Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah

Bahasa Arab adalah bahasa Islam, bahasa al-Qur’an, bahasa sunnah dan bahasa
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu mempelajari Bahasa Arab tujuannya adalh
untuk dapat memahami Al-Qur’an dan as-Sunnah serta kitab-kitab pengetahuan
yang berbahasa Arab secara baik dan benar.

Mempelajari Bahasa Arab tidaklah sama-sama seperti mempelajari bahas-bahasa


lain seperti bahas Indonesia, bahasa Inggris dan sebagainya. Berbagai macam
ilmu-ilmu yang dipelajari dalam Bahasa Arab. Akan tetapi yang menjadi dasarnya
adalah diperlukan memahami tata bahasa Arabnya dahulu, yaitu mampu
menguasai Ilmu Nahwu dan Sharaf sehingga memudahkan dalam mempelajari
ilmu-ilmu yang lainnya.

Dalam makalah yang singkat ini penulis mencoba untuk menjabarkan ‘Adad
sebagai salah satu objek kajian dalam Ilmu Bayan yang menjadi salah satu dari
ketiga Ilmu Balagah atau lebih dikenal Semantik Arab.

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan ‘Adad ?

Bagaimana Menemukan dan membuat contoh kalimat ‘Adad?

1.3 Tujuan Masalah

Untuk mengetahui pengertian ‘Adad

Untuk menemukan dan membuat contoh kalimat ‘Adad

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hitungan dalam Bahasa Arab ‘Adad

Ditinjau dari segi kata, lafadz ‫( العدد‬adad) secara etimologi berarti hitungan
bilangan. Sedangkan Ma'dud artinya suatu yang dihitung.

Adad asli adalah yang menunjukan jumlah suatu benda, dibagi menjadi empat

1. Adad Mufrad

2. Adad Murakab

3. Adad `Uqud

4. Adad Ma`thuf

1. “Adad Mufrad”

Adalah Isim Adad yg kosong dari Tarkib dan ‘Athaf. Yaitu bilangan dari
Wahidun (satu) sampai ‘Asyarotun (sepuluh), Bidh’un (sejumlah antara 3-9),
Mi’atun (seratus), dan Alfun (seribu).

Sebagian Nuhat menyebutnya “Adad Mudhaf” karena dapat dimudhafkan pada


Tamyiznya/Ma’dudnya, yang selain wahidun (satu) dan Itsnani (dua).

2. “Adad Murakkab”

Adalah Isim Adad susunan dua bilangan menjadi satu dengan susunan Tarkib
Mazji. Yaitu bilangan dari Ahada ‘Asyaro (sebelas) sampai Tis’ata ‘Asyaro
(Sembilan belas).

3. “Adad ‘Aqd”

Adalah Isim Adad puluhan/kelipatan sepuluh. Yaitu bilangan dari ‘Isyruuna (dua
puluh) sampai Tis’uuna (sembilan puluh).

2
Sebagian Nuhat menyebutnya “Adad Mufrod” karena tidak Mudhaf juga tidak
Murokkab.

4. “Adad Ma’thuf”

Adalah Isim Adad susunan Athaf. Yaitu bilangan yg ada diantara dua Adad Aqd
(angka yg ada diantara 20>…<30, 30>…<40, dst.). Contoh Wahidun wa
‘Isyruuna (dua puluh satu), Itsnaani wa Isyruuna (dua puluh dua), dst. Hingga
Tis’atun wa Tis’uuna (sebilan puluh Sembilan).

Mula-mula, anda harus mengafalkan sepuluh bentuk dasar dari 'Adad (Bilangan):

Dalam penggunaannya, bentuk-bentuk dasar 'Adad tersebut akan mengalami


sedikit perubahan dengan ketentuan sebagai berikut:

 Bilangan 1 (‫ )واحد‬terletak di belakang Isim Mufrad dan bilangan 2 (‫)اثنان‬


terletak di belakang Isim Mutsanna. Bila Isim yang dibilangnya itu adalah
Muannats maka bentuknya pun menjadi Muannats. Hukum tamyiznya,
harus menyebutkan/menuliskan ma’dud/Isim duluan sebelum adad nya,
tidak boleh terbalik.

3
 Bilangan 3 sampai 10 terletak di depan Isim Jamak. Bila Isim Jamak
tersebut adalah Mudzakkar maka bentuk 'Adad-nya adalah Muannats,
sedang bila Isim Jamak tersebut adalah Muannats maka bentuk 'Adad-nya
adalah Mudzakkar.

4
Hukum tamyiznya, yaitu ma’dud/Isim terletak setelah adad.

 Adapun bilangan belasan (11 sampai 19) terletak di depan Isim Mufrad
(Isim Tunggal) meskipun jumlahnya adalah jamak (banyak). Perhatikan
pola Mudzakkar dan Muannatsnya serta tanda baris fathah di akhir setiap
katanya:

 Bilangan 20, 30, 40, dsb bentuknya hanya satu macam yakni Mudzakkar,

 meskipun terletek di depan Isim Mudzakkar maupun Muannats. Contoh:3

5
 Angka satuan dalam bilangan puluhan, disebutkan sebelum angka
puluhannya; dan perubahan bentuk (Mudzakkar atau Muannats) angka
satuan tersebut mengikuti perubahan bentuk Isim yang dihitungnya dengan
pola seperti berikut:

 Bilangan ratusan dan ribuan terletak di depan puluhan dan satuannya.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

'Adad adalah sesuatu yang menunjukkan bilangan, satu, dua, tiga dan seterusnya.
Sedangkan Ma'dud adalah yang menunjukkan “sesuatu” yang terhitung. Hal ini
sebagaimana yang dikemukakan oleh Syauqi Dhaoyf , bahwa 'Adad adalah setiap
kata benda atau kata sifat yang menunjukkan jumlah sesuatu, atau yang
menunjukkan sebuah urutan.

3.2 Saran

Dari awal pengkajian materi makalah ini yang saya utarakan hingga pada
penyampaian saran ini, saya berharap kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua terutama bagi yang membaca sebagai acuan pengenalan ‘Adad .

Semua uraian materi Makalah ini banyak kekurangan yang ditemukan maupun
banyak penjelasan yang kurang tepat baik dari segi bahasanya maupun dari segi
penyusunanya. Oleh karena itu, masukan yang bersifat membangun dan berupa
saran, kritik, sanggahan, maupun yang lainnya saya terima dengan senang hati
sebagai bahan penyempurnaan makalah ini selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai