Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU AL-LUGHAH AL-IJTIMA'I

“Implikasi Ilmu Al-Lughah Al-Ijtima'i (Sosiolinguistik)

dalam Pembelajaran Bahasa Arab”

Dosen Pengampu : .Dr. Fathul Maujud MA

Disusun oleh Kelompok 13:

Zahratul Riani (190102021)

Fitri Syahrimadewi (190102024)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Implikasi Ilmu Al-Lughah Al-Ijtima'i (Sosiolinguistik) dalam Pembelajaran
Bahasa Arab” diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Al-Lughah Al-
Ijtima'i. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak
yang turut andil dalam penyusunan makalah ini hingga pada batas waktu yang telah
ditentukan.

Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa makalah kami masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran para
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini dengan baik. Sehingga makalah ini
dapat memberi informasi dan berguna bagi para pembaca dan khususnya kami
sebagai penyusun.

Rabu, 1 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

1. Pengertian Sosiolinguistik................................................................................. 3

2. Manfaat Sosiolinguistik dalam Studi Bahasa .................................................... 5

3. Implikasi Sosiolinguistik dalam Pembelajaran Bahasa Arab............................ 7

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14

Kesimpulan ........................................................................................................... 14

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum, Sosiolinguistik mempelajari tentang masalah-masalah sosial


dan hubungannya dengan masyarakat.1 Sosiolinguistik telah menjadi ilmu yang
mandiri yang memiliki fokus kajian dalam mempelajari bahasa dan hubungannya
masyarakat. Secara naluriah manusia terdorong untuk menyatakan eksistensinya,
mengekspresikan perasaannya, menyalurkan aspirasinya, memberikan
pendapatnya maupun mempengaruhi orang lain demi kepentingan sendiri,
kepentingan kelompok, maupun kepentingan bersama.

Berkenaan dengan hal tersebut, tentu bahasa memiliki peranan yang sangat
penting. Bahasa merupakan kumpulan simbol yang digunakan sebagai alat
komunikasi. Bahasa dikatakan simbol karena ia menunjukkan identitas kelompok
masyarakat secara sosiokultural. Bahasa bisa digunakan sebagai identitas
sekelompok orang, satu masyarakat, satu bangsa, bahkan juga digunakan sebagai
identitas global dalam lingkup antar negara. Bahasa disebut sebagai mediator
karena posisinya dalam komunikasi antar manusia sebagai penghubung dan
pemindah maksud sebuah interpretasi. Baik sebagai simbol dan mediator, bahasa
dipandang memiliki wewenang yang sangat kuat dalam diri manusia, sekaligus
sebagai ciri pembeda dengan makhluk bernyawa lainnya. Bahasa yang secara
inheren menyertai manusia juga berkembang sebagaimana manusia itu sendiri.

Bahasa tentu tidak akan terlepas dari budaya sebuah masyarakat yang
mempergunakan bahasa tersebut, karena perkembangan bahasa tentu beriringan
dengan masyarakat penggunanya. Inilah cakupan kajian-kajian sosiolinguistik yang

1 Muhammad Daud, al Arabiyah wa Ilm al Lughoh al Ijtima’i, (Kairo: Darr Gharib, 2001), hlm; 911

https://eprints.uny.ac.id/8429/3/BAB%202-07205244130.pdf diakses pada Jumat, 3 Desember 2021 pukul 06:45 Wita.

1
menghubungkan bahasa dengan fenomena sosial dan kultural. Misalnya tinjauan
tentang variasi bahasa & tinjauan yang melihat bahasa dari konteks sosial yang
sebenarnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan keberbagaian bahasa di dunia
yang memiliki ciri-ciri yang unik yang menyebabkannya berbeda dengan bahasa
lainnya (Yang juga termasuk didalamnya juga bahasa arab). Selain itu
sosiolnguistik juga berusaha mencari hubungan regular antara linguistik dan
struktur sosial.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Sosiolinguistik?

2. Apa Saja Manfaat Sosiolinguistik dalam Studi Bahasa?

3. Bagaimana Implikasi Sosiolinguistik dalam Pembelajaran Bahasa Arab?

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Sosiolinguistik

2. Mengetahui Manfaat Sosiolinguistik dalam Studi Bahasa

3. Mengetahui Implikasi Sosiolinguistik dalam Pembelajaran Bahasa Arab

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sosiolinguistik

Sosiolinguistik berasal dari kata “sosio” dan “ linguistic”. Sosio sama


dengan kata sosial yaitu berhubungan dengan masyarakat. Linguistik adalah ilmu
yang mempelajari dan membicarakan bahasa khususnya unsur- unsur bahasa dan
antara unsur- unsur itu. Jadi, sosiolinguistik adalah kajian yang menyusun teori-
teori tentang hubungan masyarakat dengan bahasa. Berdasarkan pengertian
sebelumnya, sosiolinguistik juga mempelajari dan membahas aspek –aspek
kemasyarakatan bahasa khususnya perbedaan- perbedaan yang terdapat dalam
bahasa yang berkaitan dengan faktor- faktor kemasyarakatan ( Nababan 1993:2).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik
tidak hanya mempelajari tentang bahasa tetapi juga mempelajari tentang aspek-
aspek bahasa yang digunakan oleh masyarakat.

Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dengan


linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan erat. Sosiologi
merupakan kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat,
lembaga- lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat. Sosiologi
berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada.
Dengan mempelajari lembaga- lembaga, proses sosial dan segala masalah sosial di
dalam masyarakat, akan diketahui cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, bagaimana mereka bersosialisasi, dan menempatkan diri dalam
tempatnya masing- masing di dalam masyarakat. Sedangkan linguistik adalah
bidang ilmu yang mempelajari tentang bahasa, atau ilmu yang mengambil bahasa
sebagai objek kajiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik
adalah bidang ilmu antardisipliner yang mempelajari bahasa dalam kaitannya
dengan penggunaan bahasa itu dalam masyarakat (Chaer dan Agustina 2003: 2).

3
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah antardisipliner
yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan bahasa yang digunakan dalam
lingkungan tersebut.2

Selain istilah sosiolinguistik ada juga digunakan istilah sosiologi bahasa.


Dari kedua istilah tersebut ada yang menganggap itu sama, tetapi ada juga yang
menganggap berbeda. Ada yang mengatakan digunakannya sosiolinguistik karena
penelitiannya dimasuki dari bidang linguistik; sedangkan istilah sosiologi bahasa
digunakan kalau penelitian itu dimasuki dari bidang sosiologi. Fishman dalam
mengkaji masalah ini menggunakan judul Sosiolinguistik (1970), kemudian
menggantinya dengan sosiologi bahasa, Sociology of Language (1972). Artikel
yang ditulis Fishman dalam Giglioli (ed. 1972:45-58) memang membahas
sosiolinguistik di bawah judul Sosiologi Bahasa. Dikatakannya bahwa “ilmu ini
meneliti interaksi antara dua aspek tingkah laku manusia: penggunaan bahasa dan
organisasi tingkah laku sosial”. J.A. Fishman mengatakan kajian sosiolinguistik
lebih bersifat kualitatif, sedangkan kajian sosiologi bahasa bersifat kuantitatif. Jadi
sosiolinguistik lebih berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa
yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa/dialek dalam
budaya tertentu, pilihan pemakaian bahasa/dialek tertentu yang dilakukan penutur,
topik, dan latar pembicaraan, sedangkan sosiologi bahasa lebih berhubungan
dengan faktor-faktor sosial, yang saling bertimbal-balik dengan bahasa/dialek.
Bram & Dickey, (ed. 1986:146) menyatakan bahwa sosiolinguistik mengkhususkan
kajiannya pada bagaimana bahasa berfungsi di tengah masyarakat. Mereka
menyatakan pula bahwa sosiolinguistik berupaya menjelaskan kemampuan
manusia menggunakan aturan-aturan berbahasa secara tepat dalam situasi-situasi
yang bervariasi.3

Muhammad Daud, al Arabiyah wa Ilm al Lughoh al Ijtima’i, (Kairo: Darr Gharib, 2001), hlm; 912

https://eprints.uny.ac.id/8429/3/BAB%202-07205244130.pdf diakses pada Jumat, 3 Desember 2021 pukul 06:45 Wita.

3 Sayama Malabar, Sosiolinguistik (Gorontalo: Ideas Publishing), Hlm. 3

4
Trudgill (dalam Sumarsono 2004: 3) mengungkapkan sosiolinguistik adalah
bagian dari linguistik yang berkaitan dengan bahasa sebagai gejala sosial dan gejala
kebudayaan. Bahasa bukan hanya dianggap sebagai gejala sosial melainkan juga
gejala kebudayaan.Implikasinya adalah bahasa dikaitkan dengan kebudayaan masih
menjadi cakupan sosiolinguistik, dan ini dapat dimengerti karena setiap masyarakat
pasti memiliki kebudayaan tertentu. Sebagai anggota masyarakat sosiolinguistik
terikat oleh nilai-nilai budaya masyarakat, termasuk nilai-nilai ketika dia
menggunakan bahasa. Nilai selalu terkait dengan apa yang baik dan apa yang tidak
baik, dan ini diwujudkan dalam kaidah- kaidah yang sebagian besar tidak tertulis
tapi dipatuhi oleh warga masyarakat. Apa pun warna batasan itu, sosiolinguistik itu
meliputi tiga hal, yakni bahasa, masyarakat, dan hubungan antara bahasadan
masyarakat.

Berdasarkan batasan-batasan tentang sosiolinguistik di atas dapat disimpulkan


bahwa sosiolinguistik itu meliputi tiga hal, yakni bahasa, masyarakat, dan hubungan
antara bahasa dengan masyarakat. Sosiolinguistik membahas atau mengkaji bahasa
sehubungan dengan penutur ,bahasa sebagai anggota masyarakat. Bagaimana
bahasa itu digunakan untuk berkomunikasi antara anggota masyarakat yang satu
dengan yang lainnya untuk saling bertukar pendapat da berinteraksi antara individu
satu dengan lainnya.

2. Manfaat Sosiolinguistik Dalam Studi Bahasa

1. Studi bahasa secara linguistik dimaksudkan untuk merumuskan kaidah-


kaidah bahasa, menentukan pola-pola struktur bahasa, memberikan
deskripsi tentang tata bahasa, serta melukiskan peristiwa-peristiwa
kebahasaan yang lain. Studi semacam itu berusaha menganalisis bahasa
berdasarkan hakikat bahasa itu sendiri sebagai objek yang mandiri.
2. Sosiolinguistik memandang bahasa pertama-tama sebagai sistem sosial dan
sistem komunikasi, serta bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu.
Pemakaian bahasa adalah bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam
5
situasi-situasi konkret. Ini berarti dengan pendekatan sosiolinguistik
dipelajari bahasa dalam konteks sosiokultural serta situasi pemakaiannya.
Dengan demikian, kita memandang bahasa tidak saja dari sudut
penuturnya, tetapi juga dari sudut pendengarnya.
3. Apabila diingat pemakaian bahasa pada hakikatnya adalah proses interaksi
verbal antara penutur dan pendengarnya, semakin jelaslah manfaat
sosiolinguistik dalam studi bahasa. Ini karena dalam proses interaksi seperti
itu, baik penutur maupun pendengar, selalu mempertimbangkan kepada
siapa ia berbicara, di mana, kapan, mengenai masalah apa, dan dalam
situasi bagaimana. Untuk memperjelas keterangan tersebut perhatikan
contoh berikut:
a) Dua orang yang berasal dari kelompok etnik Jawa mungkin akan
mempergunakan variasi bahasa yang berlainan, yakni seorang
menggunakan bahasa Jawa krama dan seorang lagi menggunakan
bahasa Jawa ngoko.
Pemilihan variasi oleh masyarakat masyarakat penuturnya itu
didasarkan pada faktor-faktor sosiokultural yang melatarbelakangi
pemakaian bahasa Jawa. Jika berbicara ngoko ternyata ia lebih tua
umurnya daripada yang berbahasa krama, faktor umur menentukan
pemilihan variasi tersebut. Namun, apabila sebaliknya yang terjadi
yang lebih muda umurnya berbicara ngoko, sedangkan yang lebih
tua krama, pemilihan variasi tersebut harus dicari pada faktor-faktor
sosiokultural yang lain, misalnya status sosial, tingkat pendidikan,
atau mungkin hubungan perkerabatan, karena dalam tata masyarakat
Jawa ada yang disebut dengan istilah pernah/kapernah. Timbulnya
variasi pemakaian bahasa dapat pula dilihat dari sudut lain. Hal ini
tampak juga dalam pemakaian bahasa Indonesia.
b) Jika sekelompok orang sedang berbincang-bincang di warung atau
di pinggir jalan, pembicaraannya akan berlangsung dalam suasana
yang intim, akrab, dan santai. Dalam suasana seperti itu bahasa yang
dipergunakan adalah ragam bahasa pergaulan yang diungkapkan
6
secara sponran dan tidak banyak terikat oleh norma-norma
gramatikal Ragam bahasa demikian tidak begitu sistematis, serta
banyak diselingi dengan bahasa daerah dan dialek setempat. Dengan
ragam bahasa semacam itu pembicaraan terasa lebih lancar, lebih
akrab, dan tidak berjalan sesuai dengan situasinya yang informal.
Pemakaian ragam bahasa baku dan kaidah dalam situasi seperti itu
justru dirasakan kurang wajar, agak janggal, dan mungkin dapat
merusak situasi. Apabila pembicaraan itu berlangsung dalam suatu
rapat dinas antara pegawai dan kepala kantornya, atau ketika
scorang guru sedang mengajar murid-muridnya di depan kelas, atau
seorang pejabat berbicara di muka umum, pemakaian ragam
semacam itu tidak pada tempatnya. Dalam situasi seperti itu, setiap
pembicara harus menggunakan ragam baku sesuai dengan
suasananya yang formal.4

3. Implikasi Sosiolinguistik dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran bahasa tidak mampu mandiri tanpa melibatkan ilmu yang lain
yang relevan dengannya, seperti: Psikologi, Pedagogik, Sosiologi, Antropologi,
Manajemen, Sosiolinguitik, Psikolinguistik, dan Linguistik. Sosiolinguistik
merupakan bagian dari linguistik terapan dimana ia berusaha menjembatani antara
teori dan praktek yang disebabkan oleh perbedaan sikap, metode, dan tujuan kedua
kelompok tersebut. Dari segi tujuan Linguistik berusaha menemukan kriteria atau
teori universal yang akan menerangkan fenomena bahasa sedangkan guru bahasa
bertujuan membantu murid menguasai bahasa. Lalu dari segi Metode Linguistik
menggunakan metode formal dan abstrak, sedangkan guru bahasa menggunakan

4 Tutik Wahyuni, Sosiolinguistik (Klaten: Penerbit Lakeisha), Hlm. 21-23

7
Metode Fungsional yang praktis. Dari sisi sikap lingustik melihat bahasa sebagai
suatu sistem, sedangkan guru bahasa melihat bahasa sebagai suatu keterampilan.5

Selain itu, Sosiolinguistik juga merupakan salah satu ilmu bahasa terapan yang
mempelajari tentang problematika dialek suatu daerah dan juga topik Bilingual dan
Multilingual. Kontribusi Sosiolinguistik dalam pembelajaran bahasa dalam aplikasi
Linguistik dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1) Tahap Deskripsi Linguistik. Tahap ini memberi jawaban atas


pertanyaan umum tentang hakekat bahasa yang diajarkan. Tahap ini
tidak menjawab tentang apa yang akan diajarkan atau susunan sebuah
pembelajaran
2) Tahap aplikasi kedua berhubungan dengan soal silabus. Kita tidak
mungkin mengajarkan semua materi dalam bahsa, karenanya kita
harus membuat desain pembelajaran berupa pemilihan bahan agar
mendapatkan hasil yang maksimal
3) Tahap aplikasi ketiga yaitu tahap kegiatan pembelajaran bahasa.
karena pada tahap kedua ini belum bisa membuat silabus yang lengkap
dan utuh, maka kaidah-kaidahpenyusunan silabus perlu
memperhatikan faktor Linguistik, Psikolinguistik, dan
Sosiolinguistik.6

Pengetahuan-pengetahuan sosiolinguistik bisa kita manfaatkan untuk


pedoman berkomunikasi atau berinteraksi dengan menunjukan bahasa, ragam
bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan jika kita berbicara dengan
orang tertentu maupun konteks tertentu.

5 Mamluatul Hasanah, op. cit, hlm. 76-77

6 Jis Daniel Parera, Linguistik Edukasional: Pendekatan Konsep dan Teori Pengajaran Bahasa, (Jakarta: Erlangga, 1987) hlm. 11-13

8
Berdasarkan definisi dan keterangan-keterangan mengenai sosiolinguistik kita
bisa memposisikan sosiolinguistik dalam pembelajaran bahasa arab sebagaimana
pula telah. Diantara letaknya antara lain:

1. Komunikasi bahasa

Komunikasi merupakan proses interaksi antara satu orang dengan orang lain
untuk menyampaikan suatu pesan, informasi dll. Komponen yang harus ada
didalam komunikasi antara lain: pesan, penutur, penerima, konteks dan kesadaran.

Adapun yang membedakan komunikasi secara umum dengan komunikasi


bahasa terletak pada pesannya, yaitu melalui bahasa. Posisi sosiolinguistik dalam
pembelajaran bahasa arab bagi non arab bisa dilihat dari hubungan bahasa dengan
sosial. Sosiolinguistik selain mempelajari unsur atau sistem internal bahasa arab
(seperti: fonologi, sintaksis, morfologi dll) juga mempelajari konteks diluar bahasa
arab ( seperti: Konteks, Masyarakat tutur, variasi bahasa, kelas sosial, penggunaan
bahasa, kontak bahasa, bahasa dan budaya). Jadi sosiolinguistik mempermudahkan
kita bagaimana kita berkomunikasi dengan bahasa arab. Dengan mempelajari
hakikat unsur dalam bahasa arab itu sendiri juga mempelajari unsur luar yang
meliputi bahasa arab.

2. Masyarakat tutur dan tindak tutur

Tutur merupakan bagian dari bahasa yang bisa disamakan dengan parole dan
performance, yakni bahasa dalam penggunaannya secara nyata di dalam
masyarakat. Yang dimaksud dengan masyarakat tutur yakni kelompok masyarakat
(orang) yang mempunyai verbal repertoir yang relatif sama dan mempunyai
penilaian yang sama terhadap norma-norma pemakaian bahasa yang digunakan di
dalam masyarakat itu. Dalam memahami bahasa arab, kita pun perlu memahami
masyarakat tuturnya. Masyarakat tuturpun harus mempunyai kemampuan
menggunakan bahasa dan bertutur sesuai dengan fungsi, norma-norma dan situasi
penggunaan bahasa, baik konteks situasi maupun konteks sosial. Artinya, penutur

9
benar-benar mempunyai kemampuan menggunakan bahasa arab dalam tindak
komunikasi, Bukan hanya sekedar berbicara dengan bahasa arab.

3. Variasi bahasa dan jenis bahasa

Variasai bahasa atau jenis bahasa muncul karena adanya keberagaman sosial
penutur dan keragaman fungsi bahasa itu sendiri. Dan variasi ini digunakan sebagai
alat interaksi dalam masyarakat yang beraneka ragam. Variasi bahasa bisa ditinjau
dari:

1) Segi Penutur, meliputi idiolek, dialek, kronolek, sosiolek, akrolek dll.


2) Segi penggunaannya, meliputi: digunakan untuk keperluan apa? Bagaimana
tingkat keformalannya? Serta bagaimana pula sarana penggunaanya?

Sosiolinguistik mengkaji penjenisan bahasa berdasarkan memandang dari sisi


eksternal, yakni sosiologis, sosio-politis dan sosio-psikolinguistik, bukan dari segi
internalnya. Dengan begitu sangatlah jelas terlihat posisi sosiolinguistik dalam
pembelajaran bahasa arab bagi orang Indonesia yaitu juga dengan mempelajari
berbagai macam ragam bahasa arab bisa memberikan informasi kepada kita apa
sajakah ragam dari bahasa arab? serta bagaimana penggunaan ragam bahasa arab
tersebut digunakan sebagaimana konteksnya?

4. Bilingualisme, multilingualisme dan diglosia

Bilingualisme merupakan penggunaan dua bahasa oleh masyarakat tutur


dalam pergaulannya dengan orang lain semisal bahasa jawa dan indonesia.
Multilingualisme adalah kemampuan seseorang dalam memakai dua bahasa,
semisal bahasa arab dan bahasa indonesia. Sedangkan diglosia Adalah adanya dua
variasi bahasa (lebih) dalam satu bahasa (lebih) yang hidup berdampingan dan
masing-masing mempunyai peran tertentu. Seorang bilingual tahu kapan dia harus
menggunakan bahasa pertama dan kapan menggunakan bahasa kedua yang mana
waktunya sangat bergantung pada konteks lawan tutur, topik tuturan, situasi sosial
dan kelas social.

10
Jadi dapat kita peroleh teori pembelajaran bahasa Arab berbasis
bilingualisme dan diglosia antara lain:

 Menempatkan posisi bahasa Arab di depan peserta didik sebagai bahasa ke-
2/3
 Menentukan hierarki kompetensi bahasa seseorang/masyarakat
 Menentukan hubungan bahasa ibu dan bahasa Arab (asing) dalam konteks
sosial
 Teori untuk mengukur kemapuan peserta didik dalam tingkat berbahasa
Arab
 Dalam maharah kalam. Kitabah, istima’: agar bisa menempatkan fungsi
bahasa Arab dan variasinya dalam tindak komunikasi dgn baik. Misalnya
antara fushah dan ammiyah.

5. Teori bahasa dan kebudayaan

Budaya adalah hasil dari cipta rasa dan karsa manusia yang meliputi seluruh
aspek kehidupannya. Bahasa tidak hanya menentukan budaya, tetapi juga
menentukan cara dan jalan pikiran para penuturnya secara mendalam. Hal ini
mengandung pengertian: jika suatu bangsa bahasanya berbeda dengan bangsa lain,
maka berbeda pula jalan pikirannya. Untuk menganalisa hubungan bahasa dan
budaya, bahasa harus dimaknai secara substantif, yakni manusiawi dan tingkahlaku
yang berkaitan dengan sikap dalam interaksi antar manusia.

Dengan mempelajari bahasa arab secara tidak langsung mau atau tidak
kitapun harus pula mempelajari budaya bangsa arab itu sendiri. Karena budaya akan
mencerminkan pola pikir suatu masyarakat. Dengan mempelajari budaya bangsa
arab akan mempermudah kita memahami bahasa arab. Kitapun akan mudah
memahami bahasa arab semisal penggunaan nama suatu benda pada konteks
tertentu. Semisal: Dalam budaya masyarakat Arab yang tidak begitu mengenal nasi
sebagai makanan pokok hanya ada kata ar-ruz untuk menyatakan nasi, beras, gabah,
dan padi, bahkan dalam bahasa jawa bisa, pari, gabah, baras. Las, sego, upo, dll.
Jadi karena budaya arab tidak begitu mengenal nasi, segala nama nasi pada konteks
11
tertentu akan dinamakan sama tidak terspesifikasi. Beda dengan orang Indonesia
yang sangat begitu mengenal nasi, jadi segala nama nasi pada setiap konteks
mempunyai nama tersendiri.

6. Hubungan Antara Bahasa Dan Jenis Kelamin Penutur

Untuk kajian sosiolinguistik, dalam memandang perbedaan ini secara


netral-deskriptif dengan pengertian bahwa perbedaan tersebut sebagai ciri khas
dalam sebuah masyarakat bahasa yang mencerminkan sistem sosialnya, atau
sebaliknya. Bahasa yang dipakai oleh wanita dan pria. Namun yang paling
menonjol dari bahasa arab adalah penggunaan dhamir untuk muanast dan
mudzakar. Disinilah yang membedakan bahasa yang digunakan wanita dan pria.
Posisi sosiolinguistik pada pembahasa ini bisa mempermudah kita bagaimana kita
menggunakan bahasa arab, sesuai muanastkah atau mudzakarlah.

7. Perubahan, Pergeseran Dan Pemertahanan Bahasa

Perubahan berarti identitas suatu bahasa masih terjada, namun hanya ada
perubahan baik internal maupun akibat faktor bahasa luar. Pergeseran berati suatu
bahasa menuju proses kepunahan, manakala ditinggal oleh semua masyarakat
tuturnya. dan Pegeseran merupakan awal dari sebuah kepunahan bahasa manakala
pergeseran ini bersifat permanen. Yang mana posisi sosiolinguistik selanjutnya juga
terletak pada pembahasan ini. Dengan ini kita bisa memanfaatkannya untuk:

 Barometer untuk meninjau kurikulum PBA dan materi-materi bahasa Arab


 Sebagai penjenjangan materi bahasa Arab
 Tidak terjebak pada materi bahasa klasik dan mampu menyesuaikan
perkembangan bahasa Arab yang ada di Timur Tengah
 Usaha menjaga bahasa Arab dari kepunahan

8. Kesadaran berbahasa

Merupakan sikap seseorang baik secara mandiri maupun bersama-sama


bertanggung jawab terhadap suatu bahasa sehingga menimbulkan rasa memiliki dan

12
berkemauan untuk membina dan mengembangkan bahasa tersebut. Dengan
kesadaran berbahasa arab memunculkan sikap rasa tanggung jawab, rasa memiliki
dan pembinaan terhadap bahasa arab yang juga akan memberikan motivasi dalam
belajar. Seolah kita mempunyai hak memiliki atas bahasa arab, yang rasa memiliki
bahasa merupakan kebutuhan pribadi dan kelompok yang esensial yang menyatu
dan menjadi milik pribadi, yang harus dijaga, dirawat dan dipelihara.

13
BAB III

PENUTUP

A Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Sosiolinguistik merupakan cabang Linguistik yang


bertujuan menemukan prinsip-prinsip yang mendasar didalam memahamai cara
bekerjanya bahasa dengan jalan yang lebih komprehensif dan dengan melibatkan
perhitungan pengaruh berbagai konteks sosial yang menjadi jalinannya.

Penerapan Sosiolinguistik dalam pembelajaran bahasatidak secara eksplisit


dapat kita temukan. Kita pahami bersama bahwa Sosiolinguistik merupakan salah
satu ilmu bahasa terapan yang mempelajari diantaranya tentang problematika dialek
suatu daerah dan juga topik Bilingual dan Multilingual. Kontribusi Sosiolinguistik
dalam pembelajaran bahasa dalam aplikasi linguistik dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu:

1. Tahap deskripsi Linguistik. Tahap ini memberi jawaban atas pertanyaan


umum tentang hakekat bahasa yang diajarkan. Tahap ini tidak menjawab
tentang apa yang akan diajarkan atau susunan sebuah pembelajaran
2. Tahap aplikasi kedua berhubungan dengan soal silabus. Kita tidak mungkin
mengajarkan semua materi dalam bahsa, karenanya kita harus membuat
desain pembelajaran berupa pemilihan bahan agar mendapatkan hasil yang
maksimal
3. Tahap aplikasi ketiga yaitu tahap kegiatan pembelajaran bahasa. karena
pada tahap kedua ini belum bisa membuat silabus yang lengkap dan utuh,
maka kaidah-kaidah penyusunan silabus perlu memperhatikan faktor
Linguistik, Psikolinguistik, dan Sosiolinguistik.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.uny.ac.id/8429/3/BAB%202-07205244130.pdf diakses pada Jumat,


3 Desember 2021 pukul 06:45 Wita.
Malabar, Sayama. 2015. Sosiolinguistik. Gorontalo : Ideas Publishing.
Wahyuni, Tutik. 2021. Sosiolinguistik. Klaten: Penerbit Lakeisha.
http://perinducahayaquran.blogspot.com/2012/11/sosiolinguistik-dalam
pembelajaran.html?m=1 diakses pada Minggu, 18 November 2012 di Perindu
Cahaya_Qur'an
Pradnya, Nurhapsari Paramita. 2017. Implementasi Pendekatan Sosiolinguistik
Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai