Anda di halaman 1dari 8

‫معان األ فعال المزيدة‬

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Media Pembelajaran Sharf 1

Dosen Pengampu :
Jamaluddin Shidiq, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Alfi Hijajatul Wuska ( 202200067 )

2. Nida Nisaurrohmah (202200037)

3. Nur Laily Abidhatul Makhmudah ( 202200039 )

KELAS B

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2021

1
A. PENGERTIAN FIIL MAZID
 Fiil mazid merupakan fiil yang hurufnya semua asli dan ketambahan satu huruf. Fiil
mazid terbagi menjadi Dua yaitu fiil tsulasi mazid dan fiil ruba’i mazid.

B. TSULASI MAZID
Tsulatsy mazid adalah kelompok kata kerja yang pada asalnya tersusun dari tiga huruf,
akan tetapi ditambahkan dengan satu, dua, sampai tiga huruf tambahan (ziyadah).
Tsulatsy mazid ada tiga jenis: Ziyadah bi harfin (tambahan 1 huruf), Ziyadah bi harfain
(tambahan 2 huruf), Ziyadah bi tsalatsati ahrufin (tambahan 3 huruf). Ada 12 wazan yang
masuk bab tsulatsy mazid, ada yang huruf tambahannya satu, dua, dan paling banyak 3
huruf.
Berikut ini tabel yang menunjukkan 12 wazan tsulatsy mazid.

1. Ziyadah Biharfin
Ini adalah kelompok tsulatsy mazid dengan tambahan satu huruf ziyadah. Tsulatsy
Mazid Biharfin disebut juga dengan fi’il ruba'iy karena total hurufnya ada 4.
Tambahan untuk jenis ini berupa hamzah, alif, dan tasydid. Perhatikan bahwa wazan
untuk masing-masing fi’il-nya benar-benar tidak memiliki kesamaan antara yang satu
dengan yang lainnya. Dalam tsulasty mazid bi harfin ada 3 wazan yaitu :
a. Wazan ‫فَ َّع َل‬
Wazan ‫ فَ َّع َل‬memiliki banyak makna, namun yang paling banyak dijumpai adalah
memiliki makna taktsir, yaitu menunjukkan suatu perbuatan dilakukan
berulangulang. Misalnya َ‫ طَوَّف‬yang asalnya adalah َ‫(طَاف‬berthawaf),
menunjukkan bahwa thawafnya dilakukan berkali-kali. Sebagaimana ‫قَطَّ َع‬
(memotong-motong) yang asalnya adalah ‫( قَطَ َع‬memotong). Wazan ini juga bisa
bermakna ta’diyah yaitu menjadikan fi’il yang asalnya lazim menjadi muta’addiy
contohnya‫( فَ َّر َح‬membuat bahagia) yang asalnya‫( فَ ِر َح‬bahagia). Dalam Bahasa
Indonesia, ta’diyah ini sama dengan makna benefaktif, yaitu melakukan perbuatan
untuk orang lain. Wazan ‫ فَع ََّل‬memiliki tambahan tasydid. Secara lahiriyah, wazan
ini seperti tiga huruf. Namun pada hakikatnya, wazan ‫ فَ َّع َل‬bentuk asalnya adalah
‫ فَ ْع َع َل‬. Adanya dua huruf yang sama ini disederhanakan dengan menjadikannya
bertasydid ke bentuk ‫ فَع ََّل‬.

2
b. Wazan ‫فَاع ََل‬
Wazan ‫ فَاع ََل‬umumnya memiliki makna musyarakah (saling melakukan sesuatu).
Misalnya ‫ قَاتَ َل‬bermakna saling memerangi, atau ‫ َجا َد َل‬bermakna saling berdebat.
c. Wazan ‫َأ ْف َع َل‬
Wazan ‫ َأ ْف َع َل‬umumnya memiliki makna ta’diyah. Seperti ‫( َأ ْن َز َل‬menurunkan)
asalnya ‫( نَ َز َل‬turun) dan ‫( َأ ْك َر َم‬memuliakan) asalnya ‫( َك ُر َم‬mulia). Wazan ‫َأ ْف َع َل‬
memiliki tambahan huruf hamzah berharokat fathah sebelum fa' fi’il.

2. Ziyadah Biharfain
Ini adalah kelompok tsulatsy mazid dengan tambahan dua huruf ziyadah. Tsulatsy
Mazid biharfain disebut juga dengan fi’il khumasiy karena total hurufnya ada 5.
Wazan tsulasy Mazid Biharfain ada 5 :
a. Wazan ‫تَفَ َّع َل‬
Wazan ‫ تَفَ َّع َل‬umumnya bermakna muthawa’ah untuk wazan ‫فَ َّع َل‬,yaitu merubah fi’il
muta’addiy dari wazan ‫ فَع ََّل‬menjadi fi’il lazim di mana bentuk lazimnya
merupakan akibat dari bentuk muta’addiynya seperti ‫(تَ َك َّس َر‬Patah) merupakan
akibat dari ‫( َك َّس َر‬mematahkan). Wazan ‫ تَفَ َّع َل‬memiliki tambahan huruf ta dan ‘ain
fi’il yang bertemu ‘ain fi’il sehingga menjadi ‘ain fi’il bertasydid.
b. Wazan ‫تَفَا َع َل‬
Wazan ‫ تَفَا َع َل‬umumnya bermakna musyarakah, hampir sama dengan wazan ‫ فَا َع َل‬.
Bedanya, wazan ‫ تَفَا َع َل‬umumnya adalah fi’il lazim yang tidak membutuhkan
maf’ul bih seperti َ‫( تَ َعا َرف‬saling mengenal) dan َ‫(تَ َعا َون‬saling menolong). Wazan
‫ تَفَاع ََل‬memiliki tambahan huruf ta sebelum fa fi’il dan alif setelah fa fi’il .
c. Wazan ‫ِإ ْفتَ َع َل‬
Wazan ‫ ِإ ْفتَ َع َل‬umumnya bermakna muthawa’ah untuk wazan ‫فَ َع َل‬,yaitu merubah
fi’il muta’addiy dari wazan ‫ فَ َع َل‬menjadi fi’il lazim, di mana bentuk lazimnya
merupakan akibat dari bentuk muta’addiynya, seperti ‫( اِجْ تَ َم َع‬berkumpul)
merupakan akibat dari ‫( َج َم َع‬mengumpulkan) dan ‫( اِرْ تَفَ َع‬naik) merupakan akibat
dari ‫( َرفَ َع‬mengangkat). Wazan ‫ ِإ ْفتَ َع َل‬memiliki tambahan huruf hamzah yang
berharakat kasrah sebelum fa` fi’il dan huruf ta berharakat fathah setelahnya.
d. Wazan ‫اِ ْنفَ َع َل‬
Wazan ‫ اِ ْنفَ َع َل‬seluruhnya adalah fi’il lazim. Sehingga semuanya bermakna
muthawa’ah. Misalnya ‫ (اِ ْن َك َس َر‬pecah ) asalnya ‫ ( َك َس َر‬memecahkan ) dan ‫اِ ْنقَ َس َم‬
(terbagi ) asalnya ‫( قَ َس َم‬membagi). Wazan ‫ اِ ْنفَ َع َل‬memiliki tambahan huruf hamzah
yang berharakat kasrah dan huruf nun sukun sebelum fa fi’il.
e. Wazan ‫اِ ْف َع َّل‬
Wazan ‫ اِ ْف َع َّل‬hanya berlaku khusus untuk warna dan ‘aib (cacat) pada makhluq.
Seperti ) ‫اِحْ َم َّر‬memerah atau menjadi kemerahan) dan ‫( اِ ْع َر َّج‬menjadi pincang).
Wazan ‫ اِ ْف َع َّل‬memiliki tambahan huruf hamzah yang berharakat kasrah dan tadh’if
(tasydid) pada lam fi’il.
3. Ziyadah Bitsalatsati Ahrufin
Ini adalah kelompok tsulatsy mazid dengan tambahan tiga huruf ziyadah. Tsulatsy
Mazid bitsalaatsati ahrufin disebut juga dengan fi’il sudasiy karena total hurufnya
ada 6. . Tsulatsy Mazid bitsalaatsati ahrufin mempunyai 4 wazan yaitu :

3
1. Wazan ‫اِ ْستَ ْف َع َل‬
Wazan ‫ اِ ْستَ ْف َع َل‬umumnya memiliki makna thalab yaitu meminta sesuatu. Misalnya
‫( اِ ْستَ ْغفَ َر‬memohon ampunan) merupakan permintaan dari ‫( َغفَ َر‬mengampuni) dan
‫ص َر‬ َ ‫( ا ْستَ ْن‬meminta pertolongan) adalah permintaan dari ‫ص َر‬ َ َ‫( ن‬menolong). Wazan
‫ اِ ْستَ ْف َع َل‬memiliki tambahan huruf hamzah berharakat kasrah, huruf sin sukun, dan
huruf ta berharakat fathah sebelum fa fi’il.
2. Wazan ‫اِ ْف َعوْ َع َل‬
Wazan ‫ اِ ْف َعوْ َع َل‬wazan bersama ‫اِ ْف َعا َّل‬menunjukkan makna yang lebih kuat
dibandingkan bentuk tsulatsynya. Seluruh mauzun dari wazan ini adalah fi’il
lazim. Misalnya ‫( اِحْ لَوْ لَى‬terasa manis) lebih kuat tingkat kemanisannya
dibandingkan ‫( َحلُ َو‬terasa manis) dan ‫ب‬ َ ‫( اِ ْع َشوْ َش‬tumbuh rerumputan) lebih banyak
rumput yang tumbuh dibanding ‫ب‬ َ ‫( ع َِش‬tumbuh rerumputan). Wazan ‫اِ ْف َعوْ ع ََل‬
memiliki tambahan huruf hamzah berharakat kasrah, dan ‘ain tadh’if yang
dipisahkan huruf tambahan waw.
3. Wazan ‫اِ ْف َع َّو َل‬
Wazan ‫ اِ ْف َع َّو َل‬sangat jarang digunakan dalam kalimat Bahasa Arab. Di antara kata
yang mengikuti wazan ini adalah ‫( اِجْ لَ َّو َذ‬berjalan cepat) dan َ‫( اِ ْعلَ َّوط‬menunggangi).
Wazan ‫ اِ ْف َع َّو َل‬memiliki tambahan huruf hamzah berharakat kasrah di awal dan waw
tadh’if setelah fa fi’il.
4. Wazan ‫اِ ْف َعا َّل‬
Wazan ‫ اِ ْف َعا َّل‬bersama wazan lainnya ‫ اِ ْف َعوْ َع َل‬menunjukkan makna yang lebih kuat
dibandingkan bentuk tsulatsynya. Seluruh mauzun dari wazan ini adalah fi’il
lazim. Wazan ini umumnya digunakan untuk menjelaskan warna seperti ‫اِحْ َما َّر‬
(memerah( sama seperti ‫ اِحْ َم َّر‬,Bedanya ‫ اِحْ َما َّر‬lebih kuat atau lebih banyak tingkat
kemerahannya dibanding ‫ اِحْ َم َّر‬. Wazan ‫ اِ ْف َعا َّل‬memiliki tambahan huruf hamzah
berharakat kasrah di depan dan alif setalah ain serta tadh’if pada huruf lam.

C. Pengertian Fi’il Ruba’i


Fi’il Ruba’i ialah kalimat yang huruf asalnya ada empat (4). Sedangkan Fi’il Ruba’i terdiri
dari tiga macam, yaitu:
1. Fi’il Ruba’i Mujarrad, contoh       : ‫د َْخ َر َج‬
Fi’il Ruba’i Mujarrad ialah kalimah fi’il yang madzinya memuat 4 huruf asal dan
bebas dari huruf tambahan
2. Fi’il Ruba’i Mulhaq, contoh          : ‫بَ ْيطَ َر‬
Fi’il Ruba’i Mulhaq ialah kalimah yang fi’il madzinya terdiri dari empat huruf,
yang tiga berupa huruf asal dan yang satu berupa huruf tambahan sebagai ilhaq.
3. Fi’il Ruba’i Mazid, contoh            : ‫تَد َْخ َر َج‬
Fi’il Ruba’i Mazid ialah kalimah yang fi’il madzinya memuat huruf lebih dari
empat huruf, dengan rincian yang empat berupa huruf asal sedang yang lain
berupa huruf tambahaan.

4
Untuk lebih jelasnya, akan disebutkan secara rinci mengenai Fi’il Rubai mujarrad dan mazied
berikut pengertiannya.

Fi’il Ruba’i Mujarrad


Fi’il Mujarrad yaitu fi’il yang semua  hurufnya adalah huruf asli. Fi’I ini  belum
mendapatkan tambahan.bgt
Fi’il Mujarrad secra garis besar dibagi menjadi dua macam yaitu:
Fi’il  Tsulasi Mujarrad Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang terdiri dari
tiga huruf dan bebas dari huruf tambahan. Contoh :‫ ضرب‬,‫نصر‬  .
Fi’il Ruba’i Mujarrad Pengertian Fi’il Ruba’i Mujarrad ialah kalimah fi’il yang madzinya
memuat 4 huruf asal dan bebas dari huruf tambahan. Fi’il Ruba’i Mujarrad itu babnya hanya
satu, yaitu mengikuti wazan ‫فَ ْعلَ َل‬ seperti lafad ‫دد َْخ َرج‬
Fi’il Ruba’i Mulhaq
Fi’il Ruba’i Mulhaq ialah kalimah yang fi’il MADZINYA terdiri dari empat huruf, yang tiga
berupa huruf asal dan yang satu berupa huruf tambahan sebagai ilhaq.
Ilhaq ialah menjadikan kalimat dengan menambahkan huruf agar sama dengan kalimat lain
dalam bilangan huruf, jenis harokat dan sukunnya serta sama dalam tasrifnya, seperti
َ َ‫قَ ْلن‬ dan ‫ج ْه َو َر‬ asalnya 
lafadz: ‫س‬ َ َ َ‫قَل‬ dan ‫ج َه َر‬ kemudian
‫س‬ َ ditambahkan huruf wawu dan nun
ْ
karena disamakan dengan ‫دَخ َر َج‬ dengan tujuan agar tasrif dan lafadznya sama.

Ruba’i Mazid
Fi’il Ruba’i Mazid ialah kalimah yang fi’il madzinya memuat huruf lebih dari empat huruf,
dengan rincian yang empat berupa huruf asal sedang yang lain berupa huruf tambahaan.
Contoh:
1.     Wazan ‫تَفَ ْعلَ َل‬ ditambah ta’, seperti ‫تَد َْخ َر َج‬ (menjadi terguling),
asalnya  ‫د َْخ َر َج‬ (tergulingkan).
2.     Wazan ‫اِ ْف َع ْنلَ َل‬ ditambah hamzah dan nun, seperti ‫اِ ْخ َر ْن َج َم‬  (menjadi berkumpul),
َ
asalnya ‫(خ ْر َج َم‬mengumpulkan/berdesakan).
3.     Wazan ‫اِ ْف َعلَ َّل‬ ditambah hamzah dan takrar lam fi’il yang kedua,
َ ‫اِ ْق‬ (sangat mengerut), asalnya ‫ش َع َر‬
seperti ‫ش َع َّر‬ ْ َ‫ق‬ (mengerut).
Secara garis besar fi’il ruba’i mazid dibagi menjadi dua, yaitu:
a.      Fi’il ruba’i mazid khumasi

5
Fi’il ruba’i mazid khumasi ialah kalimah yang fi’il madlinya terdiri
dari lima huruf, yang empat berupa huruf asal dan yang satu berupa huruf
tambahan.
Contoh: ‫ت ََج ْلبَ َب‬
Dalam bab ini fi’il ruba’i mujarod diikutkan wazan ‫تَفَ ْعلَ َل‬ dengan
menambah huruf ta’ dipermulaan mempunyai dua faidah, yaitu:
1.   Menunjukkan arti muthawa’ah dari wazan ‫فَ ْعلَ َل‬, Contoh:  ‫الح َج َر‬
َ ْ‫د َْخ َر َجت‬
‫فَتَد َْخ َر َج‬ Saya mengglindingkan batu maka menggelindinglah batu itu.
2.   Menunjukkan arti sama dengan arti mujarrodnya, Contoh: ‫اج‬ ُّ ‫تَْألأل‬ Kaca itu
َ ‫الز َج‬
mengkilat. Lafad ‫تَْألأل‬ maknanya sama dengan maknanya lafadz ‫ْألأل‬ (ruba’i
mujarrod)
Fi’il tsulatsi yang diilhaqkan (disamakan) dengan ‫تَد َْخ َر َج‬
Adapun fi’il tsulatsi ini dapat disamakan (diilhaqkan) dengan
lafad ‫تَد َْخ َر َج‬ dengan cara menambahkan dua huruf ta’ dan huruf wawu / mim /
ya’ / tadl’if. Ini mempunyai dua fa’idah, yaitu:
1.   Menunjukkan arti muthawa’ah dari lafadz yang ilhaq pada ‫د َْخ َر َج‬, Contoh:  ُ‫َج ْلبَبْت‬
‫ َز ْيدًا فَت ََج ْلبَ َب‬ Saya pakaikan baju kurung pada zaed, maka zaed berbaju kurunglah
dia.
2.   Menunjukkan faedah tasybih artinya fa’il menyerupai asal fi’il, Contoh:   َ‫ش ْيطَن‬
َ َ‫ت‬
‫ َع ْم ٌرو‬Umar berbuat seperti perbuatan syaetan.
Adapun fi’il tsulatsi mulhaq  dengan ‫تَد َْخ َر َج‬ jumlahnya ada 7 bab, yaitu:
‫تَفَ ْعلَى تَفَ ْعيَ َل تَفَ ْع َو َل تَفَ ْي َع َل تَ َم ْف َع َل تَفَ ْع َو َل تَفَ ْعلَ َل‬

b.      Fi’il ruba’i mazid sudasi


Fi’il ruba’i mazid sudasi ialah kalimah yang fi’il madlinya memuat
enam huruf, yang empat berupa huruf asal dan yang dua berupa huruf
tambahan.
Contoh:  ‫اِ ْخ َر ْن َج َم‬ dinamakan sudasi karena jumlah hurufnya ada enam.
Adapun huruf tambahan pada bab ini ada 2, maka babnya juga ada 2,yaitu:
1.   Hamzah washol yang ada dipermulaan dan huruf nun setelah ‘ain fi’il (
‫) اِ ْف َع ْنلَ َل‬
2.   Hamzah washol beserta tadl’if lam fi’ilnya ( ‫ )اِ ْف َعلَ َّل‬1
1
Razin Abu, Ummu Razin, 2017, ilmu Sharaf untuk pemula, Jakarta : Maktabah bisa, hal. 62 –
86Sukamto,Imanuddin dan Ahmad M. 2007. Tata Bahasa Arab Sistematis (Pendekatan Baru Mempelajari Tata
Bahasa Arab). Yogyakarta: Nurma Media Idea.
Isro. Modul Al-Tasrif (Wazan/Deriasi Kata) Bahasa Arab2. Bumiayu : STKIP ISLAM BUMIAYU.

6
DAFTAR PUSTAKA

 Abu_Razin, Razin_Ummu, 2017, ilmu Sharaf untuk pemula, Jakarta :


Maktabah bisa, hal. 62 – 86
 Sukamto,Imanuddin dan Ahmad M. 2007. Tata Bahasa Arab
Sistematis (Pendekatan Baru Mempelajari Tata Bahasa Arab).

7
Yogyakarta: Nurma Media Idea.Isro. Modul Al-Tasrif (Wazan/Deriasi
Kata) Bahasa Arab2. Bumiayu : STKIP ISLAM BUMIAYU.

Anda mungkin juga menyukai