Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MENELADANI PARA MUKHARRIJ


IMAM AN NASA’I & IMAM IBNU MAJAH

Di
Buat Oleh:
MUHAMMAD SATYA ARIFA

Jurasan/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan / PGMI


Semester/Unit :I/B
Dosen Pemateri : Khairuddin Hasan, M.Pd

KEMENTRIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
TEUNGKU DIRUNDENG MEULABOH

TA. 2019 M/1441 H


KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, segala puji syukur kami atas


kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dengan izin
dan kehendak Nya lah, dalam pembuatan makalah sederhana ini dapat saya rampungkan tepat
pada waktunya.

Penulisan dan pembuatan makalah ini ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini yang menyangkut mengenai “
Imam An- Nasa’i & Imam Ibnu Majah”.

Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai persoalan dan hambatan yang
dikarenakan masih terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan
penulisan makalah ini.

           Penulis menyadari bahwa dalam penyusunannya, makalah ini masih jauh dalam
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk memperbaiki kekurangan - kekurangan yang ada supaya tidak terulang
kembali. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTARISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................1
1.3 TUJUAN.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2

2.1 Nama & Nasab Imam Nasa’i Dan Imam Ibnu Majah........................................................2
2.2 Guru-guru dan Muridnya (KETELADANAN-NYA) .......................................................4

2.3 Karya-karyanya ( KITAB-KITAB-NYA)...........................................................................5

BAB III PENUTUP.............................................................................................................6

KESIMPULAN.........................................................................................................................6
SARAN......................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hadits adalah segala yang bersumber dari Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam. baik berupa
perkataan, perbuatan maupun taqrir beliau.Hadits menjadi sumber hukum yang kedua setelah Al-
Quran. Hadits diterima oleh sahabat dari Nabi baik langsung maupun tidak langsung. Sahabat atau
orang yang meriwayatkan hadits disebut juga rawi. Oleh karena itu kita harus mengetahyi kehidupan
para perawi-nya dengan baik dan dengan mengetahui kehidupan para perawinya kita akan mengetahui
hadits itu shahih atau tidak. Ilmu yang membahas tentang rawi hadits ini dimulai dari kekurangan
hingga kelebihannya. Dan pada pembahasan kali ini saya akan membahas tentang perawi tentang An-
Nasa’i & Ibnu Majah. Bagaimana silsilahnya, siapa saja guru dan muridnya, dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelasnya, saya akan membahas pada bab berikut ini.

B. RUMUSAN MASALAH

 Apa nama dan Nasabnya Imam An-Nasa’i & Imam Ibnu Majah?
 Bagaimana Perjalanan Ilmu dan Hadisnya Imam An-Nasa’i & Imam Ibnu Majah?
 Siapa nama Guru-gurunya Imam An- Nasa’i & Imam Ibnu Majah ?
 Siapa nama Murid-muridnya Imam An-Nasa’i & Imam Ibnu Majah?
 Apa saja kitab-kitab yang dikarangnya Imam An-Nasa’i & Imam Ibnu Majah ?
 Apa saja keteladanannya Imam An-Nasa’i & Imam Ibnu Majah?

C. TUJUAN PENULISAN

 Untuk Mengetahui Nama dan Nasabnya Imam An-Nasa’i & Imam Ibnu Majah
 Untuk Mengetahui Perjalanan mencari Ilmu dan Hadisnya Imam An-Nasa’i & Imam Ibnu
Majah
 Untuk Mengetahui Nama Guru-gurunya Imam An-Nasa’i & Imam Ibnu Majah
 Untuk Mengetahui Nama Murid-muridnya Imam An-Nasa’i & Imam Ibnu Majah
 Untuk Mengetahui Kitab-kitab Karangannya Imam An-Nasa’i & Imam Ibnu Majah
 Untuk Mengetahui Keteladanannya Imam An-Nasa’i & Imam Ibnu Majah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Nama & Nasab Imam Nasa’i Dan Imam Ibnu Majah

Imam Nasa’i beliau adalah ulama terkemuka melebihi ulama lain di masanya. Nama lengkap beliau
ialah Ahmad bin Ali bin Syu’aib bin Ali bin Sinan bin Bahar al-Khurasani al-Qadi, dan diberi gelar dengan Abu
Abdul ar-Rahman an-Nasa’i. Beliau dilahirkan pada tahun 215 H di kota Nasa yang masih termasuk wilayah
Khurasan.

Di kota Nasa ini, beliau tumbuh melalui masa kanak-kanaknya, dan disini juga beliau memulai
aktifitas pendidikannya dengan mulai menghafal Al-Quran dan menerima berbagai disiplin keilmuan dari guru-
gurunya. Setelah menginjak usia remaja, timbullah keinginan dalam dirinya untuk mengadakan pengembaraan
dalam rangka mencari hadis Nabi. Maka ketika usianya menginjak 15 tahun, mulailah beliau mengadakan
perjalanan ke daerah Hijaz, Irak, Syam, Mesir, dan daerah-daerah lainnya yang masih berada di Jazirah Arabia.
Dengan usaha beliau yang sungguh-sungguh, tidaklah heran kalau beliau sangat piawai dan unggul dalam
disiplin ilmu hadis, serta sangat menguasai dan ahli dalam ilmu tersebut. Setelah menjadi ulama hadis, beliau
memilih negara Mesir sebagai tempat bermukim untuk menyiarkan dan mengajarkan hadis-hadis kepada
masyarakat. Beliau tinggal di Mesir hingga setahun menjelang wafatnya, yang kemudian beliau pindah ke
Damaskus. Dan ditempat yang baru ini, beliau mengalami peristiwa tragis yang menyebabkan kematiannya.

Dikisahkan, ketika dimintai pendapat tentang keutamaan Muawwiyah, mereka seakan-akan


mendesak Imam Nasa’i agar menulis buku tentang Keutamaan Muawwiyah, sebagaimana ia menulis
Keutamaan Ali r.a.. Imam Nasa’i menjawab kepada penanya itu “Apakah kamu belum puas adanya keasamaan
derajat antara Muawwiyah dan Ali, sehingga kamu merasa perlu mengutamakannya?”. Mendengar jawaban
seperti itu, mereka lalu marah, lalu memukulnya sampai buah zakarnya pun dipukul, serta menginjak-injaknya,
kemudian menyeretnya keluar dari masjid, sampai beliau hampir meninggal dunia.
Tidak ada kesamaan pendapat tentang tempat beliau wafat. Dara Qutni menjelaskan, ketika ditimpa musibah di
Damaskus itu, beliau minta dipindahkan ke Makkah dan meninggal di tanah haram itu, kemudian dimakamkan
di suatu tempat antara Safa dan Marwah. Begitu pula pendapat Abdullah bin Mandah dari hamzah al-Uqbi al-
Misri dan ulama lainnya.

Imam az-Zahabi berbeda pendapat, menurutnya, Imam Nasa’i meninggal di Ramlah Palestina, dan
pendapat ini didukung oleh Abu Ja’far at-Tahawi dan Abu bakar bin Naqatah. Mereka mengatakan Imam Nasa’i
wafat pada tahun 303 H dan dimakamkan di Baitul maqdis.
Dari segi fisik Imam Nasa’i dikenal sebagai seorang imam hadis yang mempunyai wajah yang cukup tampan,
kulit yang putih hingga kemerah-merahan. Dalam kehidupan spiritual, ia dikenal sangat rajin dan selalu
melaksanakan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan, seperti mengutamakan memakai pakaian mulai dari
anggota badan bagian kanan. Beliau juga dikenal sebagai orang yang sungguh-sungguh dalam beribadah baik
pada waktu malam maupun siang hari, beliau juga mengikuti jejak Nabi Daud, sehari berpuasa sehari tidak,
serta melakukan haji setiap tahunnya. Begitu juga dalam berjihad (perang), beliau juga selalu bersama-sama
dengan umat Islam. Ketika terjadi peperangan di Mesir, beliau turut serta dalam membela Agama Islam. Dalam
peperangan tersebut, beliau masih sempat meluangkan waktu untuk mengajarkan hadis Nabi Saw. kepada
Gubernur dan para prajurit. Dengan modal keberanian dan keteguhan hati, beliau berhasil menjadi ulama yang
“besar”, dengan tetap selalu menyebarkan ilmu dan pengetahuan pada masyarakat.
Imam Ibnu Majah nama lengkap beliau adalah abu Abdullah Muhammad bin Yazid Al-Qazwini,
lahir di  Qazwin salah satu kota di Iran pada tahun 207 H/824 M.[1] Ibnu Majah adalah nama yang populer di
kalangan umat Islam, setidaknya ketika setelah beliau menulis hadis dalam kitabnya Sunan Ibn Majah.
Sementara itu, al-Qazwini juga dianggap sebagai nama lain yang dinisbatkan kepada Ibn Majah, karena tempat
tersebut merupakan tempat di mana ia tumbuh dan berkembang. Sedangkan tempat kelahiran Ibn Majah tidak
ada sumber yang menjelaskannya. Namun, nama lengkapnya ulama ini adalah Abu Abdullah Muhammad ibn
Yazid Ibn Majah al-Rubay’iy al-Qazwiniy al-Hafiz dengan nama kuniyah Abu Abdullah. Dengan demikian,
nama asli pengarang kitab Sunan Ibn Majah adalah Muhammad ibn Yazid. Ibnu Majah hidup pada masa
pemerintahan Dinasti Abbasiyah yakni pada masa pemerintahan Khalifah al-Makmun (198 H/813 M) sampai
akhir pemerintahan Khalifah al-Muqtadir (295 H/908 M). Beliau meninggal dalam 74 tahun, usia tepatnya pada
hari Selasa tanggal 22 Ramadan tahun 273 H.

Informasi tentang Ibnu Majah ketika kecil sampai dewasa tidak banyak ditemukan dalam
beberapa literature, keterangan yang ada hanya menunjukkan bahwa Muhammad ibn Yazid memulai karir
akademiknya ketika masih kecil di desa Qazwin. Keterangan yang banyak terhimpun adalah yang terkait erat
dengan kiprahnya dalam kegiatan penyusunan hadis. Ia amat gandrung dengan ilmu hadis walaupun pada saat
itu baru berusia 15 tahun. Ibn Majah sempat berguru kepada Ali bin Muhammad al-Tanafasy (w. 233H)
Kegiatan tersebut terus berlangsung dengan cara mencari guru ke berbagai daerah dan mendengarkan langsung
hadis-hadis sehingga pada akhirnya beliau menjadi seorang ulama hadis yang kita kenal sampai sekarang[2].
Ibn Majah adalah seorang petualang keilmuan terbukti dengan banyaknya daerah yang dikunjunginya. Di antara
tempat yang pernah dikunjunginya adalah Khurasan: Naisabur dan kota lainnya; al-Ray; Iraq: Bagdad, Kufah,
Basrah, Wasit; Hijaz: Makkah dan Madinah; Syam: Damaskus dan Hims serta Mesir.Petualangan tersebut
dilakukan Ibn Majah tidak saja dengan menghasilkan banyak hadis, namun juga mendapatkan ilmu yang
bermanfaat. Oleh karena itu, Ibn Majah diakui sebagai seorang  yang alim dalam hadis, ilmu sejarah dan tafsir.
Kitab hadis  termasuk dalam salah satu kutub al-tis’ah yang banyak juga  pujian terhadap kitab sunan-nya.

Guru pertama Ibnu Majah adalah Ali ibnu Muhammad al- Tanafasy dan Jubarah ibn al-Muglis.
Sejumlah nama guru Ibn Majah yang banyak menyumbangkan hadis antara lain Mus’ab  ibn Abdullah al-
Zubairi, Abu Bakar ibn Abi Syaibah, Muhammad ibn Abdullah ibn Namir, Hisyam ibn Amar, Muhammad ibn
Rumh dan masih banyak guru lain yang dapat dilihat dalam karyanya secara langsung, Sunan Ibn Majah.
Sedangkan murid- murid Ibn Majah yang banyak mengambil hadis dari Ibn Majah adalah Muhammad ibn Isa
al-Abhari, Abu Hasan al-Qattan, Sulaiman ibn Yazid al-Qazwini, Ibnu Sibawaih[3]
B. Guru-guru dan Muridnya (KETELADANAN-NYA)

Imam Nasa’i menerima dan mempelajari berbagai macam hadis dari guru-guru beliau yang
jumlahnya sangat banyak. Hal ini dapat dipahami karena beliau sering melakukan perjalanan ke berbagai daerah
dengan tujuan untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan mengenai hadis Nabi. Di antara guru-guru beliau yang
terdapat didalam kitab Sunannya, dapat disebutkan diantaranya:

1. Ishaq bin Rahawaih


2. Hisyam bin ‘Ammar
3. Qutaibah bin Sa’id
4. Ishaq bin Ibrahim
5. Suwaid bin Nashr
6. Ahmad bin ‘Abdah Adl Dabbi
7. Abu Thahir bin as-Sarh
8. Al-Harits bin Miskin
9. Imam Abu Daud
10. Imam Abu Isa at-Tirmidzi, dan masih banyak yang lainnya.

Sedangkan beberapa murid yang mendengarkan majelis dan pelajaran hadis beliau diantaranya:
1. Abu al-Qasim al-Thabarani
2. Ahmad bin Muhammad bin Isma’il An-Nahhas an-Nahwi
3. Hamzah bin Muhammad Al-Kinani
4. Muhammad bin Ahmad bin Al-Haddad asy-Syafi’i
5. Al-Hasan bin Rasyiq
6. Muhammad bin Abdullah bin Hayuyah An-Naisaburi
7. Abu Ja’far al-Thahawi
8. Al-Hasan bin al-Khadir Al-Asyuti
9. Muhammad bin Muawwiyah bin al-Ahmar al-Andalusi
10. Abu Basyar ad-Dulabi
11. Abu Bakr Ahmad bin Muhammad as- Sunni, dan masih banyak yang lainnya.

Imam Ibnu Majah, mulai bersafar mencari ilmu pada tahun 230 H, menemui banyak guru yang
tersebar di berbagai penjuru. Ia menyambangi Khurosan, Bashrah, Kufah, Baghdad, Damaskus, Mekah,
Madinah, dan Mesir. Ia mengunjungi berbagai madrasah Hadits dan perjalanan safar inilah yang
mempertemukan dengan banyak Guru di Negeri-negeri yang ia kunjungi. Dengan banyaknya Negeri yang ia
kunjungi, Ibnu Majah pun memiliki banyak Guru. Diantara gurunya adalah ALI BIN MUHAMMAD ATH-
THANASAFI, beliau adalah seorang hafizh dan Ibnu Majah banyak mengambil riwayat dirinya. Kemudian
IBRAHIM BIN AL-MUNDZIR AL-HIZAMI, beliau adalah salah seorang murid IMAM AL-BUKHARI. Ibnu
Mubdzir wafat Tahun 236 H. Ada juga nama MUHAMMAD BIN ABDULLAH BIN NUMAIR, JABBAROH
BIN AL-MUGHLIS, ABDULLAH BIN MUAWIYAH, HISYAM BIN AMMAR, MUHAMMAD BIN RUMH
Dan DAWUD BIN RASYID. Setelah menempuh perjalanan belajar selama lebih dari 15 tahun, Ibnu Majah
kembali ke Qazvin dan menetap di sana. Mulailah ia menulis buku dan menyampaian riwayat hadits. Ia pun di
kenal banyak belajar. Kemudian mereka mendatangi Qazvin untuk belajar darinya.

Murid-muridnya, ALI BIN SAID BIN ABDULLAH AL-GHUDANI, IBRAHIM BIN DINAR AL-JARSYI AL-
HAMDANI, AHMAD BIN IBRAHIM AL-QAZWINI, ABU ATH-THAYYIB AHMAD BIN RUH AL-MASY’ARANI,
ISHAQ BIN MUHAMMAD AL-QAZWINI, JA’FAR BIN IDRIS, MUHAMMAD BIN ISA ASH-SHAFAR, DAN ABUL
HASAN ALI IBRAHIM BIN SALAMAH AL-QAZWINI.
C. Karya-karyanya ( KITAB-KITAB-NYA)

Imam An-Nasa’i mempunyai beberapa karya kitab, diantaranya ialah:


1. As-Sunan al-Kubra
2. As-Sunan as-Sugra, yang dinamakan juga dengan kitab al-Mujtaba’.
3. Musnad Hadis Malik
4. Musnad Manshur bin Zadzan
5. Manasik al-Hajj
6. Kitab Al-Jum’ah
7. Al-Jarhu wa Ta’dil
8. Al-Kuna
9. ‘Amalu al-Yaum wa al-Lailah
10. Khasha ‘isu ‘Ali bin Abi Thalib Karama Allahu Wajhah
11. Ighrab Syu’bah ‘Ali Sufyan wa Sufyan ‘Ali Syu’bah
12. Adl Dlu’afa wa al-Matrukin
13. Tasmiyatu Fuqaha’i Al-Amshar
14. Tasmiyatu man lam yarwi’anhu ghaira rajulin wahid
15. Dzikru man haddatsa ‘anhu Ibnu Abi Arubah
16. Musnad Ali bin Abi Thalib
17. Asma’u ar Ruwah wa at- Tamyiz bainahum
18. Al- Ihkwah
19. At-Tafsir.

Imam Ibnu Majah mempunyai beberapa kitab diantaranya, sebuah kitab legendaris yang
hingga sekarang mudah kita temukan. Ia juga memiliki buku tafsir yang dipuji oleh Ibnu Katsir dalam
Al-Bidayah Wa An-Nihayah dengan pujian tafsir Hafil, tafsir yang kaya faidah. Buku lainnya adalah
buku sejarah, memuat sejarah sejak zaman sahabat sampai kejadian di zamannya. Dan Kitab yang
paling berharga Kitab Sunan Ibnu Majah yang paling dikenal kaum Muslimin: Sunan Abu Dawud,
Sunan At- Turmudzi, Sunan An-Nasa’i dan Sunan Ibnu Majah.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Imam Nasa’i beliau adalah ulama terkemuka melebihi ulama lain di masanya. Nama lengkap beliau
ialah Ahmad bin Ali bin Syu’aib bin Ali bin Sinan bin Bahar al-Khurasani al-Qadi, dan diberi gelar dengan Abu
Abdul ar-Rahman an-Nasa’i. Beliau dilahirkan pada tahun 215 H di kota Nasa yang masih termasuk wilayah
Khurasan.

Imam Ibnu Majah nama lengkap beliau adalah abu Abdullah Muhammad bin Yazid Al-Qazwini, lahir
di  Qazwin salah satu kota di Iran pada tahun 207 H/824 M.[1] Ibnu Majah adalah nama yang populer di
kalangan umat Islam, setidaknya ketika setelah beliau menulis hadis dalam kitabnya Sunan Ibn Majah.

B. Saran

Makalah ini tidak patut dicontoh, tapi ambil saja Ilmu pengetahuan yang ada didalamnya. Mungkin
makalah ini sangat jauh dari yang diharapkan, saya minta Maaf sebesar-besarnya, dan makalah ini 100%
mengambil dari Google dan hanya beberapa materi yang diketik tapi ambil bahannya semua dari Google tidak
memalui buku.
DAFTAR PUSTAKA

Abu, M.M. Syubhah, “Kutubus Sittah (Mengenal Enam Kitab Pokok Hadis dan Biografi Para Penulisnya), Terj., Ahmad
Usman, Pustaka Progresif, Surabaya, 1993.

Nurhaidi, Dadi, et. al, dalam Membahas Kitab Hadis-I, oleh Afdawaiza Sunan An-Nasa’i, Jurusan Tafsir Hadis Fakultas
Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2002.

Smeer, B Zeid, Ulumul Hadis, UIN Malang Press, Malang, 2008.

http://holyquranku.wordpress.com/2013/11/08/kitab-sunan-an-nasa’i
http://cahayalangitnure.blogspot.cp.id/2015/03/sistematika-penulisan-kitab-hadits-imam-an-nasa’i
http://www.academia.edu/18544588/Membahas-Kitab-Sunan-An-Nasa’i
http://dionesaliaski.wordpr?kumpulan-makalah-2/biografi-an-nasa’i

Khon Abdul Majid, Ulumul Hadits, 2008,Jakarta: Amzah.

Dosen Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Studi Kitab Hadits, 2003,Yogyakarta: Teras.

http://Ibnumajah.wordpress.com/sejarah-singkat-ibnumajah
http://id.wikipedia.org/wiki/ibnumajah
http:/nippontri.multiply.com/riviews/item/9?&show_interstitial=1&u%2freviews%2fitem

[1] Abdul Majid Khon, Ulumul Hadits, (Jakarta: Amzah, 2008), 264.


[2] Dosen Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, Studi Kitab Hadits, (Yogyakarta: Teras,
2003), 160-161.
[3] Dosen Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, 162.
[4] Ibid, 171
[5] Ibid, 171-172.
[6] Abdul Majid Khon, 264.
[7] Dosen Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, 170.
[8] Ibid, 173-174.
[9] Ibid, 164.
[10] http://Ibnumajah.wordpress.com/sejarah-singkat-ibnumajah
[11] http://id.wikipedia.org/wiki/ibnumajah
[12] http:/nippontri.multiply.com/riviews/item/9?&show_interstitial=1&u%2freviews%2fitem
[13] Ibid, 172-174
[14] Abdul Majid Khon, 264

Anda mungkin juga menyukai