Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Karya sastra pada pokoknya merupakan suatu perwujudan dan manifestasi dalam bidang
kehidupan, bersumber dari pengamatan oleh seorang sastrawan terhadap kehidupan dan
limgkungan sekitar. Seorang sastrawan dapat menghasilkan suatu karya sastra berlandaskan
dari pengalaman yang diperoleh dari kehidupan masyarakat, realita yang terjadi pada tokoh
kehidupan nyata kemudian dituangkan dalam bentuk karya sastra. Terdapat perbedaan antara
cerita yang terjadi dalam realitas kehidupan masyarakat dan cerita yang telah dituangkan dalam
bentuk karya sastra. Apabila cerita dalam kehidupan sehari-hari terjadi sesuai dengan fakta,
sedangkan jika telah dituangkan dalam bentuk karya sastra akan terdapat modifikasi
disampaikan dalam bentuk tulisan menggunakan bahasa yang dapat menimbulkan kesan nilai
estetik disamping sebagai sarana komunikasi, sehingga dapat menyampaikan segala bentuk
informasi kepada para pembaca karya sastra.1
Karya sastra yang merupakan hasil kreatifitas sastrawan yang mencerminkan kehidupan
sehari-hari memiliki beberapa jenis antara lain novel, puisi, drama, pantun, dan cerpen. Dimana
masing-asing karya sastra memiliki karakteristik tersendiri. Cerpen merupakan cerita yang
bersifat fiksi atau rekaan yang menggambarkan suatu cerita tertentu berbentuk wacana naratif.2
Cerpen berbentuk prosa yang tidak terlalu panjang sehingga dalam penulisannya tidak
memerlukan penjabaran yang panjang serta langsung pada tujuannya. Seseorang dapat
menghasilkan suatu karya sastra dalam bentuk cerpen yang memiliki kualitas bagus diperlukan
beberapa latihan dalam penulisan untuk dapat mengasah setiap ide, pengalaman, dan
pengetahuan dalam bentuk tertulis.3 Pemilihan tema dan gaya bahasa dalam menyampaikan
suatu cerita yang ingin disampaikan dalam peulisan cerita pendek (cerpen) menjadi sangat
penting untuk menarik minat dari pembaca. Ketika pembaca sudah memiliki ketertarikan
terhadap suatu cerpen dapat lebih memudahkan dalam memahami maksud dari cerpen tersebut,
sehingga seluruh pesan yang ingin disampaikan pengarang dapat diterima baik oleh pembaca.

1
Nuriana Istiqomah , Mukh.Doyin dan Sumartini. “Sikap Hidup Orang Jawa Dalam Novel Orang-Orang Proyek
Karya Ahmad Tohari”, Jurnal Sastra Indonesia 3 (1), 2014, hlm.1.
2
Eny Tarsinih, “Kajian Terhadap Nilai-Nilai Sosial Dalam Kumpulan Cerpen “Rumah Malam Di Mata Ibu”
Karya Alex R. Nainggolan Sebagai Alternatif Bahan Ajar”, Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Vol. 3, No.2, Sep. 2018, hlm. 70- 71.
3
Arifa Amalia, Mukh Doyin. “Pengembangan Buku Panduan Menyusun Teks Cerpen Dengan Menggunakan
Teknik Urai Unsur Intrinsik Bagi Siswa Kelas Vii Sekolah Menengah Pertama (Smp)”, Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(1), 2016, hlm. 38.
1
Cerita Pendek merupakan karya yang dikonstruksikan dengan kata lain dibuat-buat,
walaupun terdapat unsur khayalan dalam penyampaian cerita pendek bukan menekankan unsur
non realnya, akan tetapi lebih menujukkan segi konstruktif, segi inventif, serta realitanya guna
menunjukkan cerita tesebut disampaikan dalam bentuk dan ide yang kreatif. Cerita pendek
(cerpen) sendiri memiliki banyak jenis. Berdasarkan nilai literernya cerpen dapat dibedakan
menjadi golongan biasa (quality stories) yang mempunyai nilai sastra yang berbobot. Selain
itu terdapat golongan cerpen komersial (craft stories) dimana karya sastra yang kurang atau
tidak memiliki nilai sastra, maksud dan tujuan sastra ini dibuat adalah guna dijual sehingga
dapat menghasilkan keuntungan sehingga lebih menonjolkan nilai komersialnya dibandingkan
nilai sastra, mayoritas cerpen jenis ini dipublikasikan pada media majalah dan koran maupun
media lainnya yang memiliki sifat hiburan. Selain penggolongan tersebut, terdapat jenis cerpen
dari unsur fiksi yang ditekankan terdapat“cerpen watak, cerpen plot, cerpen tematis, cerpen
suasana, dan cerpen setting.”4
Cerita pendek (cerpen) disampaikan kepada pembaca disesuaikan dengan gaya bahasa dari
pengarang sendiri, namun terdapat beberapa unsur pembentuk yang umum dalam membuat
cerpen yakni”tema dan amanat, penokohan, alur, latar, pusat pengisahan/sudut pandang, dan
gaya cerita.”Selain memiliki unsur pembentuk karya sastra cerpen juga memiliki unsur analisis
(kritik) salah satunya adalah strukturalisme genetik. Strukturalisme genetik menjelaskan
hubungan kesadaran kolektif dan struktur karya sastra adalah kesatuan ekspresi dan saling
berkaitan dengan alam semesta dengan kata lain karya sastra terdiri dari beberapa unsur yang
tidak dapat dipisahkan, baik unsur intrinsik dalam karya sastra maupun unsur ekstrinsik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Penulis akan menyusun makalah yang berjudul Analisis
Cerita Pendek “Ikan-Ikan Buta Rumphius” Karya Raudal Tanjung Banua Berdasarkan
Strukturalisme Genetik.

B. RUMUSAN
Bagaimana analisis dari Cerita Pendek “Ikan-Ikan Buta Rumphius Karya Raudal Tanjung
Banua jika dikaji berdasarkan teori strukturalisme genetik?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui dan menjelaskan kepada pembaca terkait analisis dari Cerita Pendek
yang berjudul “Ikan-Ikan Buta Rumphius” Karya Raudal Tanjung Banua jika dikaji
berdasarkan teori strukturalisme genetik.

4
Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum Retno Purnama Irawati, S.S., M.A, “Pembelajaran Menulis Cerpen”,
Semarang : Penerbit Cipta Prima Nusantara, 2016, hlm. 60.
2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Strukturalisme Genetik Dalam Sastra


Strukturalisme genetik termasuk ke dalam teori karya sastra yang termasuk ke dalam
sosiologi sastra. Strukturalisme genetik muncul sebagai akibat atas kebiasaan reduksionis dan
simplistis dari sosiologi sastra marxis. Sosiologi sastra maxis memandang suatu karya sastra
dari unsur intrinsik tanpa memandang unsur lain di luar sastra. 5 Tokoh yang pertama kali
mengemukakan teori karya sastra ini adalah seorang filsuf dan sosiolog berasal dari Rumania-
Prancis bernama Lucien Goldman. Teori Strukturalisme genetik membawa perubahan pada
peletakan ideologi maupun pandangan sebagai penengah antara masyarakat dan karya sastra.
Hal lain yang terlihat jelas dalam teori ini adalah usaha guna memberikan status yang sama
bebas pada karya sastra.”Teori strukturalisme genetik lahir guna mengatasi segala kelemahan
dari teori strukturalisme.
Teori strukturalisme genetik memandang sebagai suatu karya sastra sebagai dokumen
sejarah serta kerangka sosial budaya penulis, budaya yang diambil dari suatu karya sastra
adalah berasal dan diambil dari budaya yang hidup dalam masyarakat. Teori ini juga
menganggap sebagai suatu karya sastra sebagai unsur yang memiliki makna (significant
structure). Dalam teori ini yang perlu ditegaskan bahwa karya sastra bukan hanya tersusun dari
sebuah unsur intrinsik (unsur yang terdapat dalam karya sastra itu sendiri) melainkan juga
tersusun atau berasal dari unsur ekstrinsik (berasal dari luar karya sastra). Setiap bagian dari
karya sastra tidak hanya terdiri hubungan internal melainkan juga terdapat elemen terdapat
struktur global, dunia, maupun lingkungan sosial dan alam yang ada di sekitar penulis dengan
kata lain tempat dimana suatu karya sastra dibuat. Dari beberapa unsur yang membangun suatu
karya sastra teori ini saling menghubungkan struktur dengan struktur lainnya sehingga
membentuk sebuah karya sastra, dimana unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain dan
tidak dapat terpisahkan. Unsur-unsur lain yang dimaskud dalam karya sastra adalah sebagai
berikut fakta kemanusiaan, subjek kolektif, pandangan dunia, strukturasi, pemahaman dan
penjelasan.”6 Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori strukturalisme
genetik menghubungkan antara unsur yang ada dalam karya sastra dengan unsur di luar karya
sastra, karya sastra memiliki hubungan yang erat dengan masyarakat melalui suatu pandangan
dari yang dituangkan dalam bentuk sastra.

5
Wilda Okkarisma, Sunu Catur Budiyono, “Strukturalisme Genetik Novel Burung Terbang
Di Kelam Malam Karya Arafat Nur”, Jurnal Buana Bastra, Tahun 4. No.1 April 2017, hlm. 42.
6
Ibid, hlm. 43.
3
Fakta Kemanusiaan pada strukturalisme genetik merupakan landasan ontologis dari teori
ini. Fakta sendiri dapat diartikan setiap aktivitas maupun perilaku manusia baik yang fisik
maupun perkataan yang dikaji dari ilmu pengetahuan.7 Fakta kemanusiaan dapat diwujudkan
dalam bentuk kegiatan sosial maupun kebudayaan, memberikan pengaruh terhadap segala
aspek kehidupan mulai dari sosial, ekonomi, maupun politik dalam masyarakat. Subjek
Kolektif pada teori ini berpendapat bahwa faktor kemanusiaan tidak dapat lahir dan beridiri
sendiri, melainkan berasal dari subjek individual yakni manusia sebagai perorangan, sedangkan
manusia juga merupakan bagian dari individu yang kemudian berhubungan satu sama lain
membentuk satu kesatuan yang disebut dengan subjek kolektif. 8
Pandangan Dunia : Homologi, Strukturasi, dan Struktur dalam teori strukturalisme
genetik beranggapan bahwa terdapat homologi antara struktur suatu karya sastra dengan
masyarakat, dikarenakan keduanya saling berhubungan dan merupakan hasil dari kegiatan
strukturisasi yang sama. Homologi yang dimaksud memiliki perbedaan dengan konsep refleksi.
Dalam melakukan pemahaman terhadap karya sastra merupakan hasil dari cerminan karya
sastra yang bersumber dari realitas mayarakat. Padahal menurut sejarah mayoritas karya sastra
bukan merupakan suatu yang realistik (nyata), sedangkan kehidupan masyarakat bersifat nyata.
Sifat dari karya sastra adalah imajinatif sehingga dalam beberapa karya sastra seperti tidak
memiliki hubungan antara dunia nyata dengan segala sesuatu yang tertuang dalam karya sastra.
Dialektika Pemahaman-Penjelasan memiliki hubungan dengan masalah koherensi dimana
pengetahuan terkait fakta kemanusiaan yang bersifat abstrak akan tetap tidak jelas ketika tidak
dibuat menjadi sesuatu yang konkret dengan menggabungkan dalam satu kesatuan. Dalam teori
ini peneliti dapat membangun model yang dianggap dapat memberikan tingkat kemugkinan
tertentu atas dasar. Hal selanjutnya dapat dilakukan pengecekan atas model dengan cara
membandingkan atas cara yang dapat menentukan sejauh mana setiap unit yang dianalisis
tergabungkan dalam “hipotesis yang menyeluruh; daftar elemen-elemen, frekuensi elemen-
elemen dan hubungan-hubungan yang diperlengkapi dalam model yang telah di cek.”9 Karya
sastra dalam teori ini merupakan gabungan antara unsur ekstrinsik dan intrinsik, masyarakat
dan lingkungan tidak dapat dipisahkan. Karya sastra sendiri sebagian besar melihat dari
fenomena yang ada di masyarakat sehingga kebudayaan yang ada dan terjadi di masyarakat
dituangkan dalam bentuk karya sastra.

7
Mila Nurmiati,Satinem, Nur Nisai Muslihah, “Analisis Strukturalisme Genetik Kumpulan
Cerpen Bulan Celurit Api Karya Benny Arnas” Jurnal LPEMKIL, Vol. 2 No. 3, Oktober 2022,
hlm. 44.
8
Ibid, hlm. 45.
9
Linda Dwi Mastuti, “Analisis Strukturalisme Genetik Dalam Roman Die Verwandlung Karya Franz
Kafka”, Skripsi, UNY, 2015, hlm. 20-23.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Cerita pendek yang berjudul “Ikan-Ikan Buta Rumphius” yang merupakan hasil karya
dari Raudal Tanjung Banua yang diterbitkan pada koran kompas pada tanggal 16 April 2023
secara garis menceritakan tentang kehidupan seorang nelayan di sebuah daerah yang kehidupan
sehari-harinya mencari ikan di laut. Namun, sudah beberapa waktu nelayan di daerah tersebut
tidak mendapatkan ikan hasil tangkapan. Salah satu alasan yang menjadi penyebab kampung
nelayan tidak mendapatkan hasil tangkapan karena laut yang berada di wikayah tersebut sudah
tercemari oleh air limbah yang bersumber dari pertambangan emas di hulu sehingga meracuni
makhluk hidup yang memiliki habitat di laut. Warga di sekitar lingkungan yang telah tercemar
tidak mengetahui jika wilayah laut mereka tercemar oleh limbah, sehingga tidak ada tindakan
dari warga sekitar. Dalam cerita tersebut digambarkan bahwa suatu hari terdapat nelayan yang
mendapatkan ikan hiu, namun ketika hendak dijual ikan tersebut tidak diterima dikarenakan
ikan hiu tersebut buta. Namun karena tidak terima akhirnya nelayan tersebut memakan ikan
tersebut, hingga akhirnya nelayan jatuh pinngsan. Warga sekitar tidak mengetahui penyebab
ikan- ikan tersebut buta dikareanakan polusi dari limbah, warga sekitar lebih mempercayai ikan
– ikan buta dikarenakan roh Rumphius.
Cerita pendek tersebut merupakan salah satu bentuk karya seni yang penulis akan
analisis berdasarkan teori strukturalisme genetik yang merupakan gabungan dari unsur intrinsik
dan ekstrinsik. Pertama akan dibahas dari Fakta Kemanusiaan pada strukturalisme genetik
merupakan landasan ontologis dari teori ini. Fakta sendiri dapat diartikan setiap aktivitas
maupun perilaku manusia baik yang fisik maupun perkataan yang dikaji dari ilmu
pengetahuan.10 Fakta kemanusiaan dalam cerpen berjudul “Ikan-Ikan Buta Rumphius” Karya
Raudal Tanjung Banua dapat ditunjukkan dalam hal sebagai berikut :
“Kenapa balik, he? Ayah 'kan su bilang tak punya uang?. Anak kelas dua SMP itu tenang
sekali bilang. "Beta bosan janji terus, Yah. Lebih baik beta ikut melaut, cari uang. Besok
biar lega ketemu Ibu Maria. Beraninya kau! Su berapa lama tak ada ikan, he. Hari ini
akan dapat, Yah...." 11
Pada kutipan kalimat tersebut nilai kemanusiaan yang dapat diambil adalah seorang anak
yang memiliki tekad untuk membantu orang tua dalam menjalani pekerjaan sehingga dapat
menghasilkan uang demi mencukupi kebutuhan hidupanya. Hal tersebut dapat ditunjukkan

10
Mila Nurmiati, Satinem, Nur Nisai Muslinah, Loc.cit. 44
11
Kompas, “Ikan-Ikan Buta Rumphius”, diakses dari https://ruangsastra.com/30607/ikan-ikan-buta-rumphius.

5
ketika seorang anak dengan sukarela memberikan bantuan kepada ayahnya untuk dibantu
berlaut mencari ikan. Nilai kemanusiaan lain yang dapat ditunjukkan dalam cerpen tersebut
terdapat pada kutipan :
“Si Ayah bersiul lebih keras mengusir bayangan celaka itu. Ajaib, si Anak melihat awan
menyisih. Pertanda baik, bisiknya di ujung lunas perahu. Bagaimana pun, Patrik,
namanya, terlanjur janji (berkali-kali) mau beli buku paket Pancasila darilbu Maria. la
juga yakinkan ayahnya, Ahmad Muchsin, bahwa hari ini mereka akan dapatikan.”12
Dalam kutipan kalimat pada cerpen tersebut nilai kemanusiaan yang dapat diambil adalah
bekerja keras, setiap manusia yang memiliki keinginan untuk mencapai sesuatu dalam
hidupnya harus berusaha secara sungguh-sungguh yani dengan bekerja keras. Kerja keras yang
dilakukan oleh anak tersebut adalah dengan membantu ayahnya melaut dengan tujuan
memperoleh ikan hasil tanggapan agar dapat membeli buku paket untuk keperluan sekolahnya.
Selain bekerja keras nilai kemanusiaan yang dapat kita ambil adalah setiap orang harus selalu
percaya diri dan yakin terhadap segala sesuatu yang baik. Nilai kemanusiaan lainnya
dalam cerpen tersebut adalah sebagai berikut:
"Sudah lama sekali..." suara Ayah bergetar. "Dulu waktu ayah kecil, tetua masih sesekali
menceritakannya. Laki-laki buta itu pernah tinggal di soa kita. Buyut dari buyut kita ikut
membantunya kumpulkan ikan."13
Dalam kutipan tersebut nilai kemanusiaan yang dapat kita ambil adalah setiap manusia
wajib membantu dan menolong satu sama lain untuk meringankan beban setiap orang.
Budaya tolong menolong dalam masyarakat penting dilakukan, ketikan memberikan bantuan
seseorang pada dasarnya kita tidak membutuhkan imbalan. Nilai kemanusiaan lain dalam
cerpen tersebut adalah:
"Stop. Bapak!" si Tambun panik. "Kami bahkan lihat racunnya menetes! Omong
kosong!" Sekejap, daging sekepal tangan angslup ke kerongkongan Muchsin. Dan benar,
terhuyunglah ia. Lalu bagai dipukul limbubu, ia rubuh. Orang- orang mengangkatnya
ke bawah ketapang. Si anak menolak ayahnya dibawa ke klinik."14
Nilai kemanusiaan dalam kutipan tersebut adalah sebaiknya seseorang mendengarkan
nasihat atau perkataan orang lain yang sifatnya adalah positif, sehingga tidak seharunya
seseorang berlaku egois mementingkan diri sendiri dengan menghiraukan perkataan dari orang
lain. Kewajiban manusia sebagai sesama manusia adalah mengingatkan dalam setiap kebaikan.

12
Kompas, Loc.cit.
13
Kompas, Loc.cit.
14
Kompas, Loc.cit.

6
Dari berbagai nilai kemanusiaan yang mencoba disampaikan pengarang dalam tulisannya dapat
dilihat bahwa kemanusiaan merupakan segala sifat yang bersifat baik pada diri manusia dapat
berupa hubungan sosial kepada sesama manusia lain (bagaimana cara seseorang
memperlakukan manusia lain dengan cara yang baik). Nilai kemanusiaan lain dapat berupa
kebudayaan yang seringkali dilakukan manusia sehingga menjadi kebiasaan, dimana kebiasaan
yang dilakukan dalam hal positif.
Kedua, akan dibahas tentang subjek transindividual merupakan individu dalam
masyarakat yang melakukan perannya dalam kehidupan sehari-hari, dimana nantinya tidak
akan dapat dipisahkan satu dengan lainnya dengan subjek kolektif. Yang termasuk ke dalam
subjek transindividual dalam cerpen tersebut adalah sebagai berikut :
“Si Ayah bersiul lebih keras mengusir bayangan celaka itu. Ajaib, si Anak melihat awan
menyisih. Pertanda baik, bisiknya di ujung lunas perahu. Bagaimana pun, Patrik,
namanya, terlanjur janji (berkali-kali) mau beli buku paket Pancasila dari ibu Maria. la
juga yakinkan ayahnya, Ahmad Muchsin, bahwa hari ini mereka akan dapat ikan”
Dalam kutipan cerpen tersebut menunjukkan bahwa subjek individual adalah Si Ayah
yang bernama Ahmad Muchsin, anak dari Ahmad Muchsin yakni Patrik. Patrick dalam cerpen
tersebut digambarkan sebagai anak yang memiliki semangat juang yang tinggi dibuktikan
dengan mau membantu ayahnya, serta Ahmad Muchsin merupakan suami yang bertanggung
jawab pada keluarganya.
Subjek Kolektif pada teori ini berpendapat bahwa faktor kemanusiaan tidak dapat lahir
dan beridiri sendiri, melainkan berasal dari subjek individual yakni manusia sebagai
perorangan, sedangkan manusia juga merupakan bagian dari individu yang kemudian
berhubungan satu sama lain membentuk satu kesatuan yang disebut dengan subjek kolektif. 15
Dalam cerpen tersebut yang termasuk ke dalam subjek kolektif adalah sebagai berikut:
“Si Ayah mau lanjut marah, tetapi karena dibuat punya harapan, seketika ia merasa
punya teman, "Naik sudah!" Cepat anak itu melompat naik, sesaat sebelum perahu
berayun di punggung ombak. Meluncurlah ayah dan anak itu ke laut lepas.”
Dalam kutipan cerpen tersebut dapat diketahui teori subjek kolektif terlihat pada si Ayah
yang bekerja sebagai nelayan yang bekerja mencari ikan di desa tersebut. Pada cerpen tidak
dijelaskan secara keseluruhan seluruh penokohan yang menjadi nelayan di desa tersebut,
melainkan hanya menampilkan seorang Ayah yang menjadi nelayan menggambarkan mata
pencaharian di desa tersebut sebagian besar adalah seorang nelayan. Subjek transindividual dan

15
Linda Dwi Mastuti, Loc.cit.
7
subjek kolektif akan saling berkaitan satu sama lain dikarenakan subjek transindividual
merupakan bagian dari subjek kolektif yang nantinya akan saling bekerjasama membentuk
kesatuan cerita pendek tersebut. Subjek transindividual tidak dapat berdiri sendiri (individu
tidak dapat bertindak sendiri), harus membentuk suatu kesatuan.
Pandangan Dunia : Homologi, Strukturasi, dan Struktur dalam teori ini beranggapan
bahwa terdapat homologi antara struktur suatu karya sastra dengan masyarakat, dikarenakan
keduanya saling berhubungan dan merupakan hasil dari kegiatan strukturisasi yang sama..
Dalam kutipan cerpen tersebut yang termasuk dalam Dalam teori pandangan dunia, yang
diberikan penulis hingga terbentuk menjadi sebuah karya sastra dipengaruhi akan kehidupan
sosial budaya dari pengarang. Pengarang bagian dari komunitas tertentu kemudian berpengaruh
terhadap penyampaian reaksi atas fenomena sosial budaya serta mengeluarkan yang ada dalam
pikiran terkait suatu peristiwa tertentu. Kehidupan sosial baik dalam diri pengarang maupun
berasal dari lingkungan sekitar akan mempengaruhi pengarang dalam menciptakan suatu karya
sastra. Pandangan yang dimiliki pengarang tentang dunia diperoleh dari hasil interaksi
pengarang dengan kelompok sosial masyarakat tertentu.16 Pandangan pengarang dalam cerpen
tersebut adalah sebagai berikut :
“Ah, tak ada lagi takut mendera! Lebih dua tahun badai pandemi melanda, semua habis
terjual atau tergadai. Hingga kini tak ada kepastian pendapatan. Gubuknya berdinding
gaba-gaba mulai miring. Dihuni lima anak-beranak, dan istri yang lumpuh.”17
Dalam kutipan tersebut pandangan dunia dari pengarang adalah pada masa pandemi
banyak masyarakat yang mengalami kesulitan khususnya dalam bidang ekonomi, akibat dari
adanya pandemi yang melanda seluruh masyarakat dunia banyak dampak negatif antara lain
semakin sulitnya masyarakat dalam mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya, dalam
cerpen tersebut ditunjukkan kondisi keluarga yang mengalami kesulitan sehingga terpaksa
harus menjual dan menggadaikan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sejak
pandemi juga dijelaskan banyak masyarakat yang tidak memiliki pendapatan yang tetap.
Kondisi pandemi tersebut yang menjadi dasar pengarang untuk menuangkan dalam karya
sastra, menceritakan perjuangan masyarakat untuk kembali normal setelah masa pandemi.
“Orang itu terbahak."Itu di dunia ilmiah, Nak! Di sini, semua orang nelayan dan
pedagang. Kecuali kau rajin belajar, dan kelak kuliah. Kau akan pelajari di sana. Bukan
sekarang." la meludah.”18

16
Dewi Nurhasanah, “Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann Dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya
Ahmad Tohari”, Jurnal Humaniora, Vol. 6, No. 1, Januari, 2015, hlm. 141.
17
Kompas.Loc.cit.
18
Kompas.Loc.cit.
8
Kutipan cerpen tersebut menunjukkan bahwa pengarang memiliki pandangan terhadap
dunia, masih banyak masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup sehingga
mudah untuk dikelabui, dalam cerpen tersebut terlihat seorang anak dan masyarakat sekitar
yang mempercayai bahwa laut tersebut terdapat roh Romphius, padahal dalam realitanya tidak
ada. Masyarakat di sekitar memiliki pengetahuan yang kurang akan kelestarian lingkungan
khususnya bagi wilayah laut. Dalam cerpen ingin dsampaikan bahwa terjadi kerusakan
lingkungan wilayah laut yang sudah tercemar. Penyebab utama lingkungan wilayah laut
menjadi tercemar disebabkan tercemar air limbah yang bersumber dari pertambangan emas di
hulu sehingga meracuni makhluk hidup yang memiliki habitat di laut. Warga di sekitar
lingkungan yang telah tercemar tidak mengetahui jika wilayah laut mereka tercemar oleh
limbah, sehingga tidak ada tindakan dari warga sekitar. Warga sekitar tidak mengetahui
merupakan akibat pencemaran dari limbah, dikarenakan ketidaktahuan dari masyarakat
masyarakat sekitar tidak melakukan tindakan untuk memulihkan kerusakan lingkungan.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas teori strukturalisme genetik secara sederhana bukan hanya
membangun suatu karya dari unsur instrinsik saja melainkan juga menggabungkan unsur-unsur
di luar itu salah satunya adalah menggabungkan dengan kehidupan dan kebudayaan masyarakat
sekitar.19 Pandangan dunia yang lain dalam cerpen tersebut adalah sebagai berikut :
“Muchsin tatap cakrawala, dan kini balik bercerita. Katanya, lama sebelah laki-laki itu
meninggal, kampung dilanda paceklik. Nelayan pulang melaut dengan tangan hampa.
Mereka panjatkan doa. Sebut nama-nama. Roh Kudus, Maria. Sulaiman. Khidir. Yunus.
Tapi tak kunjung terkabul. Sampai Bapak Kepala Soa ingat nama yang terlupa:
Rumphius. Itu layak disebut karena ketabahannya. Maka disebutlah namanya dalam
doa. Tiga hari kemudian, ikan-ikan terdampar di pantai. Seluruh kampung berpesta.”20
Dalam kutipan tersebut dijelaskan ketika manusia mengalami kesulitan, selain
melakukan usaha dengan keras manusia juga harus menyerahkan segala sesuatu dan berdoa
kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Setiap doa yang
dipanjatkan manusia tidak selalu dikabulkan oleh Tuhan, ada doa yang langsung dikabulkan
ada yang tidak langsung dikabulkan oleh Tuhan. Kewajiban manusia adalah tetap berdoa dan
berusaha kepada sang pencipta. Pada kutipan cerpen tersebut menunjukkan pengarang
menyampaikan pandangan atas solusi terbaik atas permasalahan sosial yang dihadapi manusia.
Manusia tidak diperbolehkan berputus asa ketika menghadapi suatu masalah.

19
Linda Dwi Mastuti, Loc.cit.
20
Kompas. Loc.cit.
9
BAB IV
KESIMPULAN

Teori strukturalisme genetik memandang karya sastra bukan hanya tersusun dari sebuah
unsur intrinsik (unsur yang terdapat dalam karya sastra itu sendiri) melainkan juga tersusun
atau berasal dari unsur ekstrinsik (berasal dari luar karya sastra). Setiap bagian dari karya sastra
tidak hanya terdiri hubungan internal melainkan juga terdapat elemen terdapat struktur global,
dunia, maupun lingkungan sosial dan alam yang ada di sekitar penulis dengan kata lain tempat
dimana suatu karya sastra dibuat. Teori strukturalisme genetik pada cerita pendek yang
berjudul “Ikan-Ikan Buta Rumphius” yang merupakan hasil karya dari Raudal Tanjung Banua
meliputi faktor kemanusiaan, subjek transindividual, subjek kolektif, dan pandangan dunia.
Secara garis besar pengarang memandang kehidupan sosial yang banyak mengalami
permasalahan salah satunya adalah permasalahan ekonomi. Manusia dalam menghadapi
masalah dituntut untuk bekerja dan berdoa agar dapat keluar dari permasalah. Dalam
menyelesaikan permasalahan manusia juga harus berilmu agar tidak mudah diakali oleh orang
lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Arifa, Mukh Doyin. (2016). “Pengembangan Buku Panduan Menyusun Teks Cerpen
Dengan Menggunakan Teknik Urai Unsur Intrinsik Bagi Siswa Kelas Vii Sekolah
Menengah Pertama (Smp)”, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(1).
Dwi Mastuti, Linda. (2015). “Analisis Strukturalisme Genetik Dalam Roman Die
Verwandlung Karya Franz Kafka”, Skripsi, UNY.
Kompas, “Ikan-Ikan Buta Rumphius”, diakses dari https://ruangsastra.com/3607/ikan-ikan -
buta-rumphius diakses pada 08 Juni 2023.
Nurmiati, Mila, Satinem, Nur Nisai Muslihah. (2022). “Analisis Strukturalisme Genetik
Kumpulan Cerpen Bulan Celurit Api Karya Benny Arnas” Jurnal LPEMKIL, Vol. 2, No.
3.
Nuryatin, Agus, Retno Purnama Irawati. (2016). “Pembelajaran Menulis Cerpen”,
Semarang : Penerbit Cipta Prima Nusantara.
Okkarisma, Wilda, Sunu Catur Budiyono. (2017). “Strukturalisme Genetik Novel Burung
Terbang Di Kelam Malam Karya Arafat Nur”, Jurnal Buana Bastra, Tahun 4. No.1.
Istiqomah, Nuriana, Mukh.Doyin dan Sumartini.(2014). “Sikap Hidup Orang Jawa Dalam
Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari”, Jurnal Sastra Indonesia 3 (1).
Tarsinih, Eny. (2018). “Kajian Terhadap Nilai-Nilai Sosial Dalam Kumpulan Cerpen “Rumah
Malam Di Mata Ibu” Karya Alex R. Nainggolan Sebagai Alternatif Bahan Ajar”, Jurnal
Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 3, No.2.

11
Makalah AnalisisCerpen 5
ORIGINALITY REPORT

10 %
SIMILARITY INDEX
10%
INTERNET SOURCES
1%
PUBLICATIONS
2%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
bagawanabiyasa.wordpress.com
Internet Source 1%
2
jurnal.unipasby.ac.id
Internet Source 1%
3
digilib.uns.ac.id
Internet Source 1%
4
lib.unnes.ac.id
Internet Source 1%
5
repository.ar-raniry.ac.id
Internet Source 1%
6
repository.usd.ac.id
Internet Source 1%
7
Submitted to Universitas Jember
Student Paper <1 %
8
paparaninformasi.wordpress.com
Internet Source <1 %
9
text-id.123dok.com
Internet Source <1 %

Anda mungkin juga menyukai