Dosen pengampuh:
Ibu Iramadhana Solihin, S. Pd.I., M.Pd
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia”
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami memohon maaf jika makalah yang kami susun ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca
akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Asal Mula Bahasa Indonesia................................................................3
B. Proses Pengesahan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan ........5
C. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia sampai saat Ini......................6
D. Kedudukan Bahasa Indonesia...............................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri sehingga memerlukan adanya suatu interaksi. Salah satu alat untuk
berinteraksi dan berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa digunakan untuk
mempermudah manusia dalam menyampaikan pikiran, gagasan, ataupun
perasaan. Bahasa lahir berbeda-beda sesuai dengan daerahnya sehingga
muncul bahasa yang beraneka ragam.
iv
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah asal mula munculnya bahasa indonesia?
2. Bagaimanakah proses disahkannhya bahasa indonesia sebagai bahasa
persatuan Indonesia?
3. Bagaimanakah perkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia?
4. Bagaiamanakah kedudukan bahasa indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal mula munculnya bahasa indonesia
2. Untuk mengetahui proses disahkannhya bahasa indonesia sebagai
bahasa persatuan Indonesia
3. Untuk mengetahui perkembangan ejaan dalam bahasa Indonesia
4. Untuk mengetahui kedudukan bahasa indonesia
BAB II
v
PEMBAHASAN
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang
satu, tanah Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
vi
Bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan diartikan sebagai
bahasa yang digunakan dalam kegiatan komunikasi yang melibatkan
banyak tokoh atau orang dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena
itu, bahasa Indonesia memiliki fungsi dan status sebagai bahasa
persatuan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan bahasa Melayu
menjadi bahasa nasional, yaitu:
a. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu menjadi lingua
franca dan tersebar luas di seluruh Nusantara.
b. Sistem bahasa Melayu mudah dipelajari karena tidak dikenal tingkatan
bahasa untuk bahasa ini.
c. Kebutuhan politik persatuan bangsa.
d. Suku Jawa, Sunda dan lainnya dengan sukarela menerima bahasa
Melayu sebagai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mereka.
e. Bahasa Melayu diajarkan di sekolah-sekolah Belanda dan digunakan
dalam peraturan perundang-undangan Pemerintah Hindia Belanda.
vii
penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah
(berangka tahun abad ke- 9) serta prasasti di dekat Bogor (Prasasti Bogor)
dari abad ke- 10 menampilkan penyebaran pemakaian bahasa itu di Pulau
Jawa.
viii
(Komisi Bacaan Rakyat) pada tahun 1908 dan Pada tahun 1917 namanya
diubah menjadi Balai Poestaka.
ix
berkembang menjadi bahasa Indonesia hingga ditetapkan sebagai bahasa
persatuan, mulailah muncul ejaan-ejaan baru, yaitu sebagai berikut:
1. Ejaan Republik
Ejaan Republik merupakan hasil penyederhanaan Ejaan van
Ophuysen. Ejaan Republik mulai diberlakukan pada 19 Maret 1947.
Pada saat itu yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran,
dan Kebudayaan Republik Indonesia adalah Mr. Suwandi, sehingga
ejaan tersebut dikenal dengan nama Ejaan Suwandi.
x
ini dilakukan oleh Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia yang
pernah diketuai oleh dua tokoh yaitu Profesor Prijono dan E. Katoppo.
xi
karena pada masa-masa itu terjadi konfrontasi antara negara kita
Republik Indonesia dengan pihak Malaysia.
Ejaan Melindo dapat dikenali dari enam ciri berikut (Admin
Padamu, 2016 dan Erikha, 2015). Yaitu:
xii
c. Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny. Misalnya
sunji = sunyi
njala = nyala
bunji = bunyi
d. Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy. Misalnya:
sjarat = syarat
isjarat = isyarat
sjukur = syukur
e. Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh. Misalnya
tachta = takhta
machluk = makhIuk
ichlas = ikhlas
xiii
achir = akhir
supaja = supaya
b. Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing
diresmikan pemakaiannya. Misalnya:
khilaf
fisik
valuta
universitas
zakat
khazanah
c. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan
tetap digunakan, misalnya pada kata Furqan, dan xenon.
d. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di- yang merupakan
kata depan. Sebagai awalan, di- ditulis sering kali dengan unsur yang
menyertainya, sedangkan di- sebagai kata depan ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya. Contoh:
Awalan
dicuci
dibelikan
dicium
dilatar belakangi
Kata depan
di kantor
di sekolah
di samping
di tanah
e. Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.
Angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan. Misalnya:
anak-anak, bukan anak2
bersalam-salaman, bukan bersalam2an
xiv
6. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
Zaman terus berubah, teknologi terus berkembang, dan bahasa
pun terns menyesuaikan perubahan. Masyarakat yang kritis terns
mendesak Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk segera
merevisi pedoman EYD sehingga muncul PU EBI sebagai bentuk
jawaban atas kritikan yang diterima.
Selanjutnya EYD berubah menjadi EBI (Ejaan Bahasa Indonesia)
sebagai pedoman umum sejak akhir 2015 silam. Perubahan yang
dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia
ini, berlandaskan Peraturan Menteri dan Kebudayaan Rl Nomor 50
Tahun 2015.
Dalam perihal ini, EBI dibangun atas bawah EYD lebih dahulu,
cuma saja pada EBI ada penambahan- penambahan ketentuan dalam
penyusunan. Perbandingan Ejaan Bahasa Indonesia dengan Ejaan yang
Disempurnakan yang bisa dilihat seperti berikut:
xv
pertumbuhan bahasa Indonesia, Pertemuan yang teratur dilaksanakan
ini diberi nama kongres bahasa Indonesia. Keberlngsungan Kongres-
kongres tersebut sangatlah berarti untuk proses pertumbuhan bahasa
Indonesia.
xvi
Pembelajaran serta Kebudayaan pada 31 Agustus 1972, menetapkan
Pedoman umum Bahasa Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
serta Pedoman umum Pembuatan istilah resmi berlaku di segala daerah
Indonesia( wawasan Nusantara).
xvii
sebagai tamu sebanyak 53 peserta, yakni dari negara Brunai Darusalam,
Australia, Jepang, Rusia, Hongkong, India, Jerman, Singapura,
Amerika Serikat, dan Korea Selatan. Kesimpulan dan hasil dari kongres
ini adalah pengusulan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Indonesia ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia,
di samping mengusulkan disusunnya Undang- Undang Bahasa
Indonesia.
xviii
Hasil kesepakatan dari kongres bahasa Indonesia ke sepuluh ini
merekomendasikan yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Mendikbud), merekomendasikan hal-hal yang perlu dilakukan
pemerintah.
xix
lain, ada dua macam kedudukan bahasa Indonesia. Pertama, bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional yang sesuai dengan
sumpah pemuda 1928, kedua, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa negara yang sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
xx
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sampai saat ini, bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus berkembang dengan
pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun melalui
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Pada abad keM5
berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu
karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa
Melayu Tinggi.
Pada zaman penjajahan Belanda pada awal abad - 20, pemerintah
kolonial Belanda ingin menggunakan bahasa Melayu untuk mempermudah
komunikasi dengan berpatokan pada bahasa Melayu Tinggi yang sudah
mempunyai kitab - kitab rujukan. Pada 16 Juni 1927 dalam sidang
Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja Datoek Kajo pertama kalinya
menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di sinilah bahasa
Indonesia mulai berkembang. Bahasa Indonesia secara resmi diakui
sebagai "bahasa persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda.
Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan,
ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945. Pada Bab XV, Pasal 36,
ditetapkan secara sah bahwa bahasa Indonesia ialah bahasa negara.
Selanjutnya, sehubungan dengan perkembangan ejaan, setelah bahasa
Melayu ditetapkan menjadi bahasa Indonesia, yakni muncul Ejaan
Republik, Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan LBK, Ejaan yang
disempurnakan, dan EBI.
xxi
B. Saran
Dengan segala kerendahan hati, kami merasakan tulisan ini sangat
sederhana dan jauh dari sempurna. Saran, kritik yang konstuktif sangat
diperlukan demi kesempurnaan tulisan ini. Demikian pula, perlu
penyempurnaan di sana – sini agar tulisan ini menjadi lebih lengkap dan
lebih bermanfaat bagi pembaca dan pecinta bahasa Indonesia.
xxii
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Ade Suryani, Anis Syafa Wani, and Edi Syahputra. "Sejarah
Perkembangan Bahasa Indonesia." Jurnal Multidisiplin Dehasen (MUDE) 1.3
(2022): 197-202.
xxiii