Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS UNSUR INSTRINSIK DALAM NOVEL DUA GARIS BIRU

KARYA LUCIA PRIANDARINI

Diajukan Untuk Memenuhi syarat tugas UAS (Ujian Akhir Semester) Mata Kuliah Telaah
Novell II

Dosen pengampu :
Aryani S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:

Himmah Rosyidah
NIM 191010700029

FAKULTAS SASTRA
PRODI SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2020
ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang unsur intrinsik dalam Novel Dua Garis Biru Karya Lucia
Priandarini. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan unsur intrinsik
dalam Novel Dua Garis Biru Karya Lucia Priandarini. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif. Data penelitian ini adalah menganalisis unsur-unsur
intrinsik dalam Novel Dua Garis Biru Karya Lucia Priandarini. Data-data tersebut ditelaah
menggunakan pendekatan teori strukturalisme yang meliputi alur, penokohan, latar, tema,
amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa. Sumber data yang digunakan adalah Novel Dua Garis
Biru Karya Lucia Priandarini. Hasil analisis menunjukan bahwa Novel Dua Garis Biru Karya
Lucia Priandarini mengandung unsur instrinsik yang meliputi plot, penokohan, latar, tema,
amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa.

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
3. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 2
4. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................. 3
1. Tema ............................................................................................................................. 3
2. Tokoh Novel Dua Garis Biru ......................................................................................... 3
3. Alur Dalam Novel Dua Garis Biru ............................................................................... 14
4. Latar ............................................................................................................................ 15
5. Sudut Pandang ............................................................................................................. 15
6. Gaya Bahasa ................................................................................................................ 16
7. Amanat ........................................................................................................................ 16
BAB III ............................................................................................................................... 18
A. KESIMPULAN .............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 19
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sastra adalah hasil cipta karya manusia yang dituangkan melalui ekspresi
berupa tulisan yang indah dan bahasa sebagai perantaranya. Selain itu, sastra juga
termasuk hasil cipta karya yang diekspresikan melalui tulisan sehingga dapat dinikmati
mempunyai nilai estetis dan dapat menarik pembaca untuk menikmatinya. Sastra pada
dasarnya ungkapan pribadi manusia yang mempunyai daya tarik dengan alat bahasa
meliputi pengalaman pemikiran, perasaan, ide Sumardjo dan Saini (dalam
Rokhmansyah 2014:2).

Novel adalah cabang karya sastra yang berbentuk prosa , sebuah novel biasanya
mengisahkan atau menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi .
Menurut Nurgiyantoro (2010:11), "Novel mengemukakan sesuatu secara bebas,
menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak
melibatkan sebagai permasalahan kompleks, sebagai bentuk bebas novel memuat
sebagai unsur karya sastra yang dapat dijabarkan dengan sebagai permasalah dalam
kehidupan" . Unsur intrinsik adalah unsur luar yang berpengaruh pada novel . Unsur
ekstrinsik adalah latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan tempat atau
lokasi novel itu dikarang . Jika unsur intrinsik ada , begitu juga dengan unsur ekstrinsik
pun karena unsur intrinsik novel dan unsur ekstrinsik novel saling berhubungan satu
sama lain .

Novel dibangun berdasarkan dua unsur yakni intrinsik dan ekstrinsik. Unsur
intrinsik sebuah novel adalah unsur yang secara langsung membangun sebuah cerita.
Unsur yang dimaksud adalah: tema, penokohan, alur (plot), latar (setting) , sudut
pandang (point of view), dan gaya bahasa (style). Sedangkan unsur ekstrinsik adalah
unsur yang membangun karya sastra dari luar seperti faktor ekonomi, sosial,
pendidikan, agama, kebudayaan, politik dan tata nilai dalam masyarakat. Keterpaduan
berbagai unsur intrinsik dan ekstrinsik ini akan menjadikan sebuah novel yang sangat
bagus dan dalam memahami sebuah karya sastra harus didahului dengan memahami
unsur-unsur karya sastra tersebut, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Untuk itu, dalam
penelitian ini peneliti akan mengkaji unsur intrinsik yang terdapat dalam Novel Dua
Garis Biru Karya Lucia Priandarini.

1
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan suatu perumusan masalah.


Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah unsur intrinsik (tema, alur (plot), latar (setting), tokoh dan penokohan,
sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat) yang terdapat dalam Novel Dua Garis
Biru Karya Lucia Priandarini?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:


1. Mendeskripsikan dan menjelaskan unsur intrinsik (tema, alur (plot), latar (setting),
tokoh dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat) yang terdapat
dalam Novel Dua Garis Biru Karya Lucia Priandarini.

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan agar lebih memahami


unsur instrinsik karya sastra dari Novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur yang secara langsung membangun
sebuah cerita. Unsur yang dimaksud adalah: tema, penokohan, alur (plot), latar
(setting), sudut pandang (point of view), gaya bahasa (style) dan amanat.

1. Tema

Tema adalah ide pikiran yang menjalin suatu struktur cerita atau teks. Pada
setiap tulisan pasti mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan
dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Tema bisa berupa
persoalan moral, etika, agama, sosial budaya, teknologi, tradisi yang terkait erat
dengan masalah kehidupan. Di dalam Novel Dua Garis Biru tersebut membahas
tentang pendidikan, keluarga, percintaan pergaulan bebas.

2. Tokoh Novel Dua Garis Biru

Tokoh adalah pelaku cerita yang memiliki watak atau karakter yang berbeda.
Dengan demikian, karakter berarti ‘pelaku cerita’ dapat pula ‘perwatakan’.
Sebagaimana dikemukakan oleh Abrams (dalam Nurgiyantoro 2015:247) tokoh
cerita (character) adalah karya naratif yang di dalamnya menafsirkan serta
menampilkan seorang tokoh melalui pembaca yang memiliki kualitas moral dan
kecenderungan ekspresi yang di ucapan dan dilakukan dalam tindakan.

Tokoh-tokoh dalam Novel Dua Garis Biru adalah Bima, Dara, Rika, Yuni,
Arswendy Bening Swara, Dewi, Puput, Om Adi dan Tante Lia, Vini, Dr.Fiza Hatta,
Pong, Bu Saodah, Emir dan Danang, Kepala Sekolah, Pak Rinto, Om Ifan, Tante
Tita dan Rara, Mia, Aldi, Dian, Eni.

Berikut penokohan dalam Novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini:

A. Tokoh Protagonis
a. Bima

3
Karakter Bima digambarkan sebagai laki-laki yang bodoh, bertanggung jawab,
dan penyayang. Seperti kutipan berikut :

Bima mengatur napas, mencoba menguasai diri.


“Dara...aku janji nggak akan ninggalin kamu sendiri”. Bima hanya
mengucapkan hal yang memang seharusnya ia ucapkan. Ia sendiri tidak tahu
apakah itu cukup. Ia bahkan tidak yakin bisa cukup kuat untuk dirinya
sendiri. Apalagi untuk Dara dan kehidupan lain”. (hal 41)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh bima mempunyai karakter


bertanggung jawab. Bima tidak akan meninggalkan Dara, Bima akan mencintai
Dara dengan tulus dan memberikan rasa kasih sayangnya sehingga ia rela
melakukan segala hal apapun untuk Dara.

b. Dara
Karakter Dara digambarkan sebagai tokoh yang cantik, pintar, dan berbakat.
Seperti kutipan berikut

“Baru saja ia membuka e-mail tentang penerimaan mahasiswa baru di


Korea. Andai semua baik-baik saja, ia pasti akan segera bergegas
melengkapi syarat-syarat yang tertulis di sana. Orang lain mungkin
jengah dan bosan bersekolah, tetapi Dara mencintai kompetisi. Ia tahu
bahwa ia bisa menjadi lulusan terbaik, masuk ke Universitas negeri
favorit, lulus cumlaude, mungkin melanjutkan S2 dengan 39 beasiswa
ke Stanford. Lalu barangkali akan bekerja dan menetap di luar negeri
beberapa tahun” (hal 141)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Dara adalah anak yang


pintar, oleh karena itu dengan kepintarannya itu Dara mendapatkan beasiswa di
luar negeri.

4
c. Rika (Ibu Dara)
Karakter Rika digambarkan sebagai tokoh yang cantik, penyayang, perhatian,
emosional, dan tegas. Seperti kutipan berikut

“Ibu dara menatap anak gadisnyaa, masih menyimpan


tanya, tapi memutuskan untuk tidak memperpanjang.
“sudah makan malam?” ibunya memilih
melontarkan pertanyaan standar” (hal 24)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Rika mempunyai rasa


perhatian kepada anaknya yaitu Dara. Dengan memberikan pertanyaan
perhatian. Oleh karena itu, akhirnya Rika memilih untuk menanyakan
pertanyaan yang lain.

d. Puput (Adik Dara)


Karakter Puput dalam novel tersebut yaitu mempuyai sifat jujur, peduli, baik,
manja dan periang. Seperti kutipan berikut

“ngomong-ngomong, mama udah bilang sama lo belum, kak?” puput


mengatakannya karena tahu dara pasti tidak setuju dengan ide ibu
mereka. (115)

“jantung dara berdebar. Sepertinya tahu ini kan ke mana. Mama sering
biacara sepintas lalu soal upaya tante lia dan om adi untuk punya
keturunan.”(116)

“mama mau kasih anak lo ke mereka. Soalnya mama nggak yakin lo bisa
ngurus.” (116)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Puput menunjukkan sifat


Puput yang jujur kepada kakaknya.

e. Yuni (Ibu Bima)


Karakter Yuni digambarkan sebagai tokoh yang baik, tegas, perhatian dan
penyayang.

5
Seperti kutipan berikut

“menyadari anaknya tampak murung, Ibu Bima meletakkan sayur yang


sedang ia siang ini di meja.
Bima jarang sedih kalau pun sedang sedih, ia senang
menyembunyikannya. Tetapi kesedihan yang ia rasakan kini tidak
mampu ia simpan sendiri, tapi juga tidak bisa diceritakan.

kamu nyembunyiin apa? tanya ibu Bima.” (hal 52)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Yuni sedang


memperhatikan tingkah laku Bima yang tidak biasanya seperti itu. Maka oleh
karena itu ibu bima khawatir terhadapnya.

f. Dewi (Kakak Bima)


Karakter Dewi digambarkan memiliki watak yang pemarah, baik, pintar dan
bertanggung jawab. Seperti kutipan berikut

“Mbak Dewi aja lulus S1, nilai bagus, sempet nganggur.” (hal 148)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa Dewi orang yang pintar,


memiliki nilai yang bagus dan lulus sebagai sarjana.

g. Vinni
Karakter Vinni digambarkan sebagai tokoh yang perhatian, dan baik.
Seperti kutipan berikut

“Lo sakit banget ya? Mau balik? Mau gue panggilin Bima?” Vinni
bingung melihat sahabatnya. Dara hanya menunduk dan menggeleng.”
(hal 46)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Vinni menunjukkan rasa


perhatiannya kepada dara yang sedang sakit.

6
h. Ibu hamil
Karakter ibu hamil digambarkan sebagai tokoh yang cerewet dan sok tahu.
Seperti kutipan berikut

“Ini bu silahkan.” Ia menawarkan semangkuk buah potong kepada Ibu


Bima dan Dewi, keduanya menolak sopan.

“Ibu KB-nya dulu apa? Saya spiral juga masih kebobolan”. Si ibu hamil
bercerita tanpa ditanya, lalu tertawa sendiri.” (hal 163)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh ibu hamil menunjukkan


sifat cerewet ibu hamil yang sedang menawarkan semangkuk buah dan sambil
bercerita.

i. Dr. Fiza Hatta


Karakter Dokter Fiza Hatta digambarkan sebagai tokoh yang baik, dan
perhatian.

Seperti kutipan berikut

“Jadi kehamilan di usia Dara itu risikonya sangat tinggi. Beban kamu
dua kali lipat kehamilan di usia yang lebih siap. Tubuh kamu belum siap
untuk ini. Kamu juga butuh lebih banyak dukungan moral”. “Kamu
mesti jaga dia supaya dia nggak stres. Juga cukupi kebutuhan gizi untuk
Ibu dan Bayinya”. (hal 111)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Dr. Fiza Hatta


menunjukkan sifat yang baik dan perhatian kepada pasiennya.

j. Om Adi dan Tante Lia


Karakter Tante Lia dan Om Adi digambarkan sebagai tokoh yang mudah putus
asa dan mudah menganggap remeh.

Seperti kutipan berikut

7
“Tante sudah berkali-kali ikut program IVF. Bayi tabung. Tapi selalu
gagal,” perempuan itu berkata matanya tertuju pada bima. Seakan-akan
ingin membuat bima mengerti.

“Om akhirnya juga nggak kuat ngelihat Tante terus-menerus begitu.


Capek mental dan fisik,” Suaminya menimpali. (hal 171)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Tante Lia dan Om Adi


menunjukkan sifat putus asa dan tetap ingin mengasuh anak Dara dan Bima
tanpa memikirkan bagaimana perasaan seseorang yang telah mengandung
ketika anaknya akan diasuh orang lain, disisi lain juga karena sudah berusaha
tetapi belum juga dikaruniai anak.

k. Bu saodah
Bu Saodah di dalam novel memiliki karakter yang baik.
Seperti kutipan berikut

“Nih anterin ke rumah Ibu Saodah. Kembaliannya dua puluh ribu.”


Ibunya menyerahkan selembar dua puluh ribuan dan dua ribuan dari
dompet lusuhnya ke tangan Bima.” (hal 63)

Dari kutipan tersebut sifat Bu Saodah baik dan ramah karena membeli
gado-gado di bu Yuni tetangganya.

l. Pong (ondel-ondel)
Karakter pong dalam novel dan film memiliki karakter baik, dan suka
menolong.

Seperti kutipan berikut

“Tidak perlu persuasi lama, ondel-ondel itu menyodorkan embernya


yang berisi uang. Hasilnya mengamen sehari ini. Bima ragu-ragu
mengambilnya. Ia m asih men oleh kanan –kiri, memastikan ibu, bapak,
atau oran yang ia kenal tidak melihat.”

“Pong mendekatkan ember itu pada Bima, meyakinkan temannya.” (hal


66)

8
Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh di atas menunjukkan sifat
pong yang baik hati karena tidak satu dua kali membantu Bima, tetapi setiap
Bima membutuhkan uang pasti pong membantunya.

B. Tokoh Antagonis
a. Mila
Mila di dalam novel memiliki karakter yang jahat.
Seperti kutipan berikut

“Iya aku bisa nanya ke mbak Mila tetanggaku. Kata ibuku dia pernah
aborsi.” (Hal 60)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh tersebut terlihat jelas


karakter mbak Mila yang jahat karena melakukan hal yang tidak sewajarnya ia
lakukan dengan menggugurkan janinnya.

b. Rizki
Rizki digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter yang nakal. Seperti
kutipan berikut

“Kamu jual motormu ya? Ibu Bima menawarkan pilihan jawaban. “atau
kamu pakai narkoba, kayak si Rizki anaknya Bu Ani?”. (hal 53)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh tersebut terlihat jelas


karakter Rizki yang nakal karena pernah memakai narkoba di usianya yang
masih di bawah umur.

C. Tokoh Tritagonis
a. Rudy (ayah bima)
Rudy digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter tokoh penyabar,
penasehat, baik, bertanggung jawab, dan saleh.

Seperti kutipan berikut

9
“Kamu itu jadi cowok harus tegar, bapak malu ah kalau kamu cengeng
kayak tadi. Jangan mau nangis karena cewek”.

Bima terdiam, ini masalahnya bukan sekedar karena cewek.


“Bima yang salah pak”.
“oh..ya kalau begitu beda lagi, kamu masih sayang sama dia?” Bima
mengangguk. Ia masih tak punya nyali mengungkapkan cerita yang
sebenarnya.
Kemudian Bapak Bima menengok kanan kiri, takut rerdengar orang lain
dirumah. (55).

Dari kutipan di atas menunjukkan seorang bapak yang menasehati


anaknya agar menjadi laki-laki yang kuat, tegar, dan bertanggung jawab.

b. David Farhadi (Ayah Dara)


David Farhadi digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter yang baik,
penyayang, emosional, dan tegas.

Seperti kutipan berikut


“Jangan sentuh anak saya!”
Ayah Dara mencengkeram baju Bima, mendorongnya ke tembok.
“nggak punya otak kamu?!”
“Anak Ibu sudah macam-macamin anak saya! Anak saya pasti dipaksa!
Saya akan laporkan ke polisi!” Ayah Dara berusaha mencari
pembenaran dalam kerumitan ini. (hal 93)

Dari kutipan di atas menggambarkan karakter tokoh David Farhadi


(Ayah Dara) yang emosional ketika mengetahui anaknya hamil.

c. Emir dan Danang


Karakter tokoh Emir dan Danang digambarkan sebagai tokoh yang memiliki
sifat baik.

Seperti kutipan berikut

10
”Mir, ingat mbak Mila nggak? yang ngegugurin kandungannya dulu?
Dimana ya tempat dia ngegugurin?”
“oh iya bener tuh si Mila, ngurutnya di Emak Naim.”
Emir kemudian memberitahukan patokan arah ke rumah Emak Naim.
(hal 64 )

Dari kutipan di atas menggambarkan karakter tokoh di atas sifat Emir


dan Danang terlihat jelas memiliki sifat baik memberitahu alamat Emak Naim
kepada Bima.

d. Kepala Sekolah
Karakter kepala sekolah digambarkan sebagai tokoh yang mempunai sifat tegas.
Seperti kutipan berikut

Kepala Sekolah yang sejak tadi hanya berdiri di sisi ruangan berkata
diplomatis, “tadi saya tidak bicara begitu, bu. Kalau secara aturan,
sekolah ini tidak boleh mengeluarkan siswa. Tapi sekarang Dara yang
harus menanggung risikonya. Apa mentalnya siap?”. (hal 96)

Dari kutipan di atas menggambarkan karakter tokoh tersebut


menunjukkan bahwa sifat kepala sekolah yang tegas dengan aturan sekolah
yang sudah di tentukan.

e. Pak Rinto
Karakter Pak Rinto digambarkan sebagai tokoh yang memiliki sifat yang Baik
dan peduli pada siswanya.

Seperti kutipan berikut

Bima dan Pak Rinto berdiri bersisihan di depan ruang UKS. Sesekali
Pak Rinto melirik Bima yang mondar mandir dan menyeka keringat
dengan lengan bajunya.

11
“Bim, temani Dara sebentar, ya.” Suara Pak Rinto terdengar seperti
ingin menenangkan Bima. Cowok itu hanya mengangguk. (hal 87)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Pak Rinto menunjukkan


sifat baik dan peduli kepada Dara yang sedang di UKS, dan meminta Bima
untuk bergantian menjaganya.

f. Mia
Mia digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter yang pintar.
Seperti kutipan berikut

“Dara dan Mia yang nilainya memang hampir selalu 100 berdiri”. (hal
8)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Mia yang pintar.

g. Eni
Eni digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter baik dan bertanggung
jawab.

Seperti kutipan berikut

“Eni, tolong buatkan minum ya,” Ayah Dara berseru pada asisten rumah
tangga. (hal 128)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Eni yang baik dan


bertanggung jawab dengan pekerjaannya sebagai asisten rumah tangga.

h. Om Ifan
Om Ifan digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter laki-laki baik.
Seperti kutipan berikut

12
“Om Ifan lagi cari pegawai di tokonya tuh. Bagian administrasi,”
Katanya. (hal 83).

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Om Ifan memiliki karakter


yang baik karena menawarkan pekerjaan kepada Bima.

i. Tante Tita dan Rara


Tante Tita dan Rara digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter baik
dan pandai.

Seperti kutipan berikut

“Puput segera menggeleng kuat-kuat. “Mama yang mau, kan? Soalnya


anak Tante Tita juga ikut gymnastic.”
Dara ingat pernah beberapa kali mendengar ibunya memuji Rara, anak
Tante Tita, teman ibunya, yang jago senam. Sudah dapat piala di usia
lima tahun. (hal 35)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Tante Tita sangat


mendukung apa kemauan anaknya dan selalu mendukung bakat yang di miliki
Rara tanpa paksaan dari siapapun.

j. Dian
Dian digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter yang baik. Seperti
kutipan berikut

“Bima lupa-lupa ingat akan ada acara apa di rumah Dian. Kalau tidak
salah syukuran ulang tahunnya yang ke-17.” (hal 80)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh Dian memiliki karakter


yang baik kepada teman-temannya untuk menghadiri acara syukuran di
rumahnya.

13
k. Aldi
Aldi digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter cuek.
Seperti kutipan berikut

“Makanya, gue kesel banget sama Aldi. Masa dia nggak bales message
gue, tapi masih online di IG...” Dara mendengar, tapi tidak
mendengarkan curhatan Vinni. (hal 45)

Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh tersebut terlihat jelas sifat


Aldi yang cuek kepada Vinni karena messagenya tidak dibalas.

3. Alur Dalam Novel Dua Garis Biru

Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa


sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan melalui para pelaku dalam suatu
cerita. Alur yang terdapat dalam Novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini
adalah maju, dimana cerita dari pengenalan, konflik, dan penyelesaian masalah
secara runtut dan jelas. Cerita disusun berdasarkan urutan waktu yang berjalan
kedepan. Bukan berbalik kemasa lalu atau lampau. Hal ini sesuai dengan pendapat
Nurgiyantoro (2007:153), "alur maju yaitu apabila pengarang dalam mengurutkan
peristiwa-peristiwa itu menggunakan urutan waktu yang maju dan lurus. Artinya
peristiwa-peristiwa itu diawali dengan pengenalan masalah dan diakhiri dengan
pemecahan masalah.

Cerita dimulai dari pemunculan tokoh-tokoh yang bernama Dara, Bima, Puput,
ibu Dara, Bapak Dara, Ibu Bima, Bapak Bima.Kemudian konflik mulai
dimunculkan saat Dara sedang pingsan di sekolahan kareena sedang bermain basket
dan bolanya mengenai kepala Dara oleh karena itu sakitnya menuju perutnya,
membuatnya berteriak, "Bayi kita gimana?" Orangtua mereka datang, lalu ibu Dara
mengetahui tentang kehamilan Dara dari kepala sekolah Dara. Kemudian konflik
semakin berkembang saat orang tua Bima juga mengetahui kabar tersebut. Kedua
orang tua mereka sangat malu dan kecewa sementara ayah Dara mengepalkan
tangan rasanya ingin menonjok muka Bima. Kemudian puncak masalah saat Dara
akan melahirkan anaknya, orang tua Dara berencana akan memberikan anaknya

14
Dara kepada tantenya Dara tetapi keluarga Bima tidak menyetujui rencana mereka
karena bagaimanapun itu anak Bima juga. Setelah menuai konflik yang panjang
akhirnya saat yang dinantikan tiba Dara melahirkan putranya yang diberi nama
Adam, Adam akan tinggal bersama Bima dan keluarga Bima sedangkan Dara akan
melanjutkan mengejar mimpinya yaitu kuliah di Korea.

4. Latar

Latar adalah peristiwa yang meliputi ruang, waktu serta suasana yang terjadi
dalam sebuah karya sastra. Di dalam novel dan film Dua Garis Biru terdapat latar
waktu, tepat, dan suasana yang digunakan. Cerita pada novel Dua Garis Biru karya
Lucia Priandarini memiliki latar tempat di sekolahan, di ruang UKS, dikamar Dara,
dirumah Bima, dan di Rumah Sakit. Latar waktu adalah saat dimana tokoh dalam
novel melakukan sesuatu pada saat kejadian. Misalnya: pagi hari, siang hari, sore
hari, malam hari bisa juga kapan peristiwa itu terjadi, bisa dimasa lalu, masa
sekarang, ataupun prediksi masa depan. Latar waktu dalam cerita novel Dua Garis
Biru karya Lucia Priandarini sudah tertera didalamnya melalui kutipan kutipan
cerita yang disajikan. Seperti kutipan berikut:

“Sore menjelang malam, Dara baru selesai mandi. Gadis itu menaiki
tangga sempit kekamar Bima dilantai atas. Tadi Bima kepasar sebentar,
membelikan peralatan mandi serta pakaian dalam seperlunya untuk

Dara.” 101

Dari kutipan di atas menunjukkan latar waktu (sore menjelang malam)


dan latar tempat (ke pasar).

5. Sudut Pandang

Sudut pandang merupakan cara suatu cerita dikisahkan atau pandangan yang
dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tidakan, latar, dan
berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam suatu karya kepada pembaca
(Abrams, 1981: 142). Sudut pandang dalam fiksi mempersoalkan siapa yang

15
menceritakan atau dari posisi mana atau siapa peristiwa dan tindakan tersebut
dilihat. Ada beberapa pembagian, yaitu sudut pandang orang pertama, sudut
pandang orang ketiga, dan sudut pandang campuran.

Sudut pandang yang terdapat pada Novel Dua Garis Biru adalah sudut pandang
campuran, karena Pengarang menempatkan dirinya bergantian dari satu tokoh ke
tokoh lain dengan sudut pandang yang berbeda-beda. “aku”, “kamu”, “kami”,

“mereka”, dan “ia” atau “dia”.

6. Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan cara khas yang digunakan seorang penulis dalam
menuangkan gagasan yang dimilikinya dalam bentuk karya sastra melalui media
tulisan. Tulisan yang ditulis tersebut sedemikian rupa disusun dengan menggunakan
kata-kata yang tidak secara langsung menyatakan makna aslinya. Penulis dengan
cekatannya memainkan kata-kata sehingga membuat semakin indah sebuah tulisan
tersebut. Menurut Endraswara (2003:73), menyatakan bahwa ”Gaya bahasa
merupakan seni yang dipengaruhi oleh nurani”. Dapat dipahami bahwa, gaya
bahasa adalah suatu seni atau keindahan yang diperoleh dan menyatu dengan
perasaan seorang penulis.

Dalam sebuah karya sastra berbentuk novel tentunya terdapat jenis-jenis gaya
bahasa tersendiri. Menurut Tarigan (2009:5), menyatakan bahwa ”Gaya bahasa
dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: 1) gaya bahasa perbandingan, 2) gaya
bahasa perulangan, 3) gaya bahasa pertentangan, dan 5) gaya bahasa pertautan.

Gaya bahasa yang terdapat pada Novel Dua Garis Biru adalah gaya bahasa
perbandingan dan gaya bahasa pertentangan.

7. Amanat

Amanat merupakan pesan moral yang terkandung di dalam cerita yang ingin
disampaikan dari seorang pengarang kepada pembacanya. Eneste (1991:57)
mengemukakan amanat merupakan sebuah kata yang memiliki arti pesan, nasihat,

16
atau keterangan. Amanat pada dasarnya menjadi pendirian, sikap, atau pendapat
seorang pengarang mengenai inti dari persoalan. Secara umum amanat atau pesan
moral biasanya disampaikan melalui obrolan harian dan juga sering ditemukan
dalam cerita. Dalam cerita, amanat berarti nasihat yang disampaikan penulis
melalui karyannya.

Amanat yang terdapat pada Novel Dua Garis Biru adalah

1. Harus siap bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukan.

2. Mengikuti pergaulan yang sewajar-wajarnya.

3. Pendekatan orang tua kepada anak juga berpengaruh terhadap sifat dan sikap
anak.

4. Sebesar apapun amarah orang tua kepada anaknya, mereka akan selalu
memaafkan.

5. Waktu terus berjalan lakukan apa yang semestinya.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas,


disimpulkan bahwa unsur intrinsik dalam Novel Dua Garis Biru Karya Lucia
Priandarini adalah sebagai berikut.

1. Tema di dalam Novel Dua Garis Biru tersebut membahas tentang pendidikan,
keluarga, percintaan pergaulan bebas.

2. Tokoh-tokoh dalam Novel Dua Garis Biru adalah Bima, Dara, Rika, Yuni, Rudy,
Dewi, Puput, Om Adi dan Tante Lia, Vini, Dr.Fiza Hatta, Pong, Mila, Rizki, Bu
Saodah, Emir dan Danang, Kepala Sekolah, Pak Rinto, Om Ifan, Ibu Hamil, Tante
Tita dan Rara, Mia, Aldi, Dian, Eni.

3. Alur yang terdapat dalam Novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini adalah
maju, dimana cerita dari pengenalan, konflik, dan penyelesaian masalah secara
runtut dan jelas.

4. Di dalam novel dan film Dua Garis Biru terdapat latar waktu, tepat, dan suasana
yang digunakan.

5. Sudut pandang yang terdapat pada Novel Dua Garis Biru adalah sudut pandang
campuran.

6. Gaya bahasa yang terdapat pada Novel Dua Garis Biru adalah gaya bahasa
perbandingan dan gaya bahasa pertentangan.
7. Amanat yang terdapat pada Novel Dua Garis Biru adalah Harus siap bertanggung
jawab terhadap apa yang sudah dilakukan.

18
DAFTAR PUSTAKA

PRIANDARINI, LUCIA, dan GINA S. NOER. 2019. DUA GARIS BIRU. Jakarta. PT Gramdia Utama Jakarta

ANISKURLI, SYIFA. 2020. EKRANISASI NOVEL DUA GARIS BIRU KARYA LUCIA PRIANDARINI KE BENTUK

FILM DUA GARIS BIRU KARYA GINA S. NOER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA

DI SMA. PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL.

H WAHYUNI, ELIZABET. 2017. ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK NOVEL SURA T KECIL

UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR SEBAGAI SUMBANGAN MATERI BAGI PENGAJARAN SASTRA.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG.

AYU SAPUTRI, ADELIA. 2021. PERGAULAN SEKSUAL DALAM NOVEL DUA GARIS BIRU KARYA LUCIA
PRIANDARINI : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA SEBAGAI BAHAN AJAR SISWA SMA KELAS XII.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

19

Anda mungkin juga menyukai