Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“SEJARAH BAHASA INDONESIA”


Disusun Guna Memenuhi Tugas Semester Ganjil
Mata Kuliah: BAHASA INDONESIA

Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Syarif, M.Pd

Disusun oleh:
KELOMPOK 1
SITI USWATUN HASANAH
DINA KHOERUNNISA
TUBAGUS ZEID FATHURROJI
YOGI SAPUTRA AL MUMIN
EKA RIZKIAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL ( IAIN ) LAA ROIBA
BOGOR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpaham rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sejarah Bahasa Indonesia” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuli salah satu tugas yang diberikan oleh dosen. Makalah ini ditulis dari
penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan
dengan materi.Tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu :
Bapak Dr. Ahmad Syarif, M.Pd, atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini,
juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat
diselesaikannya makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai “Sejarah Bahasa
Indonesia” khususnya bagi penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang dimaksudkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Bogor, 15 September 2022

PENYUSUN

i
DAFAR ISI

COVER ...................................................................................................... 0
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2
1.1. Asal Mula Bahasa Indonesia ............................................................... 2
1.2. Perkembangan dan Kedudukan Bahasa Indonesia ............................... 3
1.3. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia ........................................... 5
1. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional ........................................... 5
2. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara............................................... 6
BAB III KESIMPULAN ............................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
sehingga memerlukan adanya suatu interaksi. Salah satu alat untuk berinteraksi dan
berkomunikasi adalah bahasa. Bahasa digunakan untuk mempermudah manusia dalam
menyampaikan pikiran, gagasan, ataupun perasaan. Bahasa lahir berbeda-beda sesuai
dengan daerahnya sehingga muncul bahasa yang beraneka ragam.
Indonesia merupakan negara yang memiliki lebih dari 300 bahasa daerah. Hal ini
dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, sehingga terdiri
atas banyak suku dan adat istiadat. Walaupun memiliki banyak bahasa daerah, Indonesia
memiliki bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lahir sebagai
identitas bangsa Indonesia.
Namun, pada era Globalisasi ini menyebabkan masuknya bahasa asing dan bahasa
pergaulan yang digunakan masyarakat Indonesia saat ini. Tentu hal ini menyimpang dari
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Masyarakat lebih memilih menggunakan
bahasa pergaulan sebagai alat komunikasi sehari-hari. Dengan demikian lambat laun,
penggunaan bahasa baku menjadi berkurang.
Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia, wajib melestarikan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Dalam melestarikan bahasa Indonesia, kita perlu
mengetahui sejarah dan asal-usul terbentuknya bahasa Indonesia itu sendiri. Oleh karena
itu, dalam tulisan ini dijelaskan lebih rinci mengenai sejarah terbentuknya bahasa
Indonesia sampai perkembangannya saat ini, termasuk perkembangan ejaannya.
Seperti kita ketahui bersama bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang
digunakan oleh rakyat Indonesia dalam berkomunikasi. Bahasa Indonesia menjadi
identitas bangsa di tengah-tengah bangsa lain di dunia. Sebelum resmi menjadi bahasa
nasional, bahasa Indonesia dikenal sebagai Bahasa Melayu. Sejak tanggal 28 Oktober
1928, bahasa Indonesia dipakai resmi oleh bangsa Indonesia sebagai bahasa nasional.

1
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Asal Mula Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Dari sudut pandang linguistik, bahasa
Indonesia adalah sebuah variasi dari bahasa Melayu. Dalam hal ini dasar yang
dipakai adalah bahasa Melayu Riau, tetapi telahr mengalami perkembangan akibat
penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan pada awal abad ke-20.
Sampai saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup dan terus
berkembang dengan pengayaan kosakata baru, baik melalui penciptaan maupun
melalui penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Pada zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 Maschi), bahasa Melayu (bahasa
Melayu Kuno) dipakai sebagai bahasa kenegaraan. Hal itu dapat diketahui, dari
empat prasasti berusia berdekatan yang ditemukan di Sumatra bagian selatan
peninggalan kerajaan tersebut. Prasati tersebut di antaranya adalah dengan
ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang
Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M
(Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi). Prasasti itu
bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Pada saat itu, bahasa Melayu
yang digunakan bercampur kata-kata bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa
perdagangan, di Kepulauan Nusantara, para pedagangnya membuat orang-orang
yang berniaga terpaksa menggunakan bahasa Melayu walaupun dengan cara kurang
sempurna. Hal itu melahirkan berbagai varian lokal dan temporal pada bahasa
Melayu yang secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti.
Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno di Jawa Tengah (berangka tahun
abad ke-9) dan prasasti di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan
penyebaran penggunaan bahasa itu di Pulau Jawa. Penemuan keping tembaga
Laguna di dekat Manila, Pulau Luzon, berangka tahun 900 Maschi juga
menunjukkan keterkaitan wilayah tersebut dengan Sriwijaya. Pada abad ke-15
berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi Bahasa Melayu karena
dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut Sebagai bahasa Melayu Tinggi.
Penggunaanya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra, Jawa, dan
Semenanjung Malaya. Kemudian, Malaka merupakan tempat bertemunya para
nelayan dari berbagai negara dan mereka membuat sebuah kota serta

2
mengembangkan bahasa mereka sendiri dengan mengambil kata-kata yang terbaik
dari bahasa di sekitar daerah tersebut. Kota Malaka yang posisinya sangat
menguntungkan (strategis) menjadi bandar utama di kawasan Asia Tenggara. Bahasa
Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling tepat di kawasa timur jauh.
Ejaan resmi bahasa Melayu pertama kali disusun oleh Ch. A. Van Ophuijsen yang
dibantu oleh Mohammad Taib Soetan Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma’moer yang
dimuat dalam kitab Logat Melayu pada tahun 1801.

2.1. Perkembangan dan Kedudukan Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia yang kini kita gunakan sebagai bahasa resmi di negara kita
berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu yang kita gunakan tersebut merupakan
bahasa Melayu tua yang sampai sekarang masih dapat kita selidiki sebagai
peninggalan masa lampau. Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh para ahli,
bahkan menghasilkan penemuan bahwa Bahasa Austronesia itu juga mempunyai
hubungan kekeluargaan dengan Bahasa-bahasa yang dipergunakan di daratan Asia
tenggara.
Ketika bangsa Eropa pertama kali datang ke Indonesia, bahasa Melayu sudah
mempunyai kedudukan yang luar biasa di tengah-tengah bahasabahasa daerah di
Nusantara ini. Pigafetta yang mengikuti perjalanan Magelhaen mengelilingi dunia,
ketika kapalnya berlabuh di Tidore pada tahun 1521 menuliskan kata-kata Melayu.
Itu merupakan bukti yang jelas bahwa bahasa Melayu yang berasal dari bagian barat
Indonesia pada zaman itu pun sudah menyebar sampai ke bagian Indonesia yang
berada jauh di sebelah timur.
Demikian juga menurut Jan Huygen van Lischoten, pelaut Belanda yang 60
tahun kemudian berlayar ke Indonesia, mengatakan bahwa bahasa Melayu bukan saja
sangat harum namanya tetapi juga dianggap bahasa yang terhormat di antara bahasa-
bahasa negeri timur. Hal tersebut dapat dibandingkan dengan orang yang tidak dapat
atau tidak tahu Bahasa Indonesia, seperti orang yang tidak tahu dan tidak dapat
berbahasa Prancis di Negeri Belanda pada zaman itu. Berarti hal tersebut
menunjukkan bahwa bahasa Indonesia sudah demikian terkenal dan terhormat pada
masa itu.
Pada 16 Juni 1927, saat sidang Volksraad (Rapat Dewan Rakyat), Jahja
Datoek Kajo pertama kalinya menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Di
sinilah bahasa Indonesia mulai berkembang. Muhammad Yamin berkata, “Jika

3
mengacu pada masa depan bahasa bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya,
hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan, yaitu bahasa
Jawa dan Melayu. Namun, dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun
akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.”
Pada tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia resmi menjadi Bahasa
persatuan atau bahasa nasional. Nama bahasa Indonesia tersebut sifatnya adalah
politis, karena setujuan dengan nama negara yang diidam-idamkan yaitu Bangsa
Indonesia. Sifat politik ditimbulkan karena keinginan agar bangsa Indonesia
mempunyai semangat juang bersama-sama dalam memperoleh kemerdekaan agar
lebih merasa terikat dalam satu ikatan: Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa.
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia diikrarkan melalui butir-butir
Sumpah pemuda sebagai berikut.
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang
satu, tanah Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Prof. Soedjito menjelaskan secara sederhana alasan mengapa Bahasa Melayu
yang dijadikan landasan lahirnya bahasa Indonesia sebagai berikut:
1. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai lingua franca (Bahasa perhubungan)
selama berabad-abad sebelumnya di seluruh Kawasan tanah air kita (Nusantara).
Hal tersebut tidak terjadi pada bahasa Jawa, Sunda, ataupun bahasa daerah
lainnya.
2. Bahasa Melayu memiliki daerah persebaran yang paling luas dan melampaui
batas-batas wilayah bahasa lain meskipun penutur aslinya tidak sebanyak
penutur asli bahasa Jawa, Sunda, Madura, ataupun bahasa daerah lainnya.
3. Bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa Nusantara lainnya
sehingga tidak dianggap sebagai bahasa asing.
4. Bahasa melayu bersifat sederhana, tidak mengenal tingkat-tingkat Bahasa
sehingga mudah dipelajari. Berbeda dengan bahasa Jawa, Sunda, Madura yang
mengenal tingkat-tingkat bahasa.
5. Bahasa melayu mampu mengatasi perbedaan-perbedaan Bahasa antarpenutur
yang berasal dari berbagai daerah. Dipilihnya Bahasa Melayu menjadi bahasa

4
persatuan tidak menimbulkan perasaan kalah terhadap golongan yang lebih kuat
dan tidak ada persaingan antarbahasa daerah.
Tiga bulan menjelang Sumpah Pemuda, tepatnya 15 Agustus 1926, Soekarno
dalam pidatonya menyatakan bahwa perbedaan bahasa di antara suku bangsa
Indonesia tidak akan menghalangi persatuan, tetapi makin luas bahasa Melayu
(bahasa Indonesia) itu tersebar, makin cepat kemerdekaan Indonesia terwujud.
Pada zaman Belanda ketika Dewan Rakyat dibentuk, yakni pada 18 Mei 1918
bahasa Melayu memperoleh pengakuan sebagai bahasa resmi kedua di samping
bahasa Belanda yang berkedudukan sebagai bahasa resmi pertama di dalam sidang
Dewan rakyat. Sayangnya, anggota bumiputra tidak banyak yang memanfaatkannya.
Masalah bahasa resmi muncul lagi dalam Kongres Bahasa Indonesia pertama
di Solo pada tahun 1938. Pada kongres itu ada dua hal hasil keputusan penting yaitu
bahasa Indonesia menjadi :
a) Bahasa resmi
b) bahasa pengantar dalam badan-badan perwakilan dan perundangundangan.
Demikianlah ”lahir”nya bahasa Indonesia bukan sebagai sesuatu yang tiba-
tiba jatuh dari langit, tetapi melalui perjuangan panjang disertai keinsafan, kebulatan
tekad, dan semangat untuk bersatu. Api perjuangan itu berkobar terus untuk
mencapai Indonesia merdeka yang sebelum itu harus berjuang melawan penjajah.

2.3 Kendudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Kedudukan diartikan sebagai status relatif bahasa sebagai system lambang
nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial bahasa yang bersangkutan.
Sedangkan fungsi adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas
pemakaian bahasa itu dalam kedudukan yang diberikan kepadanya.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional dan sebagai
bahasa negara. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dimiliki sejak
diikrarkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, sedangkan kedudukan
sebagai bahasa negara dimiliki sejak diresmikan Undang-Undang Dasar 1945 (18
Agustus 1945). Dalam UUD 1945, Bab XV, Pasal 36 tercantum ”Bahasa negara
ialah Bahasa Indonesia”.
1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai:

5
a. Lambang kebanggaan nasional
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia mencerminkan
nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebanggaan kita. Melalui bahasa
nasional, bangsa Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang
dijadikannya pegangan hidup. Atas dasar itulah, Bahasa Indonesia kita pelihara
dan kita kembangkan. Begitu pula rasa bangga dalam memakai bahasa
Indonesia wajib kita bina terus. Rasa bangga merupakan wujud sikap positif
terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif itu terungkap jika lebih suka
menggunakan bahasa Indonesia dari pada bahasa atau katakata asing.
b. Lambang identitas nasional
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia dapat
menimbulkan wibawa, harga diri, dan teladan bagi bangsa lain. Hal ini dapat
terjadi jika bangsa Indonesia selalu berusaha membina dan mengembangkan
bahasa Indonesia secara baik sehingga tidak tercampuri oleh unsur-unsur bahasa
asing (terutama bahasa Inggris). Untuk itu kesadaran akan kaidah pemakaian
bahasa Indonesia harus selalu ditingkatkan.
c. Alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berlatar belakang sosial budaya
dan bahasa yang berbeda
Sebagai alat pemersatu, bahasa Indonesia mampu menunjukkan
fungsinya yaitu mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai
suku, agama, budaya, dan bahasa ibunya. hal itu tampak jelas sejak
diikrarkannya Sumpah Pemuda.
d. Alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.
Sebagai alat perhubungan, bahasa Indonesia mampu memperhubungkan
bangsa Indonesia yang berlatar belakang sosial budaya dana bahasa ibu yang
berbeda-beda. Berkat bahasa Indonesia, suku-suku bangsa yang berbeda-beda
bahasa ibu itu dapat berkomunikasi secara akrab dan lancar sehingga
kesalahpahaman antarindividu antarkelompok tidak pernah terjadi. Karena
bahasa Indonesia pula kita dapat menjelajah ke seluruh pelosok tanah air tanpa
hambatan.
2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Selain kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa negara, sesuai dengan ketentuan yang tertera di

6
dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36. Di dalam kedudukan
sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
a. Bahasa resmi negara
Sebagai bahasa negara adalah pemakaiannya sebagai bahasa resmi
kenegaraan. Di dalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai di
dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik secara lisan
maupun dalam bentuk tulisan.
b. Bahasa pengantar di dalam dunia Pendidikan
Sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga Pendidikan mulai dari
taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia
kecuali di daerah-daerah bahasa seperti daerah bahasa Aceh, Batak, Sunda,
Jawa, Madura, Bali, dan Makasar. Di daerah-daerah Bahasa ini bahasa daerah
yang bersangkutan dipakai sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun
ketiga pendidikan dasar.
c. Alat perhubungan dalam tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah.
Sebagai alat perhubungan tingkat nasional, bahasa Indonesia dipakai
sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas,
alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, dan juga sebagai alat perhubungan
dalam masyarakat yang latar belakang sosial budaya dan Bahasa yang sama.
Dewasa ini orang sudah banyak menggunakan bahasa Indonesia apapun
masalah yang dibicarakan, apakah itu masalah yang bersifat nasional maupun
kedaerahan.
d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Sebagai alat pengembang kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan
teknologi, bahasa Indonesia adalah satu-satunya bahasa yang digunakan untuk
membina dan mengembangkan kebudayaan nasional yang memiliki ciri-ciri dan
identitas sendiri. Di samping itu, bahasa Indonesia juga dipekai untuk
memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi modern baik melalui penulisan
buku-buku teks, penerjemahan, penyajian pelajaran di lembagalembaga
pendidikan umum maupun melalui sarana-sarana lain di luar lembaga
pendidikan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa terpenting di kawasan republik kita ini. Penting tidaknya

7
suatu bahasa didasari oleh tiga faktor, yaitu (1) jumlah penuturnya, (2) luas
penyebarannya, dan (3) peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan
budaya yang bernilai tinggi.

BAB III
KESIMPULAN
Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Melayu yang telah berada di Indonesia
sejak tahun 680 membuat Indonesia menjadi lebih kokoh. Dengan berkembangnya zaman
dan proses akulturasi, bahasa Indonesia tetap menjaga keutuhannya. Diawali dengan
Bahasa pemersatu yang menyatukan setiap suku. Kemudian menjadi bahasa negara yang
berpuluh tahun berlangsung dan kini, di era moderen, bahasa Indonesia mulai dikenal di
belahan bumi lain. Dengan identitas yang berbeda, warga asing mulai mengucapkan
bahasa Indoenesia. Bahasa Indonesia menyatukan, menjadi identitas, dan menjadi
kebanggan Indonesia. Bahasa Indonesia diharapkan terus merekatkan setiap suku bangsa.

8
Daftar Pustaka
Pramuki Dra. B. Esti,M.Pd, Modul Sejarah Perkembangan Indonesia
Putrayasa I Gusti Ngurah Ketut, Sejarah Bahasa Indonesia, Denpasar, 2018

Anda mungkin juga menyukai