Dosen Pengampu :
FAKULTAS KEBIDANAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Allah SWT Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-
Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan naskah yang berjudul
“Sejarah Bahasa Indonesia” ini dalam rangka pengembangan salah satu tri darma perguruan
tinggi, yaitu bidang penelitian.
Tulisan ini dapat penuhs selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan-
rekan dosen Jurusan Sastra Indonesia yang telah memberikan masukan demi
kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan ini. Akhimya, semoga tulisan yang
jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.
Martapura, 2021
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Masalah..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................2
A. Kesimpulan....................................................................................................8
B. Saran ..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
sehingga memerlukan adanya suatu interaksi. Salah satu alat untuk berinteraksi
dan berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa digunakan untuk mempermudah
manusia dalam menyampaikan pikiran, gagasan, ataupun perasaan. Bahasa lahir
berbeda-beda sesuai dengan daerahnya sehingga muncul bahasa yang beraneka
ragam.
Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah.
Hal ini dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau,
sehingga terdiri atas banyak suku dan adat istiadat. Walaupun memiliki banyak
bahasa daerah, Indonesia memiliki bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia lahir sebagai identitas bangsa Indonesia.
Namun, pada era Globalisasi ini menyebabkan masuknya bahasa asing dan
bahasa pergaulan yang digunakan masyarakat Indonesia saat ini. Tentu hal ini
menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Masyarakat lebih
memilih menggunakan bahasa pergaulan sebagai alat komunikasi sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah asal mula munculnya bahasa Indonesia ?
2. Apa sajakah fungsi bahasa Indonesia?
3. Bagaimanakah kedudukan Bahasa indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Asal mula munculnya bahasa indonesia
2. Mengetahui apa saja fungsi bahasa indonesia
3. Mengetahui kedudukan bahasa indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ejaan resmi bahasa Melayu pertama kali disusun oleh Ch. A. van Ophuijsen yang
dibantu oleh Moehammad Taib Soetan Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma’moer yang dimuat
dalam kitab Logat Melayu pada tahun 1801.
Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari
Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa
persatuan bangsa Indonesia.
Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa
nasional. Nah, Bahasa Indonesia lalu dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada
tanggal 18 Agustus 1945. Karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 36 disebutkan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia.
Lalu dari mana Bahasa Indonesia berasal? Berdasarkan keputusan Kongres Bahasa
Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa berdasarkan sejarah,
bahasa Indonesia mempunyai akar dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan
berkembang dari bahasa Melayu yang sudah dipergunakan sebagai bahasa penghubung bukan
hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Hal itu
dibuktikan dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M
(Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun
686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi).
Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu
Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya. Di Jawa Tengah (Gandasuli) juga
ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun
942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu
dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha.
Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa penghubung antarsuku di Nusantara dan
sebagai bahasa perdagangan baik pedagang antar suku di Nusantara maupun para pedagang
yang datang dari luar Nusantara. Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang
belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa
yang bernama Koen-louen. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan di
Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan
kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye
Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra pada abad ke-16 dan abad ke-17
seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan
Bustanussalatin.
4
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya
agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat
Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa,
dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur. Bahasa Melayu
dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh
keberadaannya.
Beberapa alasan lain yang mendorong dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa
kebangsaan adalah
5
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nsional, bahasa Indonesia di antaranya
berfungsi mempererat hubungan antarsuku di Indonesia. Fungsi ini, sebelumnya, sudah
ditegaskan di dalam butir ketiga ikrar Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra dan
putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Kata ‘menjunjung’ dalam
KBBI antara lain berarti ‘memuliakan’, ‘menghargai’, dan ‘menaati’ (nasihat, perintah, dan
sebaginya.). Ikrar ketiga dalam Supah Pemuda tersebut menegaskan bahwa para pemuda
bertekad untuk memuliakan bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Pernyataan itu tidak
saja merupakan pengakuan “berbahasa satu”, tetapi merupakan pernyatakan tekad
kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa Indonesia, menjunjung tinggi bahasa
persatuan, yaitu bahasa Indonesia (Halim dalam Arifin dan Tasai, 1995: 5). Ini berarti pula
bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional yang kedudukannya berada di atas
bahasa-bahasa daerah Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dikukuhkan sehari
setelah kemerdekaan RI dikumandangkan atau seiring dengan diberlakukannya Undang-
Undang Dasar 1945. Bab XV Pasal 36 dalam UUD 1945 menegaskan bahwa bahasa negara
ialah bahasa Indonesia. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa
dalam penyelenggaraan administrasi negara, seperti bahasa dalam penyeelenggaraan
pendidikan dan sebagainya.
Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia kita pelihara dan kita kembangkan, serta
rasa kebanggaan memakainya senantiasa kita bina. Pada fungsi ini, bahasa Indonesia kita
junjung di samping bendera dan lambang negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini,
bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan
lambang kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya
apabila masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga
tidak bergantung padai unsur-unsur bahasa lain.
Pada bagian terdahulu, secara sepntas, sudah dikatakan bahwai dalam kedudukannya
sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: bahasa resmi kenegaraan,
1) bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan,
2) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, dan
6
3) bahasa resmi kenegaraan
4) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi Sebagai
bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai di dalam segala upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat sederhana
dan jauh dari sempurna. Saran, kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi
kesempurnaan tulisan ini. Demikian pula, perlu penyempurnaan di sana – sini agar
tulisan ini menjadi lebih lengkap dan lebih bermanfaat bagi pembaca dan pecinta
bahasa Indonesia.
8
DAFTAR PUSTAKA
Arif Ridiawan. 2012. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia mulai Ejaan dan Ophusyen
hingga EYD. http://ridiawan. blogspot. co. id/2012/02/perkembangan-ejaan-
bahasa-indonesia.html?m=1 13 September 2017 (14:23).
Excellent Translation. 2017. EYD Berubah Menjadi EBI Sebagai Pedoman Umum.
https://jasa-translate.com/eyd-berubah-menjadi-ebi-sebagai-pedoman-umum/. 23
September 2017 (18:38).