PENDAHULUAN
imajinasi. Imajinasi merupakan daya berpikir atau angan-angan manusia. Daya bepikir
dengan imajinasi tinggi akan mampu menghasilkan sebuah karya sastra. Karya satra lahir
karena adanya keinginan dari pengarang untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan pesan
tertentu yang diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang. Karya sastra
merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra
lahir dari pengekspresian pengalaman yang telah ada dalam jiwa pengarang secara
rendahnya sebuah kebudayaan tidak hanya ditilik dari karya-karya atau tulisan ilmiah
yang dihasilkannya. Tetapi, penilaian tentang hal tersebut dapat juga dilakukan dengan
melihat karya-karya sastra yang dihasilkan oleh masyarakat yang bersangkutan. Kita
tidak perlu harus terjun masuk ke dalam masyarakat untuk mengetahui kebudayaan suatu
masyarakat. Penelitian dapat dilakukan dengan cara menggali karya-karya fiksi, seperti
buku-buku sastra atau novel. Hal inilah yang membuat perkembangan sastra tidak bisa
dipisahkan dengan pola kehidupan dan pola pikir masyarakatnya. Cara masyarakat untuk
hidup dan bertingkah laku dalam kehidupan sosial mereka bisa sangat mempengaruhi
seorang penulis dalam merefleksikan pemikirannya tentang suatu masalah yang kemudian
bisa diwujudkan dalam suatu kreasi yang kemudian layak disebut sebagai suatu karya
sastra. Dan hal yang serupa juga terjadi pada perkembangan sastra di Indonesia.
Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai
unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik. Atau definisi novel adalah novel yaitu suatu bentuk
dari sebuah karya sastra, novel merupakan kisah atau cerita fiksi dalam bentuk
manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan juga sesamanya. Di dalam sebuah
pembaca kepada berbagai macam gambaran realita kehidupan melalui cerita yang
1. Bagaimana bentuk reduplikasi dalam novel Sunset Bersama Rosie karya tere-liye?
2. Bagaimana makna reduplikasi dalam novel Sunset Bersama Rosie karya Tere-
Liye?
2. Mengkaji makna reduplikasi dalam novel Sunset Bersama Rosie karya Tere-Liye.
KAJIAN TEORI
Ada beberapa pendapat ahli mengenai novel. Pendapat-pendapat tersebut ada yang menyamakan
pengertian antara novel dan roman. Ada juga yang membedakanya. Diantara pendapat-pendapat
Novel merupakan cerita menengah yang menggambarkan realitas kehidupan yang masuk
akal dengan menengahkan tokoh heroik beserta perubahan nasibnya dan terbagi dalam beberapa
suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita, dimana kejadian-kejadian itu menimbulkan
Lebih lanjut Nugraheni Eko Wardani (2009: 15) mengemukakan bahwa novel adalah
fiksi yang mengungkapkan cerita tentang kehidupan tokoh dengan problematika dan nilai-
nilainya yang mencari nilai otentik dalam dunianya. Novel terdiri dari 50.000 kata atau lebih.
Menurut Semi, Atar bahwa pengertian novel adalah mengungkapkan suatu konsentrasi
kehidupan pada suatu saat tegang dan pemusatan kehidupan yang tegas. Novel merupakan karya
fiksi yang menampilkan aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa novel adalah suatu
cerita fiksi yang menggambarkan kisah hidup tokoh heroik melalui rangkaian peristiwa yang
kompleks dan mengubah nasib tokoh tersebut yang tersusun lebih dari 50.000 kata.
Menurut Herman J. Waluyo (2002: 141-225), unsur pembangun novel meliputi: tema
cerita, alur cerita, penokohan (perwatakan), sudut pandang pengarang, setting, adegan, latar
unsur-unsur novel yang meliputi: unsur intrinsik (tema, cerita, plot, penokohan, pelataran,
penyudutpandangan, bahasa, moral) dan unsur ekstrinsik (unsur yang berada di luar karya
sastra).
membangun karya sastra itu sendiri. Unsur tersebut meliputi tema, alur/plot, tokoh dan
a. Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau
gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau
sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian
cerita. Tema dalam banyak hal bersifat “mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa,
konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain.
Adalah jalinan cerita yang dibuat oleh pengarang dalam menjalin kejadian secara
beruntun atau rangkaian/jalinan antar peristiwa/lakuan dalam cerita. Sebuah cerita sebenarnya
terdiri dari berbagai peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat. Jalinan sebab-akibat itu
atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun
lingkungan sosial yang terdapat dalam cerita. Latar berguna untuk memperkuat tema, plot, watak
Titik pengisahaan disebut juga sudut pandang atau juru cerita adalah kedudukan
pengarang dalam bercerita. Hal ini bukan berarti pengarang menceritakan kehidupan pribadinya,
tetapi pengarang menceritakan cerita rekaannya dalam posisi sebagai juru cerita.
f. Gaya
Gaya pengarang dalam mengungkapkan idenya menjadi susunan peristiwa yang disebut
cerita adalah cara-cara khas dari pengarang dalam menyusun bahasa, mengggambarkan tema,
menyusun plot, menggambarkan karakter atau watak, menentukan setting dan memberikan
amanat. Setiap pengarang memiliki gaya masing-masing yang hampir berbeda satu sama lainnya.
Gaya Bahasa adalah caara pengarang dalam mengungkapkan suatu pengertian dalam
kata, kelompok kata atau kalimat. Gaya bahasa sesungguhnya muncul berdasarkan niat
pengarang memperjelas uraiannya dengan bantuan imajinasi, disamping agar ingin pembaca
mampu menerima nilai-nilai yang sama yang ada dalam bahasa yang dilontarkannya. Gaya
bahasa yang digunakannya bisa personifikasi, metafora, alegori, sinekdok atau apa saja.
g. Amanat
Adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Amanat dalam cerita
bisa berupa nasihat, anjuran, atau larangan untuk melakukan/tidak melakukan sesuatu. Yang
berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem
Sedangkan Suyono (2007:178), unsur ekstrinsik novel adalah unsur luar yang
membangun novel. Yang termasuk unsur luar novel adalah latar belakang pengarang, wilayah
atau tempat terciptanya novel, dan ideologi pengarang yang terkandung dalam novel.
unsur luar yang secara langsung atau tidak langsung membangun novel. Unsur luar novel terdiri
dari latar belakang pengarang, wilayah atau tempat terciptanya novel, dan ideologi pengarang
Pengulangan kata adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar,baik
secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
(Soedjito,1995:109)
seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. (Ramlan,
1985: 57)
bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak,
sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengelulangan disebut kata
Kata yang terbentuk dari hasil proses pengulangan dikenal dengan nama kata ulang.
Kata ulang utuh atau murni merupakan kata ulang yang bagian perulangannya sama
dengan kata dasar yang diulangnya. Dengan kata lain, kata ulang utuh atau murni terjadi apabila
sebuah bentuk dasar mengalami pengulangan seutuhnya. Kata ulang utuh di bagi menjadi
dua,yaitu:
Kata ulang berubah bunyi merupakan kata ulang yang bagian perulangannya mengalami
perubahan bunyi, baik itu perubahan bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Kata ulang jenis ini
terjadi apabila ada pengulangan pada seluruh bentuk dasar, namun terjadi perubahan bunyi.
Contoh :
· bolak-balik
· gerak-gerik
· kelap-kelip
Contoh :
· sayur-mayur
· lauk-pauk
· ramah-tamah.
Kata ulang sebagian merupakan pengulangan yang dilakukan atas suku kata pertama dari sebuah
kata. Dalam pengulangan jenis ini, vokal suku kata pertama diganti dengan vokal e.
Contoh :
Kata ulang berimbuhan merupakan bentuk pengulangan yang disertai dengan pemberian
a. Sebuah kata dasar mula-mula di beri imbuhan kemudian baru diulang, umpamanya kata
aturan-aturan
b. Sebuah kata dasar mula-mula diulang kemudian baru diberi imbuhan, misalnya kata lari yang
mula-mula diulang sehingga menjadi lari-lari kemudian diberi awalan ber- sehingga menjadi
berlari-lari
c. sebuah kata diulang sekaligus diberi imbuhan, umpamanya kata meter yang sekaligus diulang
Kata ulang sebagaian adalah kata ulang yang di bentuk dari pengulangan sebagian daru bentuk
dasar.
Contoh:
Kata ulang seemu adalah kata ualang yang menurut bentuknya tergolong kata ulang, tetapi
Contoh :
· Kupu-kupu
· Kura-kura
· Paru-paru
· Gado-gado
1. Pengulangan seluruh
Pengulangan seluruh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem
- sepeda : sepeda-sepeda
- kebaikan : kebaikan-kebaikan
- pembangunan : pembangunan-pembangunan
- pengertian : pengertian-pengertian
2. Pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian ialah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya Apabila bentuk
dasar itu berupa bentuk kompleks, kemungkinan-kemungkinan bentuknya sebagai berikut :
ambil adalah ambil, berawal dengan vokal. Berbeda halnya dengan mengemas-ngemasi. Di sini,
nasal morfem meN- diulang pada ngemasi karena bentuk asal mengemas-ngemasi berawal
b. Bentuk di – . Misalnya :
diusai => diusai-usai
ditarik => ditarik-tarik
c. Bentuk ber–. Misalnya :
berjalan => berjalan-jalan
bermain => bermain-main
d. Bentuk ter–. Misalnya :
terbatuk => terbatuk-batuk
terbetur => terbentur-bentur
e. Bentuk ber –an. Misalnya :
berhamburan => berhambur-hamburan
berjauhan => berjauh-jauhan
f. Bentuk –an. Misalnya :
minuman => minum-minuman
tumbuhan => tumbuh- tumbuhan
g. Bentuk ke–. Misalnya :
kedua => kedua-dua
ketiga => ketiga-tiga
3. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks
Dalam golongan ini bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses
pembubuhan afiks, maksudnya pengulangan itu terjadi bersama-sama dengan proses
pembubuhan afiks dan bersama-sama pula mendukung satu fungsi. Misalnya kata ulang kereta-
keretaan. Berdasarkan petunjuk penentuan bentuk dasar nomor 2, ialah bahwa bentuk dasar itu
selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa, dapat ditentukan bahwa bentuk
dasar bagi kata ulang kereta-keretaan dan bukan *keretaan, mengingat satuan *keretaan tidak
terdapat dalam pemakaian bahasa. Yang menjadi masalah, bagaimana proses terbentuknya
bentuk dasar kereta menjadi kereta-keretaan.
Dari faktor arti, pilihan pertama tidak mungkin. Pengulangan bentuk dasar kereta menjadi
kereta-kereta menyatakan makna ‘banyak’, sedangkan pada kereta-keretaan bermakna ‘sesuatu
yang menyerupai apa yang tersebut pada bentuk dasar’. Jelaslah bahwa satu-satunya
kemungkinan ialah pilihan pertama : kata kereta-keretaan terbentuk dari bentuk dasar kereta
yang diulang dan mendapat afiks –an
Beberapa contoh lain, misalnya :
anak => anak-anakan
rumah => rumah-rumahan
Pengulangan dan pembubuhan afiks pada bentuk dasarnya juga terjadi pada :
hitam => kehitam-hitaman
merah => kemerah-merahan
luas => seluas-luasnya
dalam => sedalam-dalamnya
4. Pengulangan dengan perubahan fonem
Kata ulang yang termasuk golongan ini hanya sedikit. Disamping bolak-balik terdapat kata
kebalikan, sebaliknya, dibalik, membalik. Dari perbandingan itu, dapat disimpulkan bahwa kata
bolak-balik dibentuk dari bentuk dasar balik yang diulang seluruhnya dengan perubahan fonem,
ialah dari /a/ menjadi /o/, dan dari /i/ menjadi /a/.
Contoh lain misalnya :
gerak => gerak-gerik
robek => robak-rabik
serba => serba-serbi
Pada gerak-gerik terdapat perubahan fonem, dari fonem /a/ menjadi /i/; pada robak-rabik
terdapat perubahan fonem /o/ menjadi /a/ dan fonem /e/ menjadi /a/ dan /i/; pada serba-serbi
terdapat perubahan fonem /a/ menjadi /i/.
Perubahan fonem juga terdapat pada perubahan fonem konsonan. Misalnya :
lauk => lauk-pauk
ramah => ramah-tamah
sayur => sayur-mayur