PENDAHULUAN
tata bunyi (fonology/ ‘ilm al-ashwat ), tata tulis (ortography/kitabat al-huruf), tata
kata (al-sharf), tata kalimat (al-nahwu), dan kosa kata (al-mufradat). Sedangkan
Ada beberapa teknik atau bisa juga bisa disebut metode untuk
bahasa.2 Pada makalah ini tidak akan memaparkan cara untuk mengajarkan semua
unsur -unsur keterampilan tersebut, tetapi lebih fokus untuk memaparkan teknik
pengajaran unsur bahasa tata bunyi (fonology/ ‘ilm al-ashwat ) dan kosa kata (al-
mufradat).
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu-Ashwat
Al-Ashwat merupakan kata dalam bahasa Arab yang berbentuk
jamak. Kata itu berasal dari kata shoutun yang memiliki makna suara
ilmu ini mengkaji tentang suara dan berbagai bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia.3 Jika dikaitkan dengan pembahasan ini, ilmu
dalam bahasa Arab. Maka, hal itu berkaitan erat dengan tepat-tidaknya
bunyi bahasa Arab, khususnya bagaimana suatu bunyi bahasa Arab itu
bagaimana kita mampu memahami ketika suatu bunyi bahasa Arab itu
diucapkan. Bisa pula membedakan antara satu bunyi dengan bunyi yang lain
Andri Lundeto, Metode Pengajaran Fonetik dan Morofologi Bahasa Arab, (Jurnal Iqro:
3
a. Fonetik
bunyi bahasa. Ciri dari kajian ini adalah tidak mempedulikan peran
Fonetik jenis ini mengkaji dan berasumsi bahwa bunyi bahasa merupakan
fenomena bersifat fisis atau gejala alam. Penelaahan akan dilakukan pada
timbrenya.6
3. Fonetik Audiotoris
4
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Rineka Cipta: Jakarta, 2011), h. 3.
5
3-2 ،) (ريتعاشان، علم األصوات النطقي،عبد الوهاب رشيدي.
6
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Rineka Cipta: Jakarta, 2011), h. 4.
5
b. Fonemik
ketika bunyi itu dirangkai dengan bunyi yang lain membentuk satuan
bunyi yang lebih besar. Misalnya ketika kita menyebutkan bunyi kata
“tali” dan “tari”. Bisa diketahui bahwa unsur pembeda terletak pada
bunyi ketiga, yaitu (l) dan (r). Dengan demikian, bunyi /l/ dan /r/
sasaran studi atau objek kajian dari fonologi. Yakni ilmu yang mengkaji
bunyi bahasa sesuai dengan fungsi dan perannya dalam berbahasa dan ilmu
C. Pembagian al-Ashwat
7
3-2 ،) (ريتعاشان، علم األصوات النطقي،عبد الوهاب رشيدي.
6
unsur, diantaranya:
bahasa Arab, seorang guru akan sangat terbantu. Karena hal ini
tersebut :
8
Yayan Nurbayan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Zein Al-Bayan: Malang,
2008), h. 24-26.
8
c. Kasroh pendek: bunyi vokal yang muncul sebab organ lidah depan
dipergunakan. Posisinya ada di atas, mulut tidak bundar, dan
majhur.
d. Fathah panjang: bunyi vokal yang timbul karena alat ucap berupa
lidah tengah dipergunakan. Posisinya ada di bawah, mulut tidak
majhur.9
ashwat adalah segala hal yang ada dalam ruang lingkup pembelajaran al-
9
Yayan Nurbayan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Zein Al-Bayan: Malang,
2008), h. 28.
9
(maharah al-Kitabah).
antara satu bunyi dengan bunyi yang lain. Pada akhirnya, pemahaman
10
Syaiful Anwar dan Tayar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (PT.
Radja Grafindo Persada: Jakarta, 2011), h. 191.
11
Juwairiyyah Dahlan, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, (Al-Ikhlas: Surabaya,
2011), h. 124.
10
aturan tata bunyi yang ada pada sistem tata bunyi bahasa Arab.13
12
Meidar G. Arsyad Mukti, Pembinaan Kemampuan Bicara Bahasa Indonesia,
(Erlangga: Jakarta, 2013), h. 18.
13
Aziz Syafruddin Syafrawi dan Hasa Saefulloh, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,
(PT. Radja Grafindo Persada: Jakarta, 2011) h. 42-43.
11
satu ini tidak diperhatikan, maka perkataan yang dikatakan tidak akan
pembelajaran bahasa.14
suatu bunyi atau huruf atau bisa juga karena ketidaktahuan lawan
ditemukan.
14
Aziz Fakhrurizi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, (Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012), h. 278.
12
Method dan Mim-mem Method yang lebih dikenal pula dengan istilah
Audio-Lingual Method.
a. Phonetic Method
Phonetic Method atau metode fonetik, dikenal pula dengan istilah
berikut:
dekat dan mudah belajar bahasa Arab. Notasi fonetik juga membantu
siswa mengenal dengan baik tulisan dan fonetik Arab. Adapun dalam
dilanjutkan seperti apa yang telah dipaparkan di atas akan tetapi bukan
hanya kata tetapi kalimat atau paragraf. Dengan demikian, siswa akan
internet.
sempurna.
selama pembelajaran.
pembelajaran.
contoh pelafalan yang benar dan fasih. Dan bisa juga latihan tersebut
mimik penutur.
guru itu memulai dengan bunyi itu dalam bentuk huruf tunggal yang
صصص
Kemudian, huruf itu dirangkaikan dengan bunyi-bunyi lain. Variasi
نصر_خالص_خاصة
Dan pelatihan pelafalan dimulai lagi.
Dalam proses ini, guru atau penutur Arab (native speaker) sangat
penilai dan pengkoreksi pelafalan dari siswa. Sistem drill semacam itu
b. Mim-Mem Method
struktur.16
16
Aziz Fakhrurizi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, (Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012), h. 92.
17
Hal ini dilakukan dalam kelima aspek ilmu bahasa murni (micro
(sintaksis ata ilmu an-Nahwu), dan sistem makna (semantik atau ilmu
ad-Dilalah).
guru dianggap sebagai “dosa”. Hal ini menjadi salah satu faktor
intensif.
guru.
17
Aziz Fakhrurizi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, (Direktorat Jendral
Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012), h. 94.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Method dan Mim-mem Method yang lebih dikenal pula dengan istilah
Audio-Lingual Method.
Disebut juga metode audiolingual. Metode ini memiliki tujuan agar siswa
Hal ini dilakukan dengan menirukan dan menghafal kata dan kalimat
B. Saran
penyajian makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang
konstruktif sangat kami harapkan guna untuk kesempurnaan makalah ini agar
kedepannya menjadi yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita