Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Implementasi Kemahiran
Bahasa Arab
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
1
Umar Shiddiq Abdullah dan Mahmud Ismail shini “al Mu‟inaat al Bashoriyah fi al
Lughah al Arobiyah (jami‟ah al malik al su‟ud, 1984) hlm. 105.
2
Sri Sudiarti, “Peningkatan Keterampilan Membaca Teks Arab Gundul Melalui Aktifitas
Membaca Intensif Berbasis Gramatikal : Studi Kasus Mahasiswa Bahasa Dan Sastra Arab IAIN
STS Jambi,” Fenomena 7, no. 1 (2015).
menterjemahkan bahkan mengembangkan maksud penulis dengan baik
dan benar.
Tujuan dari pembelajaran maharah qiro’ah sendiri secara umum
adalah untuk meningkatkan kemampuan pembelajar dalam memahami
suatu bacaan, salah satunya dengan cara mengaitkan setiap ide pokok
dalam teks dengan pengalaman pribadi pembelajar. Selain untuk
mengasah kemampuan berbahasa, kegiatan membaca juga dapat
menambah dan memperluas wawasan pembelajar Sedangkan secara
khusus tujuan dari maharatul qiro’ah ini adalah meningkatkan
pemahaman pembelajar terhadap suatu bacaan sehingga dia mampu
membedakan antara ide pokok serta ide pendukung, mengkritisi teks
yang ia baca dan mendapatkan pesan yang terkandung di dalamnya
secara cepat dan tepat.3
Secara khusus tujuan keterampilan membaca (marhalah qiro‟ah)
terbagi sesuai dengan tiga tingkatan, tingkatan dasar (ibtidaiyah),
menengah (mutawassithoh) dan tingkat tinggi (mutaqoddimah) 15
serta tujuan dari setiap tingkatan juga berbeda. Tujuan keterampilan
membaca tingkat dasar (ibtidaiyah) yaitu Memahami kode-kode
bahasa, memahami kata dan kalimat, mengungkap pokok pikiran dan
juga bertujuan untuk mengungkapkan kandungan-kandungan bacaan
(re-telling). Sedangkan tujuan keterampilan membaca tingkat
menengah (mutawassithoh) adalah Mengungkapkan ide pokok serta
ide pendukung dan mengungkapkan kandungan-kandungan bacaan
yang beraneka ragam (re-telling). Dan yang terakhir tujuan
keterampilan membaca tingkat tinggi (mutaqoddimah) antara lain
adalah mengungkapkan ide pokok serta ide pendukung dan
menafsirkan kandungan-kandungan bacaan.
3
Ali Al-Hadid, Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Bagi Non-Arab (Kairo: Darul
Katib Arobi, 1966), 17.
Dalam proses pengajarannya, maharatul qiro’ah memiliki tiga
tahapan pembelajaran:4
1. Tahapan huruf; yaitu tahap mengajarkan dan mengenalkan
lambing-lambang bahasa berupa huruf terhadap pembelajar.
2. Tahapan pemahaman; melatih pembelajar dalam memahami,
manafsirkan dan menjelaskan isi dari suatu teks atau bacaan.
3. Tahap praktek; melatih pembelajar untuk membaca secara kritis
dan mampu mengungkapkan pendapatnya dalam mengatasi
beberapa problem yang ada di kehidupannya sehari-hari.
7
Hidayatul Khoiriyah, “Metode Qirā’ah Dalam Pembelajaran Keterampilan Reseptif
Berbahasa Arab Untuk Pendidikan Tingkat Menengah,” Lisanuna, 1, 10 (2020): 42.
b. Pemberian kosa kata dan istilah yang dianggap sukar. Ini
diberikan dengan definisidefinisi dan contoh-contoh dalam
kalimat.
c. Penyajian teks bacaan tertentu. Teks ini dibaca secara diam (al-
qirā’ah asshāmitah/silent reading) selama kurang lebih 10-15
menit atau disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.
Bisa juga guru menugaskan para pelajar untuk membaca teks
ini di rumah masing-masing pelajar sebelum pertemuan ini.
Cara ini lebih menghemat waktu sehingga guru dapat lebih
leluasa mengembangkan bacaan di kelas.
d. Diskusi mengenai isi bacaan. Langkah ini dapat berupa dialog
dengan bahasa pelajar.
e. Pembicaraan atau penjelasan tentang tata bahasa secara singkat
jika diperlukan untuk membantu pemahaman pelajar tentang
isi bacaan.
f. Jika guru di awal belum memberikan penjelasan kosa kata
yang dianggap sukar dan relevan dengan materi pelajaran,
maka pada langkah ini bisa dilakukan.
g. Di akhir pertemuan guru memberikan tugas kepada para
pelajar tentang isi bacaan, misalnya: membuat rangkuman
dengan bahasa pelajar, atau membuat komentar tentang isi
bacaan, atau membuat diagram, atau yang lainnya. Jika
dipandang perlu, guru dapat memberikan tugas di rumah untuk
membaca teks yang akan diberikan pada pertemuan
selanjutnya.
3. Maharah Qiro’ah dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk
Pendidikan Tingkat Perguruan Tinggi
Pada tingkat perguruan tinggi atau lanjutan, pembelajaran
maharatul qiroah tidak hanya melatih pembelajar agar mampu
membaca teks yang ada di hadapannya secara fasih dan sesuai
kaidah bahasa, tetapi juga melatih pembelajar untuk memahami
dan mengambil inti sari teks yang ia baca untuk kemudian
diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya.8 Variasi teks yang
digunakan pun juga lebih beragam dari tingkatan dasar (pemula)
dan menengah. Di antara genre teks yang bias dipakai untuk
pembelajaran maharah qiroah tingkatan ini yaitu genre sastra,
informasi, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan membaca beberapa
jenis teks tersebut pembaca harus mampu untuk memahami setiap
informasi yang terkandung secara eksplisif.
8
A. Syukur Ghazali, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan Pendekatan
Komunikatif-Interaktif (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), 206.
mengisi format si bacaan dengan kata-kata kunci, dan membuat
tanggapan umum atas isi bacaan.
b) Tahap membaca teks secara intensif
c) Tahap pemahaman
3. Tahap pasca baca, yakni tahap akhir yang dilakukan untuk
membuktikan pemahamannya atas kegiatan membaca. Tahap ini
bisa diakukan melalui kegiatan integrasi membaca dengan
keterampilan berbahasa yang lain, misalnya merangkum dan
menceritakan kembali isi bacaan secara lisan
BAB III
KESIMPULAN