Anda di halaman 1dari 2

Pemikiran Theodore Noldeke tentang Alquran

Ahmad Fayyad Toer Afandi


E03218002/081931994963
Theodore Noldeke lahir pada 2 Maret 1837 di kota Hamburg, Jerman.
Theodore Noldeke mempersiapkan diri untuk memasuki pendidikan tinggi
dibawah arahan ayahnya, dengan mempelajari sastra klasik, Yunani dan latin,
namun akhirnya dia tertarik pada kajian bahasa-bahasa semit. Diantara alasannya
adalah ketika Theodore Noldeke hendak masuk Universitas Gonttingen pada
tahun 1853, ayahnya menitipkan kepada sahabatnya, H Ewald, pakar bahasa-
bahasa semit, terutama bahasa Ibrani. Ewald kemudian mengarahkan Theodore
Noldeke agar terlebih dahulu menekunidua bahasa Semit, yaitu arab dan persia
beserta sastranya.
Theodore Noldeke adalah Orientalis ternama yang berasal dari Jerman,
bidang keilmuan yang ia kuasai ada dua yaitu bahasa semit dan kajian keislaman.
Ia mempublikan hasil penelitiannya sangat lah berkembang hingga di kalangan
Orientalis selanjutnya.
studi Alquran dalam pandangan Theodore Noldeke yaitu dengan melacak
sumber Alquran dari dua agama besar yaitu Yahudi dan Nasrani, dan memiliki
argumen historis untuk membuktikan bahwa Nabi Muhammad SAW betul betul
telah terpengaruh oleh ajaran dari kedua agama tersebut untuk kemudian dijadikan
doktrin dalam Alquran
Dengan menjadikan Bibel sebagai tolok ukur untuk menilai al-Qur’an,
Noldeke berpendapat bahwa Alquran merupakan hasil karangan Nabi
Muhammad.40 Noldeke menyatakan bahwa sumber utama wahyu yang dibawa
Muhammad bersumber dari kitab Yahudi. Semua ajaran-ajaran Alquran,
misalnya, kisah-kisah para Nabi yang disebutkan dalam Alquran, bahkan aturan-
aturan yang dibawa oleh Muhammad mulai dari surah yang pertama secara jelas
tiruan dari kitab Yahudi.42 Noldeke membandingkan, menurutnya pengaruh dari
ajaran yang ada dalam kitab injil terhadap Alquran lebih sedikit. Untuk
membuktikan risetnya, Noldeke memberikan beberapa contoh tentang teori
keterpengaruhan yang diambil oleh Muhammad dari tradisi atau elemen Yahudi

4
5

dan Kristen. Di antara contoh yang dikemukakan Noldeke seperti Kalimat “La>
ila>ha illa Alla>h”. Kalimat Syahadat ini menurut Noldeke diadopsi Muhammad
dari kitab Samoel II. 32: 22, Mazmur 18: 32.44
Dari pemaparan di atas bisa disimpulkan secara umum bahwa Noldeke
memberikan hujatan dan tuduhan terhadap Alquran dan Nabi Muhammad tidak
disertai dengan bukti-bukti sejarah yang kongkrit. Kemampuannya dalam
berbahasa Semit tidak disertai dengan pendalaman mengenai sejarah Arab. Hal ini
terbukti dengan kesalahan argumennya mengenai penerjemahan kitab-kitab
Yahudi Kristen ke dalam bahasa Arab, kemudian bukti bahwa bangsa Arab
khususnya Makkah semuanya mampu dalam menulis dan membaca, maka karena
itu Nabi Muhammad pun bisa membaca dan menulis sehingga dituduh bahwa
Nabi Muhammad mengarang Alquran.

Anda mungkin juga menyukai