Diajukan Untuk Memenuhi syarat tugas UAS (Ujian Akhir Semester) Mata Kuliah Telaah
Novell II
Dosen pengampu :
Aryani S.Pd., M.Pd
Disusun oleh:
Himmah Rosyidah
NIM 191010700029
FAKULTAS SASTRA
PRODI SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2020
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang unsur intrinsik dalam Novel Dua Garis Biru Karya Lucia
Priandarini. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan unsur intrinsik
dalam Novel Dua Garis Biru Karya Lucia Priandarini. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif. Data penelitian ini adalah menganalisis unsur-unsur
intrinsik dalam Novel Dua Garis Biru Karya Lucia Priandarini. Data-data tersebut ditelaah
menggunakan pendekatan teori strukturalisme yang meliputi alur, penokohan, latar, tema,
amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa. Sumber data yang digunakan adalah Novel Dua Garis
Biru Karya Lucia Priandarini. Hasil analisis menunjukan bahwa Novel Dua Garis Biru Karya
Lucia Priandarini mengandung unsur instrinsik yang meliputi plot, penokohan, latar, tema,
amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
3. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 2
4. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................. 3
1. Tema ............................................................................................................................. 3
2. Tokoh Novel Dua Garis Biru ......................................................................................... 3
3. Alur Dalam Novel Dua Garis Biru ............................................................................... 14
4. Latar ............................................................................................................................ 15
5. Sudut Pandang ............................................................................................................. 15
6. Gaya Bahasa ................................................................................................................ 16
7. Amanat ........................................................................................................................ 16
BAB III ............................................................................................................................... 18
A. KESIMPULAN .............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sastra adalah hasil cipta karya manusia yang dituangkan melalui ekspresi
berupa tulisan yang indah dan bahasa sebagai perantaranya. Selain itu, sastra juga
termasuk hasil cipta karya yang diekspresikan melalui tulisan sehingga dapat dinikmati
mempunyai nilai estetis dan dapat menarik pembaca untuk menikmatinya. Sastra pada
dasarnya ungkapan pribadi manusia yang mempunyai daya tarik dengan alat bahasa
meliputi pengalaman pemikiran, perasaan, ide Sumardjo dan Saini (dalam
Rokhmansyah 2014:2).
Novel adalah cabang karya sastra yang berbentuk prosa , sebuah novel biasanya
mengisahkan atau menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi .
Menurut Nurgiyantoro (2010:11), "Novel mengemukakan sesuatu secara bebas,
menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak
melibatkan sebagai permasalahan kompleks, sebagai bentuk bebas novel memuat
sebagai unsur karya sastra yang dapat dijabarkan dengan sebagai permasalah dalam
kehidupan" . Unsur intrinsik adalah unsur luar yang berpengaruh pada novel . Unsur
ekstrinsik adalah latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan tempat atau
lokasi novel itu dikarang . Jika unsur intrinsik ada , begitu juga dengan unsur ekstrinsik
pun karena unsur intrinsik novel dan unsur ekstrinsik novel saling berhubungan satu
sama lain .
Novel dibangun berdasarkan dua unsur yakni intrinsik dan ekstrinsik. Unsur
intrinsik sebuah novel adalah unsur yang secara langsung membangun sebuah cerita.
Unsur yang dimaksud adalah: tema, penokohan, alur (plot), latar (setting) , sudut
pandang (point of view), dan gaya bahasa (style). Sedangkan unsur ekstrinsik adalah
unsur yang membangun karya sastra dari luar seperti faktor ekonomi, sosial,
pendidikan, agama, kebudayaan, politik dan tata nilai dalam masyarakat. Keterpaduan
berbagai unsur intrinsik dan ekstrinsik ini akan menjadikan sebuah novel yang sangat
bagus dan dalam memahami sebuah karya sastra harus didahului dengan memahami
unsur-unsur karya sastra tersebut, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Untuk itu, dalam
penelitian ini peneliti akan mengkaji unsur intrinsik yang terdapat dalam Novel Dua
Garis Biru Karya Lucia Priandarini.
1
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah unsur intrinsik (tema, alur (plot), latar (setting), tokoh dan penokohan,
sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat) yang terdapat dalam Novel Dua Garis
Biru Karya Lucia Priandarini?
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur yang secara langsung membangun
sebuah cerita. Unsur yang dimaksud adalah: tema, penokohan, alur (plot), latar
(setting), sudut pandang (point of view), gaya bahasa (style) dan amanat.
1. Tema
Tema adalah ide pikiran yang menjalin suatu struktur cerita atau teks. Pada
setiap tulisan pasti mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan
dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Tema bisa berupa
persoalan moral, etika, agama, sosial budaya, teknologi, tradisi yang terkait erat
dengan masalah kehidupan. Di dalam Novel Dua Garis Biru tersebut membahas
tentang pendidikan, keluarga, percintaan pergaulan bebas.
Tokoh adalah pelaku cerita yang memiliki watak atau karakter yang berbeda.
Dengan demikian, karakter berarti ‘pelaku cerita’ dapat pula ‘perwatakan’.
Sebagaimana dikemukakan oleh Abrams (dalam Nurgiyantoro 2015:247) tokoh
cerita (character) adalah karya naratif yang di dalamnya menafsirkan serta
menampilkan seorang tokoh melalui pembaca yang memiliki kualitas moral dan
kecenderungan ekspresi yang di ucapan dan dilakukan dalam tindakan.
Tokoh-tokoh dalam Novel Dua Garis Biru adalah Bima, Dara, Rika, Yuni,
Arswendy Bening Swara, Dewi, Puput, Om Adi dan Tante Lia, Vini, Dr.Fiza Hatta,
Pong, Bu Saodah, Emir dan Danang, Kepala Sekolah, Pak Rinto, Om Ifan, Tante
Tita dan Rara, Mia, Aldi, Dian, Eni.
Berikut penokohan dalam Novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini:
A. Tokoh Protagonis
a. Bima
3
Karakter Bima digambarkan sebagai laki-laki yang bodoh, bertanggung jawab,
dan penyayang. Seperti kutipan berikut :
b. Dara
Karakter Dara digambarkan sebagai tokoh yang cantik, pintar, dan berbakat.
Seperti kutipan berikut
4
c. Rika (Ibu Dara)
Karakter Rika digambarkan sebagai tokoh yang cantik, penyayang, perhatian,
emosional, dan tegas. Seperti kutipan berikut
“jantung dara berdebar. Sepertinya tahu ini kan ke mana. Mama sering
biacara sepintas lalu soal upaya tante lia dan om adi untuk punya
keturunan.”(116)
“mama mau kasih anak lo ke mereka. Soalnya mama nggak yakin lo bisa
ngurus.” (116)
5
Seperti kutipan berikut
“Mbak Dewi aja lulus S1, nilai bagus, sempet nganggur.” (hal 148)
g. Vinni
Karakter Vinni digambarkan sebagai tokoh yang perhatian, dan baik.
Seperti kutipan berikut
“Lo sakit banget ya? Mau balik? Mau gue panggilin Bima?” Vinni
bingung melihat sahabatnya. Dara hanya menunduk dan menggeleng.”
(hal 46)
6
h. Ibu hamil
Karakter ibu hamil digambarkan sebagai tokoh yang cerewet dan sok tahu.
Seperti kutipan berikut
“Ibu KB-nya dulu apa? Saya spiral juga masih kebobolan”. Si ibu hamil
bercerita tanpa ditanya, lalu tertawa sendiri.” (hal 163)
“Jadi kehamilan di usia Dara itu risikonya sangat tinggi. Beban kamu
dua kali lipat kehamilan di usia yang lebih siap. Tubuh kamu belum siap
untuk ini. Kamu juga butuh lebih banyak dukungan moral”. “Kamu
mesti jaga dia supaya dia nggak stres. Juga cukupi kebutuhan gizi untuk
Ibu dan Bayinya”. (hal 111)
7
“Tante sudah berkali-kali ikut program IVF. Bayi tabung. Tapi selalu
gagal,” perempuan itu berkata matanya tertuju pada bima. Seakan-akan
ingin membuat bima mengerti.
k. Bu saodah
Bu Saodah di dalam novel memiliki karakter yang baik.
Seperti kutipan berikut
Dari kutipan tersebut sifat Bu Saodah baik dan ramah karena membeli
gado-gado di bu Yuni tetangganya.
l. Pong (ondel-ondel)
Karakter pong dalam novel dan film memiliki karakter baik, dan suka
menolong.
8
Kutipan diatas menggambarkan bahwa tokoh di atas menunjukkan sifat
pong yang baik hati karena tidak satu dua kali membantu Bima, tetapi setiap
Bima membutuhkan uang pasti pong membantunya.
B. Tokoh Antagonis
a. Mila
Mila di dalam novel memiliki karakter yang jahat.
Seperti kutipan berikut
“Iya aku bisa nanya ke mbak Mila tetanggaku. Kata ibuku dia pernah
aborsi.” (Hal 60)
b. Rizki
Rizki digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter yang nakal. Seperti
kutipan berikut
“Kamu jual motormu ya? Ibu Bima menawarkan pilihan jawaban. “atau
kamu pakai narkoba, kayak si Rizki anaknya Bu Ani?”. (hal 53)
C. Tokoh Tritagonis
a. Rudy (ayah bima)
Rudy digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter tokoh penyabar,
penasehat, baik, bertanggung jawab, dan saleh.
9
“Kamu itu jadi cowok harus tegar, bapak malu ah kalau kamu cengeng
kayak tadi. Jangan mau nangis karena cewek”.
10
”Mir, ingat mbak Mila nggak? yang ngegugurin kandungannya dulu?
Dimana ya tempat dia ngegugurin?”
“oh iya bener tuh si Mila, ngurutnya di Emak Naim.”
Emir kemudian memberitahukan patokan arah ke rumah Emak Naim.
(hal 64 )
d. Kepala Sekolah
Karakter kepala sekolah digambarkan sebagai tokoh yang mempunai sifat tegas.
Seperti kutipan berikut
Kepala Sekolah yang sejak tadi hanya berdiri di sisi ruangan berkata
diplomatis, “tadi saya tidak bicara begitu, bu. Kalau secara aturan,
sekolah ini tidak boleh mengeluarkan siswa. Tapi sekarang Dara yang
harus menanggung risikonya. Apa mentalnya siap?”. (hal 96)
e. Pak Rinto
Karakter Pak Rinto digambarkan sebagai tokoh yang memiliki sifat yang Baik
dan peduli pada siswanya.
Bima dan Pak Rinto berdiri bersisihan di depan ruang UKS. Sesekali
Pak Rinto melirik Bima yang mondar mandir dan menyeka keringat
dengan lengan bajunya.
11
“Bim, temani Dara sebentar, ya.” Suara Pak Rinto terdengar seperti
ingin menenangkan Bima. Cowok itu hanya mengangguk. (hal 87)
f. Mia
Mia digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter yang pintar.
Seperti kutipan berikut
“Dara dan Mia yang nilainya memang hampir selalu 100 berdiri”. (hal
8)
g. Eni
Eni digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter baik dan bertanggung
jawab.
“Eni, tolong buatkan minum ya,” Ayah Dara berseru pada asisten rumah
tangga. (hal 128)
h. Om Ifan
Om Ifan digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter laki-laki baik.
Seperti kutipan berikut
12
“Om Ifan lagi cari pegawai di tokonya tuh. Bagian administrasi,”
Katanya. (hal 83).
j. Dian
Dian digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter yang baik. Seperti
kutipan berikut
“Bima lupa-lupa ingat akan ada acara apa di rumah Dian. Kalau tidak
salah syukuran ulang tahunnya yang ke-17.” (hal 80)
13
k. Aldi
Aldi digambarkan sebagai tokoh yang memiliki karakter cuek.
Seperti kutipan berikut
“Makanya, gue kesel banget sama Aldi. Masa dia nggak bales message
gue, tapi masih online di IG...” Dara mendengar, tapi tidak
mendengarkan curhatan Vinni. (hal 45)
Cerita dimulai dari pemunculan tokoh-tokoh yang bernama Dara, Bima, Puput,
ibu Dara, Bapak Dara, Ibu Bima, Bapak Bima.Kemudian konflik mulai
dimunculkan saat Dara sedang pingsan di sekolahan kareena sedang bermain basket
dan bolanya mengenai kepala Dara oleh karena itu sakitnya menuju perutnya,
membuatnya berteriak, "Bayi kita gimana?" Orangtua mereka datang, lalu ibu Dara
mengetahui tentang kehamilan Dara dari kepala sekolah Dara. Kemudian konflik
semakin berkembang saat orang tua Bima juga mengetahui kabar tersebut. Kedua
orang tua mereka sangat malu dan kecewa sementara ayah Dara mengepalkan
tangan rasanya ingin menonjok muka Bima. Kemudian puncak masalah saat Dara
akan melahirkan anaknya, orang tua Dara berencana akan memberikan anaknya
14
Dara kepada tantenya Dara tetapi keluarga Bima tidak menyetujui rencana mereka
karena bagaimanapun itu anak Bima juga. Setelah menuai konflik yang panjang
akhirnya saat yang dinantikan tiba Dara melahirkan putranya yang diberi nama
Adam, Adam akan tinggal bersama Bima dan keluarga Bima sedangkan Dara akan
melanjutkan mengejar mimpinya yaitu kuliah di Korea.
4. Latar
Latar adalah peristiwa yang meliputi ruang, waktu serta suasana yang terjadi
dalam sebuah karya sastra. Di dalam novel dan film Dua Garis Biru terdapat latar
waktu, tepat, dan suasana yang digunakan. Cerita pada novel Dua Garis Biru karya
Lucia Priandarini memiliki latar tempat di sekolahan, di ruang UKS, dikamar Dara,
dirumah Bima, dan di Rumah Sakit. Latar waktu adalah saat dimana tokoh dalam
novel melakukan sesuatu pada saat kejadian. Misalnya: pagi hari, siang hari, sore
hari, malam hari bisa juga kapan peristiwa itu terjadi, bisa dimasa lalu, masa
sekarang, ataupun prediksi masa depan. Latar waktu dalam cerita novel Dua Garis
Biru karya Lucia Priandarini sudah tertera didalamnya melalui kutipan kutipan
cerita yang disajikan. Seperti kutipan berikut:
“Sore menjelang malam, Dara baru selesai mandi. Gadis itu menaiki
tangga sempit kekamar Bima dilantai atas. Tadi Bima kepasar sebentar,
membelikan peralatan mandi serta pakaian dalam seperlunya untuk
Dara.” 101
5. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan cara suatu cerita dikisahkan atau pandangan yang
dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tidakan, latar, dan
berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam suatu karya kepada pembaca
(Abrams, 1981: 142). Sudut pandang dalam fiksi mempersoalkan siapa yang
15
menceritakan atau dari posisi mana atau siapa peristiwa dan tindakan tersebut
dilihat. Ada beberapa pembagian, yaitu sudut pandang orang pertama, sudut
pandang orang ketiga, dan sudut pandang campuran.
Sudut pandang yang terdapat pada Novel Dua Garis Biru adalah sudut pandang
campuran, karena Pengarang menempatkan dirinya bergantian dari satu tokoh ke
tokoh lain dengan sudut pandang yang berbeda-beda. “aku”, “kamu”, “kami”,
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan cara khas yang digunakan seorang penulis dalam
menuangkan gagasan yang dimilikinya dalam bentuk karya sastra melalui media
tulisan. Tulisan yang ditulis tersebut sedemikian rupa disusun dengan menggunakan
kata-kata yang tidak secara langsung menyatakan makna aslinya. Penulis dengan
cekatannya memainkan kata-kata sehingga membuat semakin indah sebuah tulisan
tersebut. Menurut Endraswara (2003:73), menyatakan bahwa ”Gaya bahasa
merupakan seni yang dipengaruhi oleh nurani”. Dapat dipahami bahwa, gaya
bahasa adalah suatu seni atau keindahan yang diperoleh dan menyatu dengan
perasaan seorang penulis.
Dalam sebuah karya sastra berbentuk novel tentunya terdapat jenis-jenis gaya
bahasa tersendiri. Menurut Tarigan (2009:5), menyatakan bahwa ”Gaya bahasa
dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: 1) gaya bahasa perbandingan, 2) gaya
bahasa perulangan, 3) gaya bahasa pertentangan, dan 5) gaya bahasa pertautan.
Gaya bahasa yang terdapat pada Novel Dua Garis Biru adalah gaya bahasa
perbandingan dan gaya bahasa pertentangan.
7. Amanat
Amanat merupakan pesan moral yang terkandung di dalam cerita yang ingin
disampaikan dari seorang pengarang kepada pembacanya. Eneste (1991:57)
mengemukakan amanat merupakan sebuah kata yang memiliki arti pesan, nasihat,
16
atau keterangan. Amanat pada dasarnya menjadi pendirian, sikap, atau pendapat
seorang pengarang mengenai inti dari persoalan. Secara umum amanat atau pesan
moral biasanya disampaikan melalui obrolan harian dan juga sering ditemukan
dalam cerita. Dalam cerita, amanat berarti nasihat yang disampaikan penulis
melalui karyannya.
3. Pendekatan orang tua kepada anak juga berpengaruh terhadap sifat dan sikap
anak.
4. Sebesar apapun amarah orang tua kepada anaknya, mereka akan selalu
memaafkan.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tema di dalam Novel Dua Garis Biru tersebut membahas tentang pendidikan,
keluarga, percintaan pergaulan bebas.
2. Tokoh-tokoh dalam Novel Dua Garis Biru adalah Bima, Dara, Rika, Yuni, Rudy,
Dewi, Puput, Om Adi dan Tante Lia, Vini, Dr.Fiza Hatta, Pong, Mila, Rizki, Bu
Saodah, Emir dan Danang, Kepala Sekolah, Pak Rinto, Om Ifan, Ibu Hamil, Tante
Tita dan Rara, Mia, Aldi, Dian, Eni.
3. Alur yang terdapat dalam Novel Dua Garis Biru karya Lucia Priandarini adalah
maju, dimana cerita dari pengenalan, konflik, dan penyelesaian masalah secara
runtut dan jelas.
4. Di dalam novel dan film Dua Garis Biru terdapat latar waktu, tepat, dan suasana
yang digunakan.
5. Sudut pandang yang terdapat pada Novel Dua Garis Biru adalah sudut pandang
campuran.
6. Gaya bahasa yang terdapat pada Novel Dua Garis Biru adalah gaya bahasa
perbandingan dan gaya bahasa pertentangan.
7. Amanat yang terdapat pada Novel Dua Garis Biru adalah Harus siap bertanggung
jawab terhadap apa yang sudah dilakukan.
18
DAFTAR PUSTAKA
PRIANDARINI, LUCIA, dan GINA S. NOER. 2019. DUA GARIS BIRU. Jakarta. PT Gramdia Utama Jakarta
ANISKURLI, SYIFA. 2020. EKRANISASI NOVEL DUA GARIS BIRU KARYA LUCIA PRIANDARINI KE BENTUK
FILM DUA GARIS BIRU KARYA GINA S. NOER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA
DI SMA. PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL.
H WAHYUNI, ELIZABET. 2017. ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK NOVEL SURA T KECIL
UNTUK TUHAN KARYA AGNES DAVONAR SEBAGAI SUMBANGAN MATERI BAGI PENGAJARAN SASTRA.
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG.
AYU SAPUTRI, ADELIA. 2021. PERGAULAN SEKSUAL DALAM NOVEL DUA GARIS BIRU KARYA LUCIA
PRIANDARINI : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA SEBAGAI BAHAN AJAR SISWA SMA KELAS XII.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
19