Anda di halaman 1dari 14

HAJI DAN UMROH

Makalah Ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh

Dosen Pengampu: Dr. Moh. Shofiyul Huda MF, M.Ag.

Di susun Oleh:

Alvi Hidayah (933601220)

PROGRAM STUDI TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Fiqih,
yang membahas tentang Haji dan Umrah. Kami selaku penulis menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan serta kesalahan di
dalamnya. Kami membutuhkan saran dan kritik supaya makalah ini menjadi lebih
baik dan kami juga mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga makalah ini bisa bermaanfaat bagi kalian selaku pembaca, sekian
dan terima kasih.

Kediri, 3 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
A. Pengertian Haji dan Umrah ............................................................................... 3
B. Tujuan, Dasar Hukum dan Hubungan Haji dan Umrah .................................... 3
C. Syarat-syarat Wajib, Rukun, wajib, dan Sunnah Haji Umrah........................... 5
D. Dam / Denda ..................................................................................................... 6
E. Hikmah Pelaksanaan Haji dan Umroh .............................................................. 9
BAB III ................................................................................................................... 10
PENUTUP .............................................................................................................. 10
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 10
B. SARAN ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa
manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah yang
tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insyaallah akan
menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama islam banyak macamnya.
Haji dan umrah adalah salah satunya, haji merupakan rukun iman kelima setelah
syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena
tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan tenaga dalam
mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.
Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang begitu
demikian jauh untuk mencapai baitullah, dengan segala kesulitan dan kesukaran
dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga hanya dengan satu tujuan untuk
mencapai kepuasan batin dan kenikmatan rohani.
Untuk memperdalam pengetahuan kita, saya mencoba memberi penjelasan
secara singkat mengenai pengertian haji dan umrah, dasar hukum perintah haji dan
umrah, syarat, rukun dan wajib haji dan umrah serta hal-hal yang dapat
membatalkan haji dan umrah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat kami rumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian haji dan umrah?
2. Apa tujuan, dasar hukum, dan hubungan haji dan umrah?
3. Apa saja syarat wajib, rukun, wajib, dan sunnah haji dan umrah?
4. Apa saja dam/denda saat haji dan umrah?
5. Apa saja hikmah melaksanakan haji dan umrah?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian haji dan umrah
2. Mengetahui tujuan dan dasar hukum haji dan umrah
3. Mengetahui syarat, rukun, wajib, dan sunnah haji dan umrah
4. Mengetahui dam/denda saat haji dan umrah
5. Mengetahui hikmah melaksanakan haji dan umrah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Haji dan Umrah


Haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “al-qashdu” atau
“menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology) berarti
bersengaja mendatangi baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amal ibadah
dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut
syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari ridho Allah.
Adapun Umrah menurut bahasa bermakna ziarah. Sedangkan menurut
syara’ umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf disekelilingnya, bersa’yu
antara shofa dan marwah dan mencukur atau menggunting rambut.

B. Tujuan, Dasar Hukum dan Hubungan Haji dan Umrah


1. Tujuan Pelaksanaan Haji dan Umrah
QS. Al-Baqarah : 189
َُ‫ُو َبي َنَٰت ُمِن‬
َ ‫اس‬ ‫ذ‬ ٗ َ ۡ ۡ َ ‫َ ۡ ََ َ َ ذ‬
ٖ ِ ِ ‫نزل ُفِيهِ ُٱلقرءانُ ُهدى ُل ِلن‬ِ ‫شهرُ ُرمضان ُٱَّلِيُ ُأ‬
ً َ َ َ ََ ۡ ََۡ َ ۡ ‫ذ‬ َ َ َ َ َ ۡ ۡ َ َٰ َ ۡ
ُ‫انُفمنُش ِهدُمِنكمُٱلشه ُرُفليصمهُُۖومنَُكنُم ِريضا‬ ُِ ‫ىُ ُوٱلفرق‬ُ ‫ٱلهد‬
ََ َ ۡ ۡ ‫ذ‬ َ ‫ذ‬ َ ۡ ٞ ‫َۡ ََ َ َ َ ذ‬
ُ‫س ُوَل ُي ِريد‬
ُ ‫ّلل ُبِكمُ ُٱلي‬ َ َٰ ‫أو‬
ُ ‫ُلَع ُسف ٖر ُف ِعدة ُمِن ُأيا ٍم ُأخر َُۗي ِريد ُٱ‬

َ َ َٰ َ َ َ ‫ۡ ۡ َ َ ۡ ْ ۡ ذ َ َ َ ْ ذ‬
ُ‫ُما ُه َدىَٰك ۡم‬ ‫ّلل ُلَع‬
ُ ‫س ُوِلِ ك ِملوا ُٱلعِد ُة ُوِلِ ك ِّبوا ُٱ‬
ُ ‫بِكم ُٱلع‬

َ َۡ ‫َ ذ‬
ُ ُ١٨٥ُ‫َول َعلك ۡمُتشكرون‬

“mereka bertanya kepadamu tentang bulan tsabit. Katakanlah: “Bulan tsabit itu
adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; dan bukanlah

3
kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu
ialah kebajikan orang yang bertaqwa. Dan masuklah kerumah-rumah itu dari
pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung”.
2. Dasar Hukum Pelaksanaan Haji dan Umrah
Mengenai hukum ibadah haji, asal hukumnya adalah wajib ‘ain bagi
yang mampu. Melaksanakan haji wajib, yaitu karena memenuhi rukun islam
dan apabila kita “nazar” yaitu seorang akan bernazar untuk haji, maka wajib
melaksanakannya, kemudian untuk haji sunat, yaitu dikerjakan pada
kesempatan selanjutnya, setelah pernah menunaikan haji wajib.
Haji merupakan rukun islam yang kelima, diwajibkan kepada setiap
muslim yang mampu untuk mengerjakan. Jumhur ulama sepakat bahwa mula-
mulanya disyari’atkan ibadah haji tersebut pada tahun ke enam hijrah, tetapi
ada juga yang mengatakan tahun ke sembilan hijrah.
a. Al-Qur’an Artinya : “padanya terdapat tanda-tanda yang nyata,
(diantaranya) maqam ibrahim; barangsiapa memasukinya (baitullah itu)
menjadi amanah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan
ke baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah maha kaya ( tidak memerlukan sesuatu dari
semesta alam)”.
b. Al-Hadist “ dari Ibnu Abbas, telah berkata Nabi SAW : Hendaklah kamu
bersegera mengerjakan haji, maka sesungguhnya seseorang tidak akan
menyadari sesuatu halangan yang akan merintanginya”.
3. Hubungan Haji dan Umrah
Didalam ibadah haji, sebenarnya mengandung dua macam ibadah yang
berhubungan, yaitu :
a. Haji : biasa dikatakan orang haji besar. Umrah : biasa dikatakan orang
haji kecil. Didalam Al-qur’an di perintahkan sebagai berikut : “dan
sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Allah”.

4
Untuk menunaikan ibadah haji dan umrah , dapat dikerjakan sebagai
berikut :
1) Haji Tamattu’ : lebih utama mengerjakan umrah (haji kecil) hingga
selesai. Kemudian pada waktu haji (haji besar)
2) tanggal 8 Dzulhijjah melakukan ibadah haji besar sampai selesai.
3) Haji Qiraan : umrah dan haji dikerjakan menjadi satu, sekali jalan.
4) Haji Ifraad : pada Syawal-12/13 Dzulhijjah hanya mengerjakan haji
saja, sedang umrah dijalankan sebelum bulan syawal/setelah selesai
mengerjakan haji dalam satu tahun itu juga.

C. Syarat-syarat Wajib, Rukun, wajib, dan Sunnah Haji Umrah


1. Syarat-syarat wajid haji dan umrah
Orang-orang yang berkewajiban menjalankan haji dan umrah itu hanyalah
yang memenuhi syarat-syarat yang tersebut dibawah ini :
a. Islam
b. Berakal
c. Baligh
d. Merdeka
e. Mampu (kuasa)
2. Rukun haji dan enam perkara:
a. Ihram: berpakaian ihram dan niat ihram haji
b. Wukuf: berdiam dipadang arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah
c. Sa’yi: berjalan atau lari kecil antara bukit shofa dan marwah
d. Tahallul: membuka ihram dengan cara menggunting rambut sedikitnya 3
kali
e. Tertib
3. Wajib Haji
a. Ihram harus dari batas-batas tempat dan waktu yang telah ditentukan.
Batas-batas tempat dan waktu itu dinamakan “miqaat”.
1) Bermalam di Muzdalifah, yakni sepulangnya dari Arafah ke Mina.

5
2) Bermalam di Mina selama 3 atau 2 malam pada Hari Tasyriq.
3) Meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan, karena ihram.
4. Sunnah Haji
a. Mandi untuk ihram
b. Shalat sunnah ihram 2 raka’at
c. Thawaf qudum, yaitu thawaf karena datang di Tanah Haram
d. Membaca Talbiyah.
e. Bermalam di Mina pada tanggal 9 Dzulhijjah
f. Bermalam di Arafah pada siang dan malam.
g. Berhenti di Masy’aril Haram pada hari Nahar (10 Dzulhijjah)
h. Berpakaian ihram yang serba putih.
5. Rukun dan Wajib Umroh
a. Ihram dengan niatnya.
b. Thawaf.
c. Sa’yi.
d. Tahallul.
e. Tertib.
Adapun wajib umrah ada dua perkara yaitu:
Ihram dari Miqaat. Meninggalkan hal-hal yang diharamkan karena ihram.

D. Dam / Denda
1. Macam-macam dam (denda)
a) Menyembelih seekor kambing, yang sah untuk qurban untuk
disedekahkan kepada fakir miskin. Kalau tidak bisa, boleh diganti
dengan puasa 10 hari (3 hari dikerjakan waktu haji dan yang 7 hari
bisa dilakukan di kampungnya setelah pulang).
Denda ini di berikan kepada yang :
 Mengerjakan haji secara Tamattu.
 Mengerjakan haji secara Qiran

6
 Mulai ihram tidak dari Miqaat.
 Tidak bermalam di Muzdalifah
 Tidak bermalam di Mina
 Tidak melempar jumrah.
b) Menyembalih kambing untuk disedekahkan, atau puasa 3 hari atau
memberi makan 3 sha’ (kira-kira sebanyak 7 kg) kepada 6 orang miskin.
Denda ini diberikan kepada seseorang yang melakukan salah satu hal-
hal di dalam ihram yaitu:
o Memakai pakaian yang berjahit menyarung,bagi laki-laki saja
o Memotong kuku
o Bercukur atau memotong rambut atau bulu badan
o Memakai minyak harum pada pakaian ataupun badan
o Bersentuh dengan perempuan dengan Syahwat
o Bersetubuh sesudah Tahallul-Awwal
c) Menyembelih seekor unta kalau tidak sanggup wajib menyembelih
seekor sapi kalau tidak mungkin dapat diganti menyembelih 7 ekor
kambing kalau tidak bisa harga seekor unta ditaksir harganya sebanyak
harganya dibelikan makanan untuk disedekahkan kepada fakir miskin
kalaupun tidak sanggup maka wajiblah diganti dengan puasa untuk tiap-
tiap 1 mud makanan harga unta itu dengan puasa 1 hari. Denda ini di
jatuhkan kepada orang yang bersetubuh sebelum Tahallul-Awal.
d.)Barang siapa yang membunuh hewan buruan di tanah haram maka wajib
membayar dam sebagai berikut;
a. Menyembelih hewan yang serupa atau hampir sama dengan binatang
yang terbunuh.
b. Kalau itu tidak mungkin wajib bersedekah makanan sebanyak harga
binatang tersebut, kalaupun tidak bisa boleh diganti dengan puasa, dengan
perhitungan 1 mud 1 hari.

f.) Barang siapa yang memotong kayu di tanah haram maka dendanya adalah:

7
a. Bagi kayu besar dendanya seekor unta atau sapi.
b. Bagi kayu kecil dendanya seekor kambing.
g.) Bagi yang terhalang di jalan, sehingga tidak dapat meneruskan pekerjaan
haji atau umrah, maka boleh tahallul dengan menyembelih seekor kambing
di tempat itu, kemudian bercukur atau memotong rambut dengan niat
tahallul.
2. Tempat membayar denda
a. Denda yang berupa menyembelih binatang dan memberi makan,
dibayarkan di tanah haram.
b.Denda yang berupa puasa dibayarkan dimana saja kecuali yang telah
ditentukan harus dilakukan di waktu haji.
c. Denda yang berupa menyembelih binatang karena terhalang dibayarkan di
tempat ia terhalang.

8
E. Hikmah Pelaksanaan Haji dan Umroh
a. Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh
seperti ihrom sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa manusia harus
melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap diri kepada Allah
Yang Maha Agung.
b. Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah tersebut
diliputi dengan penuh kekhusyu’an
c. Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi
d. Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan
akhlak yang mulia.
e. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia menjadi
umat yang satu karena mempunyai persamaan atau satu akidah.
f. Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang peserta-
pesertanya berdatangan dari seluruh penjuru dunia dan Ka’bahlah yang menjadi
symbol kesatuan dan persatuan.
g. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah merupakan
ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya besar dan
memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan
rintangan.
h. Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun umrah, banyak
meminta pengorbanan baik harta, benda, jiwa besar dan pemurah, tenaga serta
waktu untuk melakukannya.
i. Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina persatuan
dan kesatuan umat Islam sedunia.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan
beberapa amal badahdengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu
tertentu pula, menurut syarat- syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata
mencari ridho Allah. Umrah ialah menziarahi ka’bah, melakukan tawaf
disekelilingnya, bersa’yu antara Shafa dan Marwah dan mencukur atau
menggunting rambut.Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam
melakukan ibadah haji.Disamping itu juga untuk menunjukkan kebesaran Allah
SWT.Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah terdapat dalam QS. Ali- Imran
97.Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan umrah harus memenuhi syarat, rukun
dan wajib haji atau umroh.

B. SARAN
Pada makalah ini kami sebagai penulis dan pemakalah berharap kepada
para pembaca agar dapat memberikan kritik dan sarannya pada makalah yang
sudah dibuat dan dibahas oleh para pemakalah. Agar makalah yang sudah dibuat
dan di bahas oleh pemakalah dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya, apabila
ada perbaikan juga saran dan kritik akan sangat berguna dan dapat digunakan
sebagai tambahan wawasan serta pengetahuan yang lebih bermanfaat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Zakarsi, Imam. Pelajaran Fiqh 2. Ponorogo: Tri Murti Press, 1995.

http://madaniannida-kumpulanmakalahpai.blogspot.com/2011/02/haji-dan-
umroh.html diakses Pada 1 Maret 2021 Pukul 11.00 WIB

http://deluk12.wordpress.com/makalah-haji-dan-umroh/ diakses Pada 1


Maret 2021 Pukul 11.30 WIB

http://madaniannida-kumpulanmakalahpai.blogspot.com/2011/02/haji-dan-
umroh.html diakses Pada 2 Maret Pukul 09.00 WIB.

11

Anda mungkin juga menyukai