Hassan Fathoni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Jln. Ir. Sutami 36A Surakarta, Jawa Tengah
Email: fathoni8@student.uns.ac.id
Bahasa ialah sistem lambang bunyi yang keanekaragaman suku dan budaya sehingga
digunakan manusia untuk berkomunikasi dalam tidak terjadi jarak yang memisahkan antarsesama
kehidupan sehari-hari. Lambang bunyi yang warga negara Indonesia. Oleh karena itu, negara
dimaksud adalah lambang bunyi yang memiliki yang telah memutuskan penggunaan bahasa
makna terhadap sesuatu atau konteks referen Indonesia sebagai bahasa resmi memiliki
yang dimaksud. Penggunaan bahasa menjadi kewajiban untuk terus menyosialisasikan pema-
bermakna apabila penutur dapat menyampaikan kaiannya yang baik dan benar kepada seluruh
pesan dengan baik dan benar kepada mitra tutur. rakyat Indonesia, baik di dalam negeri maupun
Mitra tutur juga dapat menangkap pesan yang di luar negeri. Salah satu buktinya dapat dilihat
dimaksud oleh penutur supaya dapat menimpali pada Yektiningtyas (2017). Tujuan akhir dari
pesan dengan baik dan benar. penggunaan bahasa Indonesia ini untuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia menanamkan keterampilan berbahasa Indonesia
memiliki bahasa resmi yang digunakan oleh yang baik dan benar serta menumbuhkan sikap
warga negaranya, yaitu Bahasa Indonesia. cinta tanah air dengan bangga menggunakan
Bahasa ini bertujuan untuk menyatukan bangsa bahasa Indonesia.
Indonesia yang multikultural atau memiliki
Hal yang harus disadari di masa sekarang Setiap penelitian memiliki ciri khasnya
ialah bahasa Indonesia yang semakin melemah masing-masing. Ada penelitian kuantitatif yang
pennggunaannya. Lemah yang dimaksud bukan menggunakan penghitungan yang akurat. Ada
tidak dipakai sama sekali, melainkan adanya juga penelitian kualitatif yang mengedepankan
istilah-istilah asing yang masuk ke dalam kualitas sumber data sebagai objek penelitian.
percakapan masyarakat. Memang tidak bisa Kedua ciri penelitian tersebut sama-sama
dimungkiri masuknya istilah-istilah asing dapat memiliki satu tujuan, yaitu untuk membuktikan
memperkaya kosakata bahasa, tetapi tetap bisa masalah, teori, dan kajian terdahulu dan
menjadi kekhawatiran akan eksistensi bahasa menghasilkan penemuan terbaru seputar pokok
Indonesia di kemudian hari. Tambah lagi, bahasan yang dikerjakan.
penyebab masuknya istilah-istilah asing itu Penelitian ini menggunakan metode
karena adanya ketertarikan orang-orang untuk kualitatif deskriptif yang mengacu pada sumber-
menggunakannya daripada istilah yang asli dari sumber kepustakaan dan hasil penelitian
bahasa Indonesia. sebelumnya. Penelitian kualitatif mempelajari
Bahasa Inggris menjadi salah satu bahasa objeknya secara keseluruhan, tidak secara
yang banyak diserap menjadi kosakata dalam khusus mengidentifikasi satu atau lebih variabel
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). dari objek tersebut (Budiyono, 2017). Tujuan
Penyerapannya dengan menggunakan tahapan- penelitian ini untuk mengolah bahan-bahan lama
tahapan yang telah diatur berurutan. Tahapan beserta sumber referensi terbaru juga kajian-
tersebut dimulai dari mengadopsi, mengadaptasi, kajian termutakhir menjadi hasil kajian yang
hingga menerjemahkan. Tahapan paling bagus baru.
ialah tahap menerjemahkan karena tahap ini
sama dengan memurnikan kosakata dari istilah PEMBAHASAN
asing menjadi istilah baru dalam bahasa
Indonesia. Selain itu, pengaruh bahasa Inggris Eksistensi Bahasa Indonesia
juga disebabkan oleh penggunaannya yang
jamak di seluruh dunia. Pembentukan bahasa Indonesia tidak
Penelitian dan pembahasan mengenai terjadi serta merta. Ada sejarah yang dapat
eksistensi bahasa Indonesia sudah banyak dibahas di dalamnya. Sejarahnya bermula dari
beredar di dunia dalam jaringan. Simpulan hasil- bahasa Melayu sebagai bahasa induk. Kemudian
hasil kajian eksistensi bahasa Indonesia yakni berlanjut menjadi lingua franca yang tesebar di
penggunaan bahasa Indonesia dapat dipengaruhi seluruh negeri yang didatanginya, salah satunya
oleh faktor lingkungan sekitar, baik digunakan Indonesia. Setelah melewati masa yang panjang,
secara baik dan benar maupun disimpangkan akhirnya bahasa Melayu berubah menjadi bahasa
menjadi bentuk-bentuk nonbaku (Murti, 2015; Indonesia sebagai bahasa nasional yang dapat
Rahayu, 2015; Santoso, 2018). Bahasa sebagai dilihat dalam Susanto (2016). Berikutnya se-
identitas dan jati diri bangsa harus bisa bagai bahasa nasional dan bahasa negara. Ter-
dipertahankan dengan membiasakan diri untuk akhir, bahasa Indonesia masuk ke dalam masa
mengutamakan bahasa Indonesia daripada pembinaan sebagai bahasa kebudayaan dan
bahasa asing seperti bahasa Inggris. Dengan bahasa ilmu pengetahuan.
demikian, dampak yang hendak ditimbulkan
ialah rasa cinta dan bangga para pengguna Hingga sekarang, bahasa Indonesia masih
bahasa Indonesia semakin tinggi. Tujuan dari dalam masa pembinaan. Masyarakat tetap diajari
penelitian ini yaitu untuk menunjukkan hasil dari cara berbahasa yang baik dan benar. Bahasa ini
pengkajian sumber-sumber referensi mengenai terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan
eksistensi bahasa Indonesia di masyarakat, pertumbuhan bangsa Indonesia. Apalagi setelah
wujud dari karakter bangsa Indonesia, peran ditetapkan sebagai bahasa kebudayaan dan ilmu
utama bahasa Indonesia, peran pendukung pengetahuan, bahasa Indonesia sudah memiliki
bahasa Inggris, dan pentingnya bahasa Indonesia tempat yang terhormat untuk dipelajari dengan
di ranah pendidikan. baik. Semua orang dapat mengenal dan mem-
pelajarinya karena bahasa Indonesia tidak mem-
METODE batasi dirinya untuk kalangan tertentu.
Pada mulanya bahasa Indonesia miskin Bahasa Indonesia. Saat itu, mulai banyak
kosakata. Tidak memiliki banyak kata-kata dan penciptaan kosakata atau istilah-istilah baru yang
istilah-istilah di dalam kamusnya. Namun, bermanfaat di dalam ilmu pengetahuan dan
setelah kemerdekaan diproklamasikan, bahasa kehidupan masa kini. Tugas utama yang menjadi
bangsa Indonesia ini tidak miskin lagi. Banyak tugas awal dari Komisi Bahasa Indonesia ialah
kata-kata baru, istilah-istilah baru, dan lain dapat membukukan sebuah tata bahasa baku.
sebagainya tumbuh dan berkembang pesat
seiring waktu. Tentunya, kosakata dan istilah Bahasa Indonesia harus tetap menjadi
yang baru itu muncul setelah diserap dari bahasa bahasa nasional yang digunakan oleh masyarakat
asing. Bahasa Inggris menjadi lebih banyak dengan kaidah yang berlaku. Pembinaan bahasa
penyerapannya dari pada bahasa lain. Indonesia paling dasar berlaku di sekolah dan
paling umum di dalam lingkungan masyarakat.
Eksistensi yang hendak ditunjukan oleh Pelestarian dan pembiasaan ini diharapkan dapat
bahasa Indonesia salah satunya ialah kedu- menjadikan masyarakat sadar akan pentingnya
dukannya sebagai bahasa nasional. Selama bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.
pertumbuhan dan perkembangannya, bahasa
Indonesia banyak menerima unsur-unsur atau Sebuah pemahaman dasar dari ilmu dapat
pengaruh-pengaruh dari bahasa daerah (bahasa menjadi fondasi yang kokoh untuk memperkuat
Jawa) dan bahasa asing (bahasa Inggris). tahapan ilmu berikutnya. Demikian pula dengan
Kuatnya pengaruh bahasa lain pada bahasa bahasa Indonesia, apabila dasar-dasar ilmunya
Indonesia membuat penyerapan-penyerapan sudah dapat dikuasai oleh sebuah bangsa maka
istilah-istilah asing menjadi tak terhindarkan. bahasa Indonesia akan tetap lestari selamanya.
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, K.A.A., Noor, I.H.M., & Widodo. 2018. Karakter Kebangsaan di Era MEA
Penumbuhan Nilai Karakter Nasionalis pada (Masyarakat Ekonomi ASEAN), hlm. 141-147,
Sekolah Dasar di Kabupaten Jayapura Papua. FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Cakrawala Pendidikan, XXXVII (1): 42-56. Rosidi, A. 2015. Bahasa Indonesia Bahasa Kita Akan
Budiyono. 2017. Pengantar Metodologi Penelitian diganti dengan Bahasa Inggris?: Sekumpulan
Pendidikan. Surakarta: UNS Press. Pandangan dan Pendapat. Bandung: PT
Chaer, A. 2002. Pembakuan Bahasa Indonesia. Dunia Pustaka Jaya.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Saddhono, K. 2012. Kajian Sosiolinguistik
Chaer, A. & Agustina, L. 2014. Sosiolinguistik: Pemakaian Bahasa Mahasiswa Asing dalam
Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur
Fajar, Y. 2016. Kuasa Orientalis Belanda atas Asing (BIPA) di Universitas Sebelas Maret.
Naskah-Naskah Kuno Indoesia dalam Cerpen Kajian Linguistik dan Sastra, 24 (2): 176-186.
”Di Jantung Batavia” Karya Indah Darmastuti. Santoso, N.P. 2018. Kajian Sosiolingistik Pemakaian
Atavisme, 19 (2): 251-262. Bahasa Indonesia oleh Penutur Asing dalam
Hardjoprawiro, K. 2005. Pembinaan Pemakaian Konten Video Youtube. Bahastra, 38 (1): 49-
Bahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press. 57, doi: http://dx.doi.org/10.26555/bahastra
Murti, S. 2015. Eksistensi Penggunaan Bahasa Subijanto, dkk. 2017. Program Pendidikan Menengah
Indonesia di Era Globalisasi. Makalah Universal Sebagai Persiapan Wajib Belajar
disajikan dalam Seminar Nasional Bulan Dua Belas Tahun. Cakrawala Pendidikan,
Bahasa di Bengkulu, 22 Oktober 2015. XXXVI (1): 1-12.
Murtiani, A., Arifah, F.N., & Noviastuti, L. 2017. Susanto, D. 2016. Identitas Keindonesiaan dalam
Tata Bahasa Indonesia: Pedoman Lengkap, Drama Indonesia di Era Pujangga Baru (1930-
Mudah, dan Praktis Berbahasa Indonesia. 1942). Atavisme, 19 (1): 60-74.
Yogyakarta: Araska. Wahid, A.N. & Saddhono, K. 2017. Ajaran Moral
Rahayu, A.P. 2015. Menumbuhkan Bahasa Indonesia dalam Lirik Lagu Dolanan Anak. MUDRA
yang Baik dan Benar dalam Pendidikan dan Jurnal Seni Budaya, 32 (2): 172-177.
Pengajaran. Jurnal Paradigma, 2 (1): t.hlm. Yektiningtyas, W. 2017. Kearifan Lokal Masyarakat
http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/ind Sentani, Papua dalam Ungkapan Tradisional.
ex.php/paradigma/article/view/886. Atavisme, 20 (2): 237-249.
Rondiyah, A.A., Wardani, N.E., & Saddhono, K. Zamzuri, A. 2017. Ideologi dalam Novel Pabrik
2017. Pembelajaran Sastra melalui Bahasa Karya Putu Wijaya. Atavisme, 20 (1): 14-26.
dan Budaya untuk Meningkatkan Pendidikan
Zusnani, I. 2012. Manajemen Pendidikan Berbasis
Karakter Bangsa. Yogyakarta: Tugu.