Disusun oleh:
1. Ade Irma Yani F1012191017
2. Bagas Zulmy Adityarno F1012191005
3. Dela Noviani F1012191015
4. Nasstasja Defelia Milana F1012191010
5. Ponco Prasetio F1012191019
6. Rizal Arifan F1012191011
Segala puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan YME atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam proses pengerjaan makalah ini. Khususnya kedua orang
tua, teman-teman, dan Ibu Dr. Sesilia Seli, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Kritik
Sastra.
Dalam proses pengerjaan makalah ini, penyusun menemukan banyak
kekurangan. Karena keterbatasan ilmu serta wawasan yang dimiliki penyusun.
Dengan semua kekurangan yang dimiliki oleh penyusun, diharapkan kepada para
pembaca ini dapat memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan
kita bersama.
Makalah yang berjudul “Pendekatan Ekspresif dan Pendekatan Objektif”
ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Kritik Sastra. Penyusun mohon maaf
yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan kata
dan kalimat dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi seluruh
pembaca.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
A. Pendekatan Ekspresif....................................................................................3
B. Pendekatan Objektif......................................................................................5
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan hasil dari daya cipta, karsa manusia yang dimana
mengandung nilai seni yang tinggi. Dalam penciptaan karya sastra, seorang
seniman atau penyair tidak menciptakannya hanya asal-asalan. Melainkan
membutuhkan usaha yang keras baru bisa menghasilkan sebuah karya yang
bermutu. Selain itu, banyak aspek yang dipertimbangkan dalam pembuatan karya
sastra. Misalnya aspek keindahan, nilai guna atau manfaat.
Karena karya sastra sarat dengan nilai seni, maka dalam menganalisisnya
harus menggunakan metode atau cara yang tepat. Agar apa yang ingin
disampaikan dapat kepada pembaca atau penikmat karya itu. Miasalnya dengan
menggunakan pendekatan ekspresif dan pendekatan objektif.
Teori ekspresif sastra adalah sebuah teori yang memandang sebuah karya
sastra terutama sebagai pernyataan atau ekspresi dunia batin pengarangnya. Aspek
ekspresif sebagai salah satu pendekatan dalam sastra barangkali lebih cocok
dipakai dalam melihat kebimbangan pengarang dalam berkarya. Sedangkan yang
memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai sesuatu struktur yang otonom
dengan koherensi intrinsik adalah pendekatan objektif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan urain yang terdapat dalam latar belakang, rumusan masalah
yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah pendekatan ekspresif?
2. Apakah hakikat pendekatan ekspresif?
3. Bagaimana langkah penerapan pendekatan ekspresif?
4. Bagaimana sejarah pendekatan objektif?
5. Apakah hakikat pendekatan objektif?
6. Bagaimana langkah penerapan pendekatan objektif?
2
C. Rumusan Masalah
Adapun beberapa hal yang akan dituju dari penulisan makalah ini
berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:
A. Pendekatan Ekspresif
Teori ekspresif sastra adalah sebuah teori yang memandang sebuah karya
sastra terutama sebagai pernyataan atau ekspresi dunia batin pengarangnya.
1. Sejarah Pendekatan Ekspresif
Penekanan aspek ekspresif karya sastra telah lama dimulai. Pada masa
Yunani dan Romawi penonjolan aspek ekspresif karya sastra telah dimulai
seorang ahli sastra Yunani Kuno, Dionysius Casius Longius, dalam bukunya
On the Sublime (Mana Sikana, dalam Atmazaki, 1990: 32-33). Menurut
Longius karya sastra harus mempunyai gaya bahasa yang baik, mempunyai
falsafah, pemikiran, dan persoalan agung yang penting, harus mempunyai
emosi yang intens dan terpelihara serta tahan menghadapi zaman.
Kenyataan ini menyebabkan pengarang mesti punya konsep yang jelas dan
jauh dari kebimbangan-kebimbangan yang melanda dirinya.
Apabila Plato mengungkapkan bahwa karya sastra adalah meniru dan
meneladani ciptaan Tuhan, cukupkah sampai di situ peran seorang
pengarang? Ternyata Aristoteles menolak pendapat yang menyatakan bahwa
posisi pengarang hanya berada di bawah Tuhan. Menurutnya, ciptaan Tuhan
hanyalah sebagai tempat bertolak. Pengarang dalam penciptaan karyanya,
dengan daya khayal dan kreativitas yang dipunyainya, justru mampu
menciptakan kenyataan yang lebih kurang terlepas dari kenyataan alami.
Dalam hal ini secara “lancang” menurut Aristoteles pengarang dengan
sombongnya sebagai pencipta telah menyamai Tuhan (Atmazaki, 1990: 33).
Pendekatan ekspresif kemudian tumbuh subur pada abad ke-18
dengan munculnya aliran romantisme yang dikembangkan oleh Jean
Jacques Rousseau. Aliran ini di Prancis mendominasi penyelidikan karya
sastra sampai tahun 1950-an, walaupun strukturalisme di Eropa telah
berkembang sejak awal abad ke-20. Roussea berpendapat bahwa seorang
4
ciptaan Tuhan sebagai model yang harus diteladani oleh seniman digantikan
oleh ciptaan seniman sendiri; ketika model dunia devolusi yang
menggembalikan segala sesuatu ke ciptaan Tuhan yang asli digantikan oleh
model evolusi, yakni setiap penciptaan bar pada prinsipnya menjadi
kemajuan (Teeuw, 183).
B. Pendekatan Objektif
Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada
karya sastra sebagai sesuatu struktur yang otonom dengan koherensi intrinsik.
1. Sejarah Pendekatan Objektif
Pendekatan struktural dipelopori oleh kaum Formalis Rusia dan
Strukturalisme Praha, yang mendapat pengaruh langsung dari teori Saussure
yang mengubah studi linguistik dari pendekatan diakronik ke sinkronik.
Studi linguistik tidak lagi ditekankan pada sejarah perkembangannya,
melainkan pada hubungan antar unsurnya. Masalah unsur dan hubungan
antarunsur merupakan hal yang penting dalam pendekatan ini
(Nurgiyantoro, 2000:36). Pendekatan Objektif adalah pendekatan yang
memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom,
karena itu pendekatan ini mengarah pada analisis karya sastra secara
strukturalisme. Sehingga pendekatan strukturalisme dinamakan juga
pendekatan objektif. (Semi, 1993: 67).
sastra berdasarkan kenyataan teks sastra itu sendiri. Hal-hal yang di luar
sastra, walaupun masih ada hubungannya dengan sastra dianggap tidak
perlu dijadikan pertimbangan dalam menganalisis karya sastra. Pengarang
dan realitas objektif dianggap sebagai unsur penunjang, karenanya tidak
perlu digubris. Dengan demikian, pendekatan objektif prinsip otonomi
sangat ketat dalam praktek kerjanya karya sastra.
suara dalam kata,frase, dan kalimat, (b) lapis arti atau units of meaning,
misalnya arti dalam fonem, suku kata, kata, frase, dan kalimat, (c) lapis
objek, misalnya objek-objek yang dikemukakan seperti latar, pelaku, dan
dunia pengarang. Selanjutnya Roman Ingarden masih menambahkan dua
lapis norma lagi, yaitu lapis dunia dan lapis metafisis.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Abrams, M.H. 1979. The Mirror and the lamp: Romantic Theory and the Critical
Tradition. New York: Oxford University Press.
Atmazaki. 1990. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Angkasa Raya.
Hasanuddin. 1996. Drama (Karya dalam Dua Dimensi). Bandung: Angkasa.
Jefferson, Ann. 1982. Structuralism and Pos Structuralism Modern Literary
Theory: A Comparative Introduction. London: Bats ford academic and
Educational Ltd.
Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Pradopo, Rachmat Djoko. 2000. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.
Wellek, Rene. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia