2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Implikasi Ilmu Al-Lughah Al-Ijtima'i (Sosiolinguistik) dalam Pembelajaran
Bahasa Arab” diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Al-Lughah Al-
Ijtima'i. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak
yang turut andil dalam penyusunan makalah ini hingga pada batas waktu yang telah
ditentukan.
Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa makalah kami masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran para
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini dengan baik. Sehingga makalah ini
dapat memberi informasi dan berguna bagi para pembaca dan khususnya kami
sebagai penyusun.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................................... 2
1. Pengertian Sosiolinguistik................................................................................. 3
Kesimpulan ........................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkenaan dengan hal tersebut, tentu bahasa memiliki peranan yang sangat
penting. Bahasa merupakan kumpulan simbol yang digunakan sebagai alat
komunikasi. Bahasa dikatakan simbol karena ia menunjukkan identitas kelompok
masyarakat secara sosiokultural. Bahasa bisa digunakan sebagai identitas
sekelompok orang, satu masyarakat, satu bangsa, bahkan juga digunakan sebagai
identitas global dalam lingkup antar negara. Bahasa disebut sebagai mediator
karena posisinya dalam komunikasi antar manusia sebagai penghubung dan
pemindah maksud sebuah interpretasi. Baik sebagai simbol dan mediator, bahasa
dipandang memiliki wewenang yang sangat kuat dalam diri manusia, sekaligus
sebagai ciri pembeda dengan makhluk bernyawa lainnya. Bahasa yang secara
inheren menyertai manusia juga berkembang sebagaimana manusia itu sendiri.
Bahasa tentu tidak akan terlepas dari budaya sebuah masyarakat yang
mempergunakan bahasa tersebut, karena perkembangan bahasa tentu beriringan
dengan masyarakat penggunanya. Inilah cakupan kajian-kajian sosiolinguistik yang
1 Muhammad Daud, al Arabiyah wa Ilm al Lughoh al Ijtima’i, (Kairo: Darr Gharib, 2001), hlm; 911
1
menghubungkan bahasa dengan fenomena sosial dan kultural. Misalnya tinjauan
tentang variasi bahasa & tinjauan yang melihat bahasa dari konteks sosial yang
sebenarnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan keberbagaian bahasa di dunia
yang memiliki ciri-ciri yang unik yang menyebabkannya berbeda dengan bahasa
lainnya (Yang juga termasuk didalamnya juga bahasa arab). Selain itu
sosiolnguistik juga berusaha mencari hubungan regular antara linguistik dan
struktur sosial.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sosiolinguistik
3
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah antardisipliner
yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan bahasa yang digunakan dalam
lingkungan tersebut.2
Muhammad Daud, al Arabiyah wa Ilm al Lughoh al Ijtima’i, (Kairo: Darr Gharib, 2001), hlm; 912
4
Trudgill (dalam Sumarsono 2004: 3) mengungkapkan sosiolinguistik adalah
bagian dari linguistik yang berkaitan dengan bahasa sebagai gejala sosial dan gejala
kebudayaan. Bahasa bukan hanya dianggap sebagai gejala sosial melainkan juga
gejala kebudayaan.Implikasinya adalah bahasa dikaitkan dengan kebudayaan masih
menjadi cakupan sosiolinguistik, dan ini dapat dimengerti karena setiap masyarakat
pasti memiliki kebudayaan tertentu. Sebagai anggota masyarakat sosiolinguistik
terikat oleh nilai-nilai budaya masyarakat, termasuk nilai-nilai ketika dia
menggunakan bahasa. Nilai selalu terkait dengan apa yang baik dan apa yang tidak
baik, dan ini diwujudkan dalam kaidah- kaidah yang sebagian besar tidak tertulis
tapi dipatuhi oleh warga masyarakat. Apa pun warna batasan itu, sosiolinguistik itu
meliputi tiga hal, yakni bahasa, masyarakat, dan hubungan antara bahasadan
masyarakat.
Pembelajaran bahasa tidak mampu mandiri tanpa melibatkan ilmu yang lain
yang relevan dengannya, seperti: Psikologi, Pedagogik, Sosiologi, Antropologi,
Manajemen, Sosiolinguitik, Psikolinguistik, dan Linguistik. Sosiolinguistik
merupakan bagian dari linguistik terapan dimana ia berusaha menjembatani antara
teori dan praktek yang disebabkan oleh perbedaan sikap, metode, dan tujuan kedua
kelompok tersebut. Dari segi tujuan Linguistik berusaha menemukan kriteria atau
teori universal yang akan menerangkan fenomena bahasa sedangkan guru bahasa
bertujuan membantu murid menguasai bahasa. Lalu dari segi Metode Linguistik
menggunakan metode formal dan abstrak, sedangkan guru bahasa menggunakan
7
Metode Fungsional yang praktis. Dari sisi sikap lingustik melihat bahasa sebagai
suatu sistem, sedangkan guru bahasa melihat bahasa sebagai suatu keterampilan.5
Selain itu, Sosiolinguistik juga merupakan salah satu ilmu bahasa terapan yang
mempelajari tentang problematika dialek suatu daerah dan juga topik Bilingual dan
Multilingual. Kontribusi Sosiolinguistik dalam pembelajaran bahasa dalam aplikasi
Linguistik dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
6 Jis Daniel Parera, Linguistik Edukasional: Pendekatan Konsep dan Teori Pengajaran Bahasa, (Jakarta: Erlangga, 1987) hlm. 11-13
8
Berdasarkan definisi dan keterangan-keterangan mengenai sosiolinguistik kita
bisa memposisikan sosiolinguistik dalam pembelajaran bahasa arab sebagaimana
pula telah. Diantara letaknya antara lain:
1. Komunikasi bahasa
Komunikasi merupakan proses interaksi antara satu orang dengan orang lain
untuk menyampaikan suatu pesan, informasi dll. Komponen yang harus ada
didalam komunikasi antara lain: pesan, penutur, penerima, konteks dan kesadaran.
Tutur merupakan bagian dari bahasa yang bisa disamakan dengan parole dan
performance, yakni bahasa dalam penggunaannya secara nyata di dalam
masyarakat. Yang dimaksud dengan masyarakat tutur yakni kelompok masyarakat
(orang) yang mempunyai verbal repertoir yang relatif sama dan mempunyai
penilaian yang sama terhadap norma-norma pemakaian bahasa yang digunakan di
dalam masyarakat itu. Dalam memahami bahasa arab, kita pun perlu memahami
masyarakat tuturnya. Masyarakat tuturpun harus mempunyai kemampuan
menggunakan bahasa dan bertutur sesuai dengan fungsi, norma-norma dan situasi
penggunaan bahasa, baik konteks situasi maupun konteks sosial. Artinya, penutur
9
benar-benar mempunyai kemampuan menggunakan bahasa arab dalam tindak
komunikasi, Bukan hanya sekedar berbicara dengan bahasa arab.
Variasai bahasa atau jenis bahasa muncul karena adanya keberagaman sosial
penutur dan keragaman fungsi bahasa itu sendiri. Dan variasi ini digunakan sebagai
alat interaksi dalam masyarakat yang beraneka ragam. Variasi bahasa bisa ditinjau
dari:
10
Jadi dapat kita peroleh teori pembelajaran bahasa Arab berbasis
bilingualisme dan diglosia antara lain:
Menempatkan posisi bahasa Arab di depan peserta didik sebagai bahasa ke-
2/3
Menentukan hierarki kompetensi bahasa seseorang/masyarakat
Menentukan hubungan bahasa ibu dan bahasa Arab (asing) dalam konteks
sosial
Teori untuk mengukur kemapuan peserta didik dalam tingkat berbahasa
Arab
Dalam maharah kalam. Kitabah, istima’: agar bisa menempatkan fungsi
bahasa Arab dan variasinya dalam tindak komunikasi dgn baik. Misalnya
antara fushah dan ammiyah.
Budaya adalah hasil dari cipta rasa dan karsa manusia yang meliputi seluruh
aspek kehidupannya. Bahasa tidak hanya menentukan budaya, tetapi juga
menentukan cara dan jalan pikiran para penuturnya secara mendalam. Hal ini
mengandung pengertian: jika suatu bangsa bahasanya berbeda dengan bangsa lain,
maka berbeda pula jalan pikirannya. Untuk menganalisa hubungan bahasa dan
budaya, bahasa harus dimaknai secara substantif, yakni manusiawi dan tingkahlaku
yang berkaitan dengan sikap dalam interaksi antar manusia.
Dengan mempelajari bahasa arab secara tidak langsung mau atau tidak
kitapun harus pula mempelajari budaya bangsa arab itu sendiri. Karena budaya akan
mencerminkan pola pikir suatu masyarakat. Dengan mempelajari budaya bangsa
arab akan mempermudah kita memahami bahasa arab. Kitapun akan mudah
memahami bahasa arab semisal penggunaan nama suatu benda pada konteks
tertentu. Semisal: Dalam budaya masyarakat Arab yang tidak begitu mengenal nasi
sebagai makanan pokok hanya ada kata ar-ruz untuk menyatakan nasi, beras, gabah,
dan padi, bahkan dalam bahasa jawa bisa, pari, gabah, baras. Las, sego, upo, dll.
Jadi karena budaya arab tidak begitu mengenal nasi, segala nama nasi pada konteks
11
tertentu akan dinamakan sama tidak terspesifikasi. Beda dengan orang Indonesia
yang sangat begitu mengenal nasi, jadi segala nama nasi pada setiap konteks
mempunyai nama tersendiri.
Perubahan berarti identitas suatu bahasa masih terjada, namun hanya ada
perubahan baik internal maupun akibat faktor bahasa luar. Pergeseran berati suatu
bahasa menuju proses kepunahan, manakala ditinggal oleh semua masyarakat
tuturnya. dan Pegeseran merupakan awal dari sebuah kepunahan bahasa manakala
pergeseran ini bersifat permanen. Yang mana posisi sosiolinguistik selanjutnya juga
terletak pada pembahasan ini. Dengan ini kita bisa memanfaatkannya untuk:
8. Kesadaran berbahasa
12
berkemauan untuk membina dan mengembangkan bahasa tersebut. Dengan
kesadaran berbahasa arab memunculkan sikap rasa tanggung jawab, rasa memiliki
dan pembinaan terhadap bahasa arab yang juga akan memberikan motivasi dalam
belajar. Seolah kita mempunyai hak memiliki atas bahasa arab, yang rasa memiliki
bahasa merupakan kebutuhan pribadi dan kelompok yang esensial yang menyatu
dan menjadi milik pribadi, yang harus dijaga, dirawat dan dipelihara.
13
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15