Dosen Pengampu :
Jamaluddin Shidiq, M.Pd
Disusun Oleh :
KELAS B
2021
1
A. PENGERTIAN FIIL MAZID
Fiil mazid merupakan fiil yang hurufnya semua asli dan ketambahan satu huruf. Fiil
mazid terbagi menjadi Dua yaitu fiil tsulasi mazid dan fiil ruba’i mazid.
B. TSULASI MAZID
Tsulatsy mazid adalah kelompok kata kerja yang pada asalnya tersusun dari tiga huruf,
akan tetapi ditambahkan dengan satu, dua, sampai tiga huruf tambahan (ziyadah).
Tsulatsy mazid ada tiga jenis: Ziyadah bi harfin (tambahan 1 huruf), Ziyadah bi harfain
(tambahan 2 huruf), Ziyadah bi tsalatsati ahrufin (tambahan 3 huruf). Ada 12 wazan yang
masuk bab tsulatsy mazid, ada yang huruf tambahannya satu, dua, dan paling banyak 3
huruf.
Berikut ini tabel yang menunjukkan 12 wazan tsulatsy mazid.
1. Ziyadah Biharfin
Ini adalah kelompok tsulatsy mazid dengan tambahan satu huruf ziyadah. Tsulatsy
Mazid Biharfin disebut juga dengan fi’il ruba'iy karena total hurufnya ada 4.
Tambahan untuk jenis ini berupa hamzah, alif, dan tasydid. Perhatikan bahwa wazan
untuk masing-masing fi’il-nya benar-benar tidak memiliki kesamaan antara yang satu
dengan yang lainnya. Dalam tsulasty mazid bi harfin ada 3 wazan yaitu :
a. Wazan فَ َّع َل
Wazan فَ َّع َلmemiliki banyak makna, namun yang paling banyak dijumpai adalah
memiliki makna taktsir, yaitu menunjukkan suatu perbuatan dilakukan
berulangulang. Misalnya َ طَوَّفyang asalnya adalah َ(طَافberthawaf),
menunjukkan bahwa thawafnya dilakukan berkali-kali. Sebagaimana قَطَّ َع
(memotong-motong) yang asalnya adalah ( قَطَ َعmemotong). Wazan ini juga bisa
bermakna ta’diyah yaitu menjadikan fi’il yang asalnya lazim menjadi muta’addiy
contohnya( فَ َّر َحmembuat bahagia) yang asalnya( فَ ِر َحbahagia). Dalam Bahasa
Indonesia, ta’diyah ini sama dengan makna benefaktif, yaitu melakukan perbuatan
untuk orang lain. Wazan فَع ََّلmemiliki tambahan tasydid. Secara lahiriyah, wazan
ini seperti tiga huruf. Namun pada hakikatnya, wazan فَ َّع َلbentuk asalnya adalah
فَ ْع َع َل. Adanya dua huruf yang sama ini disederhanakan dengan menjadikannya
bertasydid ke bentuk فَع ََّل.
2
b. Wazan فَاع ََل
Wazan فَاع ََلumumnya memiliki makna musyarakah (saling melakukan sesuatu).
Misalnya قَاتَ َلbermakna saling memerangi, atau َجا َد َلbermakna saling berdebat.
c. Wazan َأ ْف َع َل
Wazan َأ ْف َع َلumumnya memiliki makna ta’diyah. Seperti ( َأ ْن َز َلmenurunkan)
asalnya ( نَ َز َلturun) dan ( َأ ْك َر َمmemuliakan) asalnya ( َك ُر َمmulia). Wazan َأ ْف َع َل
memiliki tambahan huruf hamzah berharokat fathah sebelum fa' fi’il.
2. Ziyadah Biharfain
Ini adalah kelompok tsulatsy mazid dengan tambahan dua huruf ziyadah. Tsulatsy
Mazid biharfain disebut juga dengan fi’il khumasiy karena total hurufnya ada 5.
Wazan tsulasy Mazid Biharfain ada 5 :
a. Wazan تَفَ َّع َل
Wazan تَفَ َّع َلumumnya bermakna muthawa’ah untuk wazan فَ َّع َل,yaitu merubah fi’il
muta’addiy dari wazan فَع ََّلmenjadi fi’il lazim di mana bentuk lazimnya
merupakan akibat dari bentuk muta’addiynya seperti (تَ َك َّس َرPatah) merupakan
akibat dari ( َك َّس َرmematahkan). Wazan تَفَ َّع َلmemiliki tambahan huruf ta dan ‘ain
fi’il yang bertemu ‘ain fi’il sehingga menjadi ‘ain fi’il bertasydid.
b. Wazan تَفَا َع َل
Wazan تَفَا َع َلumumnya bermakna musyarakah, hampir sama dengan wazan فَا َع َل.
Bedanya, wazan تَفَا َع َلumumnya adalah fi’il lazim yang tidak membutuhkan
maf’ul bih seperti َ( تَ َعا َرفsaling mengenal) dan َ(تَ َعا َونsaling menolong). Wazan
تَفَاع ََلmemiliki tambahan huruf ta sebelum fa fi’il dan alif setelah fa fi’il .
c. Wazan ِإ ْفتَ َع َل
Wazan ِإ ْفتَ َع َلumumnya bermakna muthawa’ah untuk wazan فَ َع َل,yaitu merubah
fi’il muta’addiy dari wazan فَ َع َلmenjadi fi’il lazim, di mana bentuk lazimnya
merupakan akibat dari bentuk muta’addiynya, seperti ( اِجْ تَ َم َعberkumpul)
merupakan akibat dari ( َج َم َعmengumpulkan) dan ( اِرْ تَفَ َعnaik) merupakan akibat
dari ( َرفَ َعmengangkat). Wazan ِإ ْفتَ َع َلmemiliki tambahan huruf hamzah yang
berharakat kasrah sebelum fa` fi’il dan huruf ta berharakat fathah setelahnya.
d. Wazan اِ ْنفَ َع َل
Wazan اِ ْنفَ َع َلseluruhnya adalah fi’il lazim. Sehingga semuanya bermakna
muthawa’ah. Misalnya (اِ ْن َك َس َرpecah ) asalnya ( َك َس َرmemecahkan ) dan اِ ْنقَ َس َم
(terbagi ) asalnya ( قَ َس َمmembagi). Wazan اِ ْنفَ َع َلmemiliki tambahan huruf hamzah
yang berharakat kasrah dan huruf nun sukun sebelum fa fi’il.
e. Wazan اِ ْف َع َّل
Wazan اِ ْف َع َّلhanya berlaku khusus untuk warna dan ‘aib (cacat) pada makhluq.
Seperti ) اِحْ َم َّرmemerah atau menjadi kemerahan) dan ( اِ ْع َر َّجmenjadi pincang).
Wazan اِ ْف َع َّلmemiliki tambahan huruf hamzah yang berharakat kasrah dan tadh’if
(tasydid) pada lam fi’il.
3. Ziyadah Bitsalatsati Ahrufin
Ini adalah kelompok tsulatsy mazid dengan tambahan tiga huruf ziyadah. Tsulatsy
Mazid bitsalaatsati ahrufin disebut juga dengan fi’il sudasiy karena total hurufnya
ada 6. . Tsulatsy Mazid bitsalaatsati ahrufin mempunyai 4 wazan yaitu :
3
1. Wazan اِ ْستَ ْف َع َل
Wazan اِ ْستَ ْف َع َلumumnya memiliki makna thalab yaitu meminta sesuatu. Misalnya
( اِ ْستَ ْغفَ َرmemohon ampunan) merupakan permintaan dari ( َغفَ َرmengampuni) dan
ص َر َ ( ا ْستَ ْنmeminta pertolongan) adalah permintaan dari ص َر َ َ( نmenolong). Wazan
اِ ْستَ ْف َع َلmemiliki tambahan huruf hamzah berharakat kasrah, huruf sin sukun, dan
huruf ta berharakat fathah sebelum fa fi’il.
2. Wazan اِ ْف َعوْ َع َل
Wazan اِ ْف َعوْ َع َلwazan bersama اِ ْف َعا َّلmenunjukkan makna yang lebih kuat
dibandingkan bentuk tsulatsynya. Seluruh mauzun dari wazan ini adalah fi’il
lazim. Misalnya ( اِحْ لَوْ لَىterasa manis) lebih kuat tingkat kemanisannya
dibandingkan ( َحلُ َوterasa manis) dan ب َ ( اِ ْع َشوْ َشtumbuh rerumputan) lebih banyak
rumput yang tumbuh dibanding ب َ ( ع َِشtumbuh rerumputan). Wazan اِ ْف َعوْ ع ََل
memiliki tambahan huruf hamzah berharakat kasrah, dan ‘ain tadh’if yang
dipisahkan huruf tambahan waw.
3. Wazan اِ ْف َع َّو َل
Wazan اِ ْف َع َّو َلsangat jarang digunakan dalam kalimat Bahasa Arab. Di antara kata
yang mengikuti wazan ini adalah ( اِجْ لَ َّو َذberjalan cepat) dan َ( اِ ْعلَ َّوطmenunggangi).
Wazan اِ ْف َع َّو َلmemiliki tambahan huruf hamzah berharakat kasrah di awal dan waw
tadh’if setelah fa fi’il.
4. Wazan اِ ْف َعا َّل
Wazan اِ ْف َعا َّلbersama wazan lainnya اِ ْف َعوْ َع َلmenunjukkan makna yang lebih kuat
dibandingkan bentuk tsulatsynya. Seluruh mauzun dari wazan ini adalah fi’il
lazim. Wazan ini umumnya digunakan untuk menjelaskan warna seperti اِحْ َما َّر
(memerah( sama seperti اِحْ َم َّر,Bedanya اِحْ َما َّرlebih kuat atau lebih banyak tingkat
kemerahannya dibanding اِحْ َم َّر. Wazan اِ ْف َعا َّلmemiliki tambahan huruf hamzah
berharakat kasrah di depan dan alif setalah ain serta tadh’if pada huruf lam.
4
Untuk lebih jelasnya, akan disebutkan secara rinci mengenai Fi’il Rubai mujarrad dan mazied
berikut pengertiannya.
Ruba’i Mazid
Fi’il Ruba’i Mazid ialah kalimah yang fi’il madzinya memuat huruf lebih dari empat huruf,
dengan rincian yang empat berupa huruf asal sedang yang lain berupa huruf tambahaan.
Contoh:
1. Wazan تَفَ ْعلَ َل ditambah ta’, seperti تَد َْخ َر َج (menjadi terguling),
asalnya د َْخ َر َج (tergulingkan).
2. Wazan اِ ْف َع ْنلَ َل ditambah hamzah dan nun, seperti اِ ْخ َر ْن َج َم (menjadi berkumpul),
َ
asalnya (خ ْر َج َمmengumpulkan/berdesakan).
3. Wazan اِ ْف َعلَ َّل ditambah hamzah dan takrar lam fi’il yang kedua,
َ اِ ْق (sangat mengerut), asalnya ش َع َر
seperti ش َع َّر ْ َق (mengerut).
Secara garis besar fi’il ruba’i mazid dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Fi’il ruba’i mazid khumasi
5
Fi’il ruba’i mazid khumasi ialah kalimah yang fi’il madlinya terdiri
dari lima huruf, yang empat berupa huruf asal dan yang satu berupa huruf
tambahan.
Contoh: ت ََج ْلبَ َب
Dalam bab ini fi’il ruba’i mujarod diikutkan wazan تَفَ ْعلَ َل dengan
menambah huruf ta’ dipermulaan mempunyai dua faidah, yaitu:
1. Menunjukkan arti muthawa’ah dari wazan فَ ْعلَ َل, Contoh: الح َج َر
َ ْد َْخ َر َجت
فَتَد َْخ َر َج Saya mengglindingkan batu maka menggelindinglah batu itu.
2. Menunjukkan arti sama dengan arti mujarrodnya, Contoh: اج ُّ تَْألأل Kaca itu
َ الز َج
mengkilat. Lafad تَْألأل maknanya sama dengan maknanya lafadz ْألأل (ruba’i
mujarrod)
Fi’il tsulatsi yang diilhaqkan (disamakan) dengan تَد َْخ َر َج
Adapun fi’il tsulatsi ini dapat disamakan (diilhaqkan) dengan
lafad تَد َْخ َر َج dengan cara menambahkan dua huruf ta’ dan huruf wawu / mim /
ya’ / tadl’if. Ini mempunyai dua fa’idah, yaitu:
1. Menunjukkan arti muthawa’ah dari lafadz yang ilhaq pada د َْخ َر َج, Contoh: َُج ْلبَبْت
َز ْيدًا فَت ََج ْلبَ َب Saya pakaikan baju kurung pada zaed, maka zaed berbaju kurunglah
dia.
2. Menunjukkan faedah tasybih artinya fa’il menyerupai asal fi’il, Contoh: َش ْيطَن
َ َت
َع ْم ٌروUmar berbuat seperti perbuatan syaetan.
Adapun fi’il tsulatsi mulhaq dengan تَد َْخ َر َج jumlahnya ada 7 bab, yaitu:
تَفَ ْعلَى تَفَ ْعيَ َل تَفَ ْع َو َل تَفَ ْي َع َل تَ َم ْف َع َل تَفَ ْع َو َل تَفَ ْعلَ َل
6
DAFTAR PUSTAKA
7
Yogyakarta: Nurma Media Idea.Isro. Modul Al-Tasrif (Wazan/Deriasi
Kata) Bahasa Arab2. Bumiayu : STKIP ISLAM BUMIAYU.