Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MORFOLOGI DALAM BAHASA ARAB


Ditujukan untuk memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Fiqh Lughoh
Dosen Pengampu: Masri’ah M.Ag

Disusun oleh Kelompok 6


PBA A/Semester 3:
Dewi Pitriani 2008102004
Irma Salsabila 2008102015
Pratidina Ilmaliyah Putri 2008102070

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, semoga kita semua diberi nikmat sehat, nikmat iman, nikmat jasmani dan rohani
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas terstruktur tentang Morfologi dalam Bahasa Arab
ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Masri’ah selaku Dosen Pengampu kami yang
telah membimbing kami secara moral, motivasi maupun materi. Terima kasih pula saya
sampaikan kepada teman-teman mahasiswa yang lain, yang telah mendukung kami sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna dan
belum sepenuhnya berhasil maupun dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang. Semoga tugas
ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Cirebon, 13 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar belakang Masalah .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2

A. Pengertian Morfologi .............................................................................................. 2


B. Pembagian Proses Morfologi .................................................................................. 2
C. Morfologi dalam Bahasa Arab ................................................................................ 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 6

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 6
B. Saran ....................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Bahasa merupakan satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari
segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai
makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tidak ada kegiatan manusia yang
tidak disertai oleh bahasa. Salah satu di antara kelebihan manusia adalah
penguasaan bahasa. Bahasa itu sendiri sebagai alat komunikasi antar manusia di
dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut Kridalaksana (dalam Chaer, 2007: 32) “Bahasa adalah sistem lambang
bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk
bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri”. Proses afiksasi sebuah
afiks diimbuhkan pada bentuk dasar sehingga hasilnya menjadi sebuah kata. Proses
afiksasi sebuah afiks diimbuhkan pada bentuk dasar sehingga hasilnya menjadi
sebuah kata. Pembentukan kata dalam proses morfologis adalah (1) afiks dalam
proses afiksasi, (2) penggabungan dalam proses komposisi, (3) penggabungan
dalam proses reduplikasi, (4) pemendekan dan penyingkatan dalam proses
akrominisasi, dan (5) pengubahan status dalam proses konversi. Berkenaan dengan
jenis afiksnya, proses afiksasi itu dibedakan atas prefiks, konfiks, sufiks, dan infiks
(Chaer, 2008: 27).
Morfologi menjadi penting dalam pembelajaran bahasa, karena memiliki peran
penting dalam pembentukan morfem dan kata sebagai dasar pembentukan frase,
klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Kemampuan menguasai bahasa yang baik
dapat dilakukan oleh peserta didik dengan cara mempelajarinya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Morfologi?
2. Apa saja pembagian dari proses Morfologi?
3. Bagaimana morfologi dalam Bahasa Arab?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian Morfologi
2. Mengetahui bagian-bagian dari proses Morfologi
3. Mengetahui Morfologi dalam Bahasa Arab

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Morfologi
Morfologi merupakan salah satu dari tataran ilmu linguistik yang mempelajari dan
menganalisis struktur, bentuk serta klasifikasi kata. Secara etimologi kata morfologi
berasal dari kata morf yang berarti “bentuk” dan kata logos yang berarti “ilmu”. Dalam
kajian linguistik atau ilmu kebahasaan, morfologi adalah ilmu mengenai bentuk-bentuk
dan pembentukan kata. Sedangkan dalam bahasa Arab, morfologi disebut ilmu al-sarf, yaitu
ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata dalam bahasa Arab.
Pengertian Morfologi menurut para ahli:
-Morfologi atau tata bentuk adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian
kata secara gramatikal (Verhaar, 2009: 52).
-Sedangkan proses morfologis adalah suatu proses yang mengubah leksem atau satuan leksikal
menjadi kata (Arifin 2009: 9).
- Menurut O’Grady (1997, hlm. 113) “Morphology is the system of categories and rules
involved in word formation and interpretation“, yang berarti bahwa morfologi adalah sistem
kategori dan aturan yang digunakan dalam pembentukan kata serta interpretasinya.

B. Proses Morfologi
Proses morfologi adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang
merupakan bentuk dasarnya. Proses ini terbagi menjadi beberapa klasifikasi, meliputi:
afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Berikut adalah penjelasannya.

• Afiksasi
Afiksasi dalah proses pembubuhan afiks (imbuhan) pada sebuah morfem dasar atau
bentuk dasar (Dhanawaty, 2017, hlm. 58). Proses ini melibatkan unsur-unsur dasar atau
bentuk dasar, afiks, dan makna gramatikal yang dihasilkannya. Contoh afiksasi
sesederhana:
1. ubah + {ber-} > berubah
2. ajar + {ber-} > belajar
3. rupa + {ber-} > berupa
Dilihat dari posisi melekatnya bentuk dasar, afiks dapat diklasifikasikan sebagai
berikut.
1. Prefiks, adalah afiks yang diimbuhkan di awal bentuk dasar, seperti me- pada kata
menghibur. Prefiks dapat muncul bersama dengan sufiks atau afiks lain. Misalnya,
prefiks ber- bersama sufiks -kan pada kata berdasarkan
2. Infiks, adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia,
misalnya infiks -el- pada kata telunjuk dan -er- pada kata seruling.
3. Sufiks, adalah afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Umpamanya,
dalam bahasa Indonesia, sufiks -an pada kata bagian dan sufiks -kan pada kata
bagaikan.

2
4. Konfiks, adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama berposisi pada
awal bentuk dasar dan bagian yang kedua berposisi pada akhir bentuk dasar. Dalam
bahasa Indonesia, ada konfiks per-/-an seperti terdapat pada kata pertemuan, konfiks
ke-/-an seperti pada kata keterangan, dan konfiks ber-/-an.

• Reduplikasi
Ramlan (2009, hlm. 63) mengemukakan bahwa proses reduplikasi atau pengulangan
adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan
variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan tersebut disebut kata ulang (terumasuk
kata majemuk), sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar.
Terdapat beberapa jenis reduplikasi, yakni:
1. Pengulangan seluruh, ialah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem
dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks,
contohnya: sepeda menjadi sepeda-sepeda, pohon menjadi pohon-pohon.
2. Pengulangan sebagian, merupakan pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Hampir
semua bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa bentuk kompleks,
seperti: mengambil menjadi mengambil-ambil, berjalan menjadi berjalan-jalan.
3. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, dalam jenis ini
bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks.
Artinya, pengulangan itu terjadi bersama-sama dengan proses pembubuhan afiks dan
bersama-sama pula mendukung suatu fungsi, contohnya: kereta menjadi kereta-
keretaan, pohon menjadi pohon-pohonan.
4. Pengulangan dengan perubahan fonem, sebetulnya pengulaman yang termasuk dalam
golongan ini sangatlah Contohnya: bolak-balik yang dibentuk dari dasar balik yang
diulang seluruhnya dengan perubahan fonem /a/ menjadi /o/, dan dari /i/ menjadi /a/.
5.
• Komposisi (Kata Majemuk)
Komposisi atau kata majemuk adalah sebuah kata yang memiliki makna baru yang
tidak merupakan gabungan makna unsur-unsurnya (Dhanawaty, dkk, 2017, hlm. 61).
Untuk lebih jelas, perhatikan contoh berikut.

Bukan
Komposisi Komposisi

Mata hati Mata kiri

Matahari Mata adik

3
Kamar mandi Adik mandi

Kata majemuk dikelompokan menjadi dua jenis, yakni kata majemuk setara, dan kata
majemuk tak setara. Berikut adalah penjelasannya.
-Kata majemuk setara
Disebut juga sebagai kata majemuk kompulatif atau kata majemuk gabungan, yakni
kata majemuk yang bagianbagianya sederajat. Kata majemuk setara terbagi lagi
menjadi beberapa jenis, sebagai berikut.
1. Bagian-bagianya terdiri dari wakil-wakil keseluruhan yang dimaksud, misalnya: kaki
tangan, tikar bantal, orangnya tua.
2. Bagian-bagianya terdiri dari kata-kata yang berlawanan, misalnya: besar kecil, tua
muda, tinggi rendah.
3. Bagian-bagianya terdiri dari kata-kata yang maknanya hampir sama, misalnya
panjang lebar, susah payah, hancur lebur.
-Kata majemuk tak setara
Disebut juga kata majemuk determinatif, yaitu kata majemuk yang tidak mempunyai
inti, terdiri dari:
1. Kata majemuk dengan susunan DM (Diterangkan Menerangkan), misalnya: raja
muda, orang tua, rumah obat.
2. Kata majemuk dengan susunan MD (Menerangkan Diterangkan),
misalnya purbakala, bumiputera, maharaja (kata majemuk seperti ini juga disebut
rangkaian sansekerta).

C. Morfologi Dalam Bahasa Arab


Menurut al-Ghalayayni (1987: 9) ‘ilm al-sharf adalah ilmu yang membahas dasar-dasar
pembentukan kata, termasuk di dalamnya imbuhan. Sharaf memberikan aturan
pemakaian masing-masing kata dari segi bentuknya yang dikenal dengan Morfologi.
Dengan kata lain bahwa sharaf memberikan aturan pemakaian dan pembentukan kata-
kata sebelum digabung atau dirangkai dengan kata-kata yang lain. Substansi kajian
Ilmu Sharaf atau Morfologi Bahasa Arab membahas tentang bentuk-bentuk kata.
Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mengidentifikasi satuan- satuan dasar
bahasa yang mempelajari seluk beluk bentuk kata serta pengaruh peubahan-perubahan
kata terhadap golongan arti kata. Dalam Linguistik Arab istilah morfologi dikenal
dengan ilmu sharaf. Hasil dari proses At-Thasrif ini menghasilkan wazan atau
timbangan yang kemudian menjadi standar dalam pembentukan kata dalam bahasa
arab. Contoh Faala artinya telah bekerja kemudian menjadi yaf’alu artinya sedang

4
bekerja, kemudian if’al kerjakanlah fail artinya pekerja (pelaku), subjek, kemudian
maf’ul artinya objek penderita dan seterusnya. Bahasa Arab adalah bahasa yang pola
pembentukan katanya sangat beragam dan fleksibel, baik melalui cara derivasi (tashrif
isytiqaqy) maupun dengan cara infleksi (tashrif i’raby). Lain halnya dengan bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris, yang dalam pengembangan makna gramatikalnya banyak
mengandalkan proses afiksasi (awalan, akhiran, sisipan), dan reduplikasi
(pengulangan).

Adapun afiksasi pada fi’l terjadi pada :


Fi’l mujarrad yang ditambahi afiks yang disebut dengan fi’l mazid
Fi’l mudari yang mendapat tambahan huruf mudara‘ah
Fi’l madi, mudari dan amar yang disesuaikan dengan pelakunya yang biasa disebut
dengan tasriful lugawi

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan]
Dalam kajian linguistik atau ilmu kebahasaan, morfologi adalah ilmu mengenai
bentuk-bentuk dan pembentukan kata. Sedangkan dalam bahasa Arab, morfologi disebut
ilmu al-sarf, yaitu ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata dalam bahasa Arab. Proses
morfologi adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk
dasarnya. Proses ini terbagi menjadi beberapa klasifikasi, meliputi: afiksasi, reduplikasi, dan
komposisi.
• Afiksasi
Afiksasi dalah proses pembubuhan afiks (imbuhan) pada sebuah morfem dasar atau bentuk
dasar (Dhanawaty, 2017, hlm. 58). Proses ini melibatkan unsur-unsur dasar atau bentuk
dasar, afiks, dan makna gramatikal yang dihasilkannya. Contoh afiksasi sesederhana:
ubah + {ber-} > berubah
ajar + {ber-} > belajar
rupa + {ber-} > berupa
• Reduplikasi
Ramlan (2009, hlm. 63) mengemukakan bahwa proses reduplikasi atau pengulangan
adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan
variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan tersebut disebut kata ulang
(terumasuk kata majemuk)
• Komposisi (Kata Majemuk)
Komposisi atau kata majemuk adalah sebuah kata yang memiliki makna baru yang tidak
merupakan gabungan makna unsur-unsurnya.
Dalam Linguistik Arab istilah morfologi dikenal dengan ilmu sharaf. Hasil dari proses
At-Thasrif ini menghasilkan wazan atau timbangan yang kemudian menjadi standar
dalam pembentukan kata dalam bahasa arab. Contoh Faala artinya telah bekerja
kemudian menjadi yaf’alu artinya sedang bekerja, kemudian if’al kerjakanlah fail
artinya pekerja (pelaku), subjek, kemudian maf’ul artinya objek penderita dan
seterusnya. Adapun afiksasi pada fi’l terjadi pada :
Fi’l mujarrad yang ditambahi afiks yang disebut dengan fi’l mazid
Fi’l mudari yang mendapat tambahan huruf mudara‘ah
Fi’l madi, mudari dan amar yang disesuaikan dengan pelakunya yang biasa
disebut dengan tasriful lugawi

B. Saran
Penulis pun menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, maka jika terdapat
kekeliruan didalamnya kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Agar kami dapat memperbaiki kesalahan tersebut dimasa yang akan
datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak umum maupun pihak yang
memerlukan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ni’mah, Fuad. (1988). “Mulakhkhash Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah”. Beirut : Dar al-
Tsaqafah al-Islamiyyah.
Samsuri. (1988). “Morfologi dan Pembentukan Kata”. Jakarta : DIKTI. 8. Tammam, Hasan. (1979). “Al-
Lughah al-‘Arabiyyah Ma’naha wa Mabnaha.

Morfologi: Pengertian, Proses Morfologis & Morfofonemik - serupa.id


Kumpulan Makalah: Morfologi Bahasa Arab (makalahratih.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai