*
SEMANTIK
()ﻋﻠﻢ ﺍﻟﺪﻻﻟﺔ
161
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet, I, h. 7.
162
Ahmad Mukhtar Umar, ‘Ilm al-Dilâlah, (Kuwait: Maktabah Dâr al-‘Arabiyah li al-
Nasr wa al-Tauzî’, 1982, cet, ke-1, h.11.
163
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1995), Cet. Ke-4, h. 619.
Morfologis Gramatikal
165
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet, I, h. 24.
166
J.W.M. Verhaar, Pengantar Lingguistik..., h. 124.
2. Makna Gramatikal
Menurut Pateda, makna gramatikal adalah makna yang muncul
sebagai akibat berfungsinya kata itu dalam kalimat.169 Kridalaksana
mendefinisikan makna gramatikal sebagai hubungan antara unsur-
unsur bahasa dalam satuan-satuan yang lebih besar; misalnya hubungan
antara kata dengan kata lain dalam prase atau klausa.170
Menurut Djadjasudarma, makna gramatikal adalah makna yang
menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul sebagai
akibat berfungsinya kata di dalam kalimat.171
167
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik..., h. 133.
168
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal..., h. 119.
169
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal..., h. 103.
170
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik..., h. 132.
171
T. Fatimah Djajasudarma, Semantik 1..., Jilid 2, h. 13.
176
Fadal Hasan Abbâs, Al-Balâgah Funûnuhâ Wa Afnânuhâ, (Amman: Dâr al-Furqân,
1985), Jilid I, h. 4.
177
Bambang Yudi Cahyono, Kristal-Kristal Ilmu Bahasa, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
h. 358.
ُ ﱠ
Kata ﺍﻟص َح َﺎﺑﺔ /al-Sahâbah/ ini diserap ke dalam bahasa Indonesia men-
jadi ‘sahabat’. Kata ini mengandung makna sebagai ‘kawan;’ ‘teman;’
‘handai’.179
Tidak ditentukannya sahabat pada masa Nabi dan masa (semasa
Nabi hidup) merupakan perluasan makna dalam bahasa pemungutnya.
Artinya, sahabat dapat digunakan untuk menggambarkan sebuah hu-
bungan antara individu yang satu dengan yang lain tanpa terkait dengan
Nabi SAW.
184
Abdul Chaer, Linguistik Umum..., h. 142.
185
Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdhar, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, (Yogya-
karta: Yayasan Ali Masum, 1996), cet. I, h. 1263.
186
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar..., h. 26.
Alif Danya Munsyi, 9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia Adalah Alif, (Jakarta: Kepustakaan
188
Menurut Umar:
191
.ﺍﻟ ﺮﺍﺩﻑ ﻭهﻮ ﺃﻥ ﻳﺪﻝ ﺃﻛ ﺮﻣﻦ ﻟﻔﻆ ﻋ ى ﻣﻌ ﻭﺍﺣﺪ
“Sinonim adalah banyak lafaz tapi satu arti”.
194
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal..., h. 213.
195
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar..., h. 780.
196
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik..., h.76.
197
Âli Abd. al-Wâhid Wâfi, Fiqhu al-Lughah, Kairo: (Lajnah al-Bayân Al-‘Arabiyah,
1962), h. 183.
198
Âli Abd. al-Wâhid Wâfi, Fiqhu al-Lugah..., h. 183.
Imil Badi’ Ya’qûb, Fiqh al-Lughah wa Khashâishuhâ, (Beirut: Dâr al-Tsaqâfah al- Islâ-
199
201
Imil Badi’ Ya’qûb, Fiqh al-Lughah..., h. 180-181.
202
Âli Abd. al-Wâhid Wâfi, Fiqhu al-Lugah..., h. 186.
204
Al-Ba’labakky al-Maurid, Qâmûs Injilîzi-al-‘Araby, (Beirt: Dar al-‘Ilmi lil-Malayin,
1978), Cet. Ke-12, h. 34.
205
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik..., h.76.
206
Muhammad Ngafenan, Kamus Homonim Bahasa Indonesia, (Semarang: 1989), Cet. 1,
h. 7.
207
Al-Ba’labakky al-Maurid, Qâmûs Injilîzi-al-‘Araby..., h. 35
4. Antonimi ()ﺍﻟﺘﻀﺎﺩ
Secara harfiyah, antonimi merupakan kata serapan dari bahasa
Inggris, yaitu antonymy. Menurut Verhaar, kata antonymy sendiri ber-
asal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu: “anoma” artinya ‘nama’ dan “anti”
artinya ‘melawan.’ Jadi arti harfiyanya adalah “Nama lain untuk benda
lain.”210 Atau lebih sering disebut dengan lawan kata.
Kridalaksana mendefinisikan antonim sebagai oposisi makna dalam
pasangan leksikal yang dapat dijenjangkan.211 Yaitu beberapa pasangan
kata yang mempunyai arti yang berlawanan. Dalam bahasa Indonesia
kita kenal kata-kata besar-kecil, tinggi-rendah, jauh-dekat, rajin-malas,
takut-berani, gembira-sedih, sakit-senang, panas-dingin, dll.
Dalam bahasa Arab hal seperti ini tidak ditemukan persamaannya.
Namun yang mendekati adalah ﺍﻟﺘﻀﺎﺩseperti telah disebutkan pada sub
bab polisemi.
Al-Tadhâd dalam bahasa Arab dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
yaitu:
1. Al-Tadhâd al-Had atau antonimi tidak berjenjang seperti : ي – ﻣﻴﺖdan
ﻣ ﻭﺝ – ﺃﻋﺰﺏ
210
J.W.M. Verhaar, Pengantar Lingguistik..., h. 133.
211
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik...,h. 15.
5. Hiponimi
Diduga kuat bahwa hiponimi dalam bahasa Indonesia diserap dari
bahasa Inggris, yaitu hyponimy. Kata hyponimy sendiri diserap dari ba-
hasa Yunani Kuno, yaitu onomo dan hypo. Onomo artinya ‘nama’ dan hypo
artinya ‘di bawah.’ Jadi, dalam bahasa Indonesia “hiponimi” kurang le-
bih dapat diartikan dengan ‘nama di bawah nama lain.’
Secara terminologi, menurut Djadjasudarma hiponimi adalah hu-
bungan makna yang mengandung pengertian hirarki.212 Hirarki dalam
arti bahwa sebuah kata mengandung semua komponen makna kata lain-
nya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan hirarki berikut:
Bunga Binatang
212
T. Fatimah Djajasudarma, Semantik 1..., h. 48.