Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MUHASSINAT MAKNAWIYAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Balaghoh

Disusu

Dosen pengampu:

Almatoroh Sholihah, M. Hum

Disusun oleh:

Tsaniya Ladunna IRM

NIM : 201920109109

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ARAB


MA’HAD ALY AMTSILATI
JEPARA
2021

1
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah ........................................................................1


2. Rumusan Masalah .................................................................................1
3. Tujuan Pembahasan ..............................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Pengertian Makna.................................................................................2
a.1. Makna Leksikal (al-Dalâlah al-Mu’jamiyyah)..............................3
b.2. Makna Gramatikal (al-Dalâlah al-Nahwiyyah).............................4
c.2. Makna Kontekstual (al-Dalâlah al-Siyâqiyyah)........................

BAB 3 PENUTUP

1. Kesimpulan ..........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................11

2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, dzat yang menegakkan langit, membentangkan bumi,
dan mengurusi seluruh makhluk.Dzat yang mengutus Rasulullah SAW, sebagai pembawa
petunjuk dan menjelaskan syari’at agama kepada setiap mukallaf secara jelas dan terang.

Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. sosok yang paling utama diantara seluruh makhluk. Beliau dimuliakan dengan Al-
Qur’an yang merupakan mukjizat serta sunnah yang menjadi pembimbing bagi umat
manusia. Rahmat dan keselamatan Allah semoga selalu dilimpahkan kepada seluruh nabi dan
rasul, kepada keluarga, dan para shalihin.

Pemakalah mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Arinal Haq Zakiyyat M.Pd,
selaku dosen mata kuliah Balaghoh yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang yang saya tekuni. Pemakalah
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membagi sebagian
pengetahuannya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini.

Seperti kata pepatah “Tiada gading yang tak retak”, demikian pula dengan makalah
ini, tentu masih banyak kekurangan. Pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekhilafan, maka dengan hal itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sehingga ke depan dapat menjadi koreksi
untuk kemajuan dan lebih baik demi perbaikan dan peningkatan penyusunan makalah dimasa
yang akan datang.

Jepara, 19 November 2021

Pemakalah

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Balaghah merupakan suatu ilmu yang berlandaskan kejernihan jiwa dan
ketelitian dalam menangkap keindahan dan kejelasan perbedaan yang samar di antara
macam-macam ungkapan (uslub). Ilmu Balaghah secara bertahap mengajarkan kita
bagaimana mengungkapkan ide secara teratur dan efektif. Pada Ilmu Ma’ani, kita
belajar bagaimana memilih diksi yang tepat dengan konteks perbincangan.  Setelah
memahami Ilmu Ma’ani, Ilmu Bayan mengajarkan kita bagaimana cara menyusun
redaksi yang tepat dengan berbagai opsi penyusunan yang memungkinkan. Meskipun
ide kita hanya satu, namun kita dapat mengutarakannya melalui beberapa konsep yang
diajarkan pada Ilmu Bayan. Selain memperhatikan aspek ide yang diatur sedemikian
rupa agar dapat diterima oleh Mukhattab dengan baik, Ilmu Balaghah juga mencakup
Ilmu Badi’.

Objek kajian dalam ilmu Badi’ yaitu upaya untuk memperindah bahasa, baik
pada lafadz maupun makna. Adapun Ruang lingkup dalam pembahasan ilmu Badi’
yaitu Muhassinat Lafdziyyah (keindahan-keindahan lafadz)  dan Muhassinat
Ma’nawiyyah (keindahan-keindahan makna). Akan tetapi focus pembahasan makalah
ini adalah Muhassinat Maknawiyah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi Ilmu Badi’ ?
2. Apa itu penjelasan Badi Tauriyah ?
3. Apa itu penjelasan Badi Istikhdam ?
4. Apa itu penjelasan Badi Istidrod ?
5. Apa itu penjelasan Badi Iftinan ?
6. Apa itu penjelasan Badi Thibaq ?
7. Apa itu penjelasan Badi Muqobalah ?
8. Apa itu penjelasan Badi Muroah An- Nadhir ?
9. Apa itu penjelasan Badi Irshod ?
10. Apa itu penjelasan Badi Idmaj ?
11. Apa itu penjelasan Badi Madzhab Kalami ?
12. Apa itu penjelasan Badi Husnu Ta’lil ?

4
13. Apa itu penjelasan Badi Tajrid?
14. Apa itu penjelasan Badi Musyakalah ?
15. Apa itu penjelasan Badi Muzawajah ?
16. Apa itu penjelasan Badi Thoy Wa Nashr ?
17. Apa itu penjelasan Badi Al-Jam’u ?
18. Apa itu penjelasan Badi At-Tafriq ?
19. Apa itu penjelasan Badi At-Taqsim ?
20. Apa itu penjelasan Badi Jam’u Ma’a Tafriq ?
21. Apa itu penjelasan Badi Jam’u Ma’a Taqsim ?
22. Apa itu penjelasan Badi Mubalaghoh ?
23. Apa itu penjelasan Badi Mughoyaroh ?
24. Apa itu penjelasan Badi Ta’kid Al-Madh ?
25. Apa itu penjelasan Badi Ta’kid Al-Dzam ?
26. Apa itu penjelasan Badi Iham /Taujih ?
27. Apa itu penjelasan Badi Qoul Bii Mujab ?
28. Apa itu penjelasan Badi I’tilafullafdzi Ma’a Makna ?
29. Apa itu penjelasan Badi Tafri’ ?
30. Apa itu penjelasan Badi Istithba’ ?
31. Apa itu penjelasan Badi Salb & Ijab ?
32. Apa itu penjelasan Badi Ibda’ ?
33. Apa itu penjelasan Badi Uslub Al-Hakim ?
34. Apa itu penjelasan Badi Tasyabuhul Athrof ?
35. Apa itu penjelasan Badi ‘Aks ?
36. Apa itu penjelasan Badi Tajahulul Al-Arif ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi Ilmu Badi’ ?
2. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Tauriyah ?
3. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Istikhdam ?
4. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Istidrod ?
5. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Iftinan ?
6. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Thibaq ?
7. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Muqobalah ?
8. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Muroah An- Nadhir ?
9. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Irshod ?

5
10. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Idmaj ?
11. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Madzhab Kalami ?
12. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Husnu Ta’lil ?
13. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Tajrid?
14. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Musyakalah ?
15. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Muzawajah ?
16. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Thoy Wa Nashr ?
17. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Al-Jam’u ?
18. Untuk Mengetahui penjelasan Badi At-Tafriq ?
19. Untuk Mengetahui penjelasan Badi At-Taqsim ?
20. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Jam’u Ma’a Tafriq ?
21. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Jam’u Ma’a Taqsim ?
22. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Mubalaghoh ?
23. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Mughoyaroh ?
24. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Ta’kid Al-Madh ?
25. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Ta’kid Al-Dzam ?
26. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Iham /Taujih ?
27. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Qoul Bii Mujab ?
28. Untuk Mengetahui penjelasan Badi I’tilafullafdzi Ma’a Makna ?
29. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Tafri’ ?
30. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Istithba’ ?
31. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Salb & Ijab ?
32. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Ibda’ ?
33. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Uslub Al-Hakim ?
34. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Tasyabuhul Athrof ?
35. Untuk Mengetahui penjelasan Badi ‘Aks ?
36. Untuk Mengetahui penjelasan Badi Tajahulul Al-Arif ?

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definis Ilmu Badi’
Ilmu Badi’ tidak termasuk bagian dari ilmu balaghah, karena hanya sebagai
penyempurna terhadap balaghah dan merupakan cara memperindah serta menghalus
ungkapan kata, setelah sesuai dengan muqtadha hal.
Secara Bahasa, badi’ berarti : “ sesuatu yang diciptakan dan diwujudkan tanpa
ada contoh yang mendahuluinya”. Kata “badi”, mengikuti wazn “mif’alun” (ism alat),
karena sebagai alat memperindah ungkapan kata, dan ada yang mengikuti wazn
“fa’ilun” (isim fail) pencipta sesusatu tanpa ada sesuatu sebelumnya.
Secara istilah, badi’ berarti : “ilmu yang digunakan untuk mengetahui
beberapa cara dan keistimewaan yang menambah bagus dan indahnya suatu kalimat
serta mneghiasinya menjadi bagus dan elok, setelah sesuai dengan muqtadho al-hal,
disertai kejelasan petunjuk atau pengertiannya sesuai dengan yang dimaksud, baik
segi lafazh dan makna”.
Dasar-dasar ilmu ini telah dibuat oleh ‘Abd Allah bin Al-Mu’taz Al-‘Abbasi
yang wafat tahun 274 H, kemudian diikuti dan disempurnakan oleh Qudamah bin
Ja’far Al-Katib, dan pada akhirnya muncullah ulama-ulama, seperti Abu Hilal
Al-‘Askari, Ibn Rusyaiq Al-Qairuwani, Shafy Al-Din Al-Hilali dan Ibn Hijjah Al-
Humwi, serta ulama lainnya, yang melengkapi dan mengembangkan serta menyusun
bentuk nadham yang berhubungan dengan ilmu badi’.
B. Badi’ Tauriyah
Tauriyah menurut Bahasa adalah : “ menjelaskan khabar dengan penjelasan
apabila kamu menyembunyikannya dan menjadi jelas selainnya.
Secara istilah adalah : “menyebutkan lafadz mufrod yang mempunyai 2
makna, dekat (qarib) dan jauh (ba’id) atau lebih, sedang yang dimaksud adalah
pengertian yang ba’id, walaupun harus menggunakan petunjuk atau qarinah yang
tidak jelas. Dalam badi tauriyah itu, makna yang dimaksud adalah makna ba’id
meskipun petunjuk dan qarinahnya tidak jelas dan hanya dapat diketahui oleh orang-
orang yang cerdik dan pandai.

Contoh : ‫وهو الّذي يتوفّاكم بالّيل ويعلم ما جرحتم بالنهار‬


“Dan dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa
yang kamu kerjakan pada siang harinya.. (QS :6:60). Lafazh “jarahtum” pada ayat itu

7
mempunyai makna “melukai” (sebagai makna qarib) dan “melakukan dosa” (sebagai
makna ba’id). Namun pada ayat itu, dimaksudkan makna ba’id, meskipun tidak
didukung oleh qorinah yang sesuai dengan dua makna itu.
C. Badi’ Istikhdam
Istikhdam yaitu menyebutkan lafadz musytarok diantara 2 makna, tapi yang
dimaksud salah satunya, kemudian menyebutkan dhamir atau isim isyaroh dengan
makna yang lain, atau menyebutkan dua dhomir dari lafazh tertentu, namun
pengertian pada dhamir kedua berbeda dengan dhomir yang pertama.
Contoh : ‫شهر فليصمه‬
ّ ‫فمن شهد منكم ال‬
“ karena itu, barang siapa diantara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu” (QS : 2: 185). Lafazh “al-syahr” pada
ayat itu berarti hilal “bulan”, sedang dhamir pada lafazh “falyashumh” mempunyai
pengertian “hari-hari bulan Ramadhan”.
D. Badi’ Istidrod
Istidrod yaitu ketika mutakallim berpindah dari maksud ungkapan yang
diucapkannya pada ungkapan lain yang masih berkaitan dengannya, setelah itu ia
kembali pada ungkapan yang ditujukan sejak awal. ( Makna yang diungkapkan
berpaling dari makna yang diharapkan).
Contoh : membanggakan diri sendiri dulu, baru masuk ke konteks orang lain, dengan
menjelekkan lewat profesi atau lainnya terus balik ke banggain diri sendiri lagi.
E. Badi’ Iftinan
Iftinan yaitu mengumpulkan 2 hal yang saling berlawanan, seperti lipuran dan
ucapan selamat dalam perkataan ‘Abd Allah bin Hammam al-saluli pada Yazid bin
Mu’awiyah ketika ayahnya wafat dan kemudian ia menggantikannya sebagai
khalifah :
‫ وأعطيت‬،‫ فقد رزئت عظيما‬،‫الرعيّة‬
ّ ‫ واعانك على‬،‫ وبارك لك في العطيّة‬،‫الرزيّة‬
ّ ‫آجرك اهلل على‬
،‫ وأعطيت الخالفة‬،‫ فقد فقدت الخليفة‬،‫ واصبر على ما رزئت‬، ‫ فاشكر اهلل على ما أعطيت‬،‫جسيما‬

.‫ ووهبت جليال‬،‫فقارقت خليال‬

“Semoga allah memberi pahala padamu atas musibah besar yang menimpamu,
semoga Allah memberi berkah padamu dengan (karunia) pemberian-Nya, dan
semoga Allah menolong kepemimpinanmu. Sungguh kamu telah tertimpa

8
musibah yang besar, dan diberi karunia yang banyak. Maka bersyukurlah
kepada Allah atas karunia yang diberikan kepadamu, dan bersabarlah atas
musibah yang ditimpakan padamu. Sungguh kamu telah kehilangan khalifah
(ayahmu), dan sungguh kamu telah diberi khilafah (kepemimpinan). Kamu
telah berpisah dengan kekasih (ayahnya), dan diberi sesuatu yang agung.
F. Badi’ Thibaq
Thibaq yaitu mengumpulkan 2 lafadz yang berbandingan dalam maknanya ,
baik keduanya berupa isim atau huruf atau yang berlawanan.
Contoh :
1. 2 Isim : ‫األول واآلخر‬
ّ ‫هو‬
2. 2 huruf : ‫وأبكى‬ ‫هو أضحك‬

3. Yang berlawanan : ‫فأحييناه‬ ‫ومن كان ميتا‬

G. Badi’ Muqobalah

Anda mungkin juga menyukai