Anda di halaman 1dari 15

ANALISISS PERWATAKAN TOKOH DALAM NOVEL DANUR

Dosen Pengampu : Fenny Anita, S.Pd.,M.Pd.

Mata Kuliah : Penelitian Kualitatif

DISUSUN OLEH :

Resi Afuri 206210095

Restiani 206210753

Kelas 5A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.1.1 Latar Belakang
Karya sastra merupakan aplikasi pengalaman jiwa seseorang, mengenai
pengalaman yang dialami atau diamati, baik itu pengalaman yang indah ataupun
yang menyedihkan serta mencakup baik. Mengkaji sastra berarti mengkaji tentang
kehidupan manusia dengan berbagai aspek tingkah laku dan perbuatannya. Seorang
sastrawan menciptakan kembali kejadian yang ada dalam kehidupan manusia
melalui bahasa tulisan sehingga menjadi sebuah karya sastra yang bisa dinikmati
oleh orang lain dalam bentuk bahasa sebagai mediumnya. Pradopo (2013:121)
menyatakan karya sastra merupakan karya seni yang mempergunakan bahasa
sebagai mediumnya.
Pengungkapan ide oleh seorang pengarang melalui imajinasi dan kreativitas
dituangkan melalui bahasa yang indah menghasilkan sebuah karya yang bernilai
seni. Dalam sebuah karya seni yang yang dominan ditampilkan adalah unsur
keindahannya. Hamidy (2012:7) menyatakan bahwa karya sastra ialah karya kreatif
imaginatif, yaitu karya yang mempunyai bentuk sedemikian rupa, sehingga unsur-
unsur estetikanya merupakan bagian yang dominan. Karya sastra yang imaginatif
dihasilkan oleh orang yang kreatif. Orang kreatif selalu melihat dan ingin berbuat
lain atau lebih dari apa yang dijangkau oleh orang lain. Maka karya sastra hanya
mungkin wujud pada orang yang dinamis. Orang yang punya gerak hidup dalam
rohani dan jasmaninya.
Dalam penciptaan karya sastra, pengarang akan melakukan proses kreatif
imaginatif agar hasil karya dapat dinikmati oleh pembacanya. Wellek dan Werren
(2014:3) menyatakan bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni.
Untuk mengembangkan proses kreatif maka dituangkan ide yang cemerlang agar
hasil karya yang diciptakan menjadi lebih indah. Dari ide akan terwujudlah sebuah
karya sastra. Karya sastra yang baik selalu memberi pesan dan amanat kepada
pembaca untuk berbuat baik. Pembaca diajak untuk menjunjung tinggi moral
norma-norma. Wellek dan Werren (2014:122) menyatakan bahwa pendekatan yang
umum dilakukan terhadap hubungan sastra dan masyarakat adalah mempelajari
sebagai dokumen sosial, sebagai potret kenyataan sosial.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karya sastra
merupakan karya kreatif dan imajinaf yang ditungkan ke dalam bentuk ide sehingga
dapat pesan dan amanat di dalamnya. Di dalam penelitian ini, penulis mencoba
melihat kondisi karya pada jenis novel. Novel juga banyak ditulis oleh sastrawan
Indonesia. Jakob dan Saini (1986:29) menyatakan dalam arti luas novel adalah
cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Ukuran yang luas di sini dapat
berarti cerita dengan plot (alur) yang kompleks, karakter yang banyak, tema yang
kompleks, suasana cerita yang beragam pula.
Karya sastra berupa novel diciptakan oleh sastrawan untuk dipahami,
dinikmati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karya sastra ini menampilkan
gambaran kehidupan pelakunya, dan kehidupan itu sendiri adalah kenyataan sosial.
Salah satu unsur yang membangun terbentuknya sebuah karya sastra khususnya
novel adalah unsur intrinsik. Unsur intrinsik yaitu unsur yang terkandung di dalam
sebuah karya yang lahir berdasarkan proses kreatif dan imajinatif yang
dikembangkan oleh pengarang.
Salah satu unsur yang membangun terbentuknya sebuah karya sastra
khususnya novel adalah unsur intrinsik. Unsur intrinsik yaitu unsur yang
terkandung di dalam sebuah karya yang lahir berdasarkan proses kreatif dan
imaginatif yang dikembangkan oleh pengarang. "Unsur yang dimaksud adalah
peristiwa, plot, perwatakan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, dan gaya
bahasa" (Nurgiyantoro, 2007:23). Begitu banyaknya unsur yang membangun dalam
suatu karya sastra dalam pembahasan ini penulis hanya membahas satu unsur saja
yaitu masalah perwatakan. Rahman dan Abdul Jalil (2005:63) menyatakan bahwa
perwatakan adalah pelukisan mengenai wata-watak tokoh atau pelaku cerita melalui
sifat-sifat, sikap dan tingkah lakunya dalam cerita.
Perwatakan tidak bisa dipisahkan dengan seorang tokoh yang mengemban
perwatakan itu sendiri. Tokoh yang hidup adalah tokoh berpribadi, berwatak, dan
memiliki sifat-sifat tertentu. Menurut Aminuddin (2011:79) "Tokoh adalah pelaku
yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu
menjalin suatu cerita".
Unsur perwatakan dalam sebuah cerita merupakan pemberian sifat pada
seorang tokoh yang terdapat dalam sebuah cerita. Watak atau perwatakan sama
halnya dengan karakter atau sifat seorang tokoh yang digambarkan pengarang
dalam sebuah cerita. Watak tokoh dalam sebuah cerita dapat mendorong para
pembaca agar ingin mengetahui tentang isi sebuah karya sastra. Watak yang
terdapat dalam novel memiliki kedudukan yang penting dalam sebuah karya. Tanpa
watak gerakan plot dan ide tema tidak akan ditonjolkan dan digerakan. Wataklah
yang menghidup, menggerak dan mengembangkan sebuah karya itu.
Novel Danur merupakan novel pertama yang ditulis oleh pengarang yang
bernama Risa Saraswati. Novel ini salah satu karya yang unik untuk dianalisis,
karna novel ini novel best seller dari pengarang yang sudah banyak menghasilkan
novel. Risa Saraswati lahir di Bandung, 24 Februari 1985. Putri dari pasangan Iman
Sumantri dan Elly R Sumantri ini adalah anak pertama dari dua bersaudara,. Masa
kecilnya dihabiskan di beberapa kota kecil Jawa Barat. Di antaranya; Kuningan,
Ciamis, Subang, dan Karawang. Menetap di Bandung sejak duduk di bangku
Sekolah Dasar kelas 5. Beranjak dewasa, Risa dikenal sebagai vokalis sebuah Band
bernama Sarasvati. Selain itu, Risa juga bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di
pemerintahan kota Bandung. Meski sejak kecil terbiasa menulis dan mencatat
semua kegiatannya dalam sebuah diary, Risa tidak pernah membayangkan menjadi
penulis. Belakangan, diary tua itu ditutupnya, dan melanjutkan menulis dalam blog.
Tulisan di blog itulah yang menjadi cikal bakal Danur-karya cetak pertama Risa,
yang kelak disusul judlul-judul lainnya.
Alasan penulis meneliti Perwatakan Tokoh di dalam novel Danur karya Risa
Saraswati adalah karena dalam novel atau objek yang penulis teliti banyak terdapat
perwatakan tokoh dalam novel tersebut. Novel merupakan salah satu novel sastra
terbaik. Novel ini menceritakan seorang perempuan yang memiliki kelebihan
khusus, karena dia dapat melihat teman-teman dari dunia lain.Tokoh utama dalam
novel ini adalah Risa Saraswati dan tokoh tambahan dalam novel ini adalah Peter,
Hans, Hendrick, Wiliam, Jahnsen, Samantha, dan Asih. Novel juga mampu
menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan pengaruh besar tersebut dapat kita
temukan pada persoalan seperti emosi perasaan terdalam tentang kekesalan,
ketakutan, kehilangan, penderitaan, dan kesedihan, maka penulis tertarik untuk
meneliti perwatakan tokoh dalam novel ini secara mendalaman terperinci agar
mengetahui bagaimana watak dan cara pengarang menggambarkan watak tiap
tokoh yang ada dalam novel ini.
Berdasarkan dalam novel aspek perwatakan tokoh dapat dilihat bagaimana
perwatakan tokoh utama dan perwatakan tokoh tambahan di dalam novel Danur
karya Risa Saraswati. Salah satu contoh perwatakan tokoh utama sebagai berikut:
“Entah bagaimana, bukan rasa takut yang menyeruak di pikiranku, melainkan rasa
iba dan rasa sayang yang begitu dalam. Hingga ingin kupunguti satu-satu kepala
mereka sambil berbisik, "Aku tetap sahabat kalian." (Risa Saraswati, 2017:6)”.
Pada kutipan tersebut menjelaskan bahwa tokoh utama yaitu Risa Saraswati
yang memiliki watak yang penyang. Penyang adalah salah satu perwatakan yang
dimiliki oleh tokoh Risa. Dimana Risa berpikir bahwa rasa sayangnya lebih besar
daripada rasa takut kepada sahabat-sahabat spritualnya. Dalam hal ini pengarang
menggambarkan watak Risa secara dramatik (tidak langsung), karena pengarang
menggambarkan watak tokoh Risa melalui memahami bagaimana jalan pikiran
sang tokoh.
Berdasarkan fenomea tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap novel Danur Karya Risa Saraswati dengan judul "Analisis
Perwatakan Tokoh dalam novel Danur Karya Risa Saraswati".
Dari penelitian di atas dapat disimpulkan penelitian yang akan penulis
lakukan yaitu Analisis Perwatakan Tokoh dalam Novel Danur karya Risa
Saraswati. Mengangkat satu permasalahan yaitu bagaimana perwatakan tokoh.
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara
teoretis maupun praktis. Adapun manfaat secara teoretis, penelitian ini adalah agar
dapat dijadikan penambahan terhadap penerapan teori-teori sastra sedangkan
praktisnya hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perwatakan
tokoh dalam novel Danur Karya Risa Saraswati sehingga dapat menimbulkan minat
bagi pembaca untuk lebih mendalami isi dari novel tersebut, yang pada dasarnya
dapat dijadikan sebagai pembangun motivasi yang positif serta sebagai pedoman
bagi kehidupan.
1.1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah perwatakan tokoh utama dalam novel Danur Karya Risa
Saraswati?
2. Bagaimanakah perwatakan tokoh tambahan dalam novel Danur Karya
Risa Saraswati?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan di atas maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan, menganalisis, mengidentifikasikan dan menyimpulkan
perwatakan tokoh utama dalam novel Danur karya Risa Saraswati.
2. Mendeskripsikan, menganalisis, mengidentifikasikan dan menyimpulkan
perwatakan tokoh tambahan dalam novel Danur karya Risa Saraswati
BAB II
PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA
2.1 Deskripsi Data
Data yang dianalis dalam penelitian ini bersumber dari teks novel Danur
karya Risa Saraswati. Warna sampul pada novel ini cukup seram, karena
menggunakan kombinasi warna hitam, dan putih untuk tulisan. Desain dan ilustrasi
sampul menggambarkan anak laki-laki dan perempuan yang berdiri di lorong
rumah tua dan muka yang penuh dengan luka.
Novel Danur karya Risa Saraswati terdiri dari 12 bagian dan 223 halaman.
Novel ini menceritakan tentang seorang perempuan yang memiliki kelebihan dapat
bersahabat di dunia lain (gaib) dan kelima temannya tersebut dapat menolong
ataupun membantu Risa kapan saja risa membutuhkan pertolongan. Meskipun Risa
memiliki kelebihan dapat melihat sahabatnya di dunia lain, Risa menganggap itu
sebuah anugrah sekaligus kutukan terhadap dirinya sendiri dan tidak juga membuat
risa kecewa ataupun sedih.
2.1.1 Sinopsis
NOVEL DANUR
Sinopsis novel Danur karya Risa Saraswati ini adalah menceritakan tentang
seorang perempuan bernama Risa. Yang mempunyai lima sahabat dari dimensi lain.
Awal pertemuan mereka saat Risa yang masih kelas 5 SD. Dia baru saja pindah dari
desa ke kota Bandung. Risa tinggal bersama nenek dan sepupunya di sebuah rumah
peninggalan Belanda. Di rumah inilah Risa memulai persahabatannya dengan lima
anak hantu belanda yang bernama Peter, Hans, Hendrick, William dan Jahnsen.
Risa memiliki kemampuan indigo. Kelebihan tersebut merupakan anugrah
sekaligus kutukan baginya. Kelebihan ini membawanya ke dalam persahabatan
unik dengan anak-anak Belanda.
Risa mulai sadar dan mendapati bahwa sahabat-sahabatnya yang setiap hari
diajaknya mengobrol itu hanyalah sebuah tulang belulang yang tidak bisa menapak
di tanah dan mereka berbeda dimensi. Namun, Risa tidak mempermasalahkan soal
itu. Mereka tetap bersahabat. Mereka membawa keceriaan dan kebahagiaan dalam
hidup Risa. Kebanyakan dari mereka bercerita tentang kesedihan yang dibuat oleh
penjajah Jepang. Terkadang mereka menunjukan ekspresi kemarahan, sedih,
menangis tanpa air mata, dan wujud mengerikan. Namun, Risa tidak merasa takut,
suatu saat persahabatan mereka di uji. Risa membuat janji terhadap Peter akan
mengakhiri hidupnya agar mereka sama. Risa melakukan percobaan bunuh diri,
namun Risa selalu gagal. Peter pun marah besar dan mengajak temannya
meninggalkan Risa.
2.1.2 Kutipan yang Berkaitan dengan Perwatakan Tokoh Utama dalam Novel
Danur Karya Risa Saraswati
Pada bagian ini penulis menjelaskan kutipan-kutipan yang berkaitan dengan
perwatakan tokoh utama dalam novel Danur karya Risa Saraswati.
Kutipan: 1
Tapi sekarang, aku merasa menjadi anak paling mandiri yang pernah ada di
Tanah Parahiyangan ini. Betapa tidak, saat usiaku masih 8 tahun, aku sudah
hidup terpisah jauh dari orang tua dan adikku.(Gerbang Dialog Danur,2)
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Risa sekarng menjadi anak yang mandiri
karena jauh dari keluarganya.
Kutipan: 2
Entah bagaimana, bukan rasa takut yang menyeruak di pikiranku, melainkan
rasa iba dan rasa sayang yang begitu dalam. Hingga ingin kupunguti satu-
satu kepala mereka sambil berbisik,”Aku tetap sahabat kalian”. (Gerbang
Dialog Danur,6)
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Risa tidak lagi takut melainkan menjadi
pemberani.
Kutipan: 3
Entah bagaimana, bukan rasa takut yang menyeruak di pikiranku, melainkan
rasa iba dan rasa sayang yang begitu dalam. Hingga ingin kupunguti satu-
satu kepala mereka sambil berbisik, “Aku tetap sahabat kalian”. (Gerbang
Dialog Danur,6)
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Risa memiliki sifat setia kawan ia tidak bias
meninggalkan temen-temanya walaupun wajah temanya yang menyeramkan.
Kutipan: 4
Dari langkahnya yang riang, aku tahu bahwa dia sedang menyemangatiku
yang merasa enggan untuk melangkah ke sekolah.(Gerbang Dialog
Danur,2)
Janshen! Cepatttt!” ujarku yang semakin malas melangkah. (Gerbang
Dialog Danur,6)
Kutipan tersebut memberitahukan bahwa Risa sangat malas untuk pergi sekolah.

2.1.3 Kutipan yang Berkaitan dengan Perwatakan Tokoh Tambahan dalam Novel
Danur Karya Risa Saraswati
Pada bagian ini penulis menjelaskan kutipan-kutipan yang berkaitan dengan
perwatakan tokoh tambahan dalam novel Danur karya Risa Saraswati.
1. Peter
Kutipan:
Sekolahku hanya berjarak 2 kilometer, tapi pagi itu kaki ini seperti tengah
menempuh jarak puluhan kilometer. Hampir 5 menit sekali kuhentikan
langkahku dan berteriak, “Peter! Aku butuh istirahat!” Peter seperti tidak
peduli dengan ucapanku. Dia mempercepat langkahnya hingga hampir
berlari. Aku harus tetap pergi sekolah. Berulang kali Peter mengancam
akan meninggalkanku jika lagi-lagi aku mangkir sekolah dengan beribu
alasan yang menurutnya konyol. (Gerbang Dialog Danur,5)
Kutipan tersebut memberitahukan bahwa peter disiplin kepada Risa.
Kutipan:
Sifat egois Peter juga tampaknya melekat padaku. (Gerbang Dialog
Danur,69)
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Peter mempunyai sifat egois.
Kutipan:

Entah apa yang ada di benakku, tapi yang pasti aku sangat benci belajar.
Apalagi Pak Nafi adalah warga setempat yang tentu saja derajatnya lebih
rendah dariku. Papa menanamkan hal ini dalam otakku sejak umur 5 tahun.
Dia bilang “Peter kamu adalah orang terpilih yang lahir dikeluarga ini.
Derajat kita jauh lebih tinggi dibandingkan mereka!”sambil menunjuk
Siti,salah satu wanita tua yang bekerja di rumah kami. (Gerbang
Dialog Danur,14)
Kutipan tersebut memberitahukan bahwa Peter bersifat sombong. Dia menganggap
Manusia Pribumi derajatnya lebih rendah daripada Peter.
Kutipan :
Terkadang aku bingung harus bersikap seperti apa. Perdebatan mereka
berdua membuatku mau tidak mau harus banyak bermain peran. Jika
bersama Papa, aku menjadi orang tegas yang menganggap harga diriku lebih
tinggi daripada orang-orang lokal yang ada disekitarku. Tak jarang aku
membentak Siti saat Papa disebelahku, dan Papa akan menganggukan
kepala sambil tersenyum bangga menatapku. Saat bersama Mama, aku
menjadi Peter yang lebih bertoleransi, dan berjiwa sosial. Aku jadi lebih
ramah, dan mengabaikan kebangsaan atau derajat seseorang. Bingung juga
kadang harus berganti-ganti sifat seperti ini. Tapi lambat laun aku mulai
menikmati dua sisi berbeda yang ada di dalam diriku ini. (Gerbang Dialog
Danur,15)

Kutipan tersebut memberitahukan bahwa Peter mempunyai dua sifat yang berbeda
yaitu apabila dia bersama dengan ayahnya, Peter mempunyai sifat arogan dan
mempunyai derajat yang tinggi daripada rakyat pribumi. Sedangkan apabila dia
bersama ibunya, Peter menjadi pribadi yang lebih bertoleransi.
2. Hans
Kutipan:
Hans si muka jelek buruk rupa ! Suaramu parau dan cengeng! Sering
menangis tanpa sebab. Kau juga licik, suka merebut mainan-mainanku dan
Janshen.” (Gerbang Dialog Danur,28)
Kutipan tersebut memberitahukan bahwa Hans mempunyai sifat yang cengeng, dia
sering menangis tanpa sebab.
Kutipan:
Kalian berdua sama jeleknya kok,sama nakalnya. Sama- sama suka menarik
rambut siapa pun yang sedang tidur dirumah ini. Kalian nakal, titik.
(Gerbang Dialog Danur,28)
Kutipan tersebut memberitahukan bahwa Risa mengatakan Hans dan Hendrick
mempunyai sifat nakal.
Kutipan:
Memangnya ingatanmu kuat Hans ? Hahahaha, kamu terlalu pelupa untuk
mengingat masa kecilmu. Kamu sama saja pelupanya dengan Opa Hans!
Hahaha! Kau memang terlihat lebih besar jika dibandingkan dengan
Janshen. Ingat Janshen, bukan aku.(Gerbang Dialog Danur,30) Haha betul
juga yah ! Hans, kamu bahkan lupa hari ulang tahunmu! Kamu juga lupa
saat malam minggu lalu kita berenam berencana menginap bersama di
loteng atas. (Gerbang Dialog Danur,30)
Kutipan tersebut memberitahukan bahwa Hans sangat pelupa, bahkan dia saja lupa
dengan hari ulang tahunnya.
3. Hendrick
Kutipan:
Hei! Jangan bilang mukaku jelek! Mukaku hanya berbintik sedikit lebih
banyak daripada mukamu! Cengeng ? Kau sendiri pun sering menangis!
Aku tidak pernah merebut satu pun mainan kalian! Aku selalu minta izin
bukan ?. (Gerbang Dialog Danur,28)
Kutipan tersebut memberitahukan bahwa Hendrick mempunyai sifat yang sama
dengan Hans yaitu cengeng.

Kutipan:
Kalian berdua sama jeleknya kok, sama nakalnya. Sama- sama suka
menarik rambut siapa pun yang sedang tidur dirumah ini. Kalian nakal, titik.
(Gerbang Dialog Danur,28)
Kutipan tersebut memberitahukan bahwa Risa mengatakan Hans dan Hendrick
mempunyai sifat nakal.
Kutipan :
Tapi aku kan tidak mau berdekatan dengan mereka. Helen juga tak pernah
kuhiraukan. Mungkin memang nasibmu buruk, Hans. Helen tidak pernah
suka padamu. Hahaha!. (Gerbang Dialog Danur,28)
Kutipan tersebut memberitahukan bahwa Hendrick sangat cuek pada semua
temannya, dia juga cuek pada perempuan yang suka padanya.
4. Wiliam
Kutipan:
“Wiliam, kamu adalah anak yang tampan dan cerdas, bisakah kau ubah
sikapmu? Aku yakin banyak sekali yang ingin menjadi temanmu. Kau
hanya terlalu tertutup”, seorang guru di sekolah pernah berkata kepadaku,
(Gerbang Dialog Danur, 44)
Kutipan di atas menjelaskan bahwa Wiliam sangat tertutup (tidak banyak bicara).
5. Jhansen
Kutipan:
Tuhan, jangan pisahkan aku dengan adik yang sangat kusayangi, itu saja
Tuhan. Aku terlalu mencintainya, hingga tidak tahu apa yang akan
kulakukkan jika harus melalui hari-hari tanpanya. (Gerbang Dialog Danur,
60)
Kutipan tersebut menggambarkan bahwa jhansen sangat saying kepada adiknya.
2.2 Analisis Data
Seperti yang diuraikan pada landasan teori, membicarakan mengenai
perwatakan tidak terlepas dari pembicaraan tokoh karya sastra tersebut. Dalam
penyajian tokoh, watak tokoh ada beberapa cara yang ditempuh pengarang.
Perwatakan adalah gambaran mengenai tindak tanduk, ucapan, kebiasaan. Dalam
cerita sepertinya manusia dalam kehidupan sehari-hari ada watak yang baik
(protagonis) dan watak tidak baik (antagonis). Watak adalah sesuatu yang
menunjukan sifat atau sikap parah tokoh yang seperti ditafsirkan pembaca, lebih
menunjukkan pada kualitas pribadi seorang tokoli.
Novel Danur terdapat sejumlah tokoh yang mendukung terjadinya sebuah
peristiwa atau kejadian yang membentuk cerita yang memadai. Analisis yang
penulis lakukan terhadap novel Danur karya Risa Saraswati memperlihatkan juga
bagaimana pengaruh satu orang tokoh yang dijadikan alat bagi pengarang untuk
membangkitkan ide ceritanya. Novel ini yang mejadi tokoh utamanya Risa, karena
tokoh inilah yang mempunyai peranan dalam mengembangan cerita.
Selain tokoh utama ada beberapa tokoh lain yang terdapat dalam novel ini,
tokoh-tokoh ini disebut juga tokoh tambahan. Tokoh tambahan tersebut adalah:
Peter, Hans, Hendrick, Wiliam, Jahnsen, Samantha, dan Asih. Nama tokoh-tokoh
ini berdasarkan pengamatan penulis, pada umumnya berperan sebagai pelengkap
yang mendukung dan mengiringi peran tokoh utama. Kehadiran tokoh tambahan
ini hanya bersifat sementara dalam cerita tersebut.
2.2.1 Analisis Perwatakan Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan dalam novel Danur
karya Risa Saraswati
Unsur perwatakan dalam sebuah cerita merupakan pemberian sifat pada
seorang tokoh yang terdapat dalam sebuah cerita. Watak atau perwatakan sama
halnya dengan karakter atau sifat seorang tokoh yang digambarkan pengarang
dalam sebuah cerita. Watak tokoh dalam sebuah cerita dapat mendorong para
pembaca agar ingin mengetahui tentang isi sebuah karya sastra.
Watak, perwatakan atau karakter tokoh dalam cerita dapat dilihat dari sisi
kepribadian individual. Aminuddin (2011:80-81) menyatakan,
Dalam upaya memahami watak pelaku, pembaca dapat menelusuri lewat (1)
Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya, (2) Gambaran yang
diberikan pengarang lewat lingkungan kehidupannya, (3) Menunjukkan
bagaimana perilakunya, (4) Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang
dirinya sendiri, (5) Memahami bagaimana jalan pikirannya, (6) Melihat
tokoh lain berbincang tentangnya, (7) Melihat tokoh lain berbincang
dengannya, (8) Melihat bagaimana tokoh-tokoh lain itu memberikan reaksi
terhadapnya, (9) Melihat bagaimana tokoh itu dalam reaksi tokoh yang
lainnya.
Cara pengarang menggambarkan watak para tokoh cerita ialah dengan cara
analitik (langsung) menjelaskan nama tokoh beserta gambaran fisik, kepribadian,
lingkungan kehidupan, jalan pikir, proses berbahasa dan lain-lain. Dapat juga
dengan cara dramatik (tidak langsung), yaitu melalui percakapan atau dialog yang
digambarkan oleh tokoh, pengungkapan kebiasaan tokoh, jalan pikiran atau
tindakan tokoh ketika menghadapi masalah kehidupan.
Tokoh cerita harus digambarkan sesuai dengan apa yang diucapkannya, apa
yang diperbuatnya, apa yang dipikirkannya, dan apa yang dirasakannya harus betul-
betul menunjang penggambaran wataknya yang khas milik dia. Saad dalam Sukada
(1993:64) menyatakan cara menggambarkan perwatakan tokoh sebagai berikut:
1. Cara Analitik, pengarang dengan kisahnya dapat menjelaskan karakteristik
seseorang tokoh.
2. Cara Dramatik, menggambarkan apa dan siapa tokoh itu tidak secara
langsung, tetapi melalui hal-hal lain:
a. Menggambarkan tempat atau lingkungan sang tokoh.
b. Percakapan antara tokoh dengan tokoh lain.
c. Pikiran sang tokoh.
d. Perbuatan sang tokoh.
Berdasarkan analisis data diatas dapat disimpulkan watak tokoh utama dan
tambahan sebagai berikut :
Tokoh utama :
1. Risa : baik hati dan menyayangi sahabat-sahabatnya . Risa juga sosok
yang mandiri karena ia sejak kecil tinggal bersama neneknya
diBandung dan jauh dengan kedua orang tuanya.
Tokoh tambahan :
2. Peter : Baik hati, sifatnya berbeda dengan ayahnya. Ayah Peter sanagat
merendahkan bangsa Indonesia, namun peter sangat menghargai
bangsa Indonesia tetapi ia sangat membenci nippon yang telah
membunuhnya.
3. William : Sangat pendiam, ketika teman-temannya dan Risa asik
berbincang-bincang, William hanya diam.
4. Hans : Baik hati, pintar , lucu , tetapi sangat dewasa dan menyayangi ke
lima sahabatnya.
5. Hendrick : Humoris karena sering mengejek sahabat2nya dan
membuat mereka tertawa terbahak-bahak
6. janshen : Pribadi yang cengeng dan lucu

2.3 Interpretasi Data


Interpretasi data merupakan suatu penafsiran terhadap hasil analisis data.
Berdasarkan deskripsi data dan penganalisisan data yang penulis teliti. Setelah
melakukan penelitian terhadap Analisis Perwatakan Tokoh dalam novel yang
berjudul Danur karya Risa Saraswati peneliti menemukan perwatakan-perwatakan
di dalamnya. Perwatakan yang penulis teliti berakaitan dengan perwatakan tokoh
utama, dan perwatakan tokoh tambahan dalam novel Danur karya Risa Saraswati.
BAB III
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap novel karya Risa
Saraswati, dapatlah penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Sesuai dengan apa yang pengarang jelaskan sebelumnya bahwa novel
merupakan salah satu bentuk karya fiksi. Agar novel menarik perhatian untuk di
baca maka pengarang harus mewujudkan dan mengembangkan tokoh-tokoh cerita
di dalam novel tersebut. Berdasarkan landan teori, Tokoh adalah pelaku yang
mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin
suatu cerita. Sinopsis dalam Novel Gerbang Dialog Danur karya Risa Saraswati
Adalah apa yang membuat seorang Risa Saraswati berbeda dengan anak-anak SD
seusianya? Dia sering bicara sendiri, berlarian ke sana kemari seraya tertawa, juga
sendiri. Di kali lain, ketika jam menunjuk pukul satu malam, dia sering dijumpai
tengah berbicara seorang diri di loteng rumah yang sepi. Apakah Risa benar-benar
sendiri? Gerbang Dialog Danur adalah segala pengakuan Risa tentang dirinya yang
tak pernah sendiri. Dia melihat apa yang tidak pernah kita lihat. Dia mendengar apa
yang tidak bisa kita dengar. Dia berinteraksi dengan apa yang selama ini kita sebut
sebagai hantu. Ya, Risa tidak pernah sendirian. Mereka selalu menemaninya,
kadang membantunya, dan sering sekali menampakkan diri di hadapannya dengan
wujud kematiannya.
BAB IV
HAMBATAN DAN SARAN
4.1 Hambatan
Adapun hambatan yang penulis temukan dalam menyelesaikan penelitian ini
sebagai berikut :
1. penulis merasa sulit pada tahap pengolahan data mengenai cara pengarang
menggambarkan watak tokoh, penulis pernah mengalami kesulitan dalam
menetapkan apakah data tersebut digambarkan secara telling atau showing
karena dibutuhkan ketajaman dalam menganalisis.
2. Sulitnya mencari buku-buku pendukung untuk dijadikan rujukan atau
pedoman dri setiap permasalahan yang penulis teliti dalam penelitian ini.
4.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan sehubungan dengan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk penelitian selanjutnya, jika ingin melakukan penelitian tentang novel
sebaiknya meneliti yang belum penulis teliti seperti tema, alur atau plot,
latar atau seting dan amanat.

Anda mungkin juga menyukai