Anda di halaman 1dari 2

Nama : Adni Rofiqoh

NIM : 2101416049

Rombel :2

Perkembangan BIPA Di Australia Sebagai Wujud Internasionalisasi Bahasa Indonesia

Tingginya arus globalisasi tidak selamanya berdampak buruk bagi kondisi suatu
negara. Kondisi ini justru dapat menjadi sarana berdiplomasi untuk turut mengenalkan
kebudayaan, salah satunya bahasa. Seperti halnya Bahasa Indonesia yang hingga kini masih
terjaga eksistensinya di tengah gempuran arus globalisasi. Eksistensi bahasa Indonesia saat ini
diharapkan mampu menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek di tengah arus globalisasi. Hal ini
dimaksudkan bahasa Indonesia mampu menjadi perantara untuk memperkenalkan kekayaan
dan keragaman budaya Indonesia. Peran serta masyarakat juga penting dengan berkomitmen
untuk setia dan bangga sebagai penutur bahasa Indonesia sebagai bahasa omunikasi yang
efektif dalam menghadapi era masyarakat ekonomi ASEAN saat ini (Ngelu, 2015:159 dalam
Ningrum, dkk., 2017).

Salah satunya didukung oleh keberadaan BIPA yang menjadi sarana internasionalisasi
Bahasa Indonesia ditengah arus globalisasi. BIPA sudah menjadi suatu wadah bagi warga
negara asing yang berkeinginan belajar bahasa Indonesia. Eksistensi BIPA pun sudah
mengalami peningkatan ditengah permintaan negara-negara yang ingin membelajarkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa asing mereka. Tidak hanya itu bebarapa mahasiswa asing dari
berbagai negara juga mendapatkan beasiswa dari Universitas masing-masing untuk belajar
bahasa Indonesia di Indonesia. Laju perkembangan ini menunjukkan grafik yang signifikan
bagi bahasa Indonesia yang sudah mulai dikenal dan dipelajari oleh berbagai negara di dunia.

Terkait dengan pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di luar negeri,
peluang bahasa Indonesia untuk dikembangkan menjadi bahasa Internasional paling tidak di
Asia dan Asia Tenggara memang terbuka lebar (Rafiek, 2014:6 dalam Ningrum, dkk., 2017).
Bahasa Indonesia sudah banyak diajarkan di berbagai universitas di luar negeri. Bahkan tidak
hanya ASEAN, namun juga sudah merambah ke Asia, Australia, Rusia, Jepang, Amerika
Serikat, Cina, Jerman, dan lain-lain. Menurut Soegihartono (2012:142) dalam Ningrum, dkk.,
2017 pengajaran BIPA telah tersebar di seluruh benua dengan 179 lembaga penyelenggara.
Diantara berbagai negara tersebut, Australia menempati posisi teratas dengan banyaknya
lembaga yang menyelenggarakan BIPA. Di Australia program pengajaran bahasa Indonesia
tidak hanya dilakukan pada jenjang universitas saja, namun sudah diajarkan sejak jenjang
sekolah dasar. Kondisi ini semakin memperkuat bahwa bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua
di Australia.

Perkembangan BIPA telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama


kurun waktu empat tahun terakhir. Hal in diungkapkan oleh Widiyanto (2017) bahwa
pengiriman pengajar ke luar negeri yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan dan Diplomasi
Kebahasaan. Peningkatan tersebut juga berdampak pada perkembangan BIPA di Australia
selama kurun waktu terkahir ini. Pada tahun 2017 Presiden Joko Widodo telah meresmikan
tiga balai bahasa Indonesia di Australia. Hal ini merupakan suatu perkembangan sekaligus
langkah serius dalam pengembangan bahasa Indonesia bagi penutur asing di luar negeri yakni
Australia.

Banyaknya warga negara Australia yang sudah fasih berbahasa Indonesia juga turut
dipengaruhi oleh pola pengajaran BIPA disana. Fanany (2008) mengungkapkan bahwa
pengajaran BIPA di Asutralia menarik dan terdapat interaksi dengan ketika pembelajaran. Hal
ini semakin didukung oleh pembelajaran bahasa Indonesia yang sudah dimulai dari pendidikan
dasar. Sehingga berbagai pengalaman pun turut hadir dalam kelas sehingga lebih beragam dan
interaktif dalam pembelajaran. Selain itu, di Indonesia juga terdapat program in-Country BIPA
RUILI. Program tersebut merupakan program kuliah bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
(BIPA) untuk mahasiswa Australia yang tergabung dalam konsorium Regional Universities
Indonesian Language Initiative (RUILI) yang dilaksanakan di Pusat Bahasa UNRAM pada
bulan Januari-Februari setiap tahun.

Perkembangan BIPA yang semakin meluas dan terfokus seperti di negara Australia
semakin menunjukkan keberadaan bahasa Indonesia yang semakin diakui di mata berbagai
negara. Oleh sebabnya sudah menjadi suatu kewajiban bagi penutur asli bahasa Indonesia yakni
bangsa Indonesia yang harus ikut bangga sebagai penutur bahasa Indonesia.

Daftar Pustaka

Ningrum, Rifqia Kartika, Waluyo, Herman J., Winarti, Retno. 2017. BIPA (Bahasa Indonesia
Penutur Asing) Sebagai Upaya Internasionalisasi Universits Di Indonesia. The 1st
Education and Language International Conference Procedings Center for International
Development of Unissula. p.126-732.
Widiyanto, Hidayat. Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing: Peneguh Persatuan
Atas Kebinekaan Indonesia. Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai