SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT Jalan Beliang No. 110 Telp. (0536) 3227707 E-mail : stikesekaharap110@yahoo.com A. Uraian Materi Pertemuan 1 dan 2 A. Sejarah Bahasa Indonesia 1. Sumber Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia bersumber dari Bahasa Melayu. Bahasa Melayu sudah menjadi lingua franca, bukan saja di Kepulauan Nusantara tetapi juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipergunakan sebagai alat komunikasi sejak tahun (a) Prasasti Kedukan Bukit di Palembang tahun 683. (b) Prasasti Talang Tuo di Palembang tahun 684, (c) Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat tahun 686, (d) Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi tahun 688, berhuruf Pra-Nagari berbahasa Melayu. Prasasti-prasasti ini pada zaman Sriwijaya. Terdapat juga prasasti-prasasti yang didalamnya tertulis Bahasa Melayu Kuno, seperti Prasasti Gandasuli tahun 832 yang menggunakan Bahasa Melayu Kuno, kemudian di Bogor yaitu Prasasti Bogor di tahun 942, kedua prasasti tersebut ditemukan di Pulau Jawa yang mana memperkuat bukti bahwa Bahasa Melayu tidak hanya digunakan di Pulau Sumatera, tetapi di Pulau Jawa juga. 2. Fungsi Bahasa Melayu pada Zaman Sriwijaya Bahasa Melayu pada masa Sriwijaya memiliki berbagai fungsi yaitu sebagai Bahasa kebudayaan, yang mana bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra, sebagai Bahasa perhubungan (Lingua Franca) suku Indonesia, kemudian sebagai Bahasa perdagangan, terutama di sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun bagi pedagang-pedagang yang datang dari luar Indonesia, dan juga sebagai bahasa resmi kerajaan pada masa tersebut. 3. Peresmian Nama Bahasa Indonesi Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda di Indonesia mengikrarkan Sumpah Pemuda, yang mana berisikan tiga butir kebulatan tekad, yang mana sebagai berikut : (a) Pertama : Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia. (b) Kedua : Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. (c) Ketiga : Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia Dengan adanya Sumpah Pemuda ini, resmilah Bahasa Melayu yang telah dipakai sejak Abad VII menjadi Bahasa Indonesia 4. Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia Empat faktor penyebab bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia: (a) Bahasa Melayu sudah menjadi lingua franca. (b) Sistem Bahasa Melayu sederhana, tidak mengenal tata tingkat, seperti Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda. (c) Suku Jawa, Suku Sunda, dan suku-suku lainnya dengan suka rela menerima Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Indonesia. (d) Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti luas. 5. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia a. Kedudukan Bahasa Indonesia Berdasarkan ikrar ketiga dalam Sumpah Pemuda Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional yang kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, tercantum pasal khusus (Bab XV Pasal 36) yang menyatakan bahasa negara ialah bahasa negara. Jadi ada dua kedudukan Bahasa Indonesia, pertama sebagai Bahasa Nasional, dan yang kedua sebagai Bahasa Negara. b. Fungsi Bahasa Indonesia Fungsi bahasa Indonesia pun sangat bervariasi. Selain menjadi bahasa komunikasi utama, bahasa Indonesia juga berfungsi untuk memajukan bidang pendidikan yang ada di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pendirian Pusat Bahasa di hampir setiap universitas, penyusunan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penyempurnaan Ejaan menjadi PUEBI, Pedoman Umum Pembentukan Istilah, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Berikut ini fungsi-fungsi dari Bahasa Indoensia : (1) Lambang kebanggaan kebangsaan (2) Lambang identitas nasional (3) Sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarudaya, (4) Sebagai alat penyatuan berbagai bangsa dan suku bangsa dengan latar belakang social-budaya dan bahasa daerah masing-masing. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: a. Bahasa resmi kenegaraan, b. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan, c. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pembangunan, dan d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu, pengetahuan, dan teknologi.
B. Bahasa Indonesia sebagai Pengembangan Iptek Kebudayaan dan Seni
1. Fungsi Bahasa Menurut Halliday a. Sebagai instrumental, alat untuk memenuhi kebutuhan material, b. Regulatory, sebagai alat untuk mengatur dan mengontrol perilaku individu yang satu dengan yang lainnya dalam hubungan sosial. c. Interaksional, menciptakan jalinan hubungan antarindividu yang satu dengan lainnya. d. Personal, media identifikasi dan ekspresi diri e. Heuristik, untuk menjelajahi, mempelajari, memahami dunia sekitar f. Imajinatif, mengkreasikan dunia dalam kesadaran dunia batin seseorang g. Informatif, media penyampai pesan dalam kegiatan komunikasi, juga dapat difungsikan untuk menafsirkan dan memahami keseluruhan pengalaman batin seseorang. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, dapat dilihat bahwa Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam aspek pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. 2. Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Tidak bisa dipungkiri bahwa bahasa merupakan salah satu sarana utama dalam pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan. Bahasa Indonesia memiliki peran dalam pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan, karena bahasa Indonesia menjadi bahasa komunikasi di kalangan ilmuwan atau pakar ilmu pengetahuan. Seperti yang dikatakan Suwardjono (2008: 1), untuk tujuan pengembangan ilmu, bahasa menjadi sarana komunikasi oleh sesama ilmuwan atau pakar dalam bentuk buku atau karya tulis lainnya. Kebanyakan dari masyarakat Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, namun bukan sebagai bahasa komunikasi ilmiah, padahal ilmu pengetahuan di Indonesia berkembang dengan sangat cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat ini memaksa kita untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia dalam ruang lingkup ilmiah, untuk mencegah kita dari ketertinggalan. Hal ini didukung oleh pernyataan Suriasumantri (1999: 14) yaitu “Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosa kata yang baik, akan sukar bagi seorang ilmuwan untuk mengomunikasikan gagas-annya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informa-si tetapi juga argumentasi, di mana kejelasan kosa kata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama”. Begitu juga akan sukar bagi insan ilmu pengetahuan untuk mengerti apa yang disampaikan oleh ilmuwan dalam gagasannya. Oleh karena itu, baik ilmuwan atau insan ilmu penge-tahuan harus dapat memahami kosa kata dan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam ruang lingkup ilmiah. Kemampuan berbahasa Indonesia untuk komunikasi ilmiah dirasakan sangat kurang apalagi dalam komunikasi tulisan. Oleh karena itu, peran lembaga atau pusat bahasa, terutama yang terdapat di universitas, sangat mempengaruhi perkembangan insan ilmu pengetahuan dalam mendalami bahasa Indonesia sebagai komunikasi ilmiah. Dengan demikian, lembaga atau pusat bahasa merupakan alat pengembangan bahasa Indonesia dalam komunikasi ilmiah para insan ilmu pengetahuan. 3. Bahasa Indoensia dan Penulisan Karya Ilmiah Penggunaan bahasa Indonesia dalam komunikasi ilmiah harus memperhati- kan kosa kata dan tata bahasa yang baik dan benar. Tujuannya adalah agar baik ilmuwan atau insan ilmu pengetahuan dapat memahami pesan yang ingin disampaikan tanpa meninggalkan ambiguitas. Banyak insan ilmu pengetahuan yang masih belum memahami bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi ilmiah dengan baik. Hal ini disebabkan oleh bahasa Indonesia yang mereka dapat adalah bahasa Indonesia hasil pemberian generasi sebelum mereka, yang kebanyakan merupakan bahasa lisan, bukan tulisan. Dalam bidang keilmuan, bahasa Indonesia yang biasa digunakan adalah bahasa tulisan, di mana bentuknya sangat berbeda dengan bahasa lisan. Dalam kajian linguistik di Indonesia, peran bahasa Indonesia tentu memiliki pengaruh yang sangat penting. Selain sebagai salah satu bahasa yang dikaji, bahasa Indonesia juga membantu penulisan karya ilmiah para ahli bahasa agar karyanya dapat dibaca dan dimengerti khalayak ramai. Banyak ahli bahasa yang belum atau tidak terbiasa menulis karya ilmiah dalam bahasa Indonesia yang sesuai dengan tata bahasa dan kosa kata yang disempurnakan. Hal ini mungkin disebabkan karena bidang kajian utama mereka bukan bahasa Indonesia, melainkan bahasa asing. Karena mempelajari bahasa asing, mereka terbiasa menulis karya ilmiah dengan bahasa asing yang mereka pelajari, bukan dengan bahasa Indonesia. Padahal, penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dapat membantu mereka dalam menerjemahkan referensi dari dan/atau ke bahasa Indonesia. Kemudian, beberapa aturan dalam bahasa Indonesia kemungkinan berbeda dari beberapa bahasa asing. Apabila seorang ahli bahasa mengerti aturan-aturan dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing tersebut, dia akan dengan mudah membuat karya ilmiah dalam bentuk tulisan, bahkan mengadakan studi komparatif terhadap kedua bahasa tersebut. Bahasa dan ilmu pengetahuan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa sangat berpengaruh terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, terutama bahasa keilmuan yang merupakan bahasa baku yang meme-nuhi kaidah kebahasaan. Dalam ruang lingkup keilmuan di Indonesia, bahasa Indonesia yang merupakan bahasa pertama memiliki pengaruh sangat besar terhadap keberhasilan seorang ilmuwan dalam menyampaikan pesan atau gagasannya melalui tulisan. 4. Bahasa Indonesia sebagai Pengembangan Kebudayaan a. Pengertian Kebudayaan Dalam pengertiannya budaya memiliki makna yaitu : (1) pikiran,; akal budi; hasil. Dan kebudayaan ialah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat; keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya, hasil akal budi dari alam sekelilingnya dan dipergunakan bagi kesejahteraan hidupnya. 5. Unsur-Unsur Kebudayaan a. Adat istiadat b. Sikap hidup c. Cara bercocok tanam d. Kuliner e. Kesenian: sastra, musik, seni rupa, patung f. Arsitektur: rumah adat g. Senjata h. Acara-acara adat i. Pemberian nama j. Pernikahan, dll. 6. Bahasa Indonesia sebagai Pengembangan Kebudayaan Berbagai macam kebudayaan di Indonesia yang pada awalnya merupakan budaya lokal/daerah dikembangkan menggunakan bahasa Indonesia agar bisa menjadi budaya Indonesia. Di Indonesia kebudayaan yang ada ini diwariskan dari generasi ke generasi menggunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian, kebudayaan ini dapat menjadi kebudayaan Indonesia. 7. Bahasa Indoensia sebagai Pengembangan Teknologi Teknologi ialah kemampuan Teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang bersandarkan proses teknis. Ilmu Teknik merupakan sarana penting dalam membangun bangsa. Berikut ini contok-contoh Bahasa Indonesia sebagai pengembangan teknologi : a. Teknologi medis b. Teknologi industri c. Teknologi pertanian d. Teknologi otomotif e. Teknologi digital f. Teknologi informasi g. Teknologi nuklir, dll Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat untuk mengkaji dan mengembangkan berbagai macam teknologi.. Bahasa Indonesia ragam ilmiah dengan berbagai macam cirinya digunakan untuk melakukan kajian-kajian dan sebagai sarana untuk memublikasikan hasil kajian tersebut kepada khalayak sehingga teknologi dapat dimanfaatkan untuk kemajuan dan kesejahteraan umat manusia. 8. Bahasa Indonesia sebagai Pengembangan Seni Seni merupakan hasil atau karya dari keahlian pembuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusan, keindahan karya tsb) contohnya seperti tari, lukis, ukir, maupun dalam penggunaan berkata-kata. Seni merupakan kesanggupan akal pikiran menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Untuk mengembangkan berbagai macam jenis seni tersebut para ilmuwan bidang seni dan para seniman menggunakan sarana bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam ilmiah. Hal ini disebabkan oleh kajian-kajian tentang seni ini bersifat ilmiah. Untuk memublikasikan hasil kajian dan pengembangan (keilmuan) seni ini juga menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah. Dari berbagai macam jenis seni, ada seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Karya seni tersebuat adalah seni sastra (novel, cerpen, drama, dan puisi) dan seni suara vokal. Dalam menciptakan karya seni yang bermediakan bahasa Indonesia, ragam bahasa yang digunakan bukan ragam ilmiah sebagaimana yang digunakan dalam kajian seni. Bahasa Indonesia yang digunakan untuk penciptaan seni sastra dan seni suara vokal adalah bahasa Indonesia ragam satra. Karakteristik ragam bahasa ragam sastra, Kata bermakna konotatif; sering digunakan penggantian arti; penyimpangan arti; bahkan penciptaan arti; dan majas/gaya bahasa (dalam puisi/syair lagu) Dalam prosa menggunakan majas/gaya bahasa.