Anda di halaman 1dari 19

FIQH HAJI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Ilmu Fiqh

Dosen Pengampu: Akhmad Nurkholis, S.H.I., M.H.

Kelas PAI 2 C

Disusun Oleh:

1. Rizcy Candra Pangestu (NIM. 20116929)

2. Sofiatul Mubarokah (NIM. 20116935)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU) KEBUMEN’
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“HAJI” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Psikologi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang teori dan tugas perkembangan dalam
psikologi pendidikan bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapakan terima kasih kepada bapak Nur Kholis, M.H selaku
dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami tulis ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kebumen, 27 September 2021

(Kelompok 10)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Haji adalah satu diantara 5 rukun (tiang-tiang utama) Islam yang
disepakati oleh segenap umat muslim di seluruh dunia. Pertama, syahadat
(Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah);
inilah fondasi atas mana seluruh bangunan Islam ditambatkan.
Kedua, shalat; rukun ini merepresentasikan konsep hubungan manusia
dengan Tuhannya, Allah swt; Intinya adalah kepasrahan total yang
disimbolisasikan dengan ruku’ dan sujud, rukun shalat yang paling banyak
diulang.
Ketiga, siyam atau puasa; rukun Islam yang menegaskan prinsip
hubungan manusia dengan dirinya sendiri, yang intinya adalah pengendalian
diri (imsak an-nasf).
Keempat, zakat; rukun ini menegaskan konsep hubungan manusia
dengan sesama yang bertumpu pada kesediaan berbagi dan tolong menolong
dengan sesuatu yang sangat kongkrit, yakni harta benda atau uang, untuk
mewujudkan keadilan dan kemaslahatan bagi sesama dan semua, terutama
yang lemah dan terpinggirkan.
Dan kelima, haji. Haji dalam struktur syari’at Islam termasuk bagian dari
ibadah. Menunaikan ibadah haji adalah ritual tahunan yang dilaksanakan oleh
kaum muslim sedunia. Haji dalam arti berkunjung ke suatu tempat tertentu
untuk tujuan ibadah dikenal oleh umat manusia melalui tuntunan agama.
Ibadah ini merepresentasikan konsep hubungan manusia dengan lingkungan
semesta dan penciptanya, sehingga diharapkan dapat mengantarkan manusia
pada pengenalan jati diri, membersihkan dan menyucikan jiwa. Haji menurut
bahasa ialah menuju ke suatu tempat berulang kali atau menuju kepada
sesuatu yang dibesarkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Dasar hukum pelaksanaan ibadah haji?
2. Apa Syarat, Rukun, dan Wajib Haji?
3. Hal-hal apa yang berkaitan dengan manasik haji dan persoalan
kontemporer haji.

C. Tujuan
1. Apa Pengertian dan Dasar hukum pelaksanaan ibadah haji?
2. Apa syarat rukun dan wajib haji?
3. Hal-hal apa yang berkaitan dengan manasik haji dan persoalan
kontemporer haji.
BAB II
PEMBAHASAN
HAJI

A. Pengertian Haji
Haji menurut Bahasa (lughot) memiliki arti al-qashdu artinya
menyengaja. Sedangkan menurut istilah, haji adalah suatu ibadah yang
dilakukan dengan sengaja ke Baitullah Makkah dengan maksud beribadah
semata-mata karena Allah dengan syarat dan rukun tertentu. Puncak
pelaksanaan ibadah haji pada tanggal 9 Dzulhijjah yaitu saat dilaksanakannya
wukuf di padang Arafah.
Ibadah Haji telah ada sebelum diutusnya Nabi Muhammad Saw. Ibadah
ini diajarkan pertama kali oleh Nabi Ibrahom as., nabi yang pertama kali
menerima perintah Allah SWT. untuk menunaikannya. Akan tetapi sebagian
dari rangkaian ibadah haji tersebut pada masa-masa selanjutnya dirubah oleh
sebagian golongan manusia yang tidak bertanggungjawab sehingga
pelaksanaannya tidak sesuai dengan apa yanga diajarkan oleh nabi Ibrahim
as. Kemudian Allah memerintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk
menyempurnakan ibadah tersebut agar sesuai dengan ajarannya semula.
Ibadah ini baru diwajibkan kembali kepada umat Nbi Muhammad pada
tahun ke-6 hijriah (ada juga yang menyebutkna pada tahun ke-3 atau 5
hijriah). Meskipun sudah diwajibkan, namun pada tahun tersebut nabi dan
para sahabat belum bisa melaksanakan ibadah haji karena pada waktu itu kota
Makkah masih dalam kekuasaan orang-orang kafir. Setelah Rasulullah Saw.
mengusai kota Makkah pada tanggal 12 Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah beliau
berkesempatan untuk menunaukannya.
Akan tetapi karena mengutamakan hal penting yang harus beliau
utamakan, pada tahun ini beliau dan para sahabat menundanya. Baru pada
tahun ke-10 H Rasulullah Saw, bersama para sahabat menunaikan ibadah
haji. Tahun berikutnya nabi tidak bisa menunaikannya karena Allah telah
memanggil beliau.

B. Hukum dan Dalil Haji


Mengerjakan ibadah haji itu hukumnya fardu ain, sekali seumur hidup
bagi setiap muslim yang telah mukalaf dan mampu melaksanakannya.
Kewajiban haji berlandaskan firman Allah SWT.

‫فيه ايات بينات مقام ابراهيم و من دخله امنا وهلل علي الناس حج البيت من‬
‫استطاع اليه سبيال ومن كفر فان هللا غني عن العالمين‬
(‫) ال عمران‬97

Artinya : padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) makan


Ibrahim, barangsiapa memasuki (Baitullah itu) menjadi amanlah dia.
Mengerjakan haji menuju Baitullah adalah kewajiban manusia terhadap
Allah, yaitu (bagi) yang sanggup mengadakan perjalanan kesana. Barangsiapa
yang mengingkari (kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
dari semesta alam (Q.S ali Imran:97)
Rasulullah bersabda:

‫ يا رسول اللهصلي النساء حهاد؟‬,‫ قالت‬: ‫وعن عائشة رضي هللا عنها قالت‬
)‫ والعمرةز (روه احمد وابن ماحه‬,‫ الحج‬,‫ عليهن جهادال قتال فيه‬,‫نعم‬: ‫قال‬

Artinya : “Dari Aisya ra. Bertanya bahwa dia: Wahai Rasulullah, pakah
kaum wanita itu diwajibkan jihad?” beliau menjawab,”ya, mereka diwajibkan
jihad tanpa perlu perang, yaitu haju dan umrah.” (HR. Ahmad dan Ibnu
Majjah)

C. Syarat Wajib dan Sah Haji


Syarat haji adalah perbuatan-perbuatan yang harus dipenuhi sebelum
ibadah haji dilaksanakan. Apabila syarat-syaratnya tidak terpenuhi, maka
seseorang tidak berkewajuban melaksankan haji. syarat haji dibedakan
menjadi dua, yaitu syarat wajib dan syara sah. Adapun yang termasuk syarat
wajin haji antara lain :
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal sehat
4. Merdeka
5. Istitoah (kuasa /mampu melaksanakannya)

Yang dimaksud dengan kuasa/mampu, yaitu :

1. Sehat jasmani dan rohani


2. Memiliki biaya dan cukup bekal dalam perjalanan
3. Adanya kendaraan yang diperlukan
4. Aman dalam perjalanan
5. Bagi wanita ada mahram yang menyertai

Adapun syarat sah orang yang melaksanakan ibadah haji antara lain
beragama islam dan berakal sehat. Sementara anak kecil yang belum balig
dan budak tetap sah dalam menjalankan ibadah haji walaupun mereka belum
terbebani kewajiban, akan tetapi haji ereka belum dihitung sebagai
pemenuhan kewajiban haji sekali seumur hidup. Dan ketika mereka sudah
balig atau merdeka (bagi budak) dan telah memenuhi syarat wajib haji
lainnya maka mereka wajib menunaikannya.

D. Rukun Haji
Rukun haji adalah amalan yang harus dilaksanakan dan tidak boleh
ditinggalkan, jika ditinggalkan maka hajinya tidak sah. Rukun tidak bisa
diganti dengan membayar dam. Rukun ibadah haji itu ada 6, antara lain:
1. Ihram
Ihram adalah berniat mengerjakan ibadah haji atau umrah yang
ditandai dengan mengenakan pakaian ihram yang berwarna putih dan
tidak berjahit bagi laki-laki: ihram wajib dimulai sesuai miqatnya, baik
miqat zamani maupun makani, dengan syarat-syarat tertentu.
Pakaian bagi laki-laki berupa 2 helai kain putih yang tidak berjahit, 1
diselendangkan dan 1 disarungkan. Sedangakan bagi perempuan
pakaiannya menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan dan
tidak diperbolehkan memakai penutup wajah atau cadar dan sarung
tangan saat ihram.

2. Wukuf di padang Arafah


Wukuf yaitu hadir di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah mulai
dari waktu dzuhur sampai terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Wukuf
merupakan gambaran bagaimana kelak seluruh manusia dikumpulkan di
padang mahsyar. Wukuf diawali dengan shalat dzuhur dan asar
berjamaah dengan jamak takdim qashar. Kemudian dilanjutkan dengan
khutbah wukuf dan memanjatkan doa kepada Allah swt.

3. Tawaf
Yaitu mengelilingi ka’bah tujuh kali putaran, dimulai dan diakhiri di
hajar aswad. Tawaf yang termasuk rukun haji adalah tawaf ifadhah.
a. Syarat tawaf ifadhah sebagai berikut :
1) Menutup aurat
2) Suci dari hadas dan najis
3) Ketika sedang tawaf, ka’bah berada di sebelah kiri orang yang
sedang melaksanakan tawaf.
4) Memulai dari hajar aswad
5) Berada di dalam masjidil haram
6) Di luar ka’abah (tidak di dalam hijir ismail)
7) Mengelilingi ka’bah 7 kali putaran
b. Macam-macam tawaf
1) Tawaf ifadhah adalah tawaf yang termasuk rukun ibadah haji
2) Tawaf qudum adalah tawaf ketika baru tiba di kota Makkah
sebagai penghormatan yang pertama terhadap ka’bah dan
masjidil haram
3) Tawaf wada’ adalah tawaf ketika akan meninggalkan kota
Makkah sebagai perpisahan dengan kota suci, Ka’bah dan
Masjidil haram
4) Tawaf sunah adalah tawaf selain yang telah dijelaskan di atas,
tawaf yang dianjurkan oleh Rasulullah saw
c. Hal-hal yang disunahkan ketika tawaf
1) Mencium Hajar Aswad ketika memulai tawaf dan pada setiap
putaran juka memungkinkan. Juka tidak memungkinkan
mencium Hajar Aswad cukup dengan mengankat tangan kearah
Hajar Aswad an mengecupnya.
2) Pada tiga puteran pertama bagi laki-laki melakukan
harwalah/berlari-lari kecil.
3) Istilam (mengusap) rukun yamani.
4) Salat Sunnah dua rakaat di belakang makam Ibrahim
5) Menjaga pandangan dari berbagai hal yang melalaikan ibadah.
6) Berdoa di depan multazam (sesuai hajat masing-masing.
7) Meminum air zam-zam (ditempat yang telah disediakan).

4. Sa’i
Adalah berlari-lari kecil antara bukit safa dan marwa sebanyak tujuh
kali yang di mulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwa. Adapun
syarat-syarat sai antara lain:
a. Didahului dengan tawaf
b. Dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwa
c. Dilakukan tujuh kali perjalanan
d. Dilaksanakan ditempat sa’i atau mas’aa
Hal-hal yang disunnahkan ketika Sa’i antara lain:
a. Setiap melintasi pilar hijau (lampu hijau), khusus bagi laki-laki
disunnatkan berlari-lari kecil dan bagi perempuan cukup berjalan
biasa sambil berdoa
b. Memperbanyak bacaan kalimat tauhid, takbir, dan doa ketika berada
di atas bukit Safa dan Marwa dengan cara menghadap kearah
Kakbah
c. Setiap mendaki bukit Safa dan Marwa dari ketujuh perjalanan
hendaklah membaca doa.
d. Membaca doa disepanjang perjalanan Safa-Marwa.

5. Tahalul
Adalah menghalalkan kembali apa-apa yang tadinya dilarang ketika
masih dalam keadaan ihram. Caranya adalah dengan mencukur atau
menggunting rambut sekurang-kurangnya tiga helai.
Tahalul ada 2 macam :
a. Tahallul awwal yaitu apabila seseorang melakukan dua rukun
ditambah satu wajib haji. tahallul awal ditandai dengan memotong
rambut baik secara keseluruhan atau hanya sebagian minimal 3 helai
rambuut.
b. Tahallul tsani yaitu apabila semua rangkaian rukun haji telah
dilakukan, termasuk tawaf ifadhah dan sa’I haji.

6. Tertib
Tertib yaitu berurutan dalam pelaksanaan rangkaian ibadah haji,
mulai ihram hingga tahallul tsani, kecuali mencukur rambut kepala.

E. Wajib Haji
Wajib haji adalah amalan-amalan dalam ibadah haji yang wajib
dikerjakan, tetapi sahnya haji tidak tergantung kepadanya. Jika ia tinggalkan
hajinya tetap sah dengan cara menggantinya dengan dam (bayar denda).
Amaliyah wajib haji ada 7 yaitu:
1. Berihram sesuai miqatnya
Miqat adalah batas waktu atau tempat yang sudah ditentukan untuk
memulai ihram dalam melaksanakan ibadah haji. Miqat ada 2 macam
yaitu miqat zamani dan miqat makani.
a. Miqat zamani
Miqat zamani adalah waktu sahnya diselenggarakan pekerjaan-
pekerjaan haji. Miqat zamani dimulai dari awal bulan syawal sampai
dengan terbit fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah atau pada akhir
pelaksaan wukuf di Arafah.
b. Miqat makani
Miqat makani adalah tempat memulai ihram bagi orang-orang
yang hendak mengerjakan haji dan umrah. Dalam miqat makani ada
beberapa tempat untuk melakukan ihram diantaranya :
a. Bagi orang yang tinggal di Makkah hendaknya ia ihram di
rumahnya masing-masing.
b. Bagi orang yang datang di arah Madinah atau sejajar dengan
Madinah, miqatnya di Dzulhulaifah atau bir ali.
c. Bagi orang yang datang dari arah Syam, Mesir, Maghribi, dan
negara-negra yang sejajar dengan daerah tersebut maka
miqatnya di Juhfah atau dekat Juhfah, yaitu suatu kampong yang
bernama Rabigh.
d. Bagi orang yang datang dari arah Yaman, India, Indonesia, dan
negara-negara yang sejajar dengan negara tersebut maka
miqatnya di Yalamlam (bukit dari beberapa bukit Tuhamah)
e. Bagi orang yang datang dari Najdil Yaman dan negeri Hijaz
atau negara yang sejajar dengan daerah tersebut, maka miqatnya
di Qarnul Manazil.
f. Bagi orang yang datang dari arah Irak dan negara yang sejajar
dengan derah tersebut, maka miqatnya di Dzatu Irqin.
2. Mabit di Muzdalifah
3. Mabit di Mina
4. Melontar jumrah Aqabah
5. Melontar jumrah ula, wusta, dan aqabah
6. Menjauhkan diri dari larangan ihram
7. Tawaf wada’

F. Sunah Haji
1. Mendahulukan haji dari pada umrah
2. Mandi sebelum ihram atau sebelum memakai baju ihram
3. Shalat sunah ihram dua rakaat
4. Memperbanyak membaca talbiyah, dzikir, dan berdoa setelah ihram
sampai tahallul
5. Mencium atau mengusap hajar aswad di setip putaran dalam tawaf
6. Melakukan tawaf qudum ketika baru masuk masjidil haram
7. Menunaikan shalat dua rakaat setelah tawaf qudum
8. Masuk ke dalam Ka’bah
9. Minum air zamzam sesudah melakukan tawaf

G. Larangan Haji

1. Larangan bagi jamaah pria


a. Memakai pakaian yang berjahit selama ihram
b. Memakai tutup kepala sewaktu ihram
c. Memakai sandal atau sepatu yang menutupi mata kaki sewaktu
ihram
2. Larangan bagi jamaah wanita
a. Memakai tutup muka atau cadar
b. Memakai sarung tangan
3. Larangan bagi jamaah pria dan wanita
a. Memotong dan mencabut kuku
b. Memotong atau mencabut bulu pada kepala dan bagian badan
lainnya
c. Menyisir rambut kepala dan lain-lain
d. Memakai harum-haruman pada badan, pakaian maupun rambut,
kecuali yang dipakai sebelum ihram
e. Memburu atau membunuh binatang darat dengan cara apapun ketika
dalam ihram
f. Mengadakan perkawinan, mengawinkan orang lain atau menjadi
wali dalam akad nikah atau melamar
g. Bercumbu rayu dengan syahwat atau bersetubuh
h. Mencaci-maki, mengumpat, bertengkar
i. Mengucapkan kata-kata kotor/tidak sopan
j. Memotong atau mencabut tumbuh-tumbuhan

H. Dam atau Denda

Dam dari segi bahasa berarti darah, sedangkan menurut istilah adalah
mengalirkan darah (menyembelih ternak berupa kambing, unta atau sapi)di
tanah haram untuk memenuhi ketentuan menasik haji.jenis-jenis dam (denda)
adalah sebagai berikut;
1. Bersetubuh (hubungan suami istri) dalam keadaan ihram sebelum tahallul
kedua, damnya berupa kifarat yaitu;
a. Menyembelih seekor unta, apabila tidak mampu maka
b. Menyembelih seekor sapi, apabila tidak mampu maka
c. Menyembelih tujuh ekor kambing, apabila tidak mampu maka
d. Memberikan sedekah bagi fakir miskin berupa makanan seharga
seekor unta, setiap satu mud (0,8 kg) sama dengan satu hari puasa,
hal ini diqiyaskan dengan kewajiban puasa dua bulan berturut-turut
bagi suami istri yang senggama di siang hari bulan Ramadhan.
2. Berburu atau membunuh binatang buruan, damnya adalah memilih satu
diantara tiga jenis berikut ini:
a. Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang diburu
atau dibunuh
b. Bersedah makanan kepada fakir miskin di tanah Haram senilai
binatang tersebut
c. Berpuasa senilai harga binatang dengan ketentuan setiap satu mud
berpuasa satu hari
3. Mengerjakan salah satu dari larangan berikut :
a. Bercukur rambut
b. Memotong kuku
c. Memakai pakaian berjahit
d. Memakai minyak rambut
e. Memakai wangi - wangian (minyak wangi, parfum, sabun, dan lain-
lain)
f. Bersetubuh atu pendahuluannya (bercumbu rayu) setelah tahallul
pertama

Damnya :
a. Menyembelih seekor kambing
b. Berpuasa tiga hari
c. Bersedekah sebanyak tiga gantang (9,3 liter) makanan kepada enam
orang fakir miskin
4. Melaksanakan haji dengan cara tamttu’ atau qiran, damnya dibayr
dengan urutan sebagai berikut:
a. Memotong seekor kambing, apabila tidak mampu maka
b. Wajib berpuasa sepuluh hari, tiga hari dilaksanakan sewaktu ihram
sampai idul adha, sedangkan tujuh hari lainnya dilaksanakan setelah
kembali ke negerinya.
5. Meninggalkan salah satu wajib haji sebagai berikut:
a. Ihram dari miqat
b. Melontar jumrah
c. Bermalam di Muzdalifah
d. Bermalam di Mina pada hari tasyrik
e. Melaksanakan tawaf wada’
Damnya sama dengan dam karena melaksanakan haji dengan
tamattu’ atau qiran tersebut di atas.

I. Macam-Macam Haji
1. Haji Tamattu’, yaitu mengerjakan umrah terlebih dahulu, baru
mengerjakan haji.
2. Haji Ifrad, yaitu mengerjakan haji terlebih dahulu baru kemudian umrah.
3. Haji Qiran, yaitu mengerjakan haji dan umrah di dalam satu niat dan satu
pekerjaan sekaligus.

J. Tata Urutan Pelaksanaan Haji


1. Ihram
2. Wukuf di padang Arafah
3. Mabit di Muzdalifah
4. Melontar jumrah aqabah
5. Tahallul awal
6. Tawaf ifadhah
7. Sa’i
8. Tahallul kedua
9. Mabit di Mina
UMRAH

A. Pengertian Umrah

Umrah adalah berkunjung ke Baitullah untuk melakukan tawaf, sa’I dan


bercukur demi mengharap ridha Allah swt. Ibadah ini sering juga disebut
dengan haji kecil. Umrah tebagi menjadi dua :
1. Umrah wajib, yaitu umrah yang di laksanakan dalam rangkaian ibadah
haji dan di laksanakan pada batas waktu haji (bulan-bulan haji). Selain
itu, termasuk umrah wajib adalah umrah nazar.
2. Umrah sunah, yaitu umrah yang di laksanakan sewaktu-waktu atau kapan
saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji)
Hukum melaksanakan ibadah umrah adalah fardu ‘ain (wajib)atas tiap-
tiap orang islam laki-laki atau perempuan yang mampu.

B. Syarat, Rukun dan wajib umrah

Syarat-syarat umrah sama dengan syarat-syarat dalam ibadah haji.


Sedangkan rukun umrah agak berbeda dengan rukun haji.Syarat umrah
meliputi :
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal sehat
4. Merdeka
5. Istitha’ah(mampu)

Rukun umrah itu ada lima, yaitu :


1. Ihram, yaitu niat mulai mengerjakan ibadah umrah
2. Tawaf, yaitu mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali
3. Sa’i
4. Tahallul (mencukur atau menggunting rambut paling sedikit tiga helai
rambut)
5. Tertib (dilakukan secara berurutan)

Wajib umrah ada dua macam, yaitu sebagai berikut:


1. Niat ihram dari miqat. Apabila di langgar, maka ibadah umrahnya tetap
sah tetapi harus membayar dam.
2. Meninggalkan dari segala larangan umrah, sebagai mana halnya larangan
dalam mengerjakan haji.

Miqat zamani umrah itu sepanjang tahun, artinya tidak ada waktu tertentu
untuk melaksanakan umrah. Adapun miqat makani umrah, pada dasarnya
sama dengan miqat makani haji, tetapi khusus bagi orang yang berada di
mekah, Miqat makani mereka adalah daerah di luar kota makah (di luar tanah
haram: Tan’im dan jiranah )
Demikian juga tentang larangan yang terdapat pada ibadah haji berlaku
juga dalam ibadah umrah.

C. Tata urutan pelaksanaan ibadah umrah


1. Melakukan ihram dengan niat umrah dari miqat makani yang telah
dilakukan, sebelum berihram ada beberapa hal yang perlu di lakukan
a. Memotong kuku, mencukur kumis, mencabut bulu ketiak, mandi,
menyisir rambut, dan merapikan jenggot
b. Memakai wangi-wangian
c. Mengganti pakaian biasa dengan pakaian ihram
d. Mengerjakan sholat sunah dua rakaat
2. Masuk ke masjidil haram untuk melakukan tawaf sebanyak tujuh kali
putaran, yang dimulai dari sudut hajar aswad dan berakhir di sana pula.
3. Selesai melakukan tawaf dilanjutkan dengan sa’i antara bukit shafa dan
marwa, perjalanan dari bukit shafa dan marwa dihitung satu kali, sa’I
dilakukan sebanyak tujuh kali dan berakhir dibukit marwa. Setiap sampai
didua bukit tersebut kita berhenti sejenak untuk memanjatkan doa sambil
menghadap ke ka’bah
4. Selesai sa’I dilanjutkan tahallul. Dengan demikian bebaslah kita dari
segala larangan ihram. Tahallul menandai selesainya ibadah umrah
Hikmah Haji Dan Umrah

Haji merupakan ibadah tahunan yang besar yang allah syari’atkan bagi para
hamba-nya, mempunyai berbagai manfaat yang besar dan tujuan yang besar pula,
yang membawa kebaikan di dunia dan akhirat. Dan diantara hikmah ibadah haji
ini adalah:
1. Mengikhlaskan seluruh ibadah
2. Mendapat ampunan dosa-dosa dan balasan surga
3. Dapat terbukanya wawasan
4. Menyambut seruan Nabi Ibrahim
5. Menyaksikan berbagai manfaat bagi kaum muslimin
6. Saling mengenal dan saling menasehati
7. Mempelajari agama Allah Swt
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Haji menyengaja menuju ke ka’bah baitullah untuk menjalakan ibadah


(nusuk) yaitu ibadadah syari’ah yang terdahulu. Hukum haji adalah fardhu ‘ain,
wajib bagi setiap muslim yang mampu, wajibnya sekali seumur hidup. Haji
merupakan bagian dari rukun Islam. Mengenai wajibnya haji telah disebutkan
dalam Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’

Tata cara pelaksanaan haji harus sesuai dengan syarat, rukun, wajib dan
sunnat haji. Islam, Syarat haji diantaranya : Baligh, Berakal, Merdeka, Kekuasaan
(mampu}sedangkan Rukun Haji adalah : Ihram yaitu berpakaian ihram, dan niyat
ihram dan haji, Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah; Thawaf, Sa’i,
Tahallul dan Tertib atau berurutan

Ada permasalahan haji pada saat ini yang mungkin sangat tidak bisa
dilewatkan bagi kaum Muslimin, diantaranya : Haji tidak lepas dengan
permasalahan Perbankan, Haji memungkinkan seseorang untuk intiqolul
madzhab, Penundaan masa haidl bagi wanita dan permasalahan miqot.
DAFTAR PUSTAKA

Zainul Ma’arif.Fiqih.Jakarta. Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam Kementrian Agama RI. Cetakan ke-1 2020

Anda mungkin juga menyukai