Anda di halaman 1dari 6

CARA MEMPEROLEH KOMPETENSI

DALAM BELAJAR BAHASA

RIDWAN MAULANA SIDIK


NIM. 13211020

A. PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk individu yang memiliki banyak
kemampuan untuk melakukan sesuatu. Kemampuan tersebut disebut
sebagai keahlian dalam cakupan kompetensi. Kompetensi kompetensi
yang dimiliki manusia sangatlah beragam, terlebih disesuaikan dengan
berbagai jenis keahlian yang dibutuhkan oleh lapangan pekerjaan.
Satu hal yang sangat penting yang sangat mempengaruhi
kehidupan manusia, yang menjadi syarat umum dalam kriteria kompetensi
yang wajib dimiliki oleh semua orang dari berbagai kalangan tentunya
ialah kompetensi dalam pengetahuan dan penggunaannya dalam bidang
kebahasaan.
Kompetensi kebahasaan sangat penting bagi manusia, karena
bahasa merupakan alat bagi manusia untuk berinteraksi secara verbal
maupun non verbal dengan manusia lainnya. Kemampuan dalam
penggunaan bahasa akan menentukan berhasil atau tidaknya individu
dalam menyampaikan dan mencapai maksud individu tersebut.
Kompetensi kompetensi yang harus dimiliki dalam kebahasaan telah
disampaikan oleh beberapa tokoh ternama. Namun, bagaimanakah cara
memperoleh kompetensi kompetensi tersebut ? sebenarnya kompetensi
kompetensi itu sudah dimiliki oleh manusia sejak manusia lahir ke dunia,
yang merupakan karunia dari sang Maha Pencipta. Hal tersebut
menunjukan bahwa tugas manusia hanya tinggal memupuknya sehingga
manusia dapat terampil berbahasa dalam kehidupan sehari hari. Dengan
demikian, akan dikaitkannya antara kompetensi berbahasa dengan
beberapa metode atau pendekatan dalam belajar. Berikut dalam laporan ini
akan dibahas mengenai cara dalam memupuk kompetensi kompetensi
dalam belajar bahasa yang telah ada pada diri manusia.
Diharapkan dengan dibuatnya laporan ini, akan berguna bagi
siapapun yang mengharapkan peningkatan kompetensi dalam belajar
bahasa.
Penulis akui dalam pembuatan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, segala tegur sapa demi kebaikan bersama,
penulis terima dengan senang hati. Dengan segala puji serta syukur penulis
ucapkan terima kasih.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kompetensi Bahasa
Dalam “second-generation transformational grammar” (atau G-
2) istilah kompetensi mengandung mana sebagai berikut.
“Pengetahuan pembicara – pendengar asli secara tidak sadar,
diam-diam/tidak diucapkan, intrinsik/hakiki, implisit, intuitif, dan tidak
terbatas terhadap bahasanya; informasi yang tersedia bagi seorang
pembicara yang fasih yang berhubungan dengan bahasanya yang
memungkinkannya memahami serta menghasilkan kalimat-kalimat
yang tidak pernah didengar atau diucapkan sebelumnya dan
mengadakan pembedaan antara kalimat-kalimat yang bermakna-ganda
dan yang tidak bermakna-ganda, yang ambigu dan yang tidak ambigu,
yang bersinonim dan yang tidak bersinonim, kalimat-kalimat yang
berterima dan yang tidak berterima, dan sebagainya; sistem kaidah-
kaidah yang abstrak dan tidak terbatas yang mendasari prilaku
linguistik seorang pembicara/penutur yang
mengizinkan/memungkinkannya menganalisis dan mensistesiskan
secara tepat hubungan bunyi-makna sejumlah kalimat yang tak tentu;
potensi performansi seorang pembicara-pendengar idaman/ideal yang
tidak terpengaruh oleh prilaku yang tak teramalkan atau tak dapat
diprakirakan seperti keragu-raguan, salah mula, hilangnya-ingatan,
ucapan yang jelek atau tidak rapi, dan sebagainya; tata bahasa yang
terinternalisasikan yang memberikan dasar bagi suatu teori bahasa dan
suatu model pemerian linguistik – suatu modeh tata bahasa kompetensi
(atau tata bahasa generatif) yang berupaya mempertanggungjawabkan
kompetensi linguistik.” (Chomsky 1965,1966,1958; Palmatier
1972:25). Dengan kata lain bahwa yang dimaksud kompetensi ialah
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa pada tahap
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berdasarkan pengetahuan
tentang kaidah-kaidah bahasa.
2. Macam-macam Kompetensi Bahasa
Kita dapat mengklasifikasikan kompetensi dengan berbagai cara
bergantung dari sudut mana kita memandangnya. Jika kita kaitkan
dengan bahasa, maka kecocokan akan kita dapatkan dari sudut
kompetensi kemahiran fungsional dan kompetensi komunikatif.
a. Kompetensi Kemahiran Fungsional
Dalam bidang pendidikan kedwibahasaan, William J.
Tikunoff (1985) mengemukakan contoh bagaimana cara
mengintegrasikan pengajaran isi dengan pengajaran bahasa. Dia
memberi ciri kepada siswa yang dapat berpartisipasi secara efektif
dalam pengajaran kelas dalam bahasa Inggris sebagai yang
memiliki kemahiran fungsional. Dia memberikan tiga komponen
siswa yang mempunyai kemahiran fungsional, yaitu:
 Kompetensi Partisipatif
Kemampuan untuk memberikan responsi secara memadai
terhadap tuntutan-tuntutan tugas-tugas kelas dan kaidah-kaidah
prosedural untuk menyelesaikannya.
 Kompetensi Interaksional
Kemampuan untuk memberikan responsi secara memadai
terhadap kaidah-kaidah wacana kelas dan kaidah kaidah sosial
wacana, berinteraksi secara memadai dengan teman-teman
sebaya maupun orang-orang dewasa waktu menyelesaikan
tugas kelas.
 Kompetensi Akademik
Kemampuan memperoleh keterampilan-keterampilan baru,
mengasimilasikan atau memahami informasi baru, dan
membentuk atau membangun konsep- konsep baru.
Jika kita tarik kesimpulan maka dapat kita pahami bahwa kompetensi
kemahiran fungsional ini lebih kepada keaktifan kita secara eksternal
dalam berinteraksi untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

b. Kompetensi Komunikatif
Kompetensi komunikatif adalah kemampuan untuk
menerapkan kaidah-kaidah gramatikal suatu bahasa untuk
membentuk kalimat-kalimat yang benar secara gramatikal dan
mengetahui apabila dan dimana menggunakan kalimat-kalimat
tersebut dan kepada siapa. Secara teoritis, kompetensi komunikatif
memiliki paling sedikit empat komponen, yaitu:
 Kompetensi Gramatikal
Kompetensi ini berkaitan erat dengan penguasaan sandi
bahasa, baik secara verbal maupun non verbal.
 Kompetensi Sosiolinguistik
Komponen ini meliputi kaidah-kaidah sosiostruktural
penggunaan dan kaidah-kaidah wacana. Mengalamatkan atau
mengarahkan luas/tingkat pemahaman ucapan-ucapan yang
dihasilkan dan dipahami secara tepat dan memuaskan.
 Kompetensi Wacana
Kompetensi ini berkaitan dengan penguasaan menggabungkan
bentuk-bentuk dan makna-makna gramatikal untuk mencapai
teks lisan atau tertulis yang terpadu dalam berbagai ragam
‘genre’ (tipe/jenis teks).
 Kompetensi Strategik
Kompetensi ini tersusun dari penguasaan strategi-strategi
komunikasi verbal dan non verbal yang dapat dilibatkan
kedalam tindakan.

3. Pendekatan Struktural dan komunikatif dalam Memperoleh


Kompetensi Belajar Bahasa
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran bahasa yang dilandasi oleh asumsi bahwa bahasa
sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan. Atas dasar anggapan
tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus
mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa.
Sesuai dengan yang diungkapkan mengenai kompetensi menurut
Chomsky yang secara garis besar yaitu yang dimaksud kompetensi
ialah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa pada tahap
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berdasarkan pengetahuan
tentang kaidah-kaidah bahasa. Begitu pula dengan pendekatan
komunikatif, pendekatan ini juga sangat cocok dalam upaya
memperoleh kompetensi belajar bahasa, khususnya dalam praktiknya
karena sangat mendukung dalam menerapkan kriteria dari kompetensi
kemahiran fungsional dan kompetensi komunikatif secara
berdampingan, serta menutupi kekurangan dari pendekatan struktural
yang hanya terfokus pada kompetensi bahasa dari segi intelektual.

C. PENUTUP
Kompetensi belajar bahasa adalah proses memperoleh kemampuan
dasar yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam berinteraksi
dengan menggunakan alat komunikasi yaitu bahasa guna menyampaikan
pikiran, gagasan, konsep, atau perasaan. Dalam memperoleh kompetensi
belajar bahasa memerlukan perhatian khusus dalam proses transfer
informasi dari pendidik kepada peserta didik. Salah satu cara rill yaitu
dengan memaksimalkan fungsi pendidik, pemilihan pendekatan apa yang
sesuai dengan kebutuhan. Dalam memperoleh kompetensi bahasa sangat
didukung dengan menggunakan pendekatan struktural dan komunikasi
dikarenakan memiliki asumsi dan pandangan yang sama atas kaidah-
kaidah bahasa yang wajib dimiliki sebagai sebuah keahlian. Walau tidak
menutup kemungkinan terhadap pendekatan yang lain juga memiliki
pengaruh tersendiri terhadap kompetensi belajar bahasa.

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. (2009). Pengajaran Kompetensi Bahasa.


Bandung: Angkasa.
Lestari, Ayu & Akbar, Dioka Muhammad. (2015). Teori Belajar Bahasa.
Garut: Faiz Printing Digital dan Copy Center.

Anda mungkin juga menyukai