstitusi Negara di dunia yang dikenal dengan
Mitsaq Madinah (Piagam Madinah).

4. Dengan lahirnya tokoh Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhab, negeri ini telah berjasa dalam gagasan
pembasmian berbagai bidah yang telah mengotori akidah umat Islam di seluruh dunia Islam
dan dikenal dengan Wahhabi (Ahli Salaf).

5. Bantuan ekonomi sangat besar bagi dunia Islam. Mekah dan Madinah, dua kota suci umat Islam
sebagai awal muncul dan lahir agama Islam, pusat peradaban Islam, pusat ilmu pengetahuan
dan budaya umat Islam. Mekah sebagai pusat ibadah umat Islam, terutama rukun Islam ke lima,
telah menjadikan Arab Saudi negara yang dikenal umat Islam seluruh dunia. Semua umat Islam
memiliki kehendak untuk menngunjungi negeri ini. Peran kota Mekah sangat jelas dari sisi
ilmu pengetahuan dan seni bangunan sebagai bagian dari tampilan peradaban dan kebudayaan
baru yang memiliki karakteristik dan didukung oleh kondisi politik dan sosial budaya setempat.

C. Negara Negara Arab Periode Modern

1. Saudi arabia

Saudi arabia terletak di sebelah berat daya benua asia, mencakup bagian terbesar di
semenanjung arab, dan luasnya mencapai kira kira 2.250.000 km. sejarah jazirah arab dahulu tidak
dikenal secara terperimci. Tidak ada satu wilayah pun yang memiliki kedududkan khusus dan
sejarsh istimewa, kecuali setelah munculnya islam dimekah. Raja raja islam secara bergantian
telah menguasai Jazirah, sampai kemudian berahir pada masa saud. Para sejarawan melakukan
pembagian pemerintahan dalam tiga periode.
Periode pertama (1139-1233 H /1726-1817 M ). Pemerintahan imi dimulai dari adanya
perjanjian anatara pangeran muhamad bin sa’ud pemimpin Ad-Dir’iyah dengan syekh Muhammad
bin Abdullah bin wahhab pada rahun 1157 H/1744 M untuk menerapkan syariat islam
sebagaimana diturunkannya. Periode pemerintahan ini berakhir ditangan pasukan Muhamad Ah
Pasya (Penguasa mesir).

Periode kedua (1235-1309 H /1819-1891 M). Periode ini dimulai pada masa Turki bin
Abdullah yang Kembali ke Ad -Dir’iyah dan menetap disana setelah kekalahan pahit orang orang
usmaniyah dan terusirnya mereka. Periode ini berakhit setelah terjadunya perang saudara
merebutkan kekuasaan diantara anak anak Faishal bin Turki yang membawa hilangnya kekuasaan
mereka dan dikuasainya pemerintahan oleh keluarga Ar Rasyid. Ciri dari periode ini adalah
adanya penguasaan orang orang usmaniyah atas Sebagian besar wilayah ini.

Periode ketiga (1319H/1901 M .- Sekarang) . periode ini dimulai dari tangan Raja Abdul
aziz bin Abdurrahman yang mengusir keluarga ar rasyid dari Riyadh dan mengembalikan nenek
moyangnya. Dia mengawali kekuasaannya dengan hikmah dan keberanian yang tiada
bandingannya, menyatukan seluruh Jazirah yang luas, hingga sempurnalah keberhasilannya. Lalu
dia mengumumkan berdirinya pemerintahan kerajaan Saudi Arabia pada tahun 1351 H /1932 M.
setelah dia wafat secra bergiliran kerajaan ini dikuasai oleh anak anaknya, ysitu Saud, Faishal,
Khalid, dan Raja Fahd (pelayan dua tanah suci) yang mulai berkuasa pada tahun 1402 H/ 1982 M.
Di bawah kekuasaannya negara hidup dalam kemakmuran, kejayaan dan puncak keerhasilannya.

2.Mekah

Ditinjau dari sejarahnya, perkembangan kota Mekah tidak terlepas dari keberadaan Nabi
Ismail dan Hajar sebagai penduduk pertama kota ini yang ditempatkan oleh Nabi Ibrahim atas
perintah Allah. Pada perkembangannya muncul orang orang Jurhum yang akhirnya tinggal di
sana. Pada masa berikutnya kota ini dipimpinoleh Quraisy yang merupakan kabilah atau suku
yang utama di Jazirah Arab karena memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah. Suku ini terkenal
dalam bidang perdagangan bahkan pada masa itu aktivitas dagang mereka dikenal hingga
Damaskus, Palestina dan Afrika. Tokoh sebagai kepala kabilah Quraisy adalah Qussai yang
dilanjutkan oleh Abdul Muthalib. Pada tahun 571, Nabi Muhammad keturunan langsung dari Nabi
Ismail serta Qussai, lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali menerima wahyu dari Allah
namun ajarannya ditolak kaumnya yang saat itu masih berada dalam kegelapan pemikiran
(Jahilliyah) sehingga berpindah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang, Nabi Muhammad
saw. kembali ke Mekah dalam misi membebaskan kota Mekah yang dikenal dengan (Fath
Makkah). Pada masa selanjutnya Mekah berada di bawah administrasi Khulafaur Rasyidin yang
berpusat di Madinah, serta para Khalifah yang saat itu berkuasa di Damaskus (Dinasti
Ummayyah), Bagdad (Dinasti Abbasiyah) dan Turki (Usmaniyah). Kemudian setelah hancurnya
sistem kekhalifahan, kota ini disatukan di bawah pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz Ibn
Saud.

3. Madinah

Madinah merupakan salah satu propinsi Arab Saudi. Kota ini terletak di pantai barat laut
merah, terletak 600 km di sebelah utara kota Mekah.41 Madinah merupakan kota suci kedua
dalam Islam setelah Mekah. Nabi Muhammad saw. membentuk sebuah negara dan dimakamkan
di kota ini. Pada masa sebelum Islam berkembang, kota Madinah bernama Yatsrib, yang dikenal
sebagai pusat perdagangan. Kebanyakan penduduknya merupakan keturunan Aramaik yang
menganut agama Yahudi.42 Ketika Nabi Muhammad saw. hijrah ke Yatsrib, kota ini diganti
namanya menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai Nabi Muhammad saw.
wafat dan dimakamkan di sana. Kota ini menjadi pusat kekhalifahan sebagai penerus Nabi
Muhammad saw. Terdapat tiga khalifah yang memerintah di kota ini, yakni Abu Bakr, Umar bin
Khattab, dan Usman bin ‘Affan.

Pada masa Ali bin Abi Thalib pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak, karena terjadi
gejolak politik akibat terbunuhnya KhalifahUsman oleh kaum pemberontak. Ketika kekuasaan
beralih kepada bani Umayyah, pemerintahan dipindahkan ke Damaskus dan ketika pemerintahan
berpindah kepada bani Abassiyah, pemerintahan dipindahkan ke kota Baghdad. Kini Madinah
bersama kota suci Mekah berada di bawah pemerintahan kerajaan Arab Saudi.

4.Yaman

Sebelum memeluk Islam, mereka adalah pengantu agama Nasrani dan Yahudi. Pada
tahun 6 H./627 M., Rasullullah mengirimkan surat kepada penguasa mereka Al-Harist bin Abdu
Kila Al-Himyari.utusan raja Himyar kemudian menemui Rasulullah Kembali dan membawakan
kabar keislaman mereka pada tahun 9 H. Rasulullah mengutus Muadz bin Jabal untuk
mengajarkan Islam kepada mereka dan menjadi hakim diantara mereka. Kemudian, Yaman
tumbuh kuat menopang agama ini dan menjadikanya sebagai salah satu sendi-sendi kehidupannya.

D. Kehadiran Barat di Dunia Arab

Sumber sumber minyak yang sebagian besar terletak di daerah teluk Arab dan
dipelabuhan laut merah memainkan peran penting dalam kemajuan ekonomi irak , kuwait, Qatar,
saudi Arabia dan libia sebagaimana di iran ada juga kemungkinkan untuk menemukan endapan
endapan minyak dimana mana. Pada tahun 1953 produksi minyak didaerah ini diperkirakan
mencapai 42% dari seluruh jumlah pemakaian minyak mentah di dunia . Dengan demikian
tidaklah mengherankan kalau terjadi perebutan kekuasaan atas wilayah yang kaya minyak ini.

Transformasi kontemporer Saudi Arabia dimulai dengan penyerahan konsesi eksplorasi


sumber minyak kepada standard oil company pada tahun 1933 dan 1939. Produksi minyak di
Saudi mulai memberikan hasil setelah perang duni ke dua , namun baru pada tahun 1973 revolusi
harga minyak dapat menjadi basis bagi program pembangunan secara besar-besaran. Anggaran
pembangunan saudi mencapai 40 Triliun dolar Amerika pada tahun 1977, dan 70 Triliun dolar
Amerika pada tahun 1980. Program pembangunan ini mengantarkan pada pengembangan
sejumlah kota, pembangunan infrastruktur industrial dan arus masuknya tenaga asing yang sangat
besar. Transformasi modern diteluk persi dimulai dengan penemuan wilayah pada tahun 1932
sekalipun produksi minyak belum dapat dilakukan dibahrain Kuwait dan Qatar hingga usai perang
dunia ke dua.

Tahun 1958 ditemukan sumber minyak di Abu Dhabi pada tahun 1973 ditemukan di
Shangu. Peningkatan hasil minyak yang pesat setelah tahun 1973 besar pengaruhnya terhadap
telur persia sebagimana yang terjadi di Saudi Arabia. Teluk Persia benar benar menjadi wilayah
Urban, Dimana lebih dari separuh penduduknya berasal dari Palestina , Yoradan, Mesir dan
Pakistan.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Sebagai Negara Islam, kerajaan Arab Saudi memilki sejarah penentu perkembangan
Islam. Agama Islam lahir di negara ini, tepatnya di kota Mekah, tempat kelahiran Rasulullah saw.,
sang pembawa risalah Ilahiyah. Perkembangan Islam sangat ditentukan oleh dua periode: periode
Mekah (sebagai tempat lahirnnya sang pembawa risalah Islam) dan periode Madinah (sebagai
awal berkembangnya Islam).

Perkembangan Islam di Arab Saudi yang dipelopori oleh garakan Wahabi menjadikan
ajaran Islam sebagai agama resmi negara. Perkembangan dinasti Saudi tidak bisa dilepaskan dari
sosok ‘Abd al-Wahhab, seorang reformis yang melahirkan gerakan keagamaan yang kemudian
dikenal dengan gerakan Wahhabi. Penerimaan modernisme tersebut, menunjukkan bahwa secara
internal, gerakan Wahhabi menimba gagasan-gagasan baru dari gerakan moderen yang sudah
berkembang. Dinasti Saudi juga memperlihatkan bahwa dinasti ini banyak mengubah dirinya
setelah melalui pengalaman ditentang dan ditolak oleh kaum muslimin yang lain.

Akhirnya, Arab Saudi mempunyai peran penting dalam pengembangan agama Islam,
sekaligus sebagai situasi perkembangan Islam di sana. Peran penyebab perkembangan tersebut
antara lain: Sebagai tempat lahirnya Islam, khususnya Mekah dan Madinah telah menjadi tempat
perkembangan Islam dan tempat mengembangkan Islam ke berbagai wilayah di dunia. Kemudian
kerajaan Arab Saudi memperhatikan pendidikan. Sehingga menjadi pusat ilmu pengetahuan Islam
sejak zaman klasik sampai zaman moderen dan sejumlah umat Islam belajar agama Islam.
Selanjutnya, Madinah adalah tempat pertama kali lahir konstitusi Negara di dunia yang dikenal
dengan Mitsaq Madinah (Piagam Madinah). Kemudian, dengan lahirnya tokoh Muhammad Ibn
‘Abd al-Wahhab, negeri ini telah berjasa dalam gagasan pembasmian berbagai bidah yang telah
mengotori akidah umat Islam di seluruh dunia Islam dan dikenal dengan Wahhabi (Ahli Salaf).
Akhirnya, bantuan ekonomi sangat besar bagi dunia Islam.
DAFTAR PUSTAKA

https://wawasansejarah.com/sejarah-arab-saudi-modern/

https://sg.docs.wps.com/l/sIP-diK1V0anJigY

Supriyadi,Dedi.2008.Sejarah Peradaban Islam. Bandung;CV Pustaka Setia.

Sodiqin,Ali.2003.Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern.Yogyakarta:Lesfi.

Anda mungkin juga menyukai