Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DI ERA


GLOBALISASI
MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH BAHASA
INDONESIA KEILMUAN, DENGAN DOSEN PENGAMPU ZAKIYAH
ULFAH M.Pd

SALMA NAZHIMAH (1911203012)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


JURUSAN BAHASA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan media untuk menyampaikan informasi baik secara
lisan maupun tulisan dari individu satu ke individu lainnya .di Indonesia sendiri
kita memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu
bangsa kita. meskipun terkadang kita seringkali menggunakan bahasa Indonesia
secara sembarangan, terutama di kalangan remaja saat ini. itu semua karena
berbagai pengaruh lingkungan dan akibat dari perkembangan zaman globalisasi
yang semakin pesat.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka Rumusan masalah yang akan dipaparkan
dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah perkembangan Bahasa Indonesia?
2. Apa itu Globalisasi?
3. Apakah dampak perkembangan Bahasa Indonesia di era globalisasi?
4. Bagaimanakah pekembangan Bahasa Indonesia di kalangan remaja?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan bahasa Indonesia

2. Untuk memahami hakikat dari Globalisasi

3. Untuk memahami dampak dari pekembangan bahasa Indonesia di Era


Globalisasi

4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia di kalangan


remaja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat Perkembangan Bahasa Indonesia


Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di
Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara
pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari
berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:
1. Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh tahun 1380
2. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
3. Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
4. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
5. Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:
1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup
dan sastra.
2. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia
3. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang
yang berasal dari luar indonesia.
4. Bahasa resmi kerajaan.
Menurut prof. Dr. Slametmulyana ada empat faktor yang menyebabkan
Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:
1. Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa
perhubungan dan bahasa perdagangan. Dengan bantian para pedagang,
bahasa melayu disebarkan keseluruh pantai nusantara terutama di kota-kota
pelabuhan. Bahasa melayu menjadi bahasa penghubung antar individu.
2. Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa
melayu tidak di kenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus),
seperti dalam bahasa jawa, bali maupun sunda.
3. Faktor psikologis, yaitu Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku2 yang lainnya
dengan sukarela menerima bahasa melayu menjadi bahasa indonesia sebagai
bahasa nasional, semata-mata didasarkan pada keinsyafan akan manfaatnya,
ada keikhlasan mengabaikan semangat dan rasa kesukuan karena sadar akan
perlunya kesatuan dan persatuan.
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.

Jika bahasa itu tidak mempunyai kesanggupan untuk dapat dipakai


menjadi bahasa kebudayaan dalam arti yang luas, tentulah bahasa iu tidak akan
berkembang menjadi bahasa yang sempurna, pada kenyataaannya dapat
dibuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang dapat dipakai untuk
merumuskan pendapat secara tepat dan mengutarakan perasan secara jelas.
Sehubungan dengan hal diatas, kita wajib bersyukur atas kerelaan
bahasa-bahasa daerah lainnya yang telah membelakangkan bahasa ibuya demi
cita-cita yang lebih tinggi, yakni cita-cita nasional.
Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan
bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh
masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar
pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Tiga bulan menjelang sumpah
pemuda, tepatnya 15 agustus 1926, soekarno dalam pidatonya menyatakan
bahwa perbedaan bahasa diantara suku bangsa Indonesia tidak akan menghalangi
persatuan, tapi semakin luas bahasa Melayu (bahasa Indonesia) itu tersebar,
makin cepat kemerdekaan Indonesia terwujud.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia,
oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan
pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia
menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928).
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para
pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda
berikrar:
1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah
Air Indonesia.
2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.
Ikrar para pemuda ini di kenal dengan Nama “Sumpah Pemuda”. Unsur
yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa Bahasa
Indonesia merupakan bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Pada tahun 1928
Bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa
Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18
Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan
sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa
Indonesia”, (pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa
indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia di
pakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia di resmikan penggunaannya
setelah Proklamasi Kemerekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya,
bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa
Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut pandang Linguistik, Bahasa
Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang
dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19.
Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya
sebagi bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses
pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” di awali sejak
di canangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan
“Imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan.
Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa indonesia saat ini dari varian
bahasa Melayu yang di gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga
saat ini, bahasa indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus
menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari
bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan oleh lebih
dari 90% warga indonesia, bahasa indonesia bukanlah bahasa ibu bagi
kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga indonesia menggunakan salah
satu dari 748 bahasa yang ada di indonesia sebagai bahasa Ibu. Penutur Bahasa
indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) atau mencampur
adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa Ibunya.
Meskipun demikian , bahasa indonesia di gunakan di gunakan sangat luas
di perguruan-perguruan. Di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-
menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan
bahwa bahasa indonesia di gunakan oleh semua warga indonesia.
Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai
variasi dan dialek. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara
mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan
bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu
menggunakan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia
menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah
pemuda 28 Oktober 1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa
Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan
tantangan.
Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa di
samping fungsinya sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai
salah satu ciri kultural, yang ke dalam menunjukkan kesatuan dan keluar
menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.

2.2 Pengertian Globalisasi


Kata “globalisasi” diambil dari kata “global” yang dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia berartisecara keseluruhan. Globalisasi merupakan suatu proses
yang mencakup secara keseluruhan berbagai bidang kehidupan sehingga tidak
nampak lagi batasan-batasan yang mengikat secara nyata.Marshall McLuhans,
seorang filsuf teori komunikasi, menyatakan bahwa “dunia yang diliputi
kesadaran globalisasi melebur menjadi sebuah global village (desa buana)”.
Globalisasi membuat dunia menjadi sangat transparan, seolah-olah tanpa batas
administrasi suatu negara dan membuat batas-batas geografis suatu negara
menjadi kabur. Lambat laun, arus globalisasi semakin meningkat dan menyentuh
hampir setiap aspek kehidupan kita sehari-hari. Globalisasi memunculkan gaya
hidup kosmopolitan yang ditandai dengan mudahnya dalam berhubungan dan
terbukanya beragam informasi yang memungkinkan individu dalam suatu
masyarakat mengikuti gaya-gaya hidup baru yang disenanginya.
Globalisasi pada hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu
kegiatan yang dampaknya berkelanjutan melampaui batas-batas kebangsaan dan
kenegaraan. Mengingat bahwa dunia ditandai oleh kema jemukan (pluralitas)
budaya maka globalisasi sebagai prosesjuga ditandai sebagai suatu peristiwa
yang terjadi di seluruh dunia secara lintas budaya yang sekaligus mewujudkan
proses saling memengaruhi antarbudaya. Pertemuan antarbudaya itu tidak selalu
berlangsung sebagai proses dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai
proses dominasi budaya yang satu terhadap lainnya. Misalnya pengaruh budaya
Barat lebih kuat terhadap budaya di negara Timur.
Kini kita tengah memasuki abad ke-21. Abad ini juga merupakan
milenium III dalam perhitungan Masehi, dimana perubahan milenium ini
diramalkan akan membawa perubahan terhadap struktur ekonomi, struktur
kekuasaan, dan struktur kebudayaan dunia. Fenomena yang paling menonjol
pada kurun waktu ini adalah terjadinya proses globalisasi. Proses perubahan
inilah yang disebut Alvin Toffler sebagai gelombang ketiga, setelah
berlangsungnya gelombang pertama dalam bidang agrikultur dan gelombang
kedua dalam bidang industri.
Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula pergeseran
kekuasaan dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian kapital
atau modal, dan selanjutnya dalam gelombang ketiga pada penguasaan terhadap
informasi, yakni ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Sayangnya proses globalisasi
ini lebih banyak ditakuti daripada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan
arif dan cermat. Oleh karena rasa takut dan cemas yang berlebihan, antisipasi
yang dilakukan cenderung bersifat defensif dengan membangun gedung-gedung
yang bertingkat, benteng-benteng pertahanan karena merasa diri sebagai objek
daripada subjek di dalam proses perubahan.
Padahal di dalam era globalisasi ini, bangsa Indonesia mau tidak mau
harus ikut berperan, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi.
Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung juga memperkaya
khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan
tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk bahasa Indonesia. Sekaligus bahasa
berperan juga sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan
dan perkembangan iptek itu sendiri.
Era globalisasi yang begitu marak terjadi di masa sekarang menyentuh
semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi
Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia
digunakan secara luas di perguruan-perguruan tinggi, media massa, sastra, surat-
menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya. Fungsi utama dari bahasa
Indonesia adalah untuk menyatukan bangsa Indonesia dalam hal berkomunikasi.
Namun kenyataannya, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar belum
dilaksanakan secara maksimal, terutama dalam berkomunikasi sehari-hari.

2.3 Dampak Perkembangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi


Dalam era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan
dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar
bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-
jelas tidak sesuai dan tidak cocok dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
Pengaruh dari luar atau asing ini sangat besar kemungkinannya terjadi pada era
globalisasi ini. Batas antarnegara yang sudah tidak jelas dan pengaruh alat
komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri
bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia.
Hal ini menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, yaitu
pematuhan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia dengan
memerhatikan situasi dan kondisi pemakaiannya. Dengan kata lain pemakai
bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh
terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai
dengan situasi dan kondisinya.
Setiap warga negara Indonesia, sebagai warga masyarakat, pada dasarnya
adalah Pembina bahasa Indonesia. Hali ini tidak berlebihan karena tujuan utama
pembinaan bahasa Indonesia ialah menumbuhkan dan membina sikap postitif
terhadap bahasa Indonesia. Yang perlu dipahami adalah sikap positif terhadap
bahasa Indonesia ini tidak berarti sikap berbahasa yang tertutup dan kaku.
Pada era globalisasi ini bahasa Indonesia menjadi ciri budaya bangsa
Indonesia yang dapat diandalkan di tengah-tengah pergaulan antarbangsa.
Bahkan, bahasa Indonesia pun saat ini menjadi bahan pembelajaran di negara-
negara asing seperti Australa, Belanda, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, China
dan Korea Selatan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi di dalam kehidupan kita,
akan berdampak juga pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan
dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia harus ikut berperan
di dalam dunia persaingan bebas. Dengan demikian, semua produk budaya akan
tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, sekaligus
berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan IPTEK itu.
Dengan jumlah penduduk yang banyak mengakibatkan bahasa Indonesia
sangat rentan terhadap pengaruh era globalisasi. Baik pengaruh secara positif
maupun pengaruh negatif.
1. Dampak positif
a. Bahasa Indonesia mulai dikenal oleh dunia internasional.
Terbukti ada beberapa Universitas di luar negeri yang mempunyai
fakultas Sastra Bahasa Indonesia. Karena menurut mereka negeri kita ini
adalah negeri yang subur dan kaya raya. Yang mempunyai bermacam-
macam budaya, flora-fauna, serta potensi-potensi lainnya.
b. Meningkatnya pengetahuan masyarakat internasional tentang bahasa
Indonesia.
Dengan perkembangan teknologi saat ini seperti TV penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pembacaan berita misalnya
yang disaksikan oleh masyarakat Indonesia.Masyarakat akan banyak
mendengarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga akan
mempengaruhi berkembangnya bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Meningkatnya terjemahan buku-buku kedalam Bahasa Indonesia.
d. Pengaruh global teknologi akan memperkaya kosa kata bahasa Indonesia.
Pertukaran informasi dari bahasa asing (terutama bahasa Inggris)
mempunyai pengaruh terhadap bahasa Indonesia yang tidak dapat
dibendung lagi. Contohnya information menjadi informasi.

2. Dampak negatif
a. Masyarakat Indonesia tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konsumtif dan
penasaran serta suka dengan hal baru. Terutama dengan adanya berbagai
perubahan pada berbagai peralatan elektronik. Hal ini sangat berdampak
buruk terhadap pola berpikir masyarakat. Misalnya pada kalangan remaja
dengan adanya internet, anak-anak sekarang ini senang bermain jejaring
sosial seperti facebook. Dengan adanya jejaring sosial seperti facebook
terkadang melalui jejaring sosial tersebut anak-anak banyak
mengggunakan bahasa gaul sehingga tidak lagi memperhatikan kaidah
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajari bahasa Indonesia.
Generasi muda cenderung untuk lebih menyukai sesuatu yang
modern atau maju. Dengan masuknya budaya-budaya asing dan
bahasanya tentu lebih menarik bagi sebagian besar generasi muda untuk
dipelajari.
c. Bercampurnya Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa asing.
Banyak masyarakat yang lebih bangga dan membangga-
banggakan menggunakan bahasa negeri orang lain. Atau malah
mencampur-campur bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Hal ini sering
terjadi di masyarakat. Baik secara lisan maupun tulisan-tulisan di sms)
dan di dunia maya (facebook, twitter, dll).
d. Hilangnya budaya tradisional.
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membuat hilangnya budaya anak-anak bermain permainan tradisional.
Anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai permainan berbasis
online daripada bermain di lapangan. Permainan online yang digemari
sering membuat anak lupa waktu dan tidak tertarik pada pelajaran
sekolah. Orang tua harus bisa mengontrol dan mengawasi anak supaya
tidak mengubah pola pikiran mereka kearah yang negatif.

2.4 Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja


Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik
kita. Dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar,
berartikita telah menjunjung tinggi bahasa persatuan seperti yang
diikrarkan dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.Namun
saat ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari
mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang
dikenal dengan bahasa gaul. bahasa gaul kadang muncul dalam
penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan
penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.padahal sebaiknya sebagai
generasi muda kita lah yang seharusnya bangga menggunakan bahasa
tersebut.selain itu dengan menunjukkan bahwa kita bangga menggunakan
bahasa Indonesia itu menunjukkan kita sebagai generasi muda yang
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, mungkin memang kita tidak akan
menggunakannya secara sangat baik namun tak ada salahnya kita sering
menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, contohnya
dalam kehidupan perkuliahan saja terkadang dalam forum resmi seperti
diskusi kita menggabungkan bahasa Indonesia dengan dialeg bahasa
daerah atau bahasa gaul yang seharusnya menggunakan bahasa Indonesia
seutuhnya karena kita berada dalam suatu forum resmi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan warisan budaya yang
harus kita jaga karena perkembangan bahasa Indonesia terletak di tangan
pemakai bahasa Indonesia sendiri. Baik buruknya, maju mundurnya, dan tertatur
kacaunya bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab setiap orang yang
mengaku sebagai warga negara Indonesia yang baik. Terutama setelah kita
mengetahui sejarah perkembangan bahasa Indonesia serta Perkembangan bahasa
Indonesia di era globalisasi ini ada yang berdampak positif dan ada pula yang
berdampak negatif namun sebagai masyarakat yang memiliki jiwa nasionalisme
kita sebaiknya mempertahankan dampak-dampak positif yang ada serta dampak
memperbaiki dampak negatif yang ada demi menjaga eksistensi bahasa
Indonesia di mata dunia saat ini. Khususnya kita di kalangan Remaja sebagai
penerus bangsa ini yang harusnya terus melestarikan bahasa Indonesia agar tidak
kalah dengan bahasa gaul yang ada sekarang ini

3.2 Saran
Kita sebagai penerus bangsa harus lebih meningkatkan perkembangan
bahasa yang baik dan benar . Bahasa Indonesia mempunyai peranan penting
dalam membangun Indonesia seutuhnya. Selain itu bahasa Indonesia juga
sebagai jati diri, bangsa Indonesia perlu dibina oleh setiap warga negara
Indonesia terutama dalam era globalisasi ini. Hal ini diperlukan agar bangsa
Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas
tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta: PT Gramedia.


Pustaka Utama.

Muslich, Masnur. 2012. Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi. Jakarta:


PT Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai