Anda di halaman 1dari 12

HAJI DAN UMROH

Dosen pengampu :
RATNA DEWI, M.A

Oleh Kelompok 4 :
Saputra Arista (2111239)
Tegar Junanda (2111222)
Dea Alwiyah (2111228)
Muhammad Ikhsan (2111247)
Nadya Romaidah (2111220)

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2022
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat karunianya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini kami
beri judul Zakat Mal dan Zakat Fitrah. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktik Ibadah Kemasyarakatan Selain itu, Makalah ini kami buat
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para
pembaca. Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada ibu Ratna
selaku Dosen Pengampu mata kuliah Praktik Ibadah Kemasyarakatan. Kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan
saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar kedepannya bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi.Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami
khususnya sebagai penulis. Terimakasih Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Petaling, 14 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

a. Latar Belakang Masalah.................................................................................1


b. Rumusan Masalah..........................................................................................1
c. Tujuan............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

a. Pengertian Haji...............................................................................................2
b. Pengertian Umrah...........................................................................................7

BAB III PENUTUP..................................................................................................8

Kesimpulan....................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Haji dan Umrah merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim dan Muslimat,
yang mana dilakukan untuk mendapatkan pahala dan Ridha Allah SWT, kewajiban
setiap umat Islam melaksanakan ibadah Haji merupakan Bentuk implementasi dari
rukun Islam yang kelima, seseorang yang telah Memiliki kemampuan untuk
melaksanakan ibadah Haji, sedangkan orang yang Melaksanakan ibadah Haji lebih
dari satu kali, maka ia tercatat melaksanakan Haji sunnah, karena kewajiban Haji bagi
umat Islam ini hanya sekali dalam Seumur hidup.
Haji dan umrah merupakan perjalanan tersendiri didalam dunia traveling dan
Wisata. Seorang muslim dalam perjalanan itu berpindah dari negaranya Menuju
negeri yang aman, yang mana Allah telah bersumpah dengannya Didalam Al-Qur’an,
untuk wukuf dipandang Arafah dan thawaf di baitullah yang Suci. Yang membedakan
keduanya ialah waktu pelaksanaan nya.
Islam menjadikannya sebagai lambang tauhid kepada Allah dan Kesatuan
kaum muslimin, maka selaku umat Islam kita diwajibkan untuk Menghadap kiblat
ketika kita sedang beribadah shalat, dan kemudian kita Diwajibkan untuk mendatangi
baitullah untuk melakukan thawaf dan wukuf Sekali dalam seumur hidup.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Haji dan Umrah
2. Apa saja rukun Haji dan Umrah
3. Apa saja yang dilakukan saat Haji dan Umrah

C. Tujuan
Untuk mengetahui, memahami tentang Haji dan Umrah, rukun-rukun nya dan yang
harus dilakukan saat Haji dan Umrah.

1
Yusuf Al-Qardhawi, Ibadah Dalam Islam, (Jakarta: Media Eka Sarana, 2005), 377.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Haji
1. Pengertian Haji
Haji secara lughawi Al-Hajju berarti menyengaja atau Menuju dan
mengunjungi Ka ‘bah untuk beribadat kepada Allah Dengan syarat-syarat
dan rukun-rukun serta kewajiban tertentu. Secara bahasa, “haji” bermakna:
maksud atau tujuan.2 Adapun secara istilah bermakna tujuan atau maksud
orang-orang Islam untuk mendatangi Baitullah untuk melaksanakan ibadah
haji sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah. Haji menurut ulama
ahli Fiqih adalah “menyengaja mendatangi Ka ‘bah untuk menunaikan
amalan-amalan tertentu, atau mengunjungi tempat tertentu pada waktu
tertentu untuk melakukan amalan-amalan tertentu”3
Dapat disimpulkan bahwa Haji adalah Rukun Islam yang ke-lima
bila mampu untuk mengunjungi Ka’ bah untuk melaksanakan ibadah Haji
pada waktu yang telah di tentukan dengan harapan di ampuni semua
dosanya.

2. Hukum Haji
Umat Islam telah sampai kepada ijma’ Bahwa ritual ibadah haji
hukumnya wajib, fardhu a’in bagi Setiap muslim yang mukallaf dan
mampu. Bahkan ibadah haji merupakan salah satu dari rukun Islam.
Dimana orang yang mengingkari kewajiban atas salah satu rukun Islam,
dan haji termasuk di antaranya, bisa dianggap telah keluar dari agama
Islam. Tidak seorang pun ulama yang mengatakan ibadah haji hukumnya
sunnah, semua sepakat mengatakan hukumnya wajib atau fardhu 'ain.
Didalam Al-Qur’an surah Ali-Imran ayat 97 yaitu:
‫هّٰلِل‬ ٌ ۢ ‫فِ ْي ِه ٰا ٰي‬
‫ت‬ ِ َّ‫ت َّمقَا ُم اِب ْٰر ِه ْي َم ۚە َو َم ْن َدخَ لَهٗ َكانَ ٰا ِمنًا ۗ َو ِ َعلَى الن‬
ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬ ٌ ‫ت بَي ِّٰن‬
َ‫َم ِن ا ْستَطَا َع اِلَ ْي ِه َسبِ ْياًل ۗ َو َم ْن َكفَ َر فَاِ َّن هّٰللا َ َغنِ ٌّي َع ِن ْال ٰعلَ ِم ْين‬
Artinya: Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya)
makam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan
2
. Solihin As Suhaili, Tuntunan Lengkap Haji dan Umrah, Pamulang: Cahaya Ilmu, 2018, hlm.1
3
A. Solihin As Suhaili, Tuntunan Lengkap Haji dan Umrah, hlm. 1

v
(di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah
haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka
ketahuilah bahwa Allah Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
seluruh alam.

3. Syarat- syarat wajib haji


Berdasarkan keterangan dalam Alquran dan hadis, persyaratan
wajib haji ini terdiri atas tujuh hal yaitu: Islam, balig, akal, merdeka, ada
kendaraan dan bekal, keamanan di jalan, dan kondisi memungkinkan
perjalanan haji.4
Sementara menurut Sayyid Utsman bin Yahya dalam Manasik Haji
dan Umrah menyebut syarat wajib haji ada enam. Apabila seorang
Muslim memenuhi syarat ini, ia terkena kewajiban haji. “Syarat-syarat haji
(yaitu) Islam, balig, aqil, merdeka, masuk waktu haji, dan mengetahui
perbuatan haji”.5
Dari uraian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa syarat-syarat
wajib Haji adalah
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Merdeka
5. Memiliki bekal dan ketersediaan kendaraan
6. Masuk waktu Haji
7. Jarak terjangkau yang memungkinkan ditempuh.

4. Macam-macam Rukun Haji


1) Berniat
2) Ihram
3) Wukuf di padang Arafah
4) Thawaf ifadhah
4
Taqrib pada Kifayatul Akhyar, (Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 2001 M/1442 H), hal 177
5
Sayyid Utsman bin Yahya, Manasik Haji dan Umrah, (Jakarta, Alaydrus, hal 15)

vi
5) Sa'i
6) Tahallul (mencukur/memendekkan rambut)
7) Tertib pada setiap rukun
Rukun apabila tertinggal maka tidak bisa di ganti dengan dam atau
denda lainnya.6

5. Wajib Haji
Wajib haji jika tertinggal tetap sah, hanya saja berkewajiban untuk
menggantinya dengan dam7. Wajib haji yaitu:
1) Memulai ihram dari miqat
2) Melontarkan jumrah
3) Mabit di Muzdalifah
4) Mabit di Mina
5) Thawaf wada'

6. Sunnah Haji
1) Membaca Talbiah dan dzikir
2) Thawaf qudum (mulai tiba di Mekkah)
3) Shalat sunnah thawaf
4) Mencium hajar aswad
5) Membuka lengan kanan saat thawaf

7. Cara melaksanakan Haji


1) Ihram dan Miqat
2) Wukuf di padang Arafah
Pelaksanaan wukuf dimulai sejak tergelincir matahari (setelah
Dzuhur) pada tanggal 9 Zulhijjah sampai menjelang waktu Subuh
pada tanggal 10 Zulhijjah.
3) Mabit di Muzdalifah para jemaah haji mengerjakan beberapa hal, yaitu
sebagai berikut:
 Membaca talbiyah
 Berdzikir, beristighfar, dan berdoa

6
S.A.Zainal Abidin, Kunci Ibadah, hal 119
7
Dr.H.Johari,MA dan Dr.H.Johar Arifin,Lc,Ma, tuntunan manasik Haji dan Umrah, hal 12-13

vii
 Membaca Alquran
 Mencari kerikil sebanyak 7 butir

4) Melontarkan jumrah Aqabah


Melontar jumrah aqabah dilakukan setelah fajar menyingsing atau
siang hari pada tanggal 10 Zulhijah dengan menggunakan kerikil
sebanyak 7 butir. Setelah melontar jumrah aqabah, jamaah haji
melaksanakan penyembelihan hewan kurban.
5) Thawaf Ifadhah
Bagi jemaah haji yang akan melakukan tawaf ifadhah pada hari itu
juga (10 Zulhijjah) dapat langsung pergi ke Mekkah untuk
melakukan tawaf. Jemaah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali
dimulai dari arah yang sejajar dengan Hajar Aswad dan berakhir di
sana pula.
6) Sa'i
Sa’i adalah berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah
sebanyak tujuh kali. Pelaksanaan Sa’i dilakukan dari Safa ke
Marwah atau sebaliknya. Sa’i yang dilakukan dari Marwah ke Safa
dihitung satu kali dan diakhiri di Marwah.
7) Tahallul
Tahallul ialah keadaan seseorang yang telah dihalalkan (dibolehkan)
untuk melakukan perbuatan yang sebelumnya dilarang selama berihram.
Tahallul dilakukan dengan cara mencukur atau menggunting rambut
paling sedikit tiga helai rambut.
8) Mabit di Mina
Apabila telah mengerjakan Tahallul kedua, jemaah haji kembali
menuju Mina untuk mabit selama hari tasyrik, yaitu tanggal 11, 12,
dan 13 Zulhijjah. Jika matahari telah tergelincir, setiap hari jemaah
haji melontar tiga jumrah sebanyak tujuh kali. Tiga jumrah tersebut
adalah ula, wusta, dan aqabah.
Jemaah boleh meninggalkan Mina pada tanggal 12 Zulhijjah
setelah melempar jumrah. Hal ini disebut dengan nafar awwal.
Bagi jemaah yang meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah, itu lebih
sempurna.

viii
8. Waktu Pelaksanaan Haji
Ibadah haji dilaksanakan pada bulan haji (Dzulhijjah), tepatnya
ketika waktu wukuf di Arafah tiba (9 Dzulhijjah), hari Nahr (10
Dzulhijjah), dan hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Ibadah haji
merupakan ibadah yang harus dilakukan secara berurutan seperti yang
sudah disyariatkan.

9. Hukum Haji untuk kedua orang tua yang sudah meninggal


Hukum Menghajikan Orang Tua yang Sudah Wafat Menurut
Mazhab Syafi’i. Bunyi hadits:
َ ‫ لَ َّبي‬:ُ‫ َأنَّ اَل َّن ِبيَّ صلى هللا عليه وسلم َسم َِع َر ُجاًل َيقُول‬،‫َّاس َرضِ َي هَّللَا ُ َع ْن ُه َما‬
ْ‫ْك َعن‬ ٍ ‫ْن َعب‬ ِ ‫َعنْ ِاب‬
ْ‫ ُح َّج َعن‬:‫ َقا َل‬. ‫ اَل‬:‫ َح َججْ تَ َعنْ َن ْفسِ َك؟ َقا َل‬:‫ َقا َل‬. ْ‫ َأ ٌخ َأ ْو َق ِريبٌ لِي‬:‫ش ْب ُر َم ُة؟ َقا َل‬
ُ ْ‫ َمن‬:‫ َقا َل‬.‫ش ْب ُر َم َة‬
ُ
ُ ْ‫ ُث َّم ُح َّج َعن‬،‫َن ْفسِ َك‬
‫ رواه أبو داود والدار قطني والبيهقي وغيرهم باسانيد صحيحة‬.‫ش ْب ُر َم َة‬
Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, sungguh Nabi saw
mendengar seorang lelaki membaca talbiyah: ‘Laibaika dari Syubrumah.’
Beliau pun meresponsnya dengan bertanya: ‘Siapa Syubrumah?’ Laki-laki
itu menjawab: ‘Saudara atau kerabatku.’ Nabi tanya lagi: ‘Apakah kamu
sudah haji untuk dirimu sendiri?’ Orang itu menjawab: ‘Belum.’ Nabi pun
bersabda: ‘Hajilah untuk dirimu sendiri, kemudian baru haji untuk
Syubrumah.” (HR Abu Dawud, ad-Daruquthni, al-Baihaqi, dan selainnya
dengan sanad shahih).
Dari hadits inilah mazhab Syafi’i menyatakan bahwa orang yang
belum haji tidak boleh mengganti orang haji orang lain. Bila ia nekat
melakukannya, maka otomatis ibadah haji yang dilakukan menjadi haji
bagi dirinya. Pendapat seperti ini juga menjadi pendapat Ibnu Abbas ra, al-
Auza’i, Imam Ahmad dan Ishaq.8

B. Umrah
1. Pengertian Umrah

8
An-Nawawi, Al-Majmû’ Syahrul Muhaddzab, juz VII, halaman 117-118

ix
Umrah menurut bahasa yaitu ziarah, menengok atau datang.
Pengertian umrah menurut istilah syara' yaitu mengunjungi Baitullah (Ka
‘bah) untuk beribadah kepada Allah dengan syarat tertentu.9

2. Macam-macam Umrah
a. Umrah Tamattu
Adalah umrah yang dilakukan pertama kalinya dalam kaitan
dengan pelaksanaan Ibadah haji. Seperti diketahui, dalam
melaksanakan ibadah haji kita diwajibkan Untuk melakukan ibadah
haji dan umrah untuk satu kesatuan.
b. Umrah Mufradah
Umrah sunah bisa dilakukan kapan saja mau sebelumnya atau
sesudahnya. Ibadah umrah ini juga boleh dilakukan diluar musim
haji, dimana tata cara pelaksanaannya sama dengan umrah wajib
yang termasuk ibadah haji, setelah jamaah bertahallul maka
selesailah ibadah umrah sunnah adapun yang membedakannya
adalah dalam mengucapkan niatnya.

3. Jenis dan pelaksanaan Umrah


a) Umrah Tamattu
Adapun waktu pelaksanaan dari ibadah umroh ini adalah ketika
bulan haji atau pada bulan Syawwal, 10 hari pertama Dzulhijjah,
atau bulan Dzul-Qa’dah.
b) Biasanya, mereka yang melaksanakan umroh ini adalah para
jemaah yang memang hanya ingin berumrah saja. Jika haji bisa
mendaftar di Kemenag dan Biro Travel Khusus, maka Umroh
Mufradah biasanya hanya bisa mendaftarkan diri di biro Travel
umroh biasa. Itulah mengapa, kegiatan Umroh Mufradah sering
kali disertai kegiatan ziarah dan wisata ke beberapa negara sekitar
Mekkah.

BAB III
PENUTUP
9
S.A.Zainal Abidin, Kunci Ibadah, hal 125

x
A. Kesimpulan
Dalam ibadah Haji dan Umroh banyak sekali kegiatan yang harus dipelajari
oleh orang-orang khalayak umum,khususnya bagi yang memiliki kemampuan dan
kesempatan untuk melaksanakannya. Mulai dari bagaimana amalan-amalan manasik,
waktunya, tempat-tempatnya,syarat, wajib, rukun dan hal-hal lain yang harus diikuti
aturannya secara berurutan. Karena jika tidak tertib dan berurutan maka akan
menyebabkan tertolaknya ibadah suci seseorang yang sedang menjalankan rukun
islam yang kelima.
Selain dalam hal teknis dan praktis, terdapat juga etika dan hikmah utama
adanya ibadah haji dan umroh salah satunya adalah menghapus dosa seperti bayi dan
balasan surga.

DAFTAR PUSTAKA

xi
xii

Anda mungkin juga menyukai