Disusun oleh :
SURAKARTA
2022
1
KATA PENGANTAR
Pertama, mari kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Deskripsi Bunyi Bahasa Arab” ini dengan baik. Kedua, sholawat serta salam kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Yang sangat kita nantikan syafaat beliau di hari
kiamat nanti.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam proses pembuatan makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing kami
yaitu Bapak Syaifullah, M. Hum.
Selain itu, kami menyadari adanya banyak kekurangan didalam makalah kami. Oleh sebab itu
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari teman-teman sebagai bekal kami di
kemudian hari.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………... 4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bunyi…………………………………………………………………… 5
B. Deskripsi Bunyi Bahas Arab……………………………………………………….. 5
A. Kesimpulan………………………………………………………………………… 12
B. Saran……………………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Bahasa Arab ilmu bunyi disebut dengan Ilmu Aswat yaitu ilmu yang
mempelajari pembentukan, perpindahan, dan penerimaan bunyi bahasa. Bunyi Arab
terbagi menjadi empat, yaitu Makraj, keadaan keluarnya udara ketika berbicara,
keadaan pita suara ketika berbicara, dan keadaan pangkal lidah ketika berbicara.
Dengan ditulisnya makalah ini, semoga dapat menambah wawasan teman-teman
semua terutama mengenai deskripsi bunyi Bahasa Arab.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bunyi bahasa?
2. Bagaimana deskripsi dalam Bahasa Arab ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian bunyi
2. Untuk mengetahui deskripsi bunyi Bahasa Arab
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tidak semua bunyi dapat dikatakan bunyi Bahasa, karena bunyi Bahasa
hanyalah bunyi yang berfungsi sebagai alat komunikasi, yaitu bunyi yang keluar dari
organ bicara manusia yang mengandung pengertia khusus. Apabila bunyi yang
dikeluarkan manusia tidak dapat dipahami maka tidak dapat disebut bunyi bahasa
seperti bunyi yang keluar ketika batuk, mendengkur dan sebagainya. Begitu juga
dengan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh hewan seperti suara kucing, burung dan
bunyi-bunyi benda mati, seperti gunung Meletus dan sebagainya tidak dapat
dikatakan bunyi karena tidak mengandung pengertian dan tidak berfungsi sebagai
alat komunikasi.
5
bunyi ini bibir bawah saling berdecatan dengan gigi atas sehingga
sempit untuk lewatnya udara dari paru-paru.
Kelompok ini terdapat satu bunyi saja yaitu “fa” dalam pelafalan bunyi “fa” bibir
bawah mengikuti gigi atas dan dilafalkan huruf “fa” tersebut dengan mempertemukan
bibir
bawah pada gigi atas.
b. Bunyi Interdentals
melibatkan ujung lidah, gigi bawah dan gigi atas. Dan diucapkan ketiga huruf tersebut
dengan meletakan ujung lidah antara gigi bawah dan atas.
c. Bunyi Apico-dento-alveolars
d. Bunyi Apico-alveolar
Pada bunyi ini terdapat empat bunyi huruf yaitu “jay/sin/shad/ra” dalam pelafalannya
melibatkan pangkal lidah dan gusi dan di ucapkan huruf-huruf itu dengan meletakn
ujung lidah di atas gusi.
6
Kelompok ini terdiri dari dua bunyi yaitu (jim dan syin) dan dalam pengucapannya itu
bergabung dengan ujung lidah (depan) dan bagian dalam mulut (langit-langit keras)
dan
ucapkanlah dengan manghubungkan ujung lidah dengan langit-langit keras.
Kelompok ini hanya memiliki satu bunyi yaitu (ya) dalam ucapannya tengah-tengah
lidah mengikuti bagian dalam mulut dan ucapkanlah dengan mengangkat bagian
tengah lidah keatas bagian dalam mulut akan tetapi tidak disertai dengan
menyentuhnya.
g. Bunyi sternum (Dorso-velars)
Kelompok ini terdiri dari dua bunyi yaitu (ha dan ‘ain). Dalam pengucapannya akar
lidah mengikuti tenggorokan dan ucapkanlah keduanya dengan menyempitkan
tenggorokan dengan mendekati akar lidah dari dinding tenggorokan tanpa
menyentuhnya.
2. Sifat suara dari arah bagaimana keluarnya udara seperti yang diucapkan /
cara artikulasi.
7
glottis dalam menghasilkan bunyi konsonan itu, dan kriteria suara
ini terbagi sebagaimana berikut :
8
yang dihasilkan biasanya semivokal menghambat aliran udara
pada bagian tengah mulut lalu membiarkan udara ke luar lidah.
g. Suara oral
Yaitu bunyi yang ketika diartikulasikan rongga hidung tidak berfungsi sebagai
tempat keluar udara, akibat mundurnya langit-langit lunak dan naiknya anak lidah
menutup pintu saluran udara dari rongga mulut ke rongga hidung, sehingga
udara semua terpaksa keluar dari rongga mulut. Di antara
konsonan oral bahasa Arab adalah ب – ف – ذ – د – ت – س – ج – ك
.– ق
h. Suara oro nasal
Adalah bunyi yang sebagian udaranya keluar dari rongga
mulut dan sebagian yang lain keluar dari rongga hidung.
Para ahli fonologi modern pada tiga suara terakhir ini (,م ,ل
)ر ,نdisebut «suara menengah» atau «suara interstisial» karena
mereka memiliki karakteristik tanpa kekerasan, intensitas,
gesekan atau pelonggaran, atau untuk memediasi antara dua
bagian ini (Muhammad, 1998:46).
3. Sifat suara dalam hal keadaan vokal dari vibrator vokal (pita suara).
Kriteria ketiga untuk mendeskripsikan bunyi Arab adalah keadaan vokal dari
vibrator vokal. Dalam hal ini, suara-suara Arab dibagi menjadi berikut :
a. Bunyi-bunyinya mikroskopik (bunyi bersuara, hidup)
Bunyi yang menggetarkan senar vocal ketika diucapkan, yang berarti bahwa
vibrator vokal selama suara bunyi-bunyian ini dalam kasus kontak dan
penghindaran yang sering terjadi. Yang 13 suara adalah: ( ).، ظ، ز، ذ، ج، ض، د،ب
ر، ل، ن، م، ع، غSemua suara atau gerakan ditambahkan ke suara (diam) ini.
Suara yang tidak digetarkan dua senar yang bunyi Ketika diucapkan, yang berarti
bahwa selama pengucapan bunyi-bunyi ini فتحة المزمارdalam keadaan keterbukaan
tidak menyatukan وترانss الsuara. Ada perbedaan di antara para ilmuwan dalam
mengidentifikasi bunyi tidak bersuara. Para ulama dahulu mengatakan bahwa
mereka sepuluh: ه، ف ك، ص، ش، س، خ، ح، ث، تyang dikumpulkan dalam kata-kata
mereka «خصss»ش. هssكت فحثss سPara ulama sekarang ditambahkan sebagai hasil dari
9
studi yang cermat di laboratorium suara- Tiga suara lainnya
adalah: , ء، ق، طsehingga jumlahnya menjadi 13 yang dapat dikumpulkan dengan
kata-kata «». ٌ ك َت َف َقط؟ َّ أش ْخ ٌص
َ َحث َ ه س
1) Bunyi majhurah adalah bunyi yang menggetarkan pita suara, sedangkan bunyi
mahmusah adalah bunyi yang tidak menggetarkan pita suara.
2) Bunyi majhurah adalah bunyi yang sifatnya kuat, sedangkan bunyi mahmusah
adalah bunyi yang sifatnya lemah.
3) Bunyi mahmusah adalah bunyi yang tersembunyi, sedangkan bunyi majhurah
adalah bunyi yang tidak tersembunyi.
4) Bunyi majhurah tidak berdesis dan nafas tertahan, sehingga suara terdengar
lebih jelas dan bersih. Sedangkan bunyi mahmusah berdesis dan nafas terlepas,
sehingga bunyi huruf terdengar agak samar.
10
c. Bunyi pertengahan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bunyi bahasa atau bunyi ujaran adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia atau bunyi yang diartikan, kemudian membentuk gelombang
bunyi, sehingga dapat diterima oleh telinga manusia. Tidak semua bunyi
dapat dikatakan bunyi Bahasa, karena bunyi Bahasa hanyalah bunyi yang
berfungsi sebagai alat komunikasi, yaitu bunyi yang keluar dari organ
bicara manusia yang mengandung pengertia khusus.
Bunyi Bahasa Arab terbagi menjadi empat, yaitu Makraj atau tempat
keluarnya, keadaan keluarnya udara ketika berbicara, keadaan pita suara
ketika berbicara, dan keadaan pangkal lidah ketika berbicara.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pembaca bisa memahami
mengenai ap aitu bunyi Bahasa serta bagaimana deskripsi bunyi Bahasa
Arab.
Adapun di dalam pembuatan makalah ini tentunya masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman semua
terutama kepada bapak Syaifullah, M.Hum. selaku dosen pembimbing
mata kuliah Ilmu Ashwat sebagai bahan perbaikan supaya lebih baik lagi
kedepannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13