Anda di halaman 1dari 23

KAJIAN NOVEL BIRUNYA SKANDAL

KARYA MIRA W
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah Kajian Prosa Fiksi

Dosen : Yayat Rasidi, M. Pd.

Logo

Disusun Oleh.

Ridwan Maulana Sidik

13211020

Tingkat IIA Semester III

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT 2014-2015
Jl. Pahlawan No. 32 Telp. (0262)540649
Tarogong –Garut
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Illahi Robbi, atas karunia-Nya lah saya
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kajian Prosa Fiksi. Yakni, membuat kajian
mengenai sebuah karya fiksi dan saya mengambil karya fiksi dari novelis senior, yaitu
Mira Widjaja yang berjudul Birunya Skandal yang merupakan novel yang ke-80 yang
ditulisnya.

Dan tidak lupa shalawat dan sallam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
besar kita, Muhammad saw, dan semoga sampai kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya,
tabi’in-tabi’at, dan kita sebagai umatnya. Karena atas kerja keras beliau lah ajaran yang
paling sempurna, yang paling suci, dan yang paling diridhoi Allah swt. Yakni islam,
dapat tersampaikan kepada kita umat manusia.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Prosa Fiksi yang
ditugaskan oleh Bpk. Yayat Rasidi, M. Pd.

Saya berharap makalah ini dapat diterima walaupun mungkin masih jauh dari
sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran dari pihak-pihak yang kompeten untuk
perbaikan apabila akan ditugaskan kembali tidak akan terjadi hal yang serupa dalam
kekurangan makalah ini.

Garut,13 Januari 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya
dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa
Italia novella yang berarti "sebuah kisah atau sepotong berita".

Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari
cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau
sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan
mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang
aneh dari narati tersebut.

Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur
ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.

Memahami sebuah novel bukanlah hal yang mudah, apalagi kondisi


mahasiswa sekarang jauh berbeda dengan mahasiswa zaman dahulu. Sekarang ini
mahasiswa lebih tertarik pada hal-hal yang instan. Mahasiswa lebih suka dan
tertarik pada suguhan atau tayangan televisi. Sungguhan dan tayangan televisi itu
berupa sinetron maupun film yang kesemuanya memberikan pengaruh terhadap
berkurangnya minat mahasiswa untuk membaca karya sastra atau mengapresiasi
karya sastra.

Birunya Skandal merupakan novel karya novelis jakarta yang bernama


Mira Widjaja atau yang biasa dikenal dengan Mira w.

B. Rumusan Masalah
1. Keterangan mengenai buku
2. Unsur intrinsik buku
3. Unsur ekstrinsik buku
BAB II
ISI
1. Keterangan Mengenai Buku

Judul Birunya Skandal


No. ISBN 9789792294378
Penulis Mira W.
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit April - 2013
Jumlah Halaman 320
Jenis Cover Soft Cover
Kota Terbit Jakarta
Kategori Romance
Text Bahasa Indonesia ·
Harga Rp. 45.000
2. Unsur Intrinsik Buku
A. Tokoh dan Penokohan
 Tokoh Utama (Primer)
Dalam Novel Birunya Skandal ini adalah jika melihat dari isi
cerita dan didukung oleh sinopsis dalam novel ini, tokoh
utamanya adalah Dokter Kartika Kencana dan Anggada Subianto
(Protagonis). Tokoh ini selalu muncul di setiap sisi cerita dalam
novel ini. Diceritakan Dokter Kartika memiliki paras yang tidak
terlalu cantik, namun memiliki sifat baik hati, ramah terhadap
pasien, dan berwibawa. “Parasnya tidak terlalu cantik. Tetapi air
mukanya bersih. Tatapanya ramah. Senyumnya tulus” hal 15.
Sedangkan Anggada Subianto adalah suami dari dokter kartika, ia
memiliki paras rupawan dengan pekerjaan di dunia enterprener,
dan memiliki sifat playboy berikut kutipannya “Anggada
Subianto memang tampan. Sesungguhnya tak ada wanita yang
dapat menyangkalnya. Tak ada wanita yang tidak tertarik
kepadanya dia memiliki aset yang dibutuhkan seorang penakluk
wanita. Wajahnya yang tampan dihiasi sebentuk hidung yang
mancung dan dagu yang kokoh. Matanya yang memiliki dua butir
bola mata yang cokelat bening, selalu bersorot tajam menguasai.
Tubuhnya yang tinggi tegap, dilengkapi seperangkat bahu yang
kokoh dan dada yang bidang. Dalam rengkuhan lengan-lengannya
yang berotot dan berbulu, wanita pasti merasa aman dan
nyaman”hal 31, “Dia seorang presenter acara televisi yang cukup
populer” hal 32, dan “Barangkali memang bukan kecantikan Tika
yang dikagumi Angga. Banyak pacarnya yang lebih cantik. Tapi
tidak ada yang memiliki sifat dan penampilan seperti Dokter
Kartika” hal 16 “Karena meskipun gemar berganti-ganti pacar,
cowok favorit yang dikagumi wanita ini masih takut pada ibunya”
hal 16.
 Tokoh Bawahan (Sekunder)
Yaitu, Astri, Dokter Nurdin, Dian Permata Hati, dan Andromeda.
1. Astri adalah ibu dari Anggada Subianto, ia memiliki watak
baik hati, penyayang, ketika Tika sulit mendapatkan anak,
Astri malah menawarkan untuk mengadopsi anak “
‘Adopsilah seorang anak, Tika’ ” “ ‘Anak akan mengikat
perkawinan kalian’ ” hal 37. Bijaksana dan suka memberi
nasihat “ ‘Mama tahu kamu sudah berusaha, Tika. Tetapi
kadang-kadang Tuhan berkehendak lain. Mungkin Tuhan
ingin kamu mengasuh anak yang tidak beruntung. Anak yang
tidak memiliki orang tua’ ”. Dalam cerita, Astri memiliki
penyakit gula “Astri gemmbira sekali sampai dia lupa minum
obat encoknya. Untung dia masih ingat minum obat gulanya”
hal 182
2. Dokter Nurdin Sanjaya, dia adalah seorang dokter sekaligus
seorang dosen obstetri ginekologi dan mantan kekasih Dokter
Kartika sewaktu kuliah “Tika memang tidak pernah
memikirkan perkawinan lagi sejak dikecewakan oleh Dokter
Nurdin Sanjaya, mantan dosen obstetri ginekologinya. Mereka
sudah pacaran sejak Tika masih ikut kepaniteraan klinik di
bagian kebindanan. Dan Nurdin sudah berjanji akan
menceraikan istrinya dan menikahi Tika begitu dia lulus jadi
dokter” hal 26, dia juga seseorang yang sudah tua “Mungkin
benar Nurdin mencintainya. Tika adalah wanita yang mampu
membangkitkan gairahnya di usianya yang sudah di ambang
lima puluh tahun” hal 27. Layaknya orang di usianya yang
hampir 50 tahun dan sebagai seorang dosen, gayanya pun tak
jauh berbeda “Nurdin selalu tampil serius. Kadang-kadang
malah terkesan kaku. Pakaiannya selalu rapi. Cenderung
terlalu resmi” hal 32.
3. Dian Permata Hati, adalah anak Dokter kartika dengan Angga,
namun mereka berdua bukanlah orang tua kandungnya
sekalipun Tika lah yang mengandung dan melahirkannya.
Dian adalah anak dari hasil IVF (In Vitro Fertilisation) atas
bantuan Dokter Nurdin secara sembunyi-sembunyi tanpa
sepengetahuan Angga. Yang merupakan hal yang menyalahi
etika kedokteran karena Dian bukan berasal dari sel telur Tika
dan sperma Angga “ ‘Kamu tahu aku tidak bisa
melakukannya, Tika’ desisnya antara kaget dan bingung. ‘Itu
melanggar kode etik’ “ dan “ ‘Aku mengerti, Tika! Tapi
mentransfer embrio mereka ke rahimmu? Itu gila, Tika! Tidak
etis! Tidak bermoral’ ” hal 92. Dian memang bukan anak
yang secara fisik cantik “Dahinya agak lebar. Matanya
melekuk dalam hidungnya besar. Dagunya lentik, cenderung
runcing”, “Hanya rambutnya yang ikal dan lebat. Kulitnya
pun mulus. Tapi cenderung pucat agak kekuningan” hal 113.
Meski demikian Dian bagaikan malaikat yang menyelamatkan
perkawinan Tika dan Angga, dengan adanya Dian mereka
semakin berbahagia “Dian telah mengembalikan kebahagiaan
Tika. Dan tampaknya bukan hanya Tika yang bahagia. Angga
juga.” Hal 115, Dian memiliki kelainan “Emi sedang
mengganti popok Dian. Dan dia melihat kotoran bayinya
berwarna putih seperti dempul”hal 119.
4. Andromeda (Antagonis). Dia adalah seorang wanita yang
belum genap 17 tahun usianya “ ‘Memang berapa sih
usiamu?’ tanya Angga pura-pura bodoh. ‘paling-paling juga
baru enam belas lebih enam hari’ “ hal 61. Mahasiswa Utah
State University “Dia sedang menyelesaikan kuliah
akuntansinya di Utah State University di Salt Lake City” hal
48. Andromeda memiliki profile yang jauh lebih cantik dari
Tika “Belum pernah dia melihat sosok yang begini sempurna.
Bukan hanya wajahnya saja yang cantik jelita. Tubuhnya pun
tampak demikian elok menggiurkan. Dada yang membludak.
Pinggang yang ramping. Pinggul yang penuh berisi” hal 46.
Dan Andromeda adalah skandal Anggada Subianto “ ‘Ini
bukan urusan pekerjaan, Dok,’ suara Andromeda terdengar
tegas. Tanpa malu-malu. Tanpa rasa takut. Dia benar-benar
gadis produk zaman internet. ‘Saya hamil. Dan anak ini anak
Mas Angga.’ “ hal 102-103. Andromeda dapat dikatakan
sebagai sosok antagonis karena melakukan suatu hubungan
dengan Angga yang sudah mempunyai seorang istri.
 Tokoh Komplementer (Tambahan)
1. Guntur : Anak biologis Angga dan Andromeda
2. Emi : Pengasuh Dian
3. Samin (Antagonis) : Tukang ayam potong langganan Astri ini
di anggap antagonis karena dalam cerita, samin telah
membunuh DR. Kartika Kencana “Lalu dia melakukan
gerakan yang tidak disangka-sangka. Tangan kirinya
mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya.”, “Hanya sekilas
Tika melihat kilatan benda itu. Sebelum dia merasakan sakit
yang teramat nyeri di bagian kanan atas perutnya. Nyerinya
terasa bukan hanya sekali. Tapi berkali-kali” hal 283
4. Ida : Suster
5. Suryo: Sahabat Angga
6. Dona : Teman Tika
7. Bambang Astono : Rekan Angga sewaktu menjadi presenter
8. DR. Hendarto : Dokter
9. DR. Herman : Dokter
10. DR. Eddy : Dokter IVF
11. DR. Ibnu : Dokter
12. Helena : Istri Nurdin
13. DR. Yuniarti : Dokter
14. Yusna : Putri Sulung Nurdin
B. Tema
Tema dari Novel Birunya Skandal dari Mira W ini saya kira terdapat
pada kisah keluarga dan percintaan. Yang mana dalam novel ini
menceritakan mengenai skandal-skandal yang timbul melalui
hubungan percintaan yang mengganggu terhadap keutuhan
kekeluargaan, contoh pada kutipan berikut :
Kisah cinta Tika dan Nurdin yang terlarang sebelum menikah dengan
Angga “Lebih baik mereka berpisah baik-baik. Sebelum ada yang
dirugikan. Sebelum dirinya ternoda. Sebelum timbul skandal yang
memalukan. Merugikan nama baik mereka” hal 28.
Perselingkuhan Anggada dengan Andromeda “Lalu Angga meraih
gadis itu. Menyatukan tubuh mereka. Memilikinya. Memberinya
kenikmatan yang sempurna sampai Andromeda melenguh panjang.
Mendesahkan kepuasan yang tak terperi” hal 64.
Skandal tika dengan Nurdin mengenai IVF yang melanggar kode etik “
‘Bang Nurdin punya banyak pasien IVF yang melakukan
kriopreservasi, kan ?’ pinta Tika pahit. ‘ Tolong transfer frozen embryo
mereka ke rahimku.’ “ hal 92.
Sehingga saya menyimpulkan bahwa novel ini bertemakan keluarga
dan percintaan.
C. Alur
Alur novel ini menurut saya adalah alur maju, karena berdasarkan :
 Eksposisi, dimana pada awal cerita diperkenalkan awal terjadinya
cerita berupa pertemuan Angga dengan Tika pada saat mengantar
ibunya berobat ke rumah sakit “ ‘Sudahlah, diam! Dokter Kartika
sudah datang tuh! Nanti dia bingung kenapa tekanan darah Mamah
mendadak naik!’ ”, “ ‘Itu dokternya?’ Angga melayangkan
pandangannya kepada seorang wanita yang sedang melangkah
anggun dalam balutan jas dokternya yang putih bersih. ‘Mmm...
nggak jelek.” hal 12. “Selama Dokter Kartika berbicara dengan
ibunya, Angga hanya diam mengawasi. Dia menilai. Dan
penilaiannya memang positif” hal 13.
 Generating Circumtances, di mana konflik dalam cerita mulai
muncul yang mana dalam cerita ini setelah pernikahan Angga dan
Tika,bertahun-tahun mereka masih belum dikaruniai anak, meski
sudah mencoba IVF berkali-kali “Begitu stresnya Tika sampai dia
terlihat sangat putus asa. Mengapa perempuan lain bisa hamil
begitu mudah sementara dirinya begini sulitnya?” hal 38. Dan di
saat istrinya sulit memiliki anak, Angga malah terpincut dengan
wanita lain yang dikenalnya dalam acaranya sendiri “Angga hampir
tidak mampu mengedipkan matanya. Dia takut kalau matanya
terpejam, makhluk itu sudah lenyap saat dia membuka matanya
lagi” hal 46.
 Rising Action, selanjutnya dilanjutkan dengan adanya peningkatan
ketajaman masalah yang ada dalam cerita. Angga sudah mulai
tergoda dan berniat untuk menemui Meda di Amerika, dia sampai
membohongi isterinya hingga Tika pun sempat curiga “Ada
perasaan heran dan sedikit kecurigaan menyelinap ke hati Tika
ketika suaminya permisi untuk pergi ke amerika, Angga belum
pernah pamit ke luar negeri” hal 49. Dan juga Tika yang memang
semula telah hamil namun kandungannya kembali gugur. Tika pun
mengambil jalan yang melanggar kode etik kedokteran, dan yang
mendorongnya untuk melakukan ini pun adalah kekhawatirannya
setelah melihat foto Meda yang begitu cantik. Dia meminta bantuan
Dokter Nurdin untuk melakukan IVF dengan sel telur yang telah
dibuahi orang lain tanpa sepengetahuan Angga “ ‘Bang Nurdin
punya banyak pasien IVF yang melakukan kriopreservasi, kan?’
pinta Tika pahit. ‘Tolong transfer frozen embryo mereka ke
rahimku’ “ hal 92
 Klimaks, dan puncaknya ketika semua skandal terbuka . Meda
hamil anaknya Angga dan langsung meminta tanggung jawab
Angga, dan Tika pun tahu “ ‘Saya tidak sebodoh itu!’ geram Tika
marah. ‘Mbak datang entah dari planet mana dan menuduh suami
saya ayah anak dalam rahimmu?’ “. Selanjutnya Angga tahu bahwa
Dian ternyata bukan anak kandungnya, dia merasa terbohongi dan
menyangka bahwa Tika telah membuat skandal dengan laki-laki
tua masa lalunya “ ‘Kamu memilih sperma lelaki lain di lab?
Sperma yang lebih prima daripada suamimu? Profesor dokter.
Yang IQ-nya seratus tujuh puluh?’ ” hal 147. Lalu Angga pun
meninggalkan Tika, dan menemui Meda “Ketika melihat Angga
muncul di Yellowstone setahun kemudian seperti yang pernah
dijanjikannya, mata Andromeda menjadi berkaca-kaca” hal 197
 Anti Klimaks, dimana konflik dalam cerita mulai menurun. Yakni
di saat Angga dan Tika mengurus kesibukannya masing masing.
Tak ada konflik antara mereka berdua. Yang ada hanya Tika
dengan perjuangannya menyelamatkan Dian dari penyakitnya. Dan
Angga bersama Andromeda dan Guntur anaknya dari Meda.
 Resolusi, dalam novel ini memiliki penyelesaian di akhir cerita
layaknya cerita-cerita pada umumnya. Yaitu Dian yang mulai ingin
menemui Angga, dan itu pun terjadi “Dian bukan saja terlihat
sehat. Dia malah tampak sangat gembira bersua dengan ayahnya”.
Di saat Dian bersama Angga di Amerika, begitu pula dengan Astri
yang mengantar Dian, Tika mendapat musibah yang dilakukan oleh
Samin, ayah Anita yang tidak terima atas kematian anaknya usai
dioperasi oleh Dokter Kartika, dia menusuk Tika “Lalu dia
melakukan gerakan yang tidak disangka-sangka. Tangan kirinya
mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya”, “Hanya sekilas Tika
melihat kilatan benda itu. Sebelum dia merasakan sakit yang
teramat nyeri di bagian kanan atas perutnya. Nyerinya terasa bukan
hanya sekali. Tapi berkali-kali”. Dan sebelum Tika meninggal,
Dian, Angga, dan Astri datang menemuinya dan Tika sesaat
membuka matanya dan melihat Dian dan Angga untuk terakhir
kalinya “ ‘Bangun, Ma,’ pintanya sambil mengelus rambut ibunya.
‘Dian sayang Mama’ “ hal 306, “Tika membuka matanya. Dan
menatap anaknya dengan tatapan yang hanya seorang ibu yang
mampu melakukannya” “Angga meletakkan Dian dengan hati-hati
di samping Tika. Lalu dia berlutut sambil menggenggam tangan
mantan isterinya”, “ ‘Maukah kamu menjadi istriku sekali lagi,
Tika? Maukah kamu memberiku kesempatan sekali lagi untuk
menjadi ayah Dian?’ ”, “Tika tidak menjawab. Tetapi ketika Angga
tegak di sisinya sambil masih menggenggam tangannya, matanya
seolah menatap Angga”, “Dan mungkin hanya ilusi Angga, dia
membayangkan mata Tika berkata, dia mengerti apa yang
dikatakan Angga. Dan menerimanya” hal 307.
Menurut urutan fakta-fakta pada Novel Birunya Skandal diatas,
saya memutuskan bahwa alur novel ini adalah alur maju.
D. Latar
Latar Tempat
 Kamar hotel “Tetapi suatu malam, ketika dia membawa Tika ke
kamar hotel dan mengajaknya bercinta, Tika menolaknya” hal 34
 Halaman depan tempat praktek “ ‘Malam, Dok,’ sapa Angga
sambil turun dari kap mesin mobilnya yang diparkir di halaman
depan tempat praktek Tika.” Hal 35
 Dapur “ ‘Mas,’ sela Tika terengah-engah. ‘Bisa kita pindah ke
kamar?’ “, “Apa bedanya di kamar atau di dapur?” hal 41
 Restoran “Dia membawa Tika ke restoran tempatnya memberikan
cincin pertunangan” hal 53
 Kafe “Saat itu sudah tengah malam. Tapi Angga masih menikmati
cangkir kopinya yang ketiga di sebuah kafe di bilangan Jakarta
selatan” hal 54
 Taman Nasional Yellowstone “Sudah awal bulan Mei ketika Angga
tiba di Taman Nasional Yellowstone” hal 57.
 Dalam mobil sewaan “Angga melayangkan pandangannya ke luar
melalui jendela mobil sewaannya” hal 57.
 Wilayah Mammoth Country “Tetapi ketika memasuki wilayah
Mammoth Country, cuaca tiba-tiba berubah.” Hal 58.
 Pinggir Jalan “Dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Tegak
di samping mobil itu. Dan menengadahkan kepalanya.” Hal 58.
 Hotel “Saat itu salju turun dengan lebatnya di luar hotel.” Hal 60
 Norris Geyser Basin “ Norris Geyser Basin hari itu tertutup pekat
oleh salju yang turun tidak henti-hentinya”, “Mereka sama-sama
tidak tahu bagaimana mereka menemukan tempat itu. Tetapi di
sana semuanya terjadi. Begitu cepat. Begitu mesra. Begitu indah”
hal 63
 Danau “ ‘Aku akan kembali kemari,’ terucap janji itu dari celah-
celah bibir Angga ketika dia sedang mendekap Andromeda di atas
batu di tepi Jenny Lake, salah satu danau terindah di Grand Teton.”
Hal 68
 Meja makan “Tekadnya luluh seketika. Lebih-lebih ketika di meja
makan malam itu Tika mengucapkan sesuatu yang membuat Angga
syok” hal 75
 Rumah sakit “Anggada Subianto yang terkenal ini, yang wajahnya
sudah tidak asing lagi bagi Dokter Hendarto dan paramedisnya di
rumah sakit itu, tidak kalah sedihnya dengan istrinya” hal 135
 Rumah “Tetapi sesampainya di rumah, dia melihat Tika sedang
duduk di sofa.” Hal 140
 Kamar mandi “Lama Tika duduk di lantai kamar mandi. Bersandar
ke dinding sambil memandangi pintu” hal 160
 Salon “Lalu dia pergi ke salon. Menghias wajahnya. Merapikan
rambutnya. Dan membeli gaun baru” hal 164
 Ruang operasi “Astri yang di usia senjanya harus menunggui
operasi dua orang yang amat disayanginya, hampir tidak kuat
menahan stres yang melanda. Hanya doa yang menguatkan dirinya.
Karena dia bertekad harus kuat. Harus mendampingi mereka yang
sedang berjuang menyabung nyawa di dalam ruang operasi” hal
196.
 Temple Square “ ‘Aku akan mendampingimu sampai anak kita
lahir,’ janji Angga ketika sore itu mereka sedang menelusuri
Temple Square.” Hal 202.
 Amerika “Angga memperpanjang visanya supaya bisa menetap
lebih lama di Amerika.” Hal 204
 Apartemen “Andromeda lebih sering pulang terlambat dari
kampus. Meninggalkan Angga seorang diri di apartemennya yang
sempit dan berantakan. Hanya sebuah televisi kecil yang bahkan
lebih kuno daripada TV milik pembantu Angga di rumahnya dulu
yang menemaninya” hal 205
 Kamar praktek “Dan dorongan hati seorang anak perempuan yang
cenderung melindungi ibunya, mendorong Yusna menemui Dokter
Kartika di kamar prakteknya. Dia masuk sebagai pasien terakhir”
hal 216.
 Kontrakan “Angga harus mengontrak sebuah rumah kecil yang
terletak di dalam gang. Suasana di sekitar rumah mereka lumayan
gaduh, tidak peduli siang atau malam” hal 245.
 IGD “ ‘Jangan ngobrol di sini, Mas!’ tegur perawat itu judes. ‘Ini
IGD, bukan warung kopi!’ “ hal 250
 ICU “Dia masih terbaring lemah di ruang ICU. Kesadarannya
hilang-timbul” hal 294.

Latar Suasana
 Romantis :
” ‘Maukah kamu jadi istriku, Tika?’ “ hal 26.
“Tetapi ketika mencicipi keikmatan itu, dia bahkan tidak ingin
berhenti. Dia malah ingin mengulanginya lagi. Dan lagi. Dan lagi.
Sampai Angga menggeram puas dan terkulai letih” hal 42.
“Dia membawa Tika ke restoran tempatnya memberikan cincin
pertunangan. Lalu dia memesan kamar hotel. Dan mereka
menghabiskan malam itu seperti sepasang pengantin baru” hal 53.
“Angga seperti baru tersadar dari pesona yang memukau. Yang
menyihirnya jadi batu. Dia bangkit dengan kaku dari kursinya.
Melangkah seperti zombie menghampiri istrinya. Membungkuk
dan mencium pipi Tika.” Hal 76.
 Haru bahagia :
“Ada senyum syahdu di bibir Tika. Senyum yang hanya dapat
terlukis di bibir seorang calon ibu yang bahagia, karena menyadari
sudah ada makhluk kecil di perutnya. Makhluk yang tercipta dari
tetes-tetes cinta ayah-bundanya” hal 77
“Angga tersenyum lebar. Sementara dari tempat tidurnya, Tika
mengawasi suaminya yang sedang menggendong anaknya.
Perasaan apa yang terkandung di hatinya, hanya dia yang tahu” hal
114
“Astri mengecup pipi cucunya dengan lembut. Dan bersyukur
karena Tuhan telah menganugerahkan berkat yang begitu besar
untuk keluarga Angga” hal 118
“Sungguh mengharukan melihat bagaimana Tika menyiapkan
anaknya, bahkan pada saat dia sendiri sedang menghadapinoperasi
berat” hal 192
“Angga langsung memeluk Dian. Mendekapnya erat-erat tanpa
mampu mengucapkan sepatah kata pun. Dadanya membuncah oleh
luapan kasih sayang yang berbaur dengan kerinduan dan
penyesalan” hal 286.
 Konflik :
(Konflik batin) “Lama tika merenung di dalam dunia kecilnya
malam itu. Lamaran Anggada kembali terngiang di telinganya” hal
26.
Ketika Meda datang dan mencari Angga “Dunia benar-benar sudah
berubah, pikir Tika jengkel. Gadis ini bukan hanya tidak merasa
bersalah. Dia malah berani menuntut suami orang untuk
bertanggung jawab menjadi ayah anaknya?” hal 103
Masalah Dian yang sakit “Tika menyesal sekali tidak lebih
memperhatikan bayinya. Karena sibuk, dia menyerahkan perawatan
Dian kepada pengasuhnya. Terutama kalau dia sedang praktek” hal
119.
Terbongkarnya mengenai siapa Dian “Dan kemarahan Angga
meledak”, “Dia seorang laki-laki. Tidak ada seorang suami yang
rela istrinya berhubungan dengan lelaki lain. Biarpun Cuma
memadukan sel telur dan sperma mereka di dalam cawan” hal 140.
Kesulitan ekonomi Angga yang berkewajiban mengurus Meda
yang sedang mengandung “Kata siapa cinta di atas segala-galanya?
Ternyata memang tak cukup hanya cinta. Karena tanpa dukungan
uang, cinta pun bisa hambar seperti adonan kurang bumbu.” Hal
205
 Sedih :
Ketika Angga kehilangan Guntur yang di bawa Meda “Kenapa
kamu sekejam ini, Meda, rintihnya ketika sedang duduk di lantai
kamar sambil menutup mukanya. Kamu tahu aku tidak bisa
kehilangan Guntur!” hal 258
Astri yang tak kuasa menahan kesedihannya atas tragedi
penikaman terhadap Tika “Astri tidak mampu membuka mulutnya
untuk menjawab. Dia hanya balas merangkul cucunya. Air matanya
mengalir deras ke pipinya. Dian menyeka air mata neneknya
dengan tangan kanannya yang mungil” hal 302. Dan ketika Tika
meninggal “ ‘Selamat jalan, Tika,’ bisiknya sesenggukkan. ‘Jangan
khawatirkan Dian. Mama akan menjaganya sampai helaan napas
Mama yang terakhir’ “. Hal 308
E. Diksi
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Birunya Skandal ini adalah
metafora, adanya ungkapan secara tidak langsung berupa perbandingan
analogis. Contohnya pada kutipan :
“Seberkas cahaya” hal 186, “Tersenyum pahit” hal 192, “Tersenyum
getir” hal 193, “Guyuran cinta” hal 204, “Tetapi hati ayahnya sekeras
batu gunung” hal 202, “Tetapi kesulitan ekonomi mulai mengerogoti
kebahagiaan hidup mereka” hal 204.
Lalu juga ada penggunaan bahasa-bahasa asing yang kebanyakan
digunakan dalam istilah kedokteran seperti :
“frozen embryo” hal 92, “In vitro fertilisation” hal 38, “Scanning” hal
125, “Stents” hal 125. “Butterfly vertebrae” hal 129, “Auto dominant
disorder” hal 129, “Paternity test” hsl 131.

F. Amanat
Amanat dari novel Birunya Skandal ini menurut saya ialah jangan
pernah sekali-kali kita mendekati suatu skandal terutama dalam hal
yang berkaitan dengan percintaan dan keluarga, karena resiko yang
menanti sangatlah besar. Apalagi kita tidak tahu apa yang orang lain
pikirkan tentang kita, baik atau buruk tentang kita. Mungkin menurut
kita apa yang kita lakuan adalah suatu kebaikan, namun jika ada orang
lain yang tahu dan mereka hanya tahu sedikit tentang kebenaran atau
keseluruhan hal yang kita lakukan, itu sangat merugikan kita. Maka
saya simpulkan bahwa novel Birunya Skandal ini mengamanatkan atau
menghimbau kepada kita semua agar buku ini menjadi cerminan bagi
kita agar tidak terjebak dalam skandal-skandal. Sebiru apapun skandal
pasti akan terkuak juga.
G. Sudut Pandang
Menurut saya sudut pandang pada novel Birunya Skandal ini adalah
sudut pandang orang ketiga serba tahu, karena dalam cerita tidak ada
campur tangan si penulis. Lebih banyak menggunakan sebutan nama
orang untuk menceritakan tokoh dalam cerita, tidak menggunakan
“aku”
Fakta mengenai penyebutan nama pada semua tokoh (tokoh primer
dan sekunder :
 Tika dalam kutipan “Tetapi Dokter Kartika memang bukan hanya
tersenyum pada Astri” hal 12.
 Angga dalam kutipan “Anggada mengulum senyum” hal 11
 Astri dalam kutipan “Astri menepuk paha anaknya dengan gemas
menyuruh diam” hal 12
 Nurdin dalam kutipan “Nurdin tersenyum membalas kelakar bekas
muridnya” hal 90.
 Dian dalam kutipan “Dian begitu manis. Begitu lucu.” Hal 127.
 Andromeda dalam kutipan “Andromeda merintih menahan gairah
yang bergelung di dada, ketika tangan lelaki itu menjelajahi
tempat-tempat yang paling peka di tubuhnya” hal 64.
H. Unsur Ekstrinsik
a. Unsur Ekstrinsik
Yaitu mengenai unsur-unsur di luar kebahasaan yang secara tidak
langsung ikut mempengaruhi pada novel Birunya Skandal ini adalah
adanya unsur sosial, unsur agama, dan ekonomi.
 Sosial dilihat dari karakter Tika yang sangat berjiwa sosial, ia tidak
membeda-bedakan dalam menangani pasiennya, terdapat pada
kutipan “ ‘Dokter Kartika bukan Cuma pintar,’ kata Astri setelah
dokter wanita itu masuk ke kamar prakteknya. ‘Dia ramah. Dan
tidak pernah membedakan pasien.’ “, “ ‘Pasien-pasiennya yang
bilang begitu! Dia ramah kepada semua pasiennya. Bayar atau
tidak. Pokoknya sikapnya sama. Pemeriksaannya sama. Obatnya
juga sama. Katanya dia malah pernah menegur bagian pendaftaran
rumah sakit yang menempatkan pasien tidak mampu paling
belakang, walaupun mereka datang duluan’ “ hal 13.
 Agama dilihat dari beberapa kutipan yang membawa nama tuhan di
dalamnya, diantaranya pada kutipan “Astri mengecup pipi cucunya
dengan lembut. Dan bersyukur karena Tuhan telah
menganugerahkan berkat yang begitu besar untuk keluarga Angga”
hal 118, “Tetapi jika Tuhan sudah mengizinkan Tika
mengambilnya, membesarkannya, merawatnya, mengasuhnya,
mengapa waktunya demikian singkat? atau . . . sebenarnya Tuhan
tidak mengizinkan” hal 180, “ ‘Mama ingin Dian selalu berada
disamping Mama sampai Mama pergi. Jika jadi kehendak Tuhan,
Mama ingin pergi lebih dulu’ “ hal 188
 Ekonomi dilihat dari kutipan “Tetapi juga bukan kota yang murah.
Apalagi kalau dihitung dengan rupiah. Padahal Andromeda sangat
membutuhkan duungan dana Angga, lebih-lebih saat dia sedang
hamil. Tentu saja saat itu dia juga belum tahu, Angga tidak punya
uang banyak” hal 202, “Kian hari uangnya kian menipis. Sementara
sisa tabungannya di bank juga mulai mepet” hal 203, “Tetapi
kesulitan ekonomi mulai menggerogoti kebahagiaan hidup mereka”
hal 204.
b. Biografi Pengarang

Mira Widjaja (Wong), atau


lebih dikenal dengan nama pena Mira
W. (lahir 13 September 1951; umur 63
tahun), adalah novelis Indonesia.
Terlahir dari keluarga keturunan
Tionghoa, ia dikenal sebagai salah satu
penulis novel-novel roman populer di
Indonesia. Ayahnya, Othniel, adalah
pelopor industri perfilman di Indonesia.
Mira menulis novel dengan berbagai
genre, termasuk roman, kriminal, dan kehidupan rumah sakit. Ia berprofesi
sebagai dokter sebelum menjadi penulis. Mira lahir di Jakarta pada 13
September 1951, putri dari produser film Othniel Widjaja dan istrinya; ia
adalah anak kelima dari lima bersaudara. Kakaknya, Willy Wilianto, juga
berkecimpung di dunia perfilman. Saat masih SD, Mira sudah menunjukkan
bakat menulisnya, ia sering mengirim karyanya ke majalah-majalah anak
ternama. Cerpen populer pertama Mira adalah "Benteng Kasih", yang dimuat
di majalah Femina pada tahun 1975, saat itu ia masih kuliah kedokteran di
Universitas Trisakti. Sedangkan novel pertamanya, Dokter Nona Friska,
dimuat sebagai cerita bersambung di majalah Dewi pada tahun 1977, diikuti
oleh novel keduanya, Sepolos Cinta Dini. Setahun kemudian, ia menerbitkan
Cinta Tak Pernah Berhutang. Setelah lulus dari Trisakti, Mira menjadi staf
pengajar di Universitas Moestopo. Novelnya yang paling terkenal, Di Sini
Cinta Pertama Kali Bersemi, diterbitkan pada tahun 1980. Ia terus
menghasilkan karya, berkiblat pada penulis-penulis seperti Nh. Dini, Agatha
Christie, Y. B. Mangunwijaya dan Harold Robbins. Mira, bersama dengan
Marga T, dianggap sebagai pelopor penulis keturunan Tionghoa di Indonesia,
menjadi inspirasi bagi penulis-penulis berikutnya seperti Clara Ng. Hingga
tahun 1995, Mira telah menerbitkan lebih dari 40 novel, kebanyakan di
antaranya telah diangkat menjadi film dan sinetron, termasuk Di Sini Cinta
Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, dan Permainan Bulan
Desember.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas, dapat diambil simpulan bahwa


novel Birunya Skandal ini memiliki dua tokoh utama dan salah satunya
yaitu Dokter Kartika sebagai tokoh protagonis. Empat tokoh sekunder
yaitu Astri, Doktor Nurdin, Dian Permata Hati, dan Andromeda. Dengan
Andromeda sebagai tokoh antagonis karena merupakan wanita yang
memikat hati Angga yang sudah memiliki Tika.
Dan 14 tokoh komplementer. Salah satunya berperan antagonis
karena merupakan orang yang membunuh Dokter Kartika, yaitu Samin.
Novel ini bertemakan keluarga dan percintaan, berplot atau beralur maju,
dan memiliki beragam latar baik tempat ataupun suasana. Memiliki diksi
metafora dan ada juga penyisipan kata-kata asing berkaitan dengan
kedokteran, bersudut pandang orang ke tiga serba tahu.
DAFTAR PUSTAKA
Widjaja, Mira. (2013). Birunya Skandal. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai