Anda di halaman 1dari 10

MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA

DENGAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF KONTEKSTUAL


BAGI MAHASISWA ASING

Mohamad Jazeri
IAIN Tulungagung
email: abahfuad69@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran berbicara bahasa
Indonesia dengan pendekatan komunikatif-kontekstual bagi mahasiswa asing di IAIN
Tulungagung. Desain pengembangan mengunakan model R2D2 (Recursive Reflective Design
and Development) dari Willis. Produk yang telah dikembangkandiujicobakan kepada 20
mahasiswa BIPA dari Thailand, 2 instruktur BIPA, dan 1 ahli pembelajaran BIPA. Uji
efektivi­­tas dengan rancangan pra-eksperimen, yakni dengan melakukan tes awal dan tes
akhir pada ke­lom­pok tunggal tanpa kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 87% pebelajar merasa antusias dan senang karena contoh ungkapan dan dialog
yang disajikan dalam buku ajar membantu mereka mampu berbicara bahasa Indonesia
dengan lancar. Hasil uji-t menun­jukkan perbedaan yang signifikan antara skor tes awal
dan tes akhir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang
dikembangkan berpe­ngaruh secara signi­fikan terhadap hasil pembelajaran keterampilan
berbicara pada mahasiswa asing di IAIN Tulungagung.

Kata kunci: keterampilan berbicara, pendekatan komunikatif-kontekstual, Bahasa


Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA)

A MODEL OF A LEARNING PACKAGE FOR THE SPEAKING SKILL


USING THE CONTEXTUAL COMMUNICATIVE APPROACH
FOR FOREIGN STUDENTS

Abstract
This study aims to develop a learning package for the Indonesian language speaking
skill using the contextual communicative approach for foreign students at IAIN
Tulungagung. The developmentdesign used the R2D2 (Recursive Reflective Design and
Development) model adopted from Willis’s model (1995). The developed product was tried
out to 20 BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing = Indonesian Language for Foreign
Speakers) students from Thailand, 2 BIPA instructors, and 1 BIPA teaching expert. The
effectiveness testing employed a pre-experimental design by administering a pretest and
a posttest to a single group without a control group. The result of the study showed that
87% of the students felt enthusiastic and happy because the examples of expressions and
dialogs provided in the textbook helped them to speak the Indonesian language fluently.
The result of the t-test analysis showed a significant difference between the pretest scores
and the posttest scores. Therefore, it is concluded that the developed learning package
significantly affects the speaking skill of the foreign students at IAIN Tulungagung.

Keywords: speaking skill, contextual communicative approach, BIPA

217
218

PENDAHULUAN lil ‘alamin. Tidaklah mengherankan jika


Indonesia adalah negeri yang besar banyak negara Islam yang mengirimkan
dan kaya dilihat dari aspek geografis, de- mahasiswanya untuk belajar Islam di In-
mografis, ekonomi, politik, sosial, budaya, donesia. Beberapa tahun ke depan akan
dan agama. Karena itu, Indonesia memi- semakin banyak mahasiswa asing yang
liki posisi strategis dalam percaturan belajar studi Islam di PTAI di Indonesia.
dunia. Posisi tersebut membuat Bahasa Beberapa hal di atas, menurut Sammeng
Indonesia dipelajari di berbagai negara, (1995) menjadi alasan mengapa semakin
baik di Asia, Eropa, Amerika, maupun banyak orang asing mempelajari Bahasa
Australia. Indonesia.
Secara geografis, Indonesia terletak Pada awalnya, pengajaran Bahasa In-
di antara dua benua dan dua samudera. donesia untuk Penutur Asing (selanjutnya
Karenanya, Indonesia memiliki objek disebut BIPA) ini hanya sebagai bentuk
wisata indah yang menggiurkan wis- pelayanan pengajaran bahasa Indonesia
man asing.Jumlah penduduk yang besar, bagi beberapa mahasiswa yang berasal
sebagai negara urutan keempat berpen- dari luar negeri. Namun, seiring posisi
duduk terbesar dunia, membuat Bahasa strategis di atas, kini permintaan pengaja-
Indonesia memiliki jumlah penutur yang ran BIPA semakin meningkat. Di beberapa
cukup signifikan. Tentu dengan jumlah negara, seperti Perancis, Selandia Baru,
penduduk yang banyak tersebut, Indone- Australia, dan Jepang Bahasa Indonesia
sia menjadi negara yang menguntungkan menjadi salah satu mata pelajaran bahasa
untuk berinvestasi demi keuntungan asing yang dipelajari di sekolah. Di Aus-
ekonomi. tralia, Bahasa Indonesia diajarkan mulai
Secara politis, Indonesia menganut sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
politik luar negeri yang bebas-aktif yang Buku ajar yang mereka gunakan secara
membuat Indonesia sebagai negara tujuan luas adalah ‘Bahasa Tetanggaku’. Bahkan
yang aman. Selain itu, Indonesia dihuni di beberapa negeri jiran, seperti Malaysia
oleh beragam etnis yang masing-masing dan Thailand, Bahasa Indonesia menjadi
memiliki budaya yang berbeda sehingga salah satu jurusan Regional Studies yang
membuat Indonesia sebagai negara kaya berangsur-angsur meningkat peminat-
budaya. nya.
Selain kekayaan sumber daya ma- Kini, pembelajaran BIPA tidak hanya
nusia, sumber daya alam, dan budaya, diadakan di dalam negeri, melainkan juga
Indonesia juga kaya akan agama dan ke- di luar negeri. Menurut data Kementerian
percayaan. Tercatat ada lima agama resmi Pendidikan Tinggi tahun 2013, BIPA dia-
yang diakui negara di samping ratusan jarkan di 45 negara yang tersebar di lima
bahkan ribuan aliran kepercayaan yang benua. Tidaklah mengherankan jika pada
tetap dilestarikan oleh para pengikutnya. masa Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
Diantara agama tersebut, Islam memiliki nanti bahasa Indonesia akan menjadi ba-
pengkut terbanyak di Indonesia. Yang me- hasa resmi ASEAN. Mengenai peluang
narik adalah meskipun memiliki agama ini, Susanto dan Rofiuddin (2015) berar-
dan keyakinan yang berbeda, masyarakat gumen bahwabahasa Indonesia adalah
Indonesia dapat hidup berdampingan, sa- bahasa yang digunakan oleh mayoritas
ling menghormati, dan saling menghargai penduduk di ASEAN. Penduduk ASEAN
tanpa gejolak yang memecah belah bangsa berjumlah sekitar 600 juta jiwa dan sekitar
ini. Hal inilah diantara yang menyebabkan 250 jutanya adalah penduduk Indonesia.
Islam Indonesia menjadi model pemikiran Jadi ada sekitar sepertiga lebih penduduk
dan praktik keagamaan yang rahmatan ASEAN yang menggunakan bahasa Indo-

LITERA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016


219

nesia. Selain itu, bahasa Indonesia selain sebagai bahasa Dunia. Menurutnya,
dipahami oleh orang Indonesia juga dipa- bahasa Melayu digunakan oleh etnis
hami oleh sebagian besar etnis Melayu di Melayu di beberapa negara ASEAN. Ia
Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, memberikan gambaran singkat perkem-
Filipina Selatan, Thailand Selatan, dan bangan Bahasa Melayu dari tempat asal-
Timor Leste. nya pada masa prasejarah di Kalimantan
Argumen di atas, menurut Susanto Barat hingga menyebar dengan cepat
dan Rofiuddin (2015) juga diperkuat ke Sumatra, Semenanjung Malaya, Jawa
dengan beberapa fakta, yaitu (1) bahasa bagian utara, Kalimantan bagian utara
Indonesia digunakan oleh mayoritas dan timur, Filipina barat serta Indonesia
penduduk ASEAN (70 persen), (2) bahasa bagian timur. Ia menemukan dokumen
Indonesia menempati urutan ke-8 bahasa- bahasa Melayu yang berkaitan dengan
bahasa yang digunakan oleh penduduk budaya India, Persia, dan Arab serta
dunia, dan (3) bahasa Indonesia menem- berhubungan dengan unsur Cina, Jawa,
pati urutan kedua bahasa yang mudah dan Khmer. Unsur-unsur ini telah meng-
dipelajari oleh orang asing berdasakan hasilkan sebuah kekuatan dan kegunaan
hasil penelitian American Councils on bahasa. Bahasa Melayu dalam hal ini
tthe Teaching of Foreign Language tahun juga termasuk bahasa Indonesia karena
2013. Maka dari itu, sangat logis jika ba- sejatinya bahasa Indonesia adalah bahasa
hasa Indonesia diusulkan menjadi bahasa Melayu yang disepakati bangsa Indonesia
ASEAN. sebagai bahasa persatuan.
Hal senada disampaikan oleh Su- Beberapa Perguruan Tinggi Agama
bangun (2014). Menurutnya, bahasa Indo- Islam (PTAI) sudah menerima mahasiswa
nesia berpeluang menjadi bahasa ASEAN asing yang belajar Islam di Indonesia (be-
karena lima alasan, yakni (1) kesederha- berapa di antaranya adalah UIN Jakarta,
naan struktur, (2) jumlah penutur, (3) luas UIN Malang, UIN Jogjakarta, UIN Riau,
penyebaran, (4) minat orang asing mem- UIN Surabaya, dan UIN Bandung. Selain
pelajarinya, dan (5) kekuatan diplomasi kampus-kampus besar tersebut baru-baru
Indonesia di kawasan ASEAN. Bahasa ini datang adalah mahasiswa Thailand di
Indonesia memiliki struktur yang seder- PTAI lain seperti STAIN Jember, STAIN
hana, yakni tidak mengenal perubahan Kediri, IAIN Tulungagung, dan STAINU
bentuk kata karena perubahan subjek Jakarta). Meskipun banyak sudah maha-
dan waktu, tidak mengenal tingkatan siswa asing yang belajar di PTAI di Indo-
bahasa seperti kasar-halus, dan tidak nesia, PTAI tersebut secara khusus belum
mengenal bacaan panjang-pendek yang merancang pembelajaran BIPA sebagai
mempengaruhi makna. Penutur bahasa jembatan untuk memahami materi kuliah
Indonesia dan yang mampu memahami yang diberikan di kelas. Hal ini berbeda
bahasa Indonesia tersebar di seluruh dengan jika mahasiswa Indonesia kuliah
negara ASEAN. Bahasa Indonesia sudah di luar negeri. Mahasiswa yang kuliah di
tersebar di 45 negara di dunia dengan luar negeri mendapatkan pembelajaran
219 lembaga penyelenggara pembelajar- bahasa Inggris yang disebut bridging pro-
an bahasa Indonesia ini menunjukkan gram selama satu atau dua semester agar
bahwa semakin banyak orang asing yang mampu mengikuti perkuliahan dengan
mempelajari bahasa Indonesia. Selain itu, baik. Di Indonesia, khususnya di PTAI
di kawasan ASEAN, Indonesia memiliki layanan seperti itu masih dilakukan se-
diplomasi yang kuat. cara spontan dan terkesan asal-asalan.
Tentang hal ini seorang linguis James Untuk itu, penelitian ini ditujukan untuk
T. Collins (2014) menulis bahasa Melayu menghasilkan bahan ajar BIPA, khusus-

Perangkat Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia ...


220

nya keterampilan berbicara, yang dapat siswa sesuai kemampuan awal mereka,
digunakan sebagai bridging program sebe- menyusun tugas-tugas yang bervariasi,
lum mahasiswa mengikuti perkuliahan serta membuat alat evaluasi dan penilai-
di kelas. an.
Dalam rangka menerima mahasiswa Dalam kelas dengan pendekatan
asing di IAIN Tulungagung, peneliti komunikatif, biasanya aktivitas-aktivitas
merasa perlu menyiapkan perangkat kelas diorganisir sedemikian rupa untuk
pembelajaran keterampilan berbicara de- meningkatkan berbagai penggunaan ba-
ngan pendekatan komunikatif-kontekstu- hasa secara fungsional dalam situasi sosial
al agar mahasiswa asing tersebut dapat yang nyata. Situasi sosial tersebut antara
menguasai Bahasa Indonesia dengan ce- lain salam, perkenalan, permintaan, perin-
pat, khususnya dalam berbicara. Dengan tah, pemberian informasi, dan ungkapan
demikian mereka segera dapat mengikuti perasaan pribadi. Komunikasi yang oten-
perkuliahan, yang rata-rata disampaikan tik menuntut analisis terhadap berbagai
dalam Bahasa Indonesia, dengan baik. materi dan tugas-tugas belajar agar tujuan
Pendekatan komunikatif memiliki pembelajaran dapat tercapai.
lima prinsip yang perlu diperhatikan, Pembelajaran BIPA termasuk dalam
yakni (1) interaksi komunikatif, (2) teks pembelajaran bahasa kedua. Tentang
otentik, (3) belajar bahasa dan manajemen pembelajaran bahasa kedua, ada empat
belajar, (4) pengalaman personal, dan (5) model teori yang berkembang selama ini,
hubungan bahasa di kelas dan luar kelas yakni (1) model pengondisian-operan,
(Nunan, 1991). Sementara pembelajaran (2) model nativis LAD (Language Acquisi-
kontekstual menekankan pada peristiwa tion Devices), (3) model monitor, dan (4)
dan situasi komunikasi. Pembelajaran model konstruksi kreatif (Saryono, 1992).
ini menganggap keterampilan berbahasa Model pengondisian-operan diilhami
sebagai satu kesatuan yang harus diajar- oleh epistemologi Hume dan Locke dan
kan dan dikembangkan sesuai dengan logika Aristoteles atau logika induktif.
konteks penggunaanya, yakni peristiwa Karenanya, model ini mengutamakan
komunikasi yang otentik. Jadi, pendekat- pengalaman inderawi, perilaku nyata,
an komunikatif-kontekstual memandang dan kemekanisan. Dengan demikian, res
pembelajaran keterampilan berbicara ba- extensa dan aposteriori merupakan unsur
hasa Indonesia harus berdasarkan kondisi primer sekaligus substansi dalam model
nyata penggunaan bahasa. ini, sedangkan res cogitan dan apriori
Dalam hal pembelajaran berbicara, hanyalah unsur sekunder. Di sini pebe-
Ghazali (2010) mengemukakan bahwa lajar dipandang sebagai individu yang
tujuan pembelajaran di kelas adalah un- pasif dan reaktif. Untuk itu, pebelajar
tuk menguasai dua kompetensi, yakni dikendalikan oleh unsur lain yang lebih
(1) mampu memahami tuturan mitra penting, yaitu lingkungan atau unsur luar
tutur, dan (2) mampu memproduksi tu- pebelajar. Model ini menganggap bahwa
turan yang mudah dipahami oleh mitra keberhasilan belajar bahasa ditentukan
tutur. Di sini guru/dosen berperan untuk oleh perlakuan-perlakuan yang diterima
menciptakan kondisi agar kedua tujuan oleh pebelajar.
belajar bahasa tersebut tercapai. Untuk Model nativis LAD didasarkan pada
itu, ia menyarankan agar guru/dosen epistemologi Descartes dan logika deduk-
memiliki kompetensi untuk menentukan tif. Karenanya, model ini mementingkan
kebutuhan belajar siswa, tujuan pembela- rasionalisme, mentalisme, dan kreativis-
jaran, menyeleksi dan mengorganisasikan me. Dengan kata lain, model ini menguta-
materi pembelajaran, mengelompokkan makan ego-intelegensi, kekodratian, dan

LITERA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016


221

daya cipta. Di sini pebelajar dipandang vidual pebelajar seperti lingkungan ba-
sebagai individu yang aktif dan kreatif hasa, faktor psikologis dan biologis, serta
yang dikendalikan oleh unsur yang terda- pengalaman inderawi. Hal ini menunjuk-
pat dalam dirinya sendiri, yaitu struktur kan keholistikan model konstruksi kreatif
kejiwaan pebelajar. Model ini mengang- dibanding model lainnya.
gap bahwa keberhasilan belajar bahasa Penelitian ini menghasilkan model
ditentukan oleh struktur yang ada dalam perangkat pembelajaran keterampilan
dirinya sendiri, sedang lingkungan hanya berbicara bahasa Indonesia berdasarkan
menyediakan masukan (Chomsky dalam pendekatan komunikatif-kontekstual
Saryono, 1992). yang dapat digunakan untuk mahasiswa
Kedua model belajar bahasa di atas asing di IAIN Tulungagung. Sehubungan
masih menganut pandangan dualisme, dengan itu, hasil penelitian ini memiliki
yakni memandang salah satu unsur lebih kontribusi nyata terhadap beberapa pihak
dominan dibanding unsur lain (Saryono, yang terkait dengan pembelajaran BIPA
1992). Muncullah kemudian model moni- di IAIN Tulungagung, yakni dosen BIPA,
tor. Model ini dikemukakan pertama kali mahasiswa BIPA, penyusun buku BIPA,
oleh Krashen (1981) dalam bukunya dan kurikulum BIPA.
Second Language Acquisition and Second
Language Learning. Disusul kemudian METODE
Principles and Praactice in Second Language Penelitian ini termasuk dalam peneli-
Acquisition (1982). Model ini dilandasi tian pengembangan. Desain pengembang-
oleh filsafat rasionalis dan paradigma an yang digunakan dalam penelitian ini
linguistik generatif yang dikuatkan oleh adalah model R2D2 (Recursive Reflective
temuan-temuan pembelajaran bahasa Design and Development) dari Willis (1995).
model nativis LAD. Rasionalisme diguna- Model ini terdiri atas tiga kegiatan, yakni
kan adalah rasionalisme kritis Immanuel (1) penetapan (define), (2) desain (design)
Kant. Rasionalisme Kant mencoba men- (3) pengambangan (develop), serta (4) pe-
jembatani antara rasionalisme Descartes nyebarluasan (disseminate).
dan empirisme Locke. Model ini juga ber- Produk yang telah dikembangkan,
tumpu pada epistemologi Popper dengan diujicobakan kepada 20 mahasiswa BIPA
logika deduktif-induktif. Sifat nativis dan dari Thailand, 2 instruktur BIPA, dan 1
rasionalisme kritis model monitor tampak ahli pembelajaran BIPA. Uji coba dalam
pada konstruk dan paradigma teorinya R2D2 ditujukan untuk memperoleh um-
yang tertuang dalam empat hipotesis. Em- pan balik yang dapat digunakan untuk
pat hipotesis tersebut adalah (1) hipotesis memperbaiki produk yang telah dikem-
pemerolehan dan belajar, (2) hipotesis bangkan. Umpan balik tersebut berupa
urutan alamiah, (3) hipotesis monitor, kritik, komentar, dan saran. Produk yang
dan (4) hipotesis penyaring afektif. Model telah disempurnakan kemudian didese-
ini lebih dikhususkan pada pebelajar minasikan kepada pengguna yang lebih
dewasa. besar jumlahnya.
Model konstruksi kreatif menganggap Ada dua jenis data yang dikumpulkan
pebelajar sebagai individu yang bertindak dalam penelitian ini, yakni data kualitatif
aktif dan kreatif dalam belajar bahasa. dan data kuantitatif. Data kualitatif dalam
Proses belajar dipandang sebagai inter- penelitian ini berupa data lisan dan tertu-
aksi antara unsur lingkungan bahasa dan lis yang digunakan sebagai dasar untuk
proses internal dalam struktur kejiwaan merevisi produk. Data tersebut berupa
pebelajar (Huda, 1984: 8). Belajar bahasa catatan, komentar, kritik, saran, koreksi,
dipengaruhi oleh beberapa variabel indi- atau usul yang dituliskan pada produk

Perangkat Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia ...


222

yang diujicobakan, khususnya pada lem- digunakan untuk menganalisis data ha-
bar catatan yang disediakan. Sementara sil angket dan uji ahli. Sementara data
data kuantitatif berupa skor hasil pem- kuantitatif yang berupa skor hasil evalu-
belajaran keterampilan berbicara bahasa asi pembelajaran BIPA dianalisis dengan
Indonesia yang digunakan sebagai acuan teknik statistik deskriptif dan uji-t. Peng-
untuk menilai efektivitas produk. gunaan teknik uji-t ini didasarkan pada
Data dalam penelitian ini dikumpul- pertimbangan bahwa terdapat sampel
kan dengan teknik wawancara, angket, berpasangan karena perlakuan ganda ter-
dan dokumentasi. Teknik wawancara di- hadap subjek yang sama. Selisih nilai (de-
gunakan untuk mendapatkan data berupa viasi) antara kemampuan awal (pre-test)
komentar langsung dari dosen dan ma- dan kemampuan akhir (post-test)dianggap
hasiswa pengguna produk pengembang- sebagai dampak implementasi model
an ini. Teknik angket digunakan untuk perangkat pembelajaran keterampilan
mendapatkan masukan berupa kritik, berbicara bahasa Indonesia.
saran, dan pendapat yang berkaitan de-
ngan produk penelitian ini. Sementara HASIL DAN PEMBAHASAN
teknik dokumentasi digunakan untuk Pendekatan komunikatif-kontekstual
mengumpulkan data berupa skor evaluasi dalam pengajaran keterampilan berbicara
yang diperoleh oleh mahasiswa. mensyaratkan adanya bahan ajar yang
Instrumen yang digunakan untuk me- bersumber dari penggunaan bahasa se-
ngumpulkan data adalah panduan wawan- cara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
cara, kisi-kisi angket, dan alat tes. Pandu- Dengan demikian, bahasa yang dipela-
an wawancara digunakan untuk menga- jari mahasiswa di kelas tidak memiliki
rahkan pertanyaan pada informasi yang kesenjangan dengan penggunaan bahasa
dibutuhkan. Kisi-kisi angket digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Untuk itu,
untuk mendapatkan informasi penting tema, topik, dan ungkapan yang diajarkan
dari mahasiswa yang belajar dengan harus bersumber dari penggunaan bahasa
buku hasil penelitian ini. Sementara alat secara nyata di masyarakat.
tes digunakan untuk mendapatkan skor Dalam rangka memenuhi kebutuhan
mahasiswa sebagai indikator keberhasilan itu, peneliti mengembangkan perangkat
dan kegagalan pembelajaran dengan buku pembelajaran BIPA dengan pendekatan
hasil penelitian ini. komunikatif-kontekstual. Sejalan dengan
Subjek uji coba penelitian ini ada tiga tujuannya, penelitian ini menghasilkan (1)
kelompok, yakni ahli pembelajaran BIPA, Rencana Program Pengajaran (RPP) Kete-
dosen BIPA, dan mahasiswa BIPA. Ahli rampilan Berbicara Bahasa Indonesia bagi
pembelajaran BIPA dipilih dari Sanggar Penutur Asing dan (2) perangkat pem-
Kampung Indonesia Tulungagung yang belajaran keterampilan berbicara Bahasa
setiap tahunnya mengelola kelas BIPA. Indonesia bagi penutur asing.
Dosen BIPA dipilih dari pengajar bahasa
Indonesia IAIN Tulungagung. Sementara Rencana Program Pengajaran (RPP)
mahasiswa BIPA adalah 20 mahasiswa Keterampilan Berbicara Bahasa Indo-
Pattani yang kuliah di IAIN Tulung- nesia bagi Penutur Asing (BIPA) dengan
agung. Pendekatan Komunikatif-Kontekstual
Data yang terkumpul segera dianali- Sebelum menyusun buku ajar, peneliti
sis. Mengingat data yang dikumpulkan perlu menyusun Rencana Program Pem-
berupa data kualitatif dan kuantitatif, belajaran (RPP). RPP yang sudah disusun
analisis data dilakukan secara kualitatif kemudian dikonsultasikan kepada pakar
dan kuantitatif. Analisis data kualitatif BIPA untuk mendapat kritik dan masukan.

LITERA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016


223

Dalam penelitian ini, ada dua pakar BIPA diperhatikan adalah tujuan mahasiswa
yang dijadikan sebagai tim ahli, yaitu Dr. mempelajari bahasa Indonesia (Suyitno,
Mujianto, M.Pd dan Marista Dewi Rama- 2007; Gunawan, 2007).
yantis, M.Pd. Mereka berdua adalah ahli
pembelajaran BIPA di sanggar Kampung Buku Ajar Keterampilan Berbicara
Indonesia Tulungagung, sanggar yang BIPA dengan Pendekatan Komunikatif-
didirikan untuk melayani mahasiswa Kontekstual
asing yang ingin belajar bahasa dan buda- Berdasar RPP yang sudah diperbaiki,
ya Indonesia di Tulungagung. Sejauh ini, peneliti mengembangkan buku ajar kete-
sanggar ini telah memberikan pembelajar- rampilan berbicara bahasa Indonesia bagi
an bahasa dan budaya Indonesia kepada penutur asing. Buku ajar tersebut disusun
mahasiswa universitas Walailak Thailand dengan model Recursive, Reflective, Design
yang mengikuti program in country. and Development (R2D2) yang diadopsi
Kritik dan masukan dari para ahli dari Willis (1995). Model ini memiliki em-
kemudian dijadikan pertimbangan untuk pat prinsip, yaitu (1) recursion, (2) reflection,
memperbaiki RPP yang ada. RPP yang (3) nonlinier, dan (4) design participatory.
disusun, menurut penilaian para pakar Prinsip recursion memungkinkan pe-
BIPA dari sanggar Kampung Indonesia neliti untuk membuat keputusan se-
Tulungagung sudah memenuhi unsur- mentara dan meninjaunya kembali serta
unsur kekomunikatifan dan kekonteks- membuat perbaikan jika diperlukan. Pada
tualan. Selain itu, kompetensi dasar yang tahap ini, peneliti membuat RPP semen-
dirancang juga sesuai dengan konteks tara dan buku ajar sementara untuk
komunikasi nyata dalam kehidupan dikonsultasikan kepada pakar pembelaja-
sehari-hari. Berdasarkan RPP yang su- ran BIPA di Sanggar Kampung Indonesia
dah diperbaiki, buku ajar keterampilan Tulungagung, yakni Dr. Mujianto, M.Pd
berbicara bahasa Indonesia bagi penutur dan Marista Dwi Rahmayantis, M.Pd. Kri-
asing disusun. tik dan masukan dari mereka digunakan
Mengingat bahasa Indonesia lahir dari unruk memperbaiki draf RPP dan buku
masyarakat Indonesia yang multikultural, ajar tersebut.
maka aspek-aspek multikultural bahasa Prinsip reflection memungkinkan pe-
juga harus menjadi bahan pertimbangan neliti untuk memikirkan ulang, menemu-
dalam menyusun bahan ajar BIPA, terlebih kan umpan balik dan ide-ide dari banyak
jika yang belajar bahasa Indonesia adalah sumber selama proses pengembangan.
mahasiswa asing. Hal ini sejalan dengan Pada tahap ini, peneliti membaca ulang
beberapa hasil penelitian pengembangan RPP dan buku ajar sementara. Sambil
bahan ajar BIPA seperti yang dilakukan membaca berbagai sumber dan memper-
oleh Sugiono (1995), Hertiningsih (2007), hatikan kritik dan masukan dari pakar,
Gunawan (2007), dan Suyitno (2010). RPP dan buku ajar diperbaiki.
Dalam mempersiapkan bahan ajar Prinsip nonlinier memungkinkan pe-
BIPA, Sugiono (1995) menganjurkan neliti untuk mengembangkan buku ajar
untuk mempertimbangkan aspek komu- secara tidak urut dengan format yang
nikatif dan tematis. Bahasa yang diajarkan baku mulai awal hingga akhir. Peneliti
haruslah bersumber dari kehidupan nyata bisa memulai dengan tujuan sementara
penggunaan bahasa. Konteks komu- dan dikembangkan selama proses penyu-
nikasi nyata dalam kehidupan sehari-hari sunan hingga buku ajar selesai. Dalam hal
merupakan materi bahasa otentik yang ini, peneliti memulai dari langkah-lang-
bermuatan budaya Indonesia yang plural kah yang mungkin dikerjakan terlebih
(Hertiningsih, 2007). Yang juga penting dahulu, tidak harus urut sesuai prosedur

Perangkat Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia ...


224

pengembangan yang ditentukan pada Indonesia Tulungagung, dan (3) 20 ma-


metode pengembangan. hasiswa asing di IAIN Tulungagung. Uji
Terakhir, prinsip design participatory coba dalam model R2D2 bertujuan untuk
membolehkan peneliti untuk melibatkan mendapatkan umpan balik yang dapat
orang lain dalam tim untuk merencana- dimanfaatkan untuk memperbaiki buku
kan dan mengembangkan. Dalam hal ini ajar yang diujicobakan.
peneliti melibatkan dua ahli BIPA dan se- Hasil perbaikan buku ajar kemudian
orang anggota peneliti. Kritik dan masuk- diujicobakan untuk mengetahui efek-
an dari mereka menjadi pertimbangan tivitas buku ajar tersebut. Uji efektivitas
untuk memperbaiki buku ajar yang ada. dilakukan untuk mengetahui efektivitas
Pendekatan komunikatif-kontekstual- pembelajaran yang memanfaatkan buku
mengharuskan pembelajaran keterampi- ajar yang dikembangkan dalam penelitian
lan berbicara bahasa Indonesia harus ini terhadap peningkatan kemampuan
berdasarkan kondisi nyata penggunaan berbicara bahasa Indonesia mahasiswa
bahasa Indonesia dalam kehidupan BIPA. Uji efektivitas dilakukan dengan
sehari-hari. Mengenai buku ajar dengan rancangan pra-eksperimen, yakni dengan
pendekatan komunikatif, Nunan (1991) melakukan pretes dan postes pada ke-
menyarankan lima prinsip yang perlu lompok tunggal tanpa kelompok kontrol.
diperhatikan, yakni (1) interaksi komu- Hasil analisis uji t menunjukkan perbe-
nikatif, (2) teks otentik, (3) belajar bahasa daan yang signifikan antara skor pretes
dan manajemen belajar, (4) pengalaman dan postes. Perbedaan ini terjadi karena
personal, dan (5) hubungan bahasa di adanya perlakuaan, yakni dilaksanakan-
kelas dan luar kelas. Karena itu, buku ajar nya pembelajaran keterampilan berbicara
yang dikembangkan harus memenuhi dengan menggunakan buku ajar kete-
unsur-unsur di atas. rampilan berbicara dengan pendekatan
Buku ajar yang dikembangkan ini komunikatif-kontekstual.
menurut para pakar sudah sesuai de- Dengan adanya perlakuan, skor ke-
ngan sayarat-syarat yang disarankan oleh mampuan berbicara mahasiswa BIPA
Nunan. Buku ajar ini terdiri atas 17 unit IAIN Tulungagung menjadi lebih baik
yang berisi contoh ungkapan-ungkapan dibandingkan dengan skor sebelum
penting bahasa Indonesia yang biasa di- adanya perlakuan, yakni P<á0,05. Dengan
gunakan dalam komunikasi sehari-hari demikian dapat disimpulkan bahwa pem-
dalam situasi atau konteks tertentu. Selain belajaran keterampilan berbicara bahasa
itu, buku ini juga memberikan beberapa Indonesia dengan menggunakan Buku
contoh dialog dalam berbagai konteks Ajar Keterampilan Berbicara Bahasa In-
agar pebelajar mampu menggunakan donesia bagi Penutur Asing berpengaruh
bahasa Indonesia dalam konteksnya. Ini secara signifikan terhadap hasil pembela-
sejalan dengan saran Ghazali (2010), yakni jaran berbicara pada mahasiswa BIPA.
tujuan pembelajaran berbicara adalah un- Selain itu, hasil analisis data dari
tuk menguasai dua kompetensi, yakni (1) angket menunjukkan bahwa RPP kete-
mampu memahami tuturan mitra tutur, rampilan berbicara bahasa Indonesia
dan (2) mampu memproduksi tuturan untuk penutur asing ini sudah memenuhi
yang mudah dipahami oleh mitra tutur. unsur-unsur yang disarankan oleh Nunan
Buku yang sudah direvisi kemudian (1991). Hal ini didukung hasil angket yang
diujicobakan. Buku ajar ini diujicobakan diberikan kepada ahli BIPA. Demikian
kepada (1) instruktur BIPA IAIN Tulung- juga para mahasiswa asing yang belajar
agung, yakni 2 dosen, (2) uji ahli, yakni BIPA menggunakan buku ajar ini menya-
2 intruktur BIPA di Sanggar Kampung takan bahwa mereka senang dan merasa

LITERA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016


225

mudah belajar bahasa Indonesia dengan signifikan terhadap hasil pembelajar­an


menggunakan buku ajar ini. Hasil angket berbicara pada mahasiswa BIPA.
menunjukkan bahwa 87% mahasiswa Selain itu, hasil analisis data dari
BIPA merasa antusias dan senang karena angket menunjukkan bahwa mahasiswa
contoh ungkapan dan dialog yang disaji- asing yang belajar BIPA menggunakan
kan dalam buku ajar ini membantu me- buku ajar ini merasa senang dan merasa
reka mampau berbicara bahasa Indonesia mudah belajar bahasa Indonesia dengan
dalam waktu yang singkat. Dengan waktu menggunakan buku ajar ini. Hasil angket
belajar 4 jam sehari (2 jam pagi, 2 jam sore; menunjukkan bahwa 87% mahasiswa
6 hari dalam seminggu), mereka mampu BIPA merasa antusias dan senang karena
berbicara bahasa Indonesia dalam waktu contoh ungkapan dan dialog yang disaji-
lima minggu. kan dalam buku ajar ini membantu mere-
ka mampau berbicara bahasa Indonesia
SIMPULAN dalam waktu yang singkat. Dengan waktu
Model perangkat pembelajaraan yang belajar 4 jam sehari (2 jam pagi, 2 jam sore;
dikembangkan meliputi RPP dan buku 6 hari dalam seminggu), mereka mampu
ajar keterampilan berbicara bahasa Indo- berbicara bahasa Indonesia dalam waktu
nesia bagi penutur asing. Buku ajar terse- lima minggu.
but disusun dengan model Recursive,
Reflective, Design and Development (R2D2) UCAPAN TERIMA KASIH
yang memiliki empat prinsip, yaitu (1) Penelitian ini dapat terselesaikan kare-
recursion, (2) reflection, (3) nonlinier, dan na sumbangsih dari berbagai pihak. Un-
(4) design participatory. tuk itu, ucapan terima kasih yang tulus
Buku ajar yang dikembangkan ini disampaikan kepada mereka yang telah
menurut para pakar sudah memenuhi berjasa membantu terselesaikannya pene-
unsur-unsur yang harus ada. Buku ajar litian ini. Ucapan terima kasih yang tulus
ini terdiri atas 17 unit yang berisi contoh terutama disampaikan kepada Rektor
ungkapan-ungkapan penting bahasa IAIN Tulungagung yang telah memberi-
Indonesia yang biasa digunakan dalam kan tugas kepada peneliti untuk melak-
komunikasi sehari-hari dalam situasi sanakan pengembangan buku ajar ini.
atau konteks tertentu. Selain itu, buku ini Ucapan terima kasih juga disampaikan
juga memberikan beberapa contoh dialog kepada Dr. Mujianto, M.Pd dan Marista
dalam berbagai konteks agar pebelajar Dwi Rahmayantis, M.Pd sebagai reviewer
mampu menggunakan bahasa Indonesia yang banyak memberi masukan dan ko-
dalam konteksnya. reksi untuk perbaikan hasil penelitian ini.
Uji efektivitas dilakukan dengan ran- Selain itu, terima kasih yang tulus juga
cangan pra-eksperimen, yakni dengan disampaikan kepada 20 mahasiswa asing
melakukan pretes dan postes pada kelom- dari Pattani Thailand yang berkenan mem-
pok tunggal tanpa kelompok kontrol. Ha- beri komentar, kritik, dan menjadi subjek
sil analisis uji t menunjukkan perbedaan uji coba buku ajar yang dikembangkan.
yang signifikan antara skor pretes dan
postes, yakni P<α0,05. Dengan demikian DAFTAR PUSTAKA
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Collins, James T. 2014. “Keragaman Ba-
keterampilan berbicara bahasa Indonesia hasa dan Kesepakatan Masyarakat:
dengan menggunakan Buku Ajar Kete- Pluralitas dan Komunikasi”. Makalah
rampilan Berbicara Bahasa Indonesia bagi Seminar Internasional Pendidikan Ber-
Penutur Asing dengan pendekatan komu- basis Keragaman Budaya: Sumbangan
nikatif-kontekstual berpengaruh secara Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:

Perangkat Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia ...


226

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4-6 Saryono, Djoko. 1992. “Beberapa Teori
November 2014. Pemerolehan Bahasa”. Hasil Penelitian.
Ghazali, Abdul Syukur. 2010. Pembelajaran Tidak Dipublikasikan. Malang: IKIP
Keterampilan Berbahasa dengan Pendekat- Malang.
an Komunikatif-Interaktif. Bandung: Subangun. 2014.”Peran Bahasa Indone-
Refika Aditama. sia dalam Membangun Peradaban
Gunawan, Samuel. 2007. “Merancang Bangsa-bangsa di Kawasan Asean”.
BIPA sesuai dengan Tuntutan Pelang- MakalahSeminar Internasional Bahasa
gan yang sangat Beragam dalam Pro- Melayu sebagai Pemecah Masalah
gram Pertukaran Mahasiswa”. http:// Global. Universiti Rajabhat Yala, Thai-
www.pusatbahasa.diknas.go.id/la- land.
man/nawala. Sugiono, S. 1995. “Pendekatan Komunikatif-
Hertiningsih, Anneke. 2007. “Pengem- Integratif-Tematis dalam Pengem-
bangan Bahan Ajar BIPA melalui bangan Bahan dan Metodologi Penga-
Materi Otentik yang Bermuatan Bu- jaran BIPA di Indonesia”. Makalah
daya Indonesia”. Dalam http://www. disampaikan dalam Kongres BIPA
pusatbahasa.go.id/laman/nawala. 1995 di Fakultas Sastra Universitas
Huda, Nuril. 1985. ‘Teori Monitor dan Indonesia.
Pengajaran Bahasa Asing”. Dalam Susanto, Gatut dan Rofiuddin, 2014. Peta
Linguistik Indonesia, MLI No. 5. Agus- Pembelajaran BIPA dan Peluang Bahasa
tus 1985. Indonesia sebagai Bahasa Resmi ASEAN.
Krashen, Stephen, D. 1981. Second Langu- Makalah seminar Internasional Baha-
age Acquisition and Second Language sa Melayu sebagai Pemecah Masalah
Learning. Oxford: Pergamon Press. Global. Universiti Rajabhat Yala,
Nunan, David. 1991. Language Teaching Thailand.
Methodology: a Text Book for Teachers. Suyitno, Imam. 2010. “Pengembangan
New York: Printice Hall Materi Pembelajaran BIPA Berdasar-
Sammeng, Andi Mappi. 1995. “Pengajar- kan Tujuan Belajar Pelajar Asing”.
an Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pidato Pengukuhan Guru Besar. Malang:
Asing serta Peranannya”. Makalah Universitas Negeri Malang.
disampaikan dalam Konggres BIPA Willis, J. 1995. “A Recursive, Reflective
1995 Fakultas Sastra Universitas In- Instructional Design Model Based on
donesia. Construction-Interpretative Theory”.
In Eduational Technology. 35(6),5-23.

LITERA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai