Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SOSIOLOGI SASTRA

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Yasnur Asri, M.Pd.

Oleh :

Riska Meliani

17017048

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis tujukan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, atas
semua nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas laporan bacaan
novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng. Tugas ini ditulis guna memenuhi salah satu
persyaratan untuk lulus mata kuliah Sosiologi Sastra.
Alasan penulis memilih novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng karena novel ini
menggambarkan cerita yang begitu kompleks dan hal yang begitu tabu dalam kehidupan
sosial. Salah satu tokoh dalam novel ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki kehidupan
seksual yang menyimpang. Ia juga merasa berada pada tubuh yang salah. Oleh sebab itu
penulis memfokuskan mengkaji pada tokoh tersebut.
Ketika penulis mengerjakan penelitian ini, penulis mengalami beberapa hambatan,
yaitu pada dari diri penulis sendiri. Penulis seringkali dihantui oleh rasa malas, sehingga
pengerjaan tugas ini seringkali berlarut-larut. Selain itu, penulis juga merasa sedikit
kebingungan pada bagian mengomentari isi novel tersebut. Penulis tidak begitu paham
bagaimana cara mengomentari suatu novel dengan menggunakan buku rujukan teori sastra
dan buku lainnya.
Penulis menyadari bahwasanya tugas laporan bacaan novel Dimsum Terakhir karya
Clara Ng ini banyak sekali kekurangannya, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari Bapak Prof. Dr. Yasnur Asri M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Sosiologi Sastr.
Akhir kata semoga tugas ini dapat menambah wawasan mengenai kesusasteraan bagi
penulis sendiri.

Padang, 21 November 2019


Penulis Laporan Bacaan,

Riska Meliani

i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
A. Pendahuluan.................................................................................................................. 1
B. Jenis Pendekatan........................................................................................................... 2
C. Hasil Kajian dan Pembahasan.................................................................................... 3
1. Menentukan tokoh dan sifatnya........................................................................... 3
2. Menentukan Permasalahan.................................................................................. 3
D. Kesimpulan.................................................................................................................... 5

ii
Potret Transman Dalam Novel Dimsum Terakhir Karya Clara Ng

A. Pendahuluan
Pendekatan mimesis adalah pendekatan yang dalam mengkaji karya sastra berupa
memahami hubungan karya sastra dengan realitas atau kenyataan. Jadi, dalam mengkaji
suatu karya sastra harus menghubungkannya dengan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab
itu, pemahaman terhadap karya sastra tidak dapat lepas dari hubungan budaya dan
masyarakatnya.
Dalam menghubungkang karya sastra dengan realitas sosial masyarakat, terlebih
1
dahulu harus dilakukan penyelidikan awal, yaitu mengkaji struktur karya tersebut.
Setelah itu, data-data struktur yang telah dikaji akan direfleksikan pada realitas sosial
masyarakatnya. Semakin tinggi tingkat kerelevanan karya sastra tersebut dengan realitas
sosial budaya masyarakatnya, maka semakin tinggi mutu karya sastra tersebut.
Clara Ng sebagai penulis novel Dimsum Terakhir banyak memasukkan unsur budaya
Tionghoa, hal itu tidak lain karena ia sendiri berasal dari etnis Tionghoa yang telah
menetap lama di Indonesia. Clara dalam setiap karyanya seringkali mengangkat tema
tentang minoritas. Dalam Dimsum Terakhir, ia menghadirkan sebuah toko perempuan
bernama Rosi. Tetapi dalam penokohannya, Rosi tidak bersifat bagaimana selayaknya
perempuan, Rosi justru memiliki sifat yang berbanding terbalik. Ia merasa jiwanya
terperangkap dalam tubuh perempuan, ia selalu ingin menjadi laki-laki, bahkan ia sampai
membenci tubuhnya sendiri.
Kajian sosiologi sastra pasti akan selalu mengaitkan antara karya sastra dengan
masyarakat pendukungnya, masyarakat sumbernya, masyarakat tujuannya, dan
masyarakat pengarangnya, (Yasnur Asri, dalam Artikel Cerminan Realitas Sosial
Masyarakat Minangkabau dalam cerpen Si Padang karya Haris Effendi Thahar). Untuk
menganalisis novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng ini penulis artikel melakukan riset
dari berbagai sumber di media online dan pengamatan dilingkungan sekitar.

B. Jenis Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan sosiologis. Objek
kajian dari pendekatan sosiologis ini adalah hubungan keterkaitan antara realitas
imajinatif atau realitas dalam karya sastra tersebut dengan realitas objektif. Untuk
mendapatkan kesimpulan, maka diperlukan teknik analisis untuk membuktikan bahwa
realitas imajinatif tersebut merupakan refleksi dari realitas objektif.
Teknik analisis ini cara kerjanya dimulai dari teks sastra itu sendiri dan faktor-faktor
sosial yang ada didalamnya. Kemudian setelah di analisis, teks sastra tersebut diujikan
kepada faktor sosial masyarakat yang menjadi pembicaraan didalamnya. Teknik analisis
ini lebih mengutamakan kepada teks sastra sebagai objek utama bahan analisis dan
realitas sosial masyarakatnya sebagai pendamping atau penunjang.
Teknik yang akan digunakan dalam telaah sosiologi sastra ini adalah analisis teks
sastra yang kemudian akan digunakan untuk mendalami secara lebih dalam lagi
fenomena sosial yang terjadi di luar teks. Dalam kajian ini, penerapan teknik analisis
2
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) menentukan tokoh berserta
sifatnya dan permasalahan yang akan dianalisi; (2) menentukan permasalahan dalam
realitas imajinatif dengan realitas sosial masyarakat.
C. Hasil Kajian dan Pembahasan
1. Menentukan tokoh dan sifatnya
Dalam novel Dimsum Terakhir karya Clara Ng memiliki empat tokoh sentral.
Keempat taokaoah tersebut merupakan empat orang wanita kembar yang memiliki watak
yang berbeda. Tokoh-tokoh tersebut memiliki perannya masing-masing. Berikut
inventarisasi peran tokoh-tokoh novel Dimsum Terakhir.
1. Tokoh Siska, memerankan karakter sebagai wanita karier metropolis yang tinggal
di Singapura.
2. Tokoh Indah, memerankan karakter seorang penulis yang memiliki rasa simpatik
yang begitu tinggi terhadap keluarganya dibandingkan saudaranya yang lain.
3. Tokoh Rosi, memerankan karakter wanita tomboi atau transman, ia membenc
tubuhnya sendiri dan selalu ingin menjadi laki-laki, ia berprofesi sebagai penjual
bunga Mawar.
4. Tokoh Novera, memerankan sebagai guru TK. Ia adalah wanita yang rapuh yang
mencoba mengatasi kegalauan hatinya dengan bercita-cita menjadi biarawati.
5. Tokoh Ayah/Nung, memerankan tokoh Ayah yang sudah sakit-sakitan.

Di sini penulis memfokuskan penelitian pada tokoh Rosi, hal tersebut dikarenakan
dari tokoh yang lainnya, tokoh Rosi lebih mengalami permasalahan batin yang
kompleks. Selain itu, permasalah yang dihadapi oleh toko Rosi masih dianggap tabu
dikalangan masyarakat Indonesia saat ini, dan Clara Ng berani membahasnya dalam
novel Dimsum Terakhir.

2. Menentukan Permasalahan
Rosi adalah tokoh yang memiliki permasalahan batin yang kompleks. Dalam
novel ini diceritakan bahwa ia seorang transman. Istilah transman mungkin terdengar
asing ditelinga masyarakat, tetapi sebenarnya ini adalah bentuk penghalusan istilah bagi
mereka yang merasa dirinya adalah laki-laki. Hal ini sering terjadi pada perempuan,
sehingga dapat juga disebut transman adalah cewek tomboy.

3
Hal tersebut di alami oleh tokoh Rosi. Data-data yang menunjang hal itu adalah
sebagai berikut

“Dharma menatap Rosi dalam diam, mengagumi perempuan yang


duduk di sebelahnya. Dia menyergap bayangan Rosi semampunya.
Perempuan itu seperti biasa mengenakan kemeja sederhana, celana
panjang, ikat pinggang, dan sepatu kets. Semuanya bernada
maskulin. Rambutnya dipotong pendek sekali, sependek laki-laki”

“Rosi adalah lelaki yang tumbuh dalam fisik perempuan. Jiwanya


laki-laki. Tubuhnya perempuan”

“Dia tampan tapi juga cantik. Dia maskulin di luar tapi hatinya
feminin. Dia Yang, yang kuat, yang terang, yang cerah. Tapi dia
terlahir sebagai Yin, yang gelap, yang tenang, yang lembut. Segala
perbedaan yang kontras itu jungkir balik. Rosi seperti lukisan yang
catnya berantakan.”

Beberapa kutipan di atas memperjelas bahwa tokoh Rosi mengalami


pergolakan jiwa yang hebat. Ia terlahir dari tubuh perempuan, tetapi
memiliki jiwa yang maskulin. Selain itu data yang mendukung tokoh Rosi
sebagai seorang transman adalah sebagai berikut.
“Rosi merasa dirinya terjebak pada fisik yang salah. Dia tidak
merasa dirinya perempuan. Jiwanya seratus persen lelaki.”

Selain itu, pada teks selanjutnya Rosi tidak lagi menggunakan nama aslinya,
ia menggunakan nama Roni sebagai penanda jati dirinya yang sebenarnya. Lihat
kutipan berikut.

“A Phing juga tahu Roni memang dilahirkan “istimewa”, tapi


sebagai sahabat terdekatnya, A Phing tidak peduli. Kedekatan
mereka sebagai sahabat memang meretas tanpa batas. Di depan A
4
Phing, Roni dapat menjadi dirinya seutuhnya. Bahkan ketika Roni
terpaksa harus keluar, A Phing-lah yang pertama kali berkenalan
dengan Roni.”

Perubahan dari nama Rosi menjadi Roni tidak begitu dijelaskan secara konkret
oleh si pengarang. Terlepas dari hal tersebut, pilihan Rosi mengganti nama menjadi Roni
adalah puncak dari pergolakan jiwanya.
Kasus yang di alami oleh tokoh Rosi di dalam novel Dimsum Terakhir karya
Clara Ng juga terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dilansir dari detik.com,
seorang transgender yang bernama Maher dulunya dilahirkan sebagai perempuan. Tetapi
dalam prosesnya, ia merasakan dirinya bukan perempuan, ia merasa jiwanya adalah laki-
laki yang terperangkap dalam tubuh perempuan. Lalu ketika kuliah ia memberanikan
dirinya untuk menjadi laki-laki.
Kasus selanjutnya, penulis mendapati seorang transman di kota Padang, tepatnya
di daerah Air Tawar. Penulis mencoba untuk mewawancarainya, tetapi ia tidak ingin
namanya aslinya dimuat. Xx (nama samaran) saat ini berusia 31 tahun merupakan
seorang perempuan yang memiliki jiwa laki-laki. Semua bentuk tubuh dan cara
berpakaiannya juga menyerupai laki-laki. Bahkan ia juga menggunakan nama laki-laki
dalam kehidupan sehari-hari.

D. Kesimpulan
Berdasarkan fakta-fakta yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
tingkat kerelevanan antara novl Dimsum Terakhir karya Clara Ng dengan realitas sosial
yang terjadi dalam masyarakat Indonesia belum terlalu tinggi, hal ini dikarenakan kasus
transman ini di Indonesia belum terlalu mencuat dibandingkan dengan transpuan, atau
laki-laki yang merubah dirinya menjadi wanita. Hal tersebut tampak dari headline berita
yang lebih banyak memuat tentang kasus laki-laki yang merubah dirinya menjadi wanita.
Meski sebetulnya dalam kehidupan sehari-hari penulis banyak menemukan wanita yang
seperti laki-laki atau transman, tapi belum terekspos media.

5
E. Daftar Pustaka
Ng, Clara. 2006. Dimsum Terakhir. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. 2010. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
WS, Hasanuddin dan Muhardi. 2006. Prosedur Analisis Fiksi: Kajian Strukturalisme.
Yayasan Citra Budaya Indonesia. Padang

Anda mungkin juga menyukai