Anda di halaman 1dari 13

DESKRIPSI BUNYI BAHASA ARAB

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ashwat

Dosen Pembimbing : Syaifullah, M. Hum

Disusun oleh :

1. Fadina Rahmadiani (206141002)


2. Muhammad Nor Ihsan (206141009)
3. Bunga Salsabillah Putriyan (206141014)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN BAHASA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID

SURAKARTA

2022

1
KATA PENGANTAR

Pertama, mari kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Deskripsi Bunyi Bahasa Arab” ini dengan baik. Kedua, sholawat serta salam kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Yang sangat kita nantikan syafaat beliau di hari
kiamat nanti.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam proses pembuatan makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing kami
yaitu Bapak Syaifullah, M. Hum.

Selain itu, kami menyadari adanya banyak kekurangan didalam makalah kami. Oleh sebab itu
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari teman-teman sebagai bekal kami di
kemudian hari.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………... 4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bunyi…………………………………………………………………… 5
B. Deskripsi Bunyi Bahas Arab……………………………………………………….. 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………… 12
B. Saran……………………………………………………………………………….. 12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Bahasa Arab ilmu bunyi disebut dengan Ilmu Aswat yaitu ilmu yang
mempelajari pembentukan, perpindahan, dan penerimaan bunyi bahasa. Bunyi Arab
terbagi menjadi empat, yaitu Makraj, keadaan keluarnya udara ketika berbicara,
keadaan pita suara ketika berbicara, dan keadaan pangkal lidah ketika berbicara.
Dengan ditulisnya makalah ini, semoga dapat menambah wawasan teman-teman
semua terutama mengenai deskripsi bunyi Bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bunyi bahasa?
2. Bagaimana deskripsi dalam Bahasa Arab ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian bunyi
2. Untuk mengetahui deskripsi bunyi Bahasa Arab

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bunyi Bahasa


Bunyi bahasa merupakan unsur bahasa yang paling kecil. Istilah bunyi bahasa
atau fon merupakan terjemahan dari bahasa inggris phone ‘bunyi’. Bunyi bahasa
menyangkut getaran udara. Bunyi itu terjadi karena dua benda atau lebih bergeseran
atau berbenturan. Sebagai getaran udara, bunyi bahasa merupakan suara yang
dikeluarkan oleh mulut, kemudian gelombang-gelombang bunyi sehingga dapat
diterima oleh telinga. Bunyi bahasa atau bunyi ujaran dihasilkan oleh alat ucap
manusia seperti pita suara, lidah, dan bibir. Bunyi bahasa atau bunyi ujaran adalah
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia atau bunyi yang diartikan, kemudian
membentuk gelombang bunyi, sehingga dapat diterima oleh telinga manusia.

Tidak semua bunyi dapat dikatakan bunyi Bahasa, karena bunyi Bahasa
hanyalah bunyi yang berfungsi sebagai alat komunikasi, yaitu bunyi yang keluar dari
organ bicara manusia yang mengandung pengertia khusus. Apabila bunyi yang
dikeluarkan manusia tidak dapat dipahami maka tidak dapat disebut bunyi bahasa
seperti bunyi yang keluar ketika batuk, mendengkur dan sebagainya. Begitu juga
dengan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh hewan seperti suara kucing, burung dan
bunyi-bunyi benda mati, seperti gunung Meletus dan sebagainya tidak dapat
dikatakan bunyi karena tidak mengandung pengertian dan tidak berfungsi sebagai
alat komunikasi.

B. DESKRIPSI BUNYI BAHASA


1. Deskripsi bunyi menurut tempat keluarnya

Tempat keluar dapat didefinisikan sebagai posisi dimana udara


terperangkap atau menyempit ketika berbicara (Mahdi Muhamad
1998:42). Contohnya dua bibir adalah tempat keluar huruf ( ‫ب‬ba)
karena ketika mengucapkan bunyi ini kedua bibir melebur kemudian
udara naik dari paru-paru terperangkap di belakang bibir. Bibir dan
gigi adalah tempat keluar huruf ( ‫ف‬ fa) karena ketika mengucapkan

5
bunyi ini bibir bawah saling berdecatan dengan gigi atas sehingga
sempit untuk lewatnya udara dari paru-paru.

Berikut ini deskripsi bunyi bahasa Arab beserta sifatnya


berdasarkan tempat keluarnya di sertai dengan hal-hal yang terlibat
dalam pelafalannya. Seperti anggota bergerak dan anggota tetap.
a. Bunyi Billabial
Terdapat dua bunyi “im/ba” dalam pelafalan kedua huruf tersebut bibir bwah
mengikuti bibir atas, dan di lafalkan keduanya dengan menutup kedua bibir lalu
meletupkannya.
b. Bunyi labio-Dentals

Kelompok ini terdapat satu bunyi saja yaitu “fa” dalam pelafalan bunyi “fa” bibir
bawah mengikuti gigi atas dan dilafalkan huruf “fa” tersebut dengan mempertemukan
bibir
bawah pada gigi atas.

b. Bunyi Interdentals

Ini terdapat tiga bunyi “tsa/dzal/dzho” dalam pelafalannya

melibatkan ujung lidah, gigi bawah dan gigi atas. Dan diucapkan ketiga huruf tersebut
dengan meletakan ujung lidah antara gigi bawah dan atas.

c. Bunyi Apico-dento-alveolars

Pada bunyi ini terdapat enam bunyi yaitu “ta/dal/tha/dzo/lam/nun” dalam


pelafalannya melibatkan ujung lidah, gigi atas dan gusi. Dan di lafalkan huruf-huruf
tersebut dengan
meletakan ujung lidah dalam pertemuan antara pangkal dua
gigi atas yang besar dan gusi.

d. Bunyi Apico-alveolar

Pada bunyi ini terdapat empat bunyi huruf yaitu “jay/sin/shad/ra” dalam pelafalannya
melibatkan pangkal lidah dan gusi dan di ucapkan huruf-huruf itu dengan meletakn
ujung lidah di atas gusi.

e. Bunyi periferal/ujung (fronto-palatals)

6
Kelompok ini terdiri dari dua bunyi yaitu (jim dan syin) dan dalam pengucapannya itu
bergabung dengan ujung lidah (depan) dan bagian dalam mulut (langit-langit keras)
dan
ucapkanlah dengan manghubungkan ujung lidah dengan langit-langit keras.

f. Bunyi moderasi/tengah (centro-palatals)

Kelompok ini hanya memiliki satu bunyi yaitu (ya) dalam ucapannya tengah-tengah
lidah mengikuti bagian dalam mulut dan ucapkanlah dengan mengangkat bagian
tengah lidah keatas bagian dalam mulut akan tetapi tidak disertai dengan
menyentuhnya.
g. Bunyi sternum (Dorso-velars)

Terdapat empat bunyi yaitu, (kaf, ghin, kha, wau). Dalam


pengucapannya pangkal lidah mengikuti (langit-langit lunak) dan ucapkanlah bunyi
dengan mengangkat pangkal lidah pada langit-langit lunak (piringan).
h. Bunyi sternum ovular (Dorso-ovular)

Kelompok ini hanya memiliki satu bunyi yaitu (qaf). Dalam


pengucapannya pangkal lidah mengikuti ovular (katup nafas)
dan ucapkanlah bunyi ini dengan mengangkat pangkal lidah pada katup nafas.
i. Bunyi lingkaran-dering (Rooto-pharyngeals)

Kelompok ini terdiri dari dua bunyi yaitu (ha dan ‘ain). Dalam pengucapannya akar
lidah mengikuti tenggorokan dan ucapkanlah keduanya dengan menyempitkan
tenggorokan dengan mendekati akar lidah dari dinding tenggorokan tanpa
menyentuhnya.

j. Bunyi kerongkongan (Glottal)

Kelompok ini terdiri dari dua bunyi yaitu (hamzah dan ha


besar) dalam pengucapannya anggota engucapan dalam kerongkongan saling
mengikuti dan yang paling penting dari keduanya adalah dua pita suara.

2. Sifat suara dari arah bagaimana keluarnya udara seperti yang diucapkan /
cara artikulasi.

Bunyi konsonan menurut cara artikulasi yaitu bagaimana


tinfakan atau perlakuan terhadap arus udara yang baru keluar dari

7
glottis dalam menghasilkan bunyi konsonan itu, dan kriteria suara
ini terbagi sebagaimana berikut :

a. Bunyi Letupan, Hambatan


Yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara arus udara ditutup
sehingga udara terhenti seketika, lalu dilepaskan kembali secara tiba-tiba. ada 8
suara yaitu : ‫ب ت د ض ط ك ق ء‬
b. Bunyi geseran, frikatif
Yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara arus udara ditutup dan
dibuka berulang-ulang secara cepat. ada 13 suara yaitu : ‫ث ح خ ذ ز س ش ص ظ ع غ‬
‫فه‬
c. Bunyi paduan
Yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara arus udara ditutup
rapat kemudian dikeluarkan secara berangsur angsur, contoh bunyi “ja” ‫ ج‬Bunyi
Samping yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara arus udara ditutup
sedemikian rupa sehingga udala masih bisa keluar melalui
salah satu atau kedua sisinya, contoh huruf “Lam” .
d. Bunyi Nasal
Yaitu bunyi yang dihasilkan dengan cara arus udara yang lewat
rongga mulut ditutup rapat tetapi arus udara dialirkan lewat
rongga hidung, contoh huruf : “mim” ‫م‬dan “nun” .‫ن‬
e. Suara diulang atau disempurnakan (bunyi bergetar).
Bunyi yang keluar melalui getaran lidah sebagai akibat bersentuhannya ujung
lidah dengan gigi. Dalam ilmu tajwid menurut bahasa, pengucapan huruf yang
disertai bergetar secara berulang pad ujung lidah. Walau bagaimanapun,
getaran yang dibenarkan adalah sekali saja, lebih-lebih lagi
pada keadaan tasyid.
f. Semivokal (Syibh sha’aitah).
Bunyi yang diucapkan seperti huruf vokal, tetapi bunyinya
pecah seperti huruf konsonan. Hurufnya yaitu: .‫ ي‬.‫ و‬Disebut juga bunyi hampiran
(aproximan) yaitu bunyi yang terjadi dengan cara fasif membentuk ruang yang
mendekati posisi terbuka seperti dalam pembentukan vokalnya, sempit
untuk menghasilkan konsonan geseran, oleh karena itu bunyi

8
yang dihasilkan biasanya semivokal menghambat aliran udara
pada bagian tengah mulut lalu membiarkan udara ke luar lidah.
g. Suara oral
Yaitu bunyi yang ketika diartikulasikan rongga hidung tidak berfungsi sebagai
tempat keluar udara, akibat mundurnya langit-langit lunak dan naiknya anak lidah
menutup pintu saluran udara dari rongga mulut ke rongga hidung, sehingga
udara semua terpaksa keluar dari rongga mulut. Di antara
konsonan oral bahasa Arab adalah ‫ب – ف – ذ – د – ت – س – ج – ك‬
.– ‫ق‬
h. Suara oro nasal
Adalah bunyi yang sebagian udaranya keluar dari rongga
mulut dan sebagian yang lain keluar dari rongga hidung.
Para ahli fonologi modern pada tiga suara terakhir ini (,‫م‬ ,‫ل‬
)‫ر‬ ,‫ن‬disebut «suara menengah» atau «suara interstisial» karena
mereka memiliki karakteristik tanpa kekerasan, intensitas,
gesekan atau pelonggaran, atau untuk memediasi antara dua
bagian ini (Muhammad, 1998:46).

3. Sifat suara dalam hal keadaan vokal dari vibrator vokal (pita suara).
Kriteria ketiga untuk mendeskripsikan bunyi Arab adalah keadaan vokal dari
vibrator vokal. Dalam hal ini, suara-suara Arab dibagi menjadi berikut :
a. Bunyi-bunyinya mikroskopik (bunyi bersuara, hidup)
Bunyi yang menggetarkan senar vocal ketika diucapkan, yang berarti bahwa
vibrator vokal selama suara bunyi-bunyian ini dalam kasus kontak dan
penghindaran yang sering terjadi. Yang 13 suara adalah: ( ).،‫ ظ‬،‫ ز‬،‫ ذ‬،‫ ج‬،‫ ض‬،‫ د‬،‫ب‬
‫ ر‬،‫ ل‬،‫ ن‬،‫ م‬،‫ ع‬،‫ غ‬Semua suara atau gerakan ditambahkan ke suara (diam) ini.

b. Bunyi tidak bersuara.

Suara yang tidak digetarkan dua senar yang bunyi Ketika diucapkan, yang berarti
bahwa selama pengucapan bunyi-bunyi ini ‫ فتحة المزمار‬dalam keadaan keterbukaan
tidak menyatukan ‫وتران‬ss‫ ال‬suara. Ada perbedaan di antara para ilmuwan dalam
mengidentifikasi bunyi tidak bersuara. Para ulama dahulu mengatakan bahwa
mereka sepuluh: ‫ ه‬،‫ ف ك‬،‫ ص‬،‫ ش‬،‫ س‬،‫ خ‬،‫ ح‬،‫ ث‬،‫ ت‬yang dikumpulkan dalam kata-kata
mereka «‫خص‬ss‫»ش‬. ‫ه‬ss‫كت فحث‬ss‫ س‬Para ulama sekarang ditambahkan sebagai hasil dari

9
studi yang cermat di laboratorium suara- Tiga suara lainnya
adalah: , ‫ ء‬،‫ ق‬،‫ ط‬sehingga jumlahnya menjadi 13 yang dapat dikumpulkan dengan
kata-kata «». ٌ ‫ك َت َف َقط؟‬ َّ ‫أش ْخ ٌص‬
َ ‫َحث َ ه س‬

Perbedaan antara suara majhurah dan mahmusah :

1) Bunyi majhurah adalah bunyi yang menggetarkan pita suara, sedangkan bunyi
mahmusah adalah bunyi yang tidak menggetarkan pita suara.
2) Bunyi majhurah adalah bunyi yang sifatnya kuat, sedangkan bunyi mahmusah
adalah bunyi yang sifatnya lemah.
3) Bunyi mahmusah adalah bunyi yang tersembunyi, sedangkan bunyi majhurah
adalah bunyi yang tidak tersembunyi.
4) Bunyi majhurah tidak berdesis dan nafas tertahan, sehingga suara terdengar
lebih jelas dan bersih. Sedangkan bunyi mahmusah berdesis dan nafas terlepas,
sehingga bunyi huruf terdengar agak samar.

4. Deskripsi suara dalam keadaan bagian belakang lidah saat diucapkan.


Ada empat deskripsi suara dalam bahasa Arab dalam keadaan
bagian belakang lidah saat diucapkan. Pembagian kriteria suara
Arab tersebut adalah sebagai berikut:
a. Suara yang diterapkan (yang tebal).
Yaitu suara yang mengangkat bagian belakang lidah saat
mengucapkan huruf yang dituju bagian yang lembut langitlangit mulu. Dan
hal ini disebut dengan velarisasi. Velarisasi
mengarah kepada amplifikasi suara, dan hal ini disebut
juga fenomena amplifikasi. Dan velarisasi terjadi dengan
mempersempit tenggorokan, dan hal tersebut disebut dengan
.‫التحليق‬sssssss‫اهرة ب‬sssssss‫الظ‬Dan daerah suara dengan cara ini disebut
bunyi yang diterapkan, yang tebal, dan hurufnya itu ada empat
yaitu; / ‫ط‬/‫ض‬/‫ص‬./ ‫ظ‬/
b. Bunyi yang tipis.
Adalah bunyi yang ketika pengucapannya tidak mengangkat
bagian belakang lidah bertemu langsung dengan bagian atas
lidah yang lembut. Bunyi yang tipis adalah semua bunyi kecuali
empat suara yang disebutkan tadi.

10
c. Bunyi pertengahan.

Adalah suara yang keadaan amplifikasi dan menipis sama


saja, yaitu ada tiga huruf; / /,‫ق‬/ /,‫غ‬/ /,‫خ‬asalnya adalah huruf
yang pengucapannya tipis karena bukan termasuk bunyi yang
empat tadi, akan tetapi pelafalannya tebal dalam konteks yang
khusus. Dari konteks yang khusus ini pelafalannya harus tebal
apabila diikuti fathah atau dhammah (baik pendek atau pun
.Dan ‫ول‬sssssss‫وا – يق‬sssssss‫أخوذ – بلغ‬sssssss‫ل – م‬sssssss‫ر – قت‬sssssss‫; خلص – غف‬panjang) seperti
pelafalannya harus tipis apabila diikuti tanda kasrah, seperti;
.‫خيار – غالف – قتال – بخيل – رغيب – شقي‬

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bunyi bahasa atau bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia atau bunyi yang diartikan, kemudian membentuk gelombang
bunyi, sehingga dapat diterima oleh telinga manusia. Tidak semua bunyi
dapat dikatakan bunyi Bahasa, karena bunyi Bahasa hanyalah bunyi yang
berfungsi sebagai alat komunikasi, yaitu bunyi yang keluar dari organ
bicara manusia yang mengandung pengertia khusus.
Bunyi Bahasa Arab terbagi menjadi empat, yaitu Makraj atau tempat
keluarnya, keadaan keluarnya udara ketika berbicara, keadaan pita suara
ketika berbicara, dan keadaan pangkal lidah ketika berbicara.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pembaca bisa memahami
mengenai ap aitu bunyi Bahasa serta bagaimana deskripsi bunyi Bahasa
Arab.
Adapun di dalam pembuatan makalah ini tentunya masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman semua
terutama kepada bapak Syaifullah, M.Hum. selaku dosen pembimbing
mata kuliah Ilmu Ashwat sebagai bahan perbaikan supaya lebih baik lagi
kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Marlina. 2019. Pengantar Ilmu Ashwat. Bandung. Fajar Media

Ahmad Sayuti. 2009. Bunyi Bahasa. Jakarta. Amzah

13

Anda mungkin juga menyukai