Disusun Oleh :
Firman Nurhakim
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta
berbagai upaya.tugas makala mata kuliah Bahasa Indonesia yang membahas
tentang penggunaan diksi dapat diselelsaikan dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi para pembaca agar
dapat memahami dalam penggunaa diksi yang baik dan benar.penulis menyadari
bahwa makalah ini masih kurang sempurna.maka dari itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis
i
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 15
Daftar Pustaka 16
ii
5
6
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Oleh karena itu, dalam tulisan ini dijelaskan lebih rinci mengenai
sejarahterbentuknya bahasa Indonesia sampai perkembangannya saat ini,termasuk
perkembangan ejaanya.
2
Indonesia adalah negara yang beraneka ragam suku, budaya, dan bahasa.
Membahas tentang bahasa, Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi umum yang
paling penting dalam mempersatukan seluruh rakyat bangsa Indonesia. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi dan
bahasa persatuan Republik Indonesia. Melalui perjalanan sejarah yang panjang,
bahasa Indonesia telah mencapai perkembangan yang luar biasa, baik dari segi
jumlah pemakainya, maknanya maupun dari segi kosa kata dan segi tata
bahasanya.
3
Diera modern ini, bahasa Indonesia telah berkembang secara luas bukan hanya
di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia, dan menjadi salah satu kebanggaan
Indonesia atas prestasi tersebut. Sehingga Bahasa Indonesia masuk dalam
kelompok mata kuliah di setiap Perguruan Tinggi.
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kita bahas dalam makalah yaitu:
C.Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbiter, digunakan oleh anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Dengan kata lain, bahasa adalah suatu sistem yang dalam praktiknya membantu
manusia. Bahasa mempermudah manusia dalam melakukan segala sesuatu hal
dalam kehidupan sehari-hari.Bahasa Indonesia juga memiliki fungsi yang sama,
yaitu sebagai media yang membantu manusia. Namun, secara spesifik bahasa
Indonesia adalah salah satu bahasa yang dalam pembentukannya memiliki sejarah
6
yang panjang. Bahasa yang telah ada di Indonesia bahkan sejak zaman kerajaan-
kerajaan ini memiliki kajian pembentukan yang cukup rumit baik secara lisan
maupun tulisan (dalam Arifin, 2008:5).
resmi di umumkan pada sumpah pemuda. Bahasa Indonesia sejak dahulu telah
membentuk bangsa dan mempersatukan keberagaman yang ada di Indonesia yang
memiliki tingkat kemajemukan yang sangat tinggi.
1)Bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia pada awalnya diikarkan oleh para pemuda
kembali pada tahun 1928 pada tanggal 28 Oktober dalam sumpah pemuda yang
berbunyi:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoebertoempah darah jang satoe,
tanah Indonesia
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoeberbangsa jang satoe, bangsa
Indonesia
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoengbahasa persatoean,
bahasa Indonesia
Salah satu bukti dari tindak lanjut untuk fase ini adalah adanya tenaga dan
buku-buku Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.
Para ahli sependapat bahwa cikal bakal bahasa Indonesia adalah bahasa melayu
kuno yang dalam perkembangannya kemudian melahirkan sejumlah dialek
regional dan dialek sosial yang tersebar luas di wilayah Asia Tenggara. Selain itu,
bahasa melayu yang menurut para pakar (Blust 1983,1984, Nothofer 1996,
Collins 2005) berasal dari wilayah Kalimantan Barat telah pula melahirkan dua
dialek/ragam politis, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia, disamping dua
ragam politis lain yaitu bahasa Melayu di Singapura dan bahasa Melayu di Brunei
Darussalam.
Bukti bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu kuno adalah adanya
sejumlah prasasti yang di temukan di pulau Sumatera, Pulau Bangka,
Semenanjung Malaya (wilayah Malaysia sekarang) dan di Pulau Jawa. Prasasti-
prasasti itu ditulis dengan menggunakan huruf pallawa, yakni aksara yang
dibawah oleh orang-orang Hindu ke Indonesia. Ada juga, menurut Teeluw(1961)
prasasti yang ditulis dengan huruf Arab, dan ini tentunya prasasti yang dibuat
sesudah masuknya agama Islam ke Indonesia sudah ada 18 buah prasasti yang
sudah teridentifikasi dan besar kemungkinan akan bertambah lagi.
Nipahat di welanya yang wala griwijaya kaliwat manapik yang bumi jaya
tida bhakti ka griwajaya.
Dari kutipan tersebutdapat dikenali sejumlah kata yang hingga yang kini
masih biasa digunakan. Kata kata itu adalah pahat, di, yang, wala(bala)
bhumi(bumi), tida(tidak), bhakti (bakti), dan ka (ke).
Kata wala menjadi bala dimana fonem [w] berubah menjadi [b] adalah perubahan
yang umum dan biasa. Ada contoh lain, yaitu watu menjadi batu dan wankai
menjadi bangkai. Fonem [bh] menjadii [b] pada kata bhumi dan bhakti adalah
juga perubahan yang biasa terjadi begitupun fonem[a] berubah menjadi [e] pada
kata ka juga merupakan peubahan yang biasa ada contoh lain, yaitu kata tantara
menjadi tentara dan kata karena menjadi kerana (dalam bahasa Melayu kini).
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa penghubung antar suku di
Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara
pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.Membahas tentang
sejarah perkembangan bahasa indonesia sebelum merdeka tidak terjadi dalam
suatu waktu yang singkat, tetapi mengalami proses pertumbuhan berabad-abad
lamanya.
Alasan dipilihnya bahasa Melayu sebagai bahasa nasional adalah sebagai berikut:
d. Adanya semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain
untuk menerima bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
e. Adanya semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan yang mulia.
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun 1901 dan diterbitkan dalam sebuah
buku Kitab Logat Melajoe. Sejak ditetapkannya itu, ejaan Van Ophuysen pun
dinyatakan berlaku. Sesuai dengan namanya ejaan itu disusun oleh Ch.A.Van
Ophuysen, yang dibantu oleh Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Sebelum ejaan Van Ophuysen disusun para
penulis pada umumnya mempunyai aturan sendiri-sendiri dalam menuliskan
konsonan, vokal, kata, kalimat, dan tanda baca. Oleh karena itu, sistem ejaan yang
digunakan pada waktu itu sangat beragam. Terbitnya ejaan Van Ophuysen
mengurangi kekacauan ejaan yang terjadi pada masa itu.
Beberapa hal yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain
sebagai berikut :
12
Sayang → Sajang
Yakin →Jakin
Saya →Saja
Umum →Oemoem
Sempurna →Sempoerna
3. Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma diatas,
misalnya:
Rakyat → Ra’yat
Bapak → Bapa’
Rusak → Rusa’
Jakarta→ Djakarta
Raja → Radja
Jalan → Djalan
Pacar → Patjar
Cara → Tjara
Ejaan Republik ialah ejaan baru yang disusun oleh Mr. Soewandi. Penyusunan
ejaan baru dimaksudkan untuk menyempurnakan ejaan yang berlaku sebelumnya
13
yaitu ejaan Van Ophuysen juga untuk menyederhanakan sistem ejaan bahasa
Indonesia. Pada tanggal 19 Maret 1947, setelah selesai disusun ejaan baru itu
diresmikan dan ditetapkan berdasarkan surat keputusan menteri pendidikan,
pengajaran, dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264/Bhg.A, tanggal 19
Maret 1947.
1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, “Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
1. Bahasa Nasional
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
http://materi-mata-kuliah.blogspot.co.id/2014/09/sejarah-kedudukan-dan-fungsi-
bahasa-indonesia.html
Blust, (1983). Sejarah Kedudukan Dan Fungsi Bahasa Indonesia. Retrived From
https://yayuhidayah.blogspot.com/2016/05/makalah-sejarah-kedudukan-dan-
fungsi.html?m=1